• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Permasalahan, Tantangan dan Peluang

E.2. Peluang

Beberapa hal yang menjadi peluang dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana di Provinsi Sulawesi Utara adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan ketentuan pasal 12 ayat 2 Undang-undang Nomor 23 tahun 2014, menjelaskan bahwa Penyelenggaraan urusan Bidang pengendalian penduduk dan KB termasuk Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan 33 Pelayanan Dasar. Kewenangan penyelenggaraan dilaksanakan secara konkuren yakni menjadi kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Dalam lampiran Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 huruf N, ditetapkan bahwa terdapat 4 (empat) Sub urusan yang menjadi kewenangan bersama, yaitu; 1) Pengendalian Penduduk, 2) Keluarga Berencana (KB), 3) Keluarga Sejahtera, dan 4) Standarisasi Pelayanan KB dan Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB (PKB/PLKB).

2. Batas usia pernikahan menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2019 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 menetapkan batas minimal umur perkawinan yaitu 19 tahun

3. Adanya Bonus Demografi yang merupakan kesempatan emas untuk pengembangan Sumber Daya Manusia.

4. Tersedianya sistem manajemen kinerja sehingga dapat mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil. Sistem didukung oleh perangkat aplikasi seperti SIVIKA, E-VISUM, SIM SDM dan MORENA.

5. Tersedianya saluran komunikasi massa seperti media elektronik, media cetak, media luar ruang, media lini bawah, serta media sosial yang mendukung promosi dan sosialisasi program KKBPK.

6. Pemberian DAK sub bidang KB dan BOKB kepada kabupaten dan kota untuk mendukung tercapainya sasaran prioritas pembangunan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.

12 F. Isu Strategis

Isu strategis dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana pada Tahun 2021, dapat dipetakan sebagai berikut :

1. Desain kegiatan pengelolaan Program Bangga Kencana tahun 2021 diarahkan dengan memperhatikan kebijakan tentang pembatasan sosial dalam rangka penanggulangan COVID-19;

2. Dilakukannya Refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 yang mengakibatkan pengurangan anggaran Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara yaitu sebesar Rp.44.413.542.000,- (empat puluh empat milyar empat ratus tiga belas juta lima ratus empat puluh dua ribu rupiah) pada awal tahun anggaran menjadi Rp 38.439.287.000,- (tiga puluh delapan milyar empat ratus tiga puluh Sembilan juta dua ratus delapan puluh tujuh ribu rupiah) pada akhir tahun anggaran.

3. Angka Unmet need di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2021 masih sangat tinggi yaitu 20,5 meskipun telah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan belum optimalnya promosi dan penggerakan kepada masyarakat dalam penggunaan alat dan obat kontrasepsi KB, tidak terpenuhinya jenis alokon yang diminati PUS seperti Implant dimana akseptor cenderung tidak berKB atau menunggu sampai adanya pelayanan Implant baik secara mobile maupun statis dari Kabupaten/Kota . Selain itu, adanya pembatasan kunjungan ke fasilitas kesehatan menyebabkan tidak terlayaninya Pasangan Usia Subur yang membutuhkan pelayanan KB.

4. Masih tingginya prevalensi Stunting di Provinsi Sulawesi Utara. Terdapat 4 daerah Lokus stunting di Provinsi Sulawesi Utara yaitu : Kab. Bolaang Mongondow Selatan, Kab. Bolaang Mongondow, Kab. Bolaang Mongondow Utara dan Kab. Minahasa Utara. Stunting (gagal tumbuh) merupakan ancaman utama terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak yang gagal tumbuh ini, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya,yang tentunya akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, serta produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara harus menanggapi isu ini dengan sangat serius dalam hal pemberian edukasi/sosialisasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai bekal memasuki kehidupan berkeluarga, agar para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, memeriksakan kandungan minimal empat kali selama kehamilan (program 1.000 HPK), serta peningkatan pemahaman orangtua mengenai pola asuh yang baik dan menjaga kesehatan lingkungan.

13 BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis

A.1 Tujuan,Sasaran Strategis dan Indikator

Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) periode tahun 2020-2024 tujuan BKKBN adalah:

1) Mewujudkan keluarga berkualitas, yaitu keluarga yang tentram, mandiri dan bahagia.

2) Mengendalikan struktur penduduk menuju Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) dengan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga terwujud bonus demografi yang bermanfaat bagi pembangunan.

BKKBN merupakan LPNK (Lembaga Pemerintahan Non Kementerian) yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Berdasarkan ketentuan pasal 56 ayat 2 Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dan ketentuan lampiran huruf (n) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

Peran dan fungsi Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi utara diperkuat dengan adanya Peraturan Presiden No. 3 tahun 2013 tentang perubahan ke tujuh atas Keputusan Presiden No.

103 tahun 2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja lembaga pemerintah non kementerian disebutkan bahwa Perwakilan BKKBN Provinsi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas BKKBN di Provinsi. Dalam melaksanakan tugasnya, Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara menyelenggarakan fungsi :

a. Melakukan pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana di provinsi.

b. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana di provinsi.

c. Melaksanakan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana di provinsi.

d. Melaksanakan/menyelenggarakan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyeleggaraan keluarga berencana di provinsi.

e. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana di provinsi.

f. Menyelenggarakan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana di provinsi.

g. Melaksanakan tugas administrasi umum di lingkungan perwakilan BKKBN provinsi.

14 h. Mengelola barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab perwakilan

BKKBN provinsi.

i. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisis data, serta pengelolaan teknologi informasi dan dokumentasi di bidang pengendalian penduduk dan

j. penyelenggaraan keluarga berencana di provinsi.

k. Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan perwakilan BKKBN provinsi.

l. Melakukan pembinaan dan fasilitasi terbentuknya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Selain menyelenggarakan fungsi tersebut, BKKBN juga menyelenggarakan fungsi :

a. Membangun kerjasama dengan pemerintah daerah (Bappeda, BPPKB) dalam hal menyusun rencana program jangka menengah daerah (RPJMD) yang berkaitan dengan program kependudukan dan keluarga berencana.

b. Menyusun rencana kerja tahunan perwakilan BKKBN provinsi dalam hal program kerja kependudukan dan keluarga berencana (KKB).

c. Menjabarkan kebijakan program kependudukan dan keluarga berencana (KKB) di tingkat provinsi sesuai dengan kebijakan kantor pusat yang berbentuk PPM (Pekiraan permintaan masyarakat) yang tertuang dalam KKP (Kontrak kinerja provinsi) dengan tingkat pusat lalu dijabarkan ke kabupaten/kota.

d. Menyusun kebijakan antar dinas provinsi (dengan dinas kesehatan, dinas koperasi, usaha kecil dan menengah (KUKM), PMD) untuk membuat kebijakan bersama yang berkaitan dengan pelaksanaan di provinsi dan kabupaten/kota (dalam KB).

e. Melaksanakan koordinasi khusus dengan biro pusat statistik dalam hal kependudukan baik yang menyangkut jumlah penduduk, fasilitas, pesebaran dan struktur umur.

f. Melaksanakan advokasi tentang kebijakan kependudukan kepada stake holder di tingkat provinsi, misalnya: perguruan tinggi, koalisi kependudukan di tingkat provinsi, dan instusi/lembaga lainnya pada tingkat provinsi.

g. Melaksanakan advokasi dan memadukan kebijakan nasional dengan kebijakan daerah dalam hal kependudukan dan KB, khususnya kepada bupati, walikota dan DPRD di kabupaten/kota.

Dalam menunjang pencapaian Visi, Misi dan janji presiden dan Prioritas Pembangunan Nasional yang tertera dalam RPJMN 2020-2024, serta untuk memastikan Visi, Misi dan Tujuan BKKBN yang telah ditetapkan dapat tercapai, diperlukan suatu ukuran keberhasilan atas seluruh Program dan Kegiatan Prioritas yang dilakukan dalam bentuk Sasaran Strategis.

Adapun sasaran strategis yang akan di capai adalah 1) Menurunnya angka kelahiran total; 2)

15 Meningkatnya angka prevalensi kontrasepsi modern; 3) Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi; 4) Menurunnya angka kelahiran remaja; 5) Meningkatnya Indeks Pembangunan Keluarga; 6) Meningkatnya Median Usia Kawin Pertama Perempuan. Untuk mencapai sasaran strategis, BKKBN menetapkan sasaran program yang akan di capai dalam kurun waktu 2020 – 2024 yaitu untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan Program Bangga Kencana dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia, serta mewujudkan Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan. Untuk pencapaian ini ditetapkan sasaran Program, sasaran kegiatan dan keluaran/output di Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara sebagai berikut :

1. Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana yang merupakan program teknis dengan sasaran kegiatan :

a. Meningkatnya pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana di seluruh tingkatan wilayah. Beberapa Keluaran/Output yang menunjang sasaran kegiatan ini adalah :

- Pembinaan pembangunan keluarga di seluruh tingkatan wilayah.

- Promosi 1000 HPK pada keluarga yang memiliki baduta.

- Penguatan peran PIK remaja dan BKR dalam edukasi kespro dan gizi bagi remaja putri sebagai calon Ibu.

- Peningkatan pelayanan ramah lansia melalui 7 (Tujuh) dimensi lansia tangguh dan pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia.

- Keluarga yang mengikuti kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga.

- Sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan pemerintah daerah dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk.

- Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KBKR yang sesuai dengan standar pelayanan.

- Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes.

- Penggerakkan stakeholder mitra kerja serta perubahan sikap dan perilaku masyarakat berdasarkan data dan informasi yang berbasis IT dalam Program Bangga Kencana . b. Meningkatnya penyelenggaraan kegiatan pelatihan, penelitian dan pengembangan.

Beberapa Keluaran/Output yang menunjang sasaran kegiatan ini adalah : - Layanan Pendidikan dan Pelatihan

- Layanan Penelitian dan Pengembangan

16 2. Program Dukungan Manajemen yang merupakan program generik dengan sasaran kegiatan:

a. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan dukungan manajemen dalam pengelolaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana. Beberapa Keluaran/Output yang menunjang sasaran kegiatan ini adalah :

- Layanan Dukungan Manajemen - Layanan Perkantoran

- Layanan Sarana dan Prasarana Internal

b. Mewujudkan akuntabilitas pelaksanaan pengawasan lainnya. Beberapa Keluaran/Output yang menunjang sasaran kegiatan ini adalah :

- Layanan Audit Internal

Untuk mengukur pencapaian sasaran program maka ditetapkan delapan (8) indikator sasaran program Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara yaitu :

1. Menurunnya angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) per WUS usia 15-49 Tahun dari 2,24 (baseline 2017) menjadi 1,99 rata-rata anak per wanita pada tahun 2024;

2. Meningkatnya angka prevalensi kontrasepsi modern (Modern Contraceptive Prevelance Rate/mCPR) dari 61,00 persen (baseline 2017) menjadi 64,92 persen pada tahun 2024;

3. Menurunnya Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) dari 12,4 persen (baseline 2017) menjadi 8,92 persen pada tahun 2024;

4. Menurunnya angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR 15-19) dari 46 Kelahiran per 1000 WUS 15-19 tahun (baseline 2019) menjadi 31 Kelahiran per 1000 WUS 15-19 tahun pada tahun 2024;

5. Meningkatnya Indeks Pembangunan Keluarga (I-Bangga) menjadi 63,46 pada tahun 2024;

6. Meningkatnya angka Median Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP) menjadi 22,1 tahun pada tahun 2024;

7. Meningkatnya Persentase SDM Aparatur dan Tenaga Program yang Kompeten menjadi 87 persen pada tahun 2024. .

8. Meningkatnya persentase Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Penentuan Kebijakan Program Bangga Kencana menjadi 70 persen pada tahun 2024.

Untuk mendukung tercapainya indikator sasaran program ini maka diturunkan menjadi sasaran kegiatan dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) sebagai berikut :

1. Meningkatnya Pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana di seluruh tingkatan wilayah. Indikator Kinerja Kegiatan Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KS/PK) pada sasaran kegiatan ini berupa :

17 a. Persentase keluarga yang melaksanakan pengasuhan dan pendampingan pembentukan

karakter.

b. Jumlah PIK Remaja dan BKR yang mendapat pembinaan Generasi Berencana.

c. Jumlah Kelompok BKL Yang Melaksanakan 7 (Tujuh) Dimensi Lansia Tangguh dan Pendampingan Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia.

d. Jumlah Keluarga yang mengakses PPKS.

e. Persentase Kabupaten/kota yang melaksanakan kegiatan usaha ekonomi keluarga.

Pencapaian indikator kinerja kegiatan bidang KS/PK didukung dengan adanya beberapa keluaran/output yaitu :

a. Pembinaan Pembangunan keluarga di seluruh tingkatan wilayah dengan indikator output dan komponen yaitu Persentase kabupaten//kota yang melaksanakan pembinaan pengasuhan dalam rangka pembentukan karakter anak.

b. Promosi 1000 HPK pada keluarga yang memiliki baduta dengan indikator output dan komponen yaitu Jumlah keluarga yang memiliki baduta yang terpapar promosi 1000 HPK.

c. Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam Edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja Putri sebagai Calon Ibu dengan indikator output dan komponen yaitu : 1) Persentase Kabupaten/kota yang melaksanakan pembinaan Genre (PIK-R/M dan BKR); 2) Jumlah PIK Remaja dan BKR yang melaksanakan edukasi kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu.

d. Peningkatan Pelayanan Ramah Lansia Melalui 7 (Tujuh) Dimensi Lansia Tangguh dan Pendampingan Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia dengan indikator output dan komponen yaitu : 1) Persentase Kabupaten/Kota yang mendapat pembinaan dalam pelaksanaan Bina Keluarga Lansia (BKL); 2) Persentase PPKS yang mendapatkan pembinaan dan fasilitasi ketahanan keluarga rentan.

e. Keluarga yang mengikuti kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga dengan indikator output dan komponen yaitu Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan pembinaan dalam pemberdayaan ekonomi keluarga.

Indikator Kinerja Kegiatan Bidang Pengendalian Penduduk pada sasaran kegiatan ini berupa:

a. Persentase Pemerintah Daerah yang memanfaatkan GDPK dalam penetapan parameter kependudukan pada perencanaan pembangunan daerah.

b. Persentase Rumah Data Kependudukan Paripurna yang terbentuk di Kampung KB.

18 c. Persentase Kelompok Kerja Bangga Kencana Provinsi dan Kabupaten/Kota yang

efektif.

d. Cakupan implementasi pendidikan kependudukan di provinsi.

e. Persentase pemerintah daerah yang melaksanakan Sistem Peringatan Dini Pengendalian Penduduk.

f. Persentase Kampung KB yang melaksanakan penanganan terpadu isu kependudukan.

Pencapaian indikator kinerja kegiatan bidang Pengendalian Penduduk didukung dengan adanya keluaran/output yaitu Sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan pemerintah daerah dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk dengan indikator output dan komponen sebagai berikut : 1) Cakupan pembinaan kebijakan dan strategi pengendalian penduduk (Penyusunan Grand Design, Profil/paremeter dan Proyeksi Penduduk); 2) Cakupan koordinasi integrasi indikator Program Bangga Kencana dalam kebijakan pembangunan daerah; 3) Cakupan Rumah Data Kependudukan di Kampung KB yang telah terbentuk dan diregistrasi; 4) Cakupan fasilitasi pengembangan Rumah Data Kependudukan di Kampung KB; 5) Cakupan fasilitasi penggerakan Kelompok Kerja Bangga Kencana Provinsi dan Kabupaten/Kota; 6) Jumlah fasilitasi ke pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dalam pengimplementasian kerjasama pendidikan kependudukan melalui 3 jalur pendidikan yaitu formal, nonformal, dan informal; 7) Persentase Pemerintah Daerah yang mendapatkan fasilitasi pembinaan sistem peringatan dini pengendalian penduduk; 8) Persentase Pemerintah Daerah yang mendapatkan fasilitasi pembinaan penanganan terpadu isu kependudukan di Kampung KB bersama mitra kerja; 9) Persentase mitra kerja yang mendapatkan fasilitasi pembinaan penanganan terpadu isu kependudukan di Kampung KB bersama mitra kerja.

Indikator Kinerja Kegiatan Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB/KR) pada sasaran kegiatan ini berupa :

a. Persentase Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang siap melayani KB MKJP.

b. Indeks Informasi Metode KB (Method Information Index/MII).

c. Persentase kesertaan KB di Kabupaten/Kota dengan kesertaan rendah.

d. Persentase Kehamilan Yang Tidak Diinginkan.

e. Persentase Pelayanan KB Pascapersalinan.

Pencapaian indikator kinerja kegiatan bidang KB/KR didukung dengan adanya beberapa keluaran/output yaitu :

a. Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KBKR yang sesuai dengan standar pelayanan dengan indikator output dan komponen sebagai berikut : 1)

19 Persentase rumah sakit yang pelayanan KB-nya meningkat; 2) Jumlah Tenaga Pelayanan mendapatkan fasilitasi kompetensi (Kumulatif); 3) Peningkatan Jumlah Provider Vasektomi yang Kompeten; 4) Jumlah Pelayanan KB dan KR Bergerak/Bakti Sosial di Wilayah dan Sasaran Khusus; 5) Persentase PUS dengan kehamilan risiko tinggi (4 Terlalu); 6) Jumlah kabupaten/ kota dengan PKB/PLKB yang puskesmas di wilayahnya melayani KB Pascapersalinan.

b. Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes dengan indikator output dan komponen yaitu Persentase Faskes teregister yang mendapat ketersediaan Alokon Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

Indikator Kinerja Kegiatan Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) pada sasaran kegiatan ini berupa :

a. Persentase stakeholders/pemangku kepentingan dan mitra kerja yang berperan serta aktif dalam pengelolaan Program Bangga Kencana.

b. Persentase masyarakat yang terjangkau Program Bangga Kencana.

c. Persentase Penyuluh KB yang berkinerja baik.

d. Jumlah pengelolaan Sistem Informasi Keluarga (SIGA).

e. Persentase cakupan perangkat dan jaringan sistem Teknologi dan Informasi di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Pencapaian indikator kinerja kegiatan bidang ADPIN didukung dengan adanya keluaran/output yaitu Penggerakkan stakeholder mitra kerja serta perubahan sikap dan perilaku masyarakat berdasarkan data dan informasi yang berbasis IT dalam Program Bangga Kencana dengan indikator output dan komponen sebagai berikut : 1) Persentase Momerendum Of Understanding (MoU)/Perjanjian Kerja Sama yang di tindaklanjut unit kerja di BKKBN; 2) Persentase Kelembagaan Pengendalian Penduduk dan KB di Kabupaten/Kota yang berbentuk Dinas utuh; 3) Persentase penyebarluasan materi KIE Program Bangga Kencana sesuai segmentasi, sasaran dan wilayah; 4) Persentase penyebarluasan materi KIE Program Bangga Kencana dalam rangka penurunan unmet need; 5) Jumlah pemanfaatan sarana dan media KIE Program Bangga Kencana; 6) Persentase Tim Advokasi Terpadu Lintas Sektor Program Bangga Kencana yang melakukan advokasi; 7) Frekuensi pembinaan Kinerja Penyuluh KB dalam pelaksanaan tupoksi dalam mengelola Prgram Bangga Kencana di Wilayah Binaan; 8) Cakupan pembinaan IMP dan mekanisme operasional lini lapangan dalam penguatan pelayanan Program Bangga Kencana bagi masyarakat; 9) Persentase Penyuluh KB/PLKB yang melakukan pembinaan kesertaan ber-KB dalam upaya menurunkan Drop Out; 10)

20 Persentase cakupan pengelolaan data dan informasi Program Bangga Kencana; 11) Cakupan kualitas Layanan Jaringan STIK dan penyebarluasan Informasi.

2. Meningkatnya penyelenggaraan kegiatan pelatihan, penelitian dan pengembangan. Indikator Kinerja Kegiatan pada sasaran kegiatan ini berupa :

a. Persentase peserta Diklat yang lulus dengan kategori baik dan sangat baik.

b. Jumlah Penelitian dan Pengembangan Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana yang digunakan sebagai input rumusan Kebijakan Program Bangga Kencana.

Pencapaian indikator kinerja kegiatan ini didukung dengan adanya beberapa keluaran/output yaitu :

a. Layanan Pendidikan dan Pelatihan dengan indikator output dan komponen yaitu Jumlah Tenaga Program yang mengikuti Pendidikan/Pelatihan.

b. Layanan Penelitian dan Pengembangan dengan indikator output dan komponen yaitu : 1) Jumlah penelitian dan pengembangan Program Bangga Kencana yang dilaksanakan; 2) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah (KTI) hasil penelitian Pembangunan Keluarga, Kependukan dan Keluarga Berencana pada jurnal nasional/internasional.

3. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan dukungan manajemen dalam pengelolaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana. Indikator Kinerja Kegiatan pada sasaran kegiatan ini adalah Dukungan Manajemen (termasuk gaji/001 dan pemeliharaan rutin/002). Pencapaian indikator kinerja kegiatan ini didukung dengan adanya beberapa keluaran/output yaitu :

a. Layanan Dukungan Manajemen dengan indikator output dan komponen yaitu Jumlah penyelenggaraan Manajemen di Provinsi (Keuangan dan BMN, Perencanaan, Kepegawaian, Umum, dan Organisasi Tata Laksana).

b. Layanan Perkantoran dengan indikator output dan komponen yaitu : 1) Realisasi pembayaran Gaji dan Tunjangan ; 2) Realisasi penyediaan layanan operasional dan pemeliharaan kantor.

c. Layanan Sarana dan Prasarana Internal dengan indikator output dan komponen yaitu : 1) Jumlah pengadaan kendaraan bermotor; 2) Jumlah pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi; 3) Jumlah pengadaan peralatan fasilitas perkantoran; 4) Luas pembangunan/ renovasi gedung dan bangunan.

21 4. Mewujudkan akuntabilitas pelaksanaan pengawasan lainnya. indikator Kinerja Kegiatan pada sasaran kegiatan ini adalah Indeks Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (ZI WBK).

Pencapaian indikator kinerja kegiatan ini didukung dengan adanya keluaran/output yaitu layanan audit internal dengan indikator output dan komponen yaitu persentase temuan eksternal dan internal yang telah ditindaklanjuti dan dinyatakan selesai.

Salah satu hal yang paling mendasar dalam penyusunan Renstra ini adalah Prioritas Nasional (PN) untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing, maka Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara memiliki Inisiatif strategi kegiatan prioritas antara lain :

1) Pemenuhan Ketersediaan Alokon

2) Penyiapan perencanaan kehidupan keluarga bagi remaja

3) Peningkatan promosi pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan

4) Peningkatan pelayanan ramah Lansia melalui 7 (tujuh) dimensi lansia tangguh dan pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia

A.2 Arah Kebijakan

Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara dalam merumuskan arah kebijakan dan strateginya mengacu pada arah kebijakan dan strategi BKKBN yang tertera dalam Renstra BKKBN 2020-2024 .Arah kebijakan dan strategi Perwakilan BKKBN Procinsi Sulawesi Utara adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistik integratif sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter di keluarga melalui strategi :

(1) Penguatan pemahaman 8 fungsi keluarga.

(2) Optimalisasi pola asuh dan pendampingan balita dan anak, serta pembentukan dan penguatan karakter sejak dini melalui keluarga.

(3) Peningkatan pola asuh dan pendampingan remaja, peningkatan kualitas dan karakter remaja, serta penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.

(4) Peningkatan kemandirian ekonomi bagi keluarga, dengan sasaran khusus keluarga-keluarga akseptor KB lestari, keluarga-keluarga peserta MKJP khususnya MOP dan MOW, serta peserta KB mandiri di wilayah Kampung KB.

(5) Peningkatan ketahanan dan kemandirian keluarga rentan.

(6) Penguatan pelayanan ramah lansia melalui tujuh dimensi lansia tangguh dan pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia,

(7) Peningkatan kemitraan pembangunan keluarga.

22 b. Memperkuat pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian penduduk melalui strategi:

(1) Pengembangan Grand Desain Pembangunan Kependudukan (GDPK).

(2) Penguatan sinergitas kebijakan penyelenggaraan pengendalian penduduk.

(3) Peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan.

(4) Peningkatan sinkronisasi dan pemanfaatan data/informasi kependudukan.

c. Meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan KBKR yang komprehensif berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran melalui strategi :

(1) Penguatan kapasitas fakses dan jaringan/jejaring yang melayani KBKR.

(2) Penguatan kemitraan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan KBKR.

(3) Peningkatan jangkauan pelayanan KBKR di wilayah dan sasaran khusus.

(4) Peningkatan KB pria.

(5) Penguatan promosi dan konseling kesehatan reproduksi berdasarkan siklus hidup, pencegahan Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD), dan peningkatan pelayanan KB Pasca Persalinan (KB PP).

(6) Peningkatan kemandirian PUS dalam ber-KB.

d. Meningkatkan advokasi dan penggerakan Program Bangga Kencana sesuai karakteristik wilayah dan segmentasi sasaran, yang dapat diwujudkan melalui strategi:

d. Meningkatkan advokasi dan penggerakan Program Bangga Kencana sesuai karakteristik wilayah dan segmentasi sasaran, yang dapat diwujudkan melalui strategi:

Dalam dokumen SAMBUTAN. Ir. D. Tino Tandayu, M.Erg NIP (Halaman 19-0)