• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKU Ke-5 : Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga)

Dalam dokumen SAMBUTAN. Ir. D. Tino Tandayu, M.Erg NIP (Halaman 71-0)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara

A.1. Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Program/Kegiatan

A.1.5. IKU Ke-5 : Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga)

Pembangunan keluarga merupakan isu lintas sektor (cross cutting issue) artinya pembangunan keluarga menjadi tanggung jawab lintas sektor kementerian/lembaga pemerintah di Indonesia.

BKKBN sebagai institusi yang diberikan mandat untuk menjalankan program Pembanguna Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) menerjemahkan kebijakan pembangunan keluarga dengan cara membentuk berbagai kelompok kegiatan (POKTAN) yang langsung menyentuh keluarga Indonesia yang terdiri dari: Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Capaian keberhasilan Program Pembangunan Keluarga diukur menggunakan Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga).

IBangga menjelaskan kualitas keluarga yang ditunjukkan melalui ketenteraman, kemandirian, dan kebahagiaan keluarga. IBangga memberikan gambaran peran dan fungsi keluarga di Indonesia untuk mewujudkan kualitas keluarga. Dengan adanya iBangga maka suatu wilayah dapat diketahui keberhasilan terkait program pembangunan keluarga di wilayahnya.

64 Grafik 3.9. Capaian iBangga di Provinsi Sulawesi Utara dibandingkan dengan target Provinsi

tahun 2021, target Nasional dan target tahun 2024

Tabel 3.3.Tabel Capaian iBangga

Indikator Kinerja Capaian

Tahun 2020 Tahun 2021

iBangga 57.11 56.5

Berdasarkan grafik 3.9. diatas, diketahui bahwa capaian yang didapat Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara untuk iBangga tahun 2021 adalah 98,74% dengan realisasi sebesar 56,5 dari target capaian sebesar 57,22. Jika dibandingkan dengan target nasional, capaian iBangga Provinsi Sulawesi Utara mencapai 102,73% sedangkan jika dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2024 capaian kinerja iBangga Provinsi Sulawesi Utara adalah 89,03%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sasaran iBangga tahun 2021 Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara belum tercapai dan masih dalam interpretasi iBangga berkembang. Jika dilihat pada tabel capaian iBangga disimpulkan bahwa capaian iBangga tahun 2021 sebesar 98,93% dari capaian realisasi iBangga tahun sebelumnya.

Aspek manfaat dari tercapainya indikator kinerja iBangga merupakan salah satu kunci dari keberhasilan Pembangunan Keluarga Indonesia yang berkontribusi dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang unggul dan memiliki daya saing tinggi. Tujuan pembangunan keluarga antara lain meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.

63,46

55 57,22 56,5

Target Tahun 2024 Target Nasional Target Provinsi Realisasi Tahun 2021

65 A.1.6. IKU Ke-6 : Median Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP) umur 25-49 tahun Di Indonesia, perkawinan memiliki hubungan yang kuat dengan fertilitas karena pada umunya perempuan melahirkan setelah ada dalam ikatan perkawinan. Dapat dikatakan bahwa perkawinan merupakan awal seseorang berisiko hamil, dengan demikian usia kawinan pertama dapat digunakan sebagai indikator awal seseorang berisiko hamil. Mengetahui median usia kawin pertama sangat penting dalam mempelajari perubahan pola fertilitas di Indonesia.

Perempuan yang kawin pertama pada usia muda mempunyai resiko terhadap kehamilan yang lebih lama daripada perempuan yang usia kawin pertamanya lebih tua. Melahirkan pada masa remaja disertai kondisinya, merupakan faktor dasar yang menentukan kualitas hidup dan peranan perempuan di masyarakat.

Grafik 3.10. Capaian MUKP di Provinsi Sulawesi Utara dibandingkan dengan target Provinsi tahun 2021, target Nasional dan target tahun 2024

Grafik 3.11. Perkembangan MUKP 25-49 tahun

Berdasarkan grafik 3.10. diatas, diketahui bahwa capaian yang didapat Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara untuk MUKP adalah 97,27% dengan realisasi sebesar 21,4 dari target capaian 22. Jika dibandingkan dengan target nasional, capaian MUKP Provinsi Sulawesi Utara mencapai 97,27% sedangkan jika dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2024

22,1 22 22

21,4

Target Tahun 2024 Target Nasional Target Provinsi Realisasi Tahun 2021

21,1

20,5

21,4

2018 2020 2021

66 capaian kinerja Provinsi Sulawesi Utara adalah 96,83%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sasaran MUKP Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara belum tercapai. Jika dilihat dari tren tahun sebelumnya terjadi peningkatan angka MUKP dengan capaian 104,39%.

Beberapa hal yang mempengaruhi tidak tercapainya MUKP di Provinsi Sulawesi Utara adalah:

1. Masih Kurangnya advokasi terhadap pemangku kebijakan, terkait pentingnya meningkatkan media usia kawin pertama pada perempuan;

2. Kemitraan dengan berbagai lintas settor sejauh ini sudah dilaksanakan namun ternyata harus lebih membuka pandangan bahwa bukan hanya untuk membangun kemitraan, namun bagaimana melakukan kolaborasi kegiatan secara bersama;

3. Masih Kurangnya Komunikasi informasi dan edukasi yang merupakan elemen penting dalam rangka merubah dan membangun pola pikir dan menyamakan persepsi;

4. Kurangnya pembinaan, monitoring dan evaluasi sehingga bisa menjadi referensi secara bersama dalam rangka mengeluarkan rekomendasi maupun kebijakan;

5. Terbatasnya tenaga Lapangan, sehingga tidak maksimalnya sosialisasi dan edukasi yang dilakukan.

Beberapa upaya yang telah dilakukan Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara untuk meningkatkan Median Usia Kawin Pertama di Sulawesi Utara adalah :

1. Penyuluhan oleh PLKB dan Kader di Kelompok Kegiatan BKR dengan berbagai substansi materi yang terus dikembangkan;

2. Memberdayakan Pendidik sebaya dan konselor sebaya yang ada di semua PIK-R, terkait bagaimana meningkatkam usia kawin pertama. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), kesehatan reproduksi remaja, dan informasi lainnya yang wajib diberikan kepada remaja baik remaja perempuan dan laki-laki;

3. Wadah Bina Keluarga Remaja menjadi salah satu kelompok kegiatan yang diharapkan mampu memaksimalkan peran dari orang tua yang memiliki anak remaja, terkait bagaimana meningkatkan SDM dengan menunda perkawinan, dan melaksanakan Perencanaan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR);

4. Memaksimalkan Forum Genre Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota, melalui sosialisasi dan edukasi kepada sasaran.

Aspek manfaat peningkatan MUKP adalah remaja dapat secara optimal dalam mengembangkan dirinya menjadi remaja yang sehat, unggul, inovatif, dan produktif.

Peningkatan karakter dan kompetensi remaja tersebut adalah modal kualitas SDM Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan. Sedangkan kualitas SDM yang rendah akan menjadikan remaja menjadi beban negara.

67 A.1.7. IKU Ke-7 : Jumlah Karya tulis ilmiah (KTI) hasil penelitian program Bangga Kencana yang diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional

Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan melalui pengembangan kerjasama dengan mitra perguruan tinggi sehingga dapat memaksimalkan seluruh kegiatan walaupun dengan anggaran yang terbatas. Capaian jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) hasil penelitian Program Bangga Kencana yang diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4. Capaian Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) Hasil Penelitian Program Bangga Kencana yang diterbitkan di Jurnal Ilmiah Terakreditasi Nasional

Indikator Kinerja Target Tahun 2021

Capaian Tahun

2021

% Capaian Status Capaian Jumlah Karya Tulis

Ilmiah (KTI) Hasil Penelitian Program Bangga Kencana yang diterbitkan di Jurnal Ilmiah Terakreditasi Nasional

1 1 100%

Dari tabel di atas, diketahui bahwa pada tahun 2021 Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara sudah menerbitkan 1 karya tulis ilmiah dalam jurnal ilmiah terakreditasi nasional dengan judul “Public awareness on Prevention Behavior of Coronavirus Disease-19 at North Sulawesi Indonesia” Beberapa upaya yang dilakukan untuk tercapainya indikator kinerja ini adalah sebagai berikut :

1. Kerjasama kemitraan dengan perguruan tinggi dalam pelaksanaan penyusunan karya tulis ilmiah.

2. Penguatan dukungan secara substantif dan akademik dari mitra kerja dalam upaya meningkatkan hasil-hasil penelitian dan pengembangan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.

Adapun hambatan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja ini adalah :

1. Belum tersedianya fasilitas berlangganan internasional sebagai referensi untuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang terindeks Scopus.

2. Kondisi pandemi menyebabkan proses pengumpulan data di lapangan menjadi terhambat dan tidak dapat dilakukan secara langsung sehingga diubah menjadi penelitian sekunder.

68 Penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini terbagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu internal dan eksternal. Penerima manfaat internal terdiri dari seluruh komponen di Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara yang menggunakan data dan informasi hasil penelitian dan perkembangan Program Bangga Kencana dalam merencanakan, menyusun dan mengevaluasi kebijakan, strategi, program dan kegiatan. Sedangkan penerima manfaat eksternal, terdiri dari berbagai unsur baik dari jajaran pemerintahan dan non pemerintahan, meliputi kelompok ataupun perseorangan seperti organisasi profesi, universitas, Lembaga Swadaya dan Organisasi Masyarakat (LSOM), mahasiswa dalam dan luar negeri.

A.2. Capaian Kinerja Output Proyek Prioritas Nasional

A.2.1. Jumlah Keluarga dengan Baduta yang mendapatkan Fasilitasi dan Pembinaan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

1000 hari Pertama Kehidupan adalah periode percepatan tumbuh kembang yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui cara memaksimalkan 1000 hari pertama kehidupan pada anak sehingga perkembangan anak optimal. 1000 hari pertama kehidupan juga disebut sebagai window of opportunity karena selama 1000 hari ini dipercaya bahwa anak sedang berada dalam masa emas pertumbuhannya. Periode Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan dihitung mulai dari hari pertama konsepsi (ibu menjadi hamil) lalu terbentuk embrio hingga anak berusia 2 tahun.

Dalam perhitungan matematis adalah dimulai sejak dari fase kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari).

Tabel 3.5. Capaian Jumlah Keluarga dengan Baduta yang mendapatkan Fasilitasi dan Pembinaan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

PRO PN TARGET 2021

REALISASI 2021

CAPAIAN 2021 (%)

STATUS CAPAIAN Jumlah Keluarga

dengan Baduta yang

mendapatkan Fasilitasi dan Pembinaan 1000 HPK

19.973 19.973 100

69 Grafik 3.12. Perkembangan Jumlah Keluarga dengan Baduta yang mendapat Fasilitasi dan

Pembinaan 1000 HPK di Provinsi Sulawesi Utara :

Berdasarkan tabel 3.5. di atas diketahui bahwa capaian jumlah keluarga dengan Baduta yang medapat fasilitas dan pembinaan 1000 HPK adalah 100% yaitu 19.973 keluarga artinya capaian kinerja tahun 2021 sudah tercapai dengan kategori status capaian sangat baik. Jika dilihat tren data capaian dalam tiga tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah keluarga yang memiliki baduta terpapar 1000 HPK, hal ini terkait target tiap tahun yang meningkat yaitu pada pada tahun 2019 lokus stunting pada 10.492 keluarga dengan rincian 2.609 keluarga di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan 7.883 keluarga di Kabupaten Bolaang Mongondow, sedangkan pada tahun 2020 dan 2021 lokus stunting ada di 4 (empat) kabupaten kota yaitu 2.609 keluarga di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, 7.883 keluarga di Kabupaten Bolaang Mongondow, 2.381 keluarga di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan 7.100 keluarga di Kabupaten Minahasa Utara.

Beberapa upaya yang sudah dilakukan dan mempengaruhi capaian kinerja ini adalah sebagai berikut :

1. Advokasi kepada Pemangku Kebijakan Daerah tentang Promosi dan KIE HPK yang dilaksanakan pada 4 (empat) lokus stunting yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Minahasa Utara.

2. Monitoring dan Evaluasi Pro-PN di 4 (empat) Kabupaten yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (lokus stunting 2018), Kabupaten Bolaang Mongondow (lokus stunting 2019) dan Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Minahasa Utara (Lokus stunting 2020) melalui pertemuan dan melakukan sosialisasi tentang Pengasuhan 1000 HPK dengan kepala Desa, kader BKB dan keluarga yang memiliki ibu hamil, anak Baduta dan Balita

10492

19973 19973

2019 2020 2021

70 3. Penyampaian konten infografis tentang pengasuhan 1000 HPK untuk pencegahan stunting

melalui media sosial Instagram

4. Melakukan evaluasi dan pembinaan bagi pelaksana Program Pro-PN Kab/Kota terkait capaian target, masalah/kendala serta solusi dan rencana tindak lanjut pencapaian target program melalui virtual meeting dengan OPD-KB Kabupaten/Kota.

Aspek manfaat dari tercapainya keluarga dengan baduta yang mendapat fasilitas dan pembinaan 1000 HPK adalah peningkatan kesehatan anak berupa pencegahan terjadinya stunting yang berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas SDM di masa yang akan datang. Untuk capaian kinerja kelurga yang memiliki baduta terpapar 1000 HPK tersebut, Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara berhasil mengoptimalkan dan menggunakan sumber daya yang ada melibatkan hampir semua ASN yang ada di Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara dan mitra kerja lintas sektor serta penggunaan anggaran yang efisien dengan menyebarkan informasi 1000 HPK melalui konten infografis di media sosial yang bisa menjangkau masyarakat luas.

A.2.2. Jumlah PIK Remaja dan BKR yang mendapat fasilitasi dan pembinaan Edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja Putri sebagai Calon Ibu

Salah satu tujuan program Keluarga Berencana adalah pembangunan keluarga Indonesia yang berkualitas dengan individu pembentuknya yang berkualitas pula. Dalam mewujudkan keluarga berkualitas dilakukan upaya pengembangan kualitas individu pada seluruh dimensinya, sehingga penduduk menjadi sumber daya manusia yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional. Salah satu tingkatan keluarga yang rentan terhadap permasalahan adalah remaja. Pembinaan terhadap remaja dilakukan melalui program generasi berencana. Program ini dilaksanakan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan kepada keluarga yang memiliki remaja, melalui kelompok Bina Keluarga Remaja dan kelompok PIK Remaja. Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja terutama bagi remaja putri sebagai calon ibu dalam rangka pendewasaan usia perkawinan dan penyiapan kehidupan berkeluarga tahun 2021 difokuskan pada penguatan peran PIK R dan BKR dalam melakukan edukasi terkait edukasi kesehatan reproduksi dan gizi.

71 Tabel 3.6. Capaian Jumlah PIK Remaja dan BKR yang mendapat fasilitasi dan pembinaan

Edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja Putri sebagai Calon Ibu

PRO PN TARGET

2021

REALISASI 2021

CAPAIAN 2021 (%)

STATUS CAPAIAN Jumlah PIK Remaja

dan BKR yang mendapat fasilitasi dan pembinaan Edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja Putri sebagai Calon Ibu

662 662 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa capaian Jumlah PIK R dan BKR yang mendapat fasilitasi dan pembinaan edukasi kespro dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu adalah 100% artinya target kinerjanya sudah tercapai dengan status capaian sangat baik. Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target indikator kinerja ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan peran serta PIK-R dan BKR di masing-masing wilayah melalui pelaksanaan kegiatan setiap bulannya oleh kader maupun tenaga lapangan KB yang ada;

2. Membangun komitmen dengan mitra kerja terkait seperti Forum Genre Indonesia Provinsi maupun kabupaten/kota, dan memaksimalkan peran bunda genre meskipun belum semua kabupaten/kota memiliki bunda genre;

3. Memaksimalkan advokasi dan KIE dan menyasar setiap sasaran dengan berbagai strategi seperti pemanfaatan media baik cetak maupun media sosial;

4. Setiap bulan melaksanakan pembinaan, edukasi, monitoring dan evaluasi dalam rangka meningkatkan peran dan komitmen dari pengelola PIK-R dan BKR.

Aspek manfaat dari tercapainya Jumlah PIK R dan BKR yang mendapat fasilitasi dan pembinaan edukasi kespro dan gizi bagi remaja putri adalah meningkatnya pengetahuan remaja putri tentang kespro dan gizi sehingga dapat mempersiapkan diri sebagai calon ibu nantinya.

Selain itu manfaat yang bisa terjadi adalah meningkatnya angka usia sekolah, kesejahteraan keluarga, rendahnya Angka Kematian Ibu dan Bayi yang berdampak langsung terhadap kesehataan dan kesejahteraan keluarga. Untuk capaian kinerja tersebut, Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara berhasil mengoptimalkan dan menggunakan anggaran dengan efisien serta menyesuaikan dengan keadaan pandemi covid-19 yang sedang berlangsung.

72 A.2.3. Jumlah Kelompok BKL yang mendapat fasilitasi dan pembinaan Pelayanan Ramah Lansia

Seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi, sosial dan kesehatan masyarakat memberikan dampak pada penurunan angka kelahiran serta peningkatan usia harapan hidup.Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah dan proporsi lanjut usia (Lansia). Data Tahun 2020 menunjukan bahwa persentase lanjut usia mencapai 9.92% atau 26.82 juta orang (BPS, 2020).

Hal ini memberikan gambaran perlunya peningkatan kualitas hidup lanjut usia, agar tetap sehat, produktif dan bermartabat. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas hidup lanjut usia tidak hanya pada bidang kependudukan tetapi semua aspek kehidupan lainnya seperti sosial, ekonomi, ketenagakerjaan dan kesehatan. Pemerintah juga berupaya mengatasi berbagai permasalahan terkait lanjut usia melalui perumusan berbagai kebijakan, program dan kegiatan.

Salah satu proyek BKKBN untuk mendukung Prioritas Nasional “Meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing” melalui Proyek Prioritas “Penguatan Pelaksanaan Perlindungan sosial” dan kegiatan Prioritas “Kesejahteraan sosial” adalah Penguatan Pelayanan Ramah Lansia melalui Tujuh Dimensi Lansia Tangguh dan Pendampingan Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia dengan output yang diharapkan adalah pembentukan dan penggarapan Kelompok Bina Keluarga Lansia secara berkelanjutan. Adapun tujuan dari program ini adalah melakukan penguatan pelayanan ramah lansia secara komprehensif, holistic dan terintegrasi melalui 7 (tujuh) dimensi lansia tangguh dan pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia di kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL).

Tabel 3.7. Capaian Jumlah Kelompok BKL yang mendapat fasilitasi dan pembinaan Pelayanan Ramah Lansia

PRO PN TARGET 2021

REALISASI 2021

CAPAIAN 2021 (%)

STATUS CAPAIAN Jumlah

Kelompok BKL yang mendapat fasilitasi dan pembinaan Pelayanan Ramah Lansia

129 129 100

73 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa indikator kinerja Jumlah Kelompok BKL yang mendapat fasilitasi dan pembinaan Pelayanan Ramah Lansia tahun 2021 sudah tercapai yaitu 100% dengan status capaian sangat baik. Beberapa Upaya yang dilakukan dalam rangka pencapaian target adalah :

1. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan OPD-KB Kabupaten/Kota dan Petugas Lapangan dalam penentuan target kelompok Pro-PN. Selalu diingatkan kepada PLKB untuk menginput setiap kegiatan yang dilakukan dan harus disertai dengan dokumentasi;

2. Menyalurkan materi – materi yang ada seperti media buku 7 Dimensi Lansia Tangguh, buku Pendampingan Perawatan Jangka Panjang, dan Video Pendampingan Perawatan Jangka Panjang ke Kabupaten/Kota dan peserta yang ikut dalam kegiatan pertemuan;

3. Melakukan evaluasi capaian target Pro – PN Lansia melalui review tengah tahun dan melaksanakan Virtual Meeting dengan Kepala Bidang KSPK Kabupaten/Kota dan PLKB.

Aspek manfaat dari tercapainya indikator kinerja ini adalah peningkatan kualitas hidup lansia yang mempengaruhi penurunan angka ketergantungan lansia kepada usia muda. Kualitas hidup yang baik bagi lansia akan mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan lansia maupun keluarga yang memiliki lansia. Adapun dari segi penganggaran, BKKBN Provinsi dapat mengoptimalkan penggunaan anggaran yang ada untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

A.2.4. Jumlah Kampung KB percontohan yang mendapat fasilitasi dan pembinaan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Fasilitasi dan pembinaan pemberdayaan ekonomi keluarga di kampong KB percontohan sangat penting dilakukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat, semangat, keterampilan serta kinerja keluarga dalam bidang usaha ekonomi produktif.

Tabel 3.8. Capaian Jumlah Kampung KB percontohan yang mendapat fasilitasi dan pembinaan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

PRO PN TARGET

2021

REALISASI 2021

CAPAIAN 2021 (%)

STATUS CAPAIAN Jumlah Kampung KB

percontohan yang mendapat fasilitasi dan pembinaan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

15 15 100

74 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa indikator kinerja jumlah kampung KB percontohan yang mendapat fasilitasi dan pembinaan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga tahun 2021 sudah tercapai yaitu 100% dengan status capaian sangat baik. Beberapa Upaya yang dilakukan dalam rangka pencapaian target adalah :

1. Menyalurkan materi dan media KIE berupa buku rahasia menjadi anggota keluarga UPPKS sukses, buku mengenal uang dan belajar menabung, buku rahasia menjaga ketahanan ekonomi keluarga, buku rahasia kemandirian ekonomi untuk remaja dan buku lima rahasia menjadi anggota kelompok UPPKA sukses.

2. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan OPD-KB Kabupaten/Kota dan Petugas Lapangan dalam pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan pemberdayaan keluarga di kampung KB.

Aspek manfaat dari tercapainya indikator kinerja ini adalah tercapainya kemandirian ketahanan dan kemandirian keluarga, memacu peran aktif masyarakat dalam ekonomi produktif, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam masyarakat.

A.2.5. Jumlah Rumah data kependudukan paripurna di kampung KB percontohan yang mendapat fasilitasi pembinaan

Rumah Data Kependudukan dan Informasi Keluarga sangat penting didirikan di kampung-kampung KB, karena tujuan pembentukan Rumah Data Kependudukan dan Informasi Keluarga adalah untuk menyediakan data dan analisis kependudukan Kampung Keluarga Berkualitas dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan sinergitas pelaksanaan program Bangga Kencana dengan program pembangunan sektor lainnya. Untuk itu perlu adanya peningkatan kapasitas dan kapabilitas pengelolaan Rumah Data Kependudukan yang ada di setiap Kampung KB Percontohan.

Tabel 3.9. Capaian Jumlah Rumah data kependudukan paripurna di kampung KB percontohan yang mendapat fasilitasi pembinaan

PRO PN TARGET

2021

REALISASI 2021

CAPAIAN 2021 (%)

STATUS CAPAIAN Jumlah Rumah data

kependudukan

paripurna di kampung KB percontohan yang mendapat fasilitasi pembinaan

16 16 100

75 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa indikator kinerja Jumlah Rumah data kependudukan paripurna di kampung KB percontohan yang mendapat fasilitasi pembinaan tahun 2021 sudah tercapai yaitu 100% dengan status capaian sangat baik. Beberapa Upaya yang dilakukan dalam rangka pencapaian target adalah :

1. Advokasi kepada OPD- KB, Pemerintah, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dan masyarakat yang ada diKampung KB. Hal penting yang disampaikan adalah bahwa keberadaan Rumah Data Kependudukan tersebut sangat membantu Pemerintah dan masyarakat terkait penyediaan data dan informasi yang ada di desa. Dimana apabila ada pihak Pemerintah maupun swasta yang membutuhkan informasi tentang keberadaan masyarakat dan wilayah setempat dapat langsung terfasiltasi di Rumah DataKu karena sudah disiapkan melalui melalui display papan data maupun buku atau sarana penunjang lainnya.

2. Monitoring dan Evaluasi di melalui Kabupaten dan Kota terkait aktivitas dan pengelolaan di rumah dataku baik tentang pemutakhiran, analisis dan pengumpulan data dan informasi 3. Memberikan bimbingan dan pendampingan bagi para pengelola rumah data kependudukan

yang ada di kampung KB

Aspek manfaat indikator kinerja Jumlah Rumah data kependudukan paripurna di kampung KB percontohan yang mendapat fasilitasi pembinaan yaitu dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan Rumah Data Kependudukan dan Informasi Keluarga akan meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya data dan informasi dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku. Hal tersebut juga adalah upaya untuk mengarahkan agar pembangunan fokus pada penduduk, yakni dengan melihat kondisi dan potensi kepedudukan serta menjadikan penduduk sebagai dasar dalam pengambil keputusan. #

A.2.6. Jumlah Faskes yang Mendapat Pemenuhan Ketersediaan Alat/Obat Kontrasepsi (Alokon)

Dalam rangka mendukung kesuksesan program Keluarga Berencana (KB) maka salah satu faktor yang sangat penting adalah adanya jaminan ketersedian alat kontrasepsi untuk memenuhi hak-hak reproduksi pasangan usia subur. Jaminan alat kontrasepsi akan

Dalam rangka mendukung kesuksesan program Keluarga Berencana (KB) maka salah satu faktor yang sangat penting adalah adanya jaminan ketersedian alat kontrasepsi untuk memenuhi hak-hak reproduksi pasangan usia subur. Jaminan alat kontrasepsi akan

Dalam dokumen SAMBUTAN. Ir. D. Tino Tandayu, M.Erg NIP (Halaman 71-0)