BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
3. Implementasi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah di SLB Negeri 1 Bantul dibantu oleh koordinator PKG/PKB yaitu tim asesor perwakilan dari guru untuk menilai penilaian kinerja guru (PKG) dan penilaian berkelanjutan (PKB). Hal tersebut mengingat banyaknya jumlah guru yang ada di sekolah tersebut.
a. Melakukan perencanaan supervisi akademik
Dalam kegiatan perencanaan kegiatan supervisi akademik, Kepala Sekolah membuat perencanaan setiap semester sekali dengan membuat jadwal pelaksanaan supervisi.Sesuai dengan hasil wawancara dengan MB selaku kepala sekolah SLB
Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa, -langkah supervisi seperti membuat program supervisi, jadwalnya, pelaksanaannya, kita
tindak lanjuti, perencanaan a sekolah juga
melaksanakan rapat bersama tim asesor sekolah untuk melaksanakan pembagian tugas untuk masing-masing asesor dalam satu semester kedepan. Hal ini sesuai dengan ungkapan AS selaku koordinator asesor untuk PKG/PKB pada Kamis, 16 April 2015 bahwa kepala sekolah akan mengadakan rapat perencanaan supervisi akademik bersama seluruh tim asesor sekolah dalam hal pembagian tugas.
Dari hasil studi dokumentasi sekolah terdapat dokumen dalam rangka perencanaan supervisi akademik, kepalas sekolah telah menyusun dengan merancang program supervisi akademik tahun 2014-2015, program pemantauan pembelajaran, evaluasi program akademik, dan jadwal pelaksanaan supervisi. b. Melaksanakan supervisi akademik
Selanjutnya untuk proses pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dibantu oleh tim asesor perwakilan dari guru. Dibentuknya tim asesor untuk penilaian kinerja guru (PKG) dan penilaian berkelanjutan (PKB). Untuk menjadi asesor harus memenuhi kriteria minimal guru golongan IV A dan diikutsertakan dalam diklat dan memiliki sertifikat sebagai asesor. Teknik pendekatan supervisi secara individu dengan pengamatan guru saat sedang mengajar di kelas berdasarkan hasil wawancara dengan MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa,
kalau kelompok lewat rapat. Setiap individu dengan masuk ke kelas dengan dibantu oleh guru senior atau asesor. Secara insendental dilakukan dengan
pengamatan secara langsung lewat keliling setiap hari melihat pembelajaran. Pendapat yang sama diungkapkan oleh K selaku wakasek kesiswaan SLB Negeri 1 Bantul pada Sabtu, 28 Maret 2015 Melalui tangan-tangan juga dibagi, jadi enggak mungkin ya satu kepala sekolah mensupervisi sekian banyak. Secara administrasi melalui pembentukkan tim asesor, tim asesor menilai berapa orang guru nanti hasil itu masuk ke kepala sekolah. Kalau melihat kinerja melihat secara langsung dengan berkeliling di sekolah.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh AS selaku koordinator asesor PKG/PKB pada Kamis, 16 April 2015 bahwa,
kepala sekolah juga melaksanakan tugas sebagai asesor atau juga melimpahkan tugas kepada asesor dengan membagi tugas menilai dengan asesor lainnya. Pada tahun 2014 dikirim untuk mengikuti pelatihan dengan 5 orang, baru bisa berjalan pada tahun 2014 pada semester 2 baru ada PKG. jumlah asesor yang ada di SLB N 1 Bantul ada 13 termasuk kepala sekolah namun berkurang 2 karena pensiun. Pada bulan Maret ada 3 orang guru yang dikirim pelatihan namun belum bekerja sebagai asesor untuk tahun ajaran baru.Kriteria sebagai asesor minimal guru golongan IVA. Karena jumlah guru banyak maka setiap asesor memegang 8 atau 9 orang guru untuk menilai kinerja guru PKG. hasil penilaian sebagai ganti DP3. Ada rapat satu semester 2 kali awal dengan pembagian tugas dan akhirnya juga membagi
Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam melaksanakan penilaian kinerja guru dalam mengajar dibantu oleh tim asesor hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan pada Senin, 6 April 2015 peneliti mengamati proses penilaian kinerja guru oleh Ibu Yuni selaku salah satu tim guru yang menjadi asesor yang menilai Ibu Kristiani dalam melaksanakan pembelajaran di kelas III jurusan Tuna Grahita Sedang dengan menggunakan teknik individu yaitu observasi kelas dengan mengamati secara langsung ikut masuk kedalam ruang kelas saat proses belajar mengajar. Selain itu kegiatan
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan kunjungan kelas yaitu mengamati langsung guru yang sedang mengajar tanpa diketahui oleh guru itu sendiri saat berkeliling sekolah. Dalam kegiatan monitoring saat mengunjungi kelas-kelas kepala sekolah juga memberikan masukan atau saran terkait cara mengatasi kendala yang dihadapi saat mengajar di kelas. Sedangkan berdasarkan hasil studi dokumentasi instrument dari supervisi akademik meliputi: 1) instrument supervisi akademik dalam perencanaan pembelajaran; 2) instrument supervisi akademik dalam pelaksanaan pembelajaran; 3) instrument supervisi akademik dalam pelaksanaan membuka dan menutup pembelajaran; 4) instrument supervisi akademik dalam pelaksanaan variasi stimulus pembelajaran; 5) instrument supervisi akademik dalam pelaksanaan ketrampilan bertanya; 6) instrument supervisi akademik dalam memberikan penguatan; 7) instrument supervisi akademik bidang penilaian hasil belajar; 8) instrument supervisi akademik bidang pengelolaan kelas; 9) instrument supervisi akademik administrasi guru kelas I-III; 10) instrument supervisi akademik bidang administrasi guru; dan 11) instrument supervisi akademik bidang pengembangan profesi guru.
c. Melakukan tindak lanjut dari hasil pembinaan supervisi
Langkah selanjutnya setelah pelaksanaan supervisi, maka akan ada tindak lanjut dari pembinaan supervisi, AS selaku koordinator asesor pada Kamis, 16 April 2015 bahwa,
alat peraga, maka dari koordinator mengusahakan supaya mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan pendidikan dan mendapatkan sertifikat sehingga guru
Hal ini juga diungkapkan oleh MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul bahwa,
program sekolah dengan melihat kekurangan guru. Kurang paham dalam membuat RPP atau cara mengajarnya masih sangat konvensional dengan dibuatkan program mengadakan diklat di sekolah kita mengundang ahli-ahlinya untuk meningkatkan kinerja guru dan meningkatkan motivasi dia lebih besar untuk mengajar dan kreatifitas guru agar meningkat. Pelaporan
Hasil capaian dari kegiatan supervisi akademik bagi guru adalah hasil evaluasi mengajar guru berupa nilai dan kekurangan guru dalam mengajar. Kemudian akan dilakukan tindak lanjut dari supervisi yaitu kegiatan pembinaan bagi guru melalui program diklat sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh guru sehingga mampu memenuhi kompetensi guru dalam mengajar. Sedangkan pelaporan hasil supervisi juga akan digunakan dalam melihat kinerja kepala sekolah.