• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Dalam dokumen arna annual report 2011 (Halaman 110-118)

and for the years ended December 31, 2011 and

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

j. Biaya pinjaman

Biaya pinjaman dibebankan pada saat terjadinya. Biaya pinjaman dikapitalisasi apabila dapat secara langsung dikaitkan dengan perolehan, pembangunan atau produksi dari aset tertentu (qualifying

assets). Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai

ketika aktivitas untuk mempersiapkan pembangunan aset untuk dipergunakan atau dijual sesuai tujuannya sedang berlangsung dan pengeluaran serta biaya pinjaman sedang terjadi. Biaya pinjaman dikapitalisasi sampai dengan aset tersebut siap digunakan sesuai tujuannya. Apabila nilai tercatat dari aset tersebut melebihi jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan, maka rugi penurunan nilai diakui.

j. Borrowing costs

Borrowing costs are generally expensed as incurred. Borrowing costs are capitalized if they are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset. Capitalization of borrowing costs commences when the activities to prepare the asset for its intended use or sale are in progress and the expenditures and borrowing costs are being incurred. Borrowing costs are capitalized until the assets are ready for their intended use. If the resulting carrying amount of the asset exceeds its recoverable amount, an impairment loss is recognized.

k. Biaya emisi efek ekuitas

Sesuai dengan Peraturan No. VIII.G.7 Lampiran Surat Keputusan BAPEPAM-LK No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, biaya-biaya emisi efek yang terjadi sehubungan dengan penerbitan efek ekuitas dan hak memesan efek terlebih dahulu dikurangkan langsung dari tambahan modal disetor yang diperoleh dari penawaran efek tersebut.

k. Stock issuance costs

In accordance with Rule No. VIII.G.7

of BAPEPAM-LK decision letter No. Kep-06/ PM/2000 dated March 13, 2000, concerning “Guidelines in the Presentation of Financial Statements”, expenses incurred in connection with the public offerings of shares and rights issue are deducted from the additional paid-in capital derived from such offerings.

l. Pengakuan pendapatan dan beban

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan konsolidasian.

l. Revenue and expense recognition

Effective January 1, 2011, the Group adopted PSAK 23 (Revised 2010), “Revenue”. This revised PSAK identifies the circumstances in which the criteria on revenue recognition will be

met and, therefore, revenue may be

recognized, and prescribes the accounting treatment of revenue arising from certain types of transactions and events, and also provides practical guidance on the application of the criteria on revenue recognition. The adoption of this revised PSAK has no significant impact on the consolidated financial statements.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”).

Beban diakui pada saat terjadinya.

Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic benefits will flow to the Group and the revenue can be reliably measured. Revenue is measured at the fair value of the consideration received, excluding discounts, rebates and Value Added Taxes (“VAT”).

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT ARWANA CITRAMULIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 dan untuk

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT ARWANA CITRAMULIA Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009 and for the years ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

m. Imbalan kerja karyawan

Grup mencatat kewajiban imbalan kerja yang tidak didanakan berdasarkan Undang- undang Tenaga Kerja No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13”).

m. Employee benefits

The Group recognizes its unfunded employee benefits liability in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 (the “Law”).

Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2004), mengenai “Imbalan Kerja”, biaya imbalan kerja ditentukan berdasarkan UU No. 13 dengan menggunakan metode projected-

unit-credit. Keuntungan atau kerugian

aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing program pada akhir periode pelaporan tahun sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian yang melebihi ambang batas 10% ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Lebih lanjut, biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program yang ada diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.

Under PSAK 24 (Revised 2004) on “Employee Benefits”, the cost of providing employee benefits under the Law is determined using the projected-unit-credit method. Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses for each individual plan at the end of the previous reporting year exceed 10% of the defined benefit obligation at that date. These gains or losses in excess of the 10% threshold are amortized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Further, past service costs arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefits payable of an existing plan are required to be amortized over the period until the benefits concerned become vested.

n. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs terakhir untuk tahun bersangkutan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

n. Foreign currency transactions and balances

Transactions involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At statement of financial position date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to rupiah based on the rates of exchange last quoted by Bank Indonesia at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to operations of the current year.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:

As of December 31, 2011 and 2010, the rates of exchange used were as follows:

2011 2010

1 Euro Eropa (Euro) 11.739 11.956 1 European euro (Euro)

1 Dolar Amerika Serikat (US$) 9.068 8.991 1 United States dollar (US$)

1 Dolar Singapura (SIN$) 6.974 6.981 1 Singapore dollar (SIN$) 100 Yen Jepang (JP¥) 117 110 100 Japanese yen (JP¥)

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT ARWANA CITRAMULIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 dan untuk

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT ARWANA CITRAMULIA Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009 and for the years ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

o. Pajak penghasilan badan

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

o. Corporate income tax

Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefits, such as the carry-forward of any unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi- transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at statement of financial position date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates are charged or credited to current year operations, except to the extent that they relate to items previously charged or credited to stockholders’ equity.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima, atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

An amendment to a tax obligation is recorded when an assessment is received or, if appealed, when the result of the appeal is determined.

p. Laba bersih per saham

Sesuai dengan PSAK 56 mengenai “Laba per Saham”, laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dengan jumlah rata- rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.

p. Earnings per share

In accordance with PSAK 56 on “Earnings per Share”, basic earnings per share is calculated by dividing the profit for the year attributable to owners of the Parent Entity by the weighted average number of issued and fully paid shares outstanding during the year.

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT ARWANA CITRAMULIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 dan untuk

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT ARWANA CITRAMULIA Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009 and for the years ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)

25

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

q. Restrukturisasi entitas sepengendali

Berdasarkan PSAK 38 (Revisi 2004) mengenai “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, tidak terdapat laba atau rugi yang diakui pada saat terjadi pengalihan aset, liabilitas, saham dan instrumen pemilikan lainnya di antara entitas sepengendali.

q. Restructuring transactions of entities under common control

In accordance with PSAK 38 (Revised 2004) on “Accounting for Restructuring Transactions of Entities under Common Control”, no gain or loss is recognized in the transfer of assets,

liabilities, shares or other ownership

instruments among companies under common control.

Oleh karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, liabilitas, saham atau instrumen pemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun liabilitas yang pemilikannya dialihkan dicatat sesuai dengan nilai buku berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara nilai pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan restrukturisasi entitas sepengendali dicatat sebagai akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, dan disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Saldo akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dapat berubah pada saat hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi; atau pelepasan saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak ketiga. Perubahan saldo tersebut diakui sebagai laba atau rugi yang direalisasi pada tahun berjalan.

Since a restructuring transaction between entities under common control does not result in a change of the economic substance of the ownership of assets, shares, liabilities or other instruments of ownership which are exchanged, assets or liabilities transferred must be recorded at book values under a business combination using the pooling-of-interests method. The difference between the transfer price and book

value for each restructuring transaction

between the Company and another company under common control is presented as

“Difference Arising from Restructuring

Transactions of Entities under Common Control” in the consolidated statements of financial position.

The balance of the account “Difference Arising from Restructuring Transactions of Entities under Common Control” can change if the “loss of common control” substance among entities who have been involved in the transactions occur; or shares or other ownership instruments which previously resulted in the difference are disposed to another party not under common control. The change in the difference in the restructuring transactions among entities under common control is recognized as a realized gain or loss in the current year.

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT ARWANA CITRAMULIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 dan untuk

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT ARWANA CITRAMULIA Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009 and for the years ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

r. Pelaporan segmen

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan atas aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Segmen adalah bagian khusus Grup yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

r. Segment reporting

Effective January 1, 2011, the Group applied PSAK 5 (Revised 2009), “Operating Segments”. The revised PSAK requires disclosures that will enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates. The adoption of this revised PSAK has no significant impact on the consolidated financial

statements.

A segment is a distinguishable component of the Group that is engaged in providing certain products (business segment), which component is subject to risks and rewards that are different from those of other segments.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai dengan segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo antar grup dan transaksi antar grup dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

Segment revenue, expenses, results, assets and liabilities include items directly attributable to a segment as well as those that can be allocated on a reasonable basis to that segment. They are determined before intra- group balances and intra-group transactions are eliminated.

s. Instrumen keuangan

Grup telah menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), mengenai “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006) mengenai “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK 50 mengenai “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK 55 (Revisi 1999) mengenai “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” yang efektif pada 1 Januari 2010. PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) diterapkan secara prospektif.

s. Financial instruments

The Group has applied PSAK 50 (Revised 2006) on “Financial Instruments: Presentation and Disclosures”, and PSAK 55 (Revised 2006) on “Financial Instrument: Recognition and Measurement”, which superseded PSAK 50 on

“Accounting for Certain Investment in

Securities”, and PSAK 55 (Revised 1999) on “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities”, which are effective starting on January 1, 2010. PSAK 50 (Revised 2006) and PSAK 55 (Revised 2006) were applied prospectively.

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT ARWANA CITRAMULIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 dan untuk

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT ARWANA CITRAMULIA Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009 and for the years ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)

27

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Instrumen keuangan (lanjutan) s. Financial instruments (continued)

PSAK 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan liabilitas keuangan harus saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut.

PSAK 50 (Revised 2006) contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that

should be disclosed. The presentation

requirements apply to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial

liabilities and equity instruments; the

classification of related interest, dividends, losses and gains; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities must be offset. This PSAK requires the disclosure of, among others, information about factors that affect the amount, timing and certainty of an entity’s future cash flows relating to financial instruments and the

accounting policies applied to those

instruments.

PSAK 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip- prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. PSAK ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

PSAK 55 (Revised 2006) established the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities, and some contracts to buy or sell non-financial items. This PSAK provides the definitions and characteristics of a derivative, the categories of

financial instruments, recognition and

measurement, hedge accounting and

determination of hedging relationships, among others.

i. Aset keuangan i. Financial assets

Pengakuan awal Initial recognition

Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Grup menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir periode keuangan.

Financial assets within the scope of PSAK 55 (Revised 2006) are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to- maturity investments and available-for-sale financial assets. The Group determines the classification of its financial assets at initial recognition and, where allowed and appropriate, re-evaluates this designation at each financial year end.

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT ARWANA CITRAMULIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 dan untuk

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT ARWANA CITRAMULIA Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009 and for the years ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Instrumen keuangan (lanjutan) s. Financial instruments (continued)

i. Aset keuangan (lanjutan) i. Financial assets (continued)

Pengakuan awal (lanjutan) Initial recognition (continued)

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Financial assets are recognized initially at fair value plus, in the case of investments not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal Grup berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.

Purchases or sales of financial assets that require delivery of assets within a time

Dalam dokumen arna annual report 2011 (Halaman 110-118)