BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Analisis Data
2. Kelebihan dan Kekurangan Pelaksanaan Pembelajaran Daring
Kelebihan yang terdapat dalam pembelajaran daring yaitu dapat dengan mudah mengakses aktivitas sekolah di mana pun berada, mengurangi biaya anggaran, efektif waktu dalam proses belajar mengajar, fleksibilitas dalam interaksi, tuntutan pengetahuan melek digital, membangun kecapan secara mandiri, kreatif, bertanggung jawab, belajar bukan lagi sebagai beban tetapi sebagai kebutuhan.4 Kelebihan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Padang dirasakan baik oleh guru maupun peserta didik diantara kelebihan tersebut sebagai berikut:
a. Jangkauan yang lebih luas
b. Mencegah penularan virus covid-19 c. Dapat diakses dengan mudah d. Waktu belajar yang lebih fleksibel
e. Peserta didik dapat melakukan riset sendiri melalui internet
3 Zuhri, op.cit., h. 216.
4 Sri Gusti dkk., op.cit., h. 145.
berkembang
g. Menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk dapat melakukan pekerjaan yang lebih produktif selain bemain media sosial dan game.
Dibalik kelebihan yang dirasakan terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring diantaranya adalah hilangnya pengalaman pembelajaran tatap muka. Dalam hal evaluasi terkadang guru mendapatkan kesulitan untuk menentukan model evaluasi yang tepat untuk diterapkan. Hal ini dikarenakan guru tidak dapat mengawasi secara langsung proses evaluasi siswa. 5 Kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Padang dirasakan baik oleh guru maupun peserta didik sebagai berikut:
a. Guru mengalami kesulitan dalam mengontrol peserta didik b. Pembelajaran lebih banyak bersifat teoritis dan minim praktek
c. Pemahaman dan motivasi peserta didik menurun terhadap pelajaran terutama dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam
d. Letak geografis mempengaruhi sinyal internet peserta didik maupun guru e. Tidak semua peserta didik memiliki fasilitas yag dibutuhkan seperti
handphone
f. Terlalu banyak gangguan yang bisa menganggu konsentrasi peserta didik disaat belajar
g. Biaya yang cukup besar untuk membeli kuota internet setiap hari atau minggunya
5 Khaerul Anwar, dkk., op.cit.
63
PENUTUP A. Kesimpulan
Setelah mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian tentang implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Padang tahun pelajaran 2021/2022 sebagai hasil penelitian yang telah dijabarkan, dapat diambil kesimpulan:
1. Implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Padang guru menggunakan aplikasi WhatsApp dan google meet. Aplikasi tersebut dipilih karena dianggap efektif untuk keberlangsungan belajar peserta didik. Dalam tahap pengevaluasian guru memberikan tugas seperti soal-soal latihan dan kemudian mengoreksi jawaban dari tugas yang diberikan dan mengambil nilai dari hasil tugas peserta didik tersebut. Implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang belum berjalan dengan baik, terlihat dari rekap nilai siswa dimana terdapat nilai yang masih dibawah rata-rata dan tugas yang masih kosong.
2. Kelebihan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang seperti: jangkauan yang lebih luas, mencegah penularan virus covid-19, dapat diakses dengan mudah, waktu belajar yang lebih fleksibel, peserta didik dapat melakukan riset sendiri melalui internet, melatih peserta didik maupun guru untuk menguasai teknologi yang terus berkembang, dan menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk dapat melakukan pekerjaan yang lebih produktif selain bermain sosial media dan game. Sedangkan kekurangannya seperti: guru mengalami kesulitan dalam mengontrol peserta didik, pembelajaran lebih banyak bersifat teoritis dan minim praktek, pemahaman dan motivasi peserta didik menurun terhadap pelajaran terutama dalam pelajaran pendidikan agama
peserta didik memiliki fasilitas yang dibutuhkan seperti handphone, terlalu banyak gangguan yang bisa menganggu konsentrasi peserta didik disaat belajar, dan biaya yang cukup besar untuk membeli kuota internet setiap hari ataupun minggunya.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti sebagai berikut:
1. Bagi sekolah
a. Pihak sekolah perlu mengarahkan kepada guru untuk dapat menggunakan aplikasi yang barvariasi.
b. Sekolah memfasilitasi alat yang digunakan dalam pembelajaran daring.
2. Bagi guru
a. Guru menggunakan aplikasi yang bervariasi
b. Guru perlu memperhatikan jumlah, tingkat kesulitan, dan tanggal penyerahan tugas
c. Guru perlu menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua atau wali murid selama proses pembelajaran daring berlangsung
3. Bagi peserta didik
a. Peserta didik harus lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran b. Peserta didik belajar menngunakan alat komunikasi
c. Peserta didik berusaha untuk dapat memiliki alat untuk pembelajaran daring.
65
Ahsan, Muhammad dan Sumiyati, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Cet. II, 2017.
Ali, Muhammad, Kebijakan Pendidikan Menengah dalam Prespektif Governance di Indonesia. Malang: UB Press, Cet. I, 2017.
Anggito, Albi dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi:
CV Jejak, Cet. I, 2018.
Anwar, Khaerul dkk., Pengalaman Pembelajaran Bahasa Inggris Daring di Pergurua Tinggi pada Masa Pandemi Covid-19. Sleman: CV. Budi Utama, Cet. I, 2020.
Dahwadin dan Farhan Sifa Nugraha, Motivasi dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Wonosobo: CV. Mangku Bumi Media, Cet. I, 2019.
Fahrina, Afrilia Karla Amelia, dan Cut Rita Zahara (ed.), Guru dan Pmebelajaran Inovatif di Masa Pandemi Covid-19. Aceh: Syiah Kuala University Pers, Cet. I, 2020.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi.
Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Membantu Meningkatkan Mutu Pembelajaran sesuai Standar Nasional.
Yogyakarta: Teras, Cet. I, 2012.
Firdianti, Arianda, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Yogyakarta: CV. Grey Publishing, Cet. I, 2018.
Fitrah, Muh dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas dan Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak, Cet. I, 2017.
Gusti, Sri dkk., Belajar Mandiri Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi COVID-19 Konep, Strategi, Dampak dan Tantangan. tt.p.: Yayasan Kita Menulis, Cet. I, 2020.
Handarini, Oktavia Ika, “Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi covid 19”. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), Vol. 8, No. 3, 2020.
K. Sahide, Muhammad Alif, Buku Ajar Metodologi Penitian Sosial: Keahlian Minimum untuk Teknik Penulisan Ilmiah, Makassar: Fakultas Kehutanan Universitas Hasanudin, 2019.
Kutsiyah, “Analisis Fenomena Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi (Harapan Menuju Blended Learning)”. Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3, No. 4, 2021.
Mahfud dkk, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multietnik.
Yogyakarta: CV. Budi Utama, Cet. I, 2015.
Mamik, Metodologi Kualitatif. Sidoarjo: Zifatama, Cet. I, 2015.
Muhammad, Raditya dkk., Memanfaatkan Learning Management System Berbasis Moodle untuk Pembelajaran Daring di Sekolah. Ponorogo:
Uwais Inspirasi Indonesia, Cet. I, 2021.
Pohan, Albert Efendi, Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah.
Purwodadi: CV. Sarnu untung, Cet. I, 2020.
Pratama, Rio Erwan dan Sri Mulyani, “Pembelajaran Daring dan Luring pada Masa Pandemi Covid-19”. Jurnal Gagasan Pendidikan Nasional, Vol. 1, No. 2, 2020.
Rahmat, Pupu Saeful, “Penelitian Kualitatif”, Jurnal Equilibrium, Vol. 5, No. 9, 2009.
Ronggowulan, Lintang dkk., Problematika Pembelajaran di Era Covid-19.
Klaten: Lekeisha, Cet. I, 2021.
Salim dan Haidir, Penelitian Pendidikan Metode, Pendekatan, dan Jenis. Jakarta:
Kencana, Cet. I, 2019.
Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka Media, Cet. V, 2015.
Sanjaya, Ridwan (ed.), 21 Refeleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat.
Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata, 2019.
Siyato, Sandu dan M.Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing, Cet. I, 2015.
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana, Cet. I, 2016.
Umrati dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep dalam Penelitian Pendidikan. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2020.
Wajdi, Farid, Buku Ajar Perencanaan Pengajaran Panduan di Perguruan Tinggi.
Malang: Ahlimedia Press, Cet. I, 2020.
Widiyastuti, Retno, Kebaikan Akhlak dan Budi Pekerti. Semarang: ALPRIN, 2010.
Yuliani, Meda dkk., Pembelajaran Daring untuk Pendidikan Teori & Penerapan.
tt.p.:Yayasan Kita Menulis, 2020.
Yusuf, Muri, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana, 2014.
Zuhri, Convergentive Design Kurikulum Pendidikan Pesantren (Konsepsi dan Aplikasinya). Yogyakarta: CV. Budi Utama, Cet. I, 2016.
68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kepala Sekolah
No Pokok Pertanyaan Sub Pokok Pertanyaan Butir Pertanyaan 1 Implementasi pembelajaran
daring
- Kebijakan yang diterapkan oleh sekolah
1. Bagaimana kebijakan sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran daring di SMP Negeri 41 Kota Padang?
2 Kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran - Sarana prasarana
2. Apa saja kendala yang dialami selama proses pembelajaran daring?
3. Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
4. Bagaimana sarana prasarana yang diberikan oleh sekolah untuk menunjang
pembelajaran daring?
5. Bagaimana sekolah memfasilitasi bagi peserta didik yang kurang mampu selama pembelajaran daring?
No Pokok Pertanyaan Sub Pokok Pertanyaan Butir Pertanyaan 1 Implementasi pembelajaran
daring
- Kurikulum yang diterapkan oleh sekolah
- Alokasi waktu
1. Kurikulum seperti apakah yang diterapkan di SMP Negeri 41 Kota Padang selama daring?
2. Berapakah jumlah siswa perkelas?
3. Berapa alokasi waktu yang diterapkan dalam
pembelajaran daring?
2 Kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran daring
- Kondisi dan keadaan peserta didik dari segi finansial, wawasan terhadap teknologi informasi dan komunikasi - Kendala yang
dialami peserta didik
4. Apa saja kendala yang dialami selama proses pembelajaran daring?
5. Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
No Pokok Pertanyaan Sub Pokok Pertanyaan Butir Pertanyaan 1 Implementasi pembelajaran
daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti
- Penyusunan RPP - Aplikasi yang
digunakan selama proses pembelajaran daring
- Model pembelajaran yang digunakan
1. Bagaimana model
perencanaan (RPP) dalam
4. Model pembelajaran seperti apa yang digunakan?
5. Bagaimana tahapan dan proses penilaian yang dilakukan selama pembelajaran daring?
6. Bagaimana evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran daring?
2 Kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti
- Kondisi dan keadaan
7. Apa kelebihan aplikasi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran daring?
8. Apa kekurangan aplikasi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran daring?
9. Kendala apa yang dialami
dialami guru pelaksanaan pembelajaran daring?
10. Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
11. Sejauh mana peserta didik mampu memahami materi pembelajaran PAI melalui pembelajaran daring ini?
12. Apa saja kendala yang dialami selama proses pembelajaran daring?
13. Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
14. Apakah pembelajaran PAI yang dilakukan secara daring sudah efektif?
No Pokok Pertanyaan Sub Pokok Pertanyaan Butir Pertanyaan 1 Implementasi pembelajaran
daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti
- Aplikasi yang
2 Kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam daring dan budi pekerti
- Kondisi dan keadaan - Sarana Prasarana
2. Apa yang dirasakan selama proses pembelajaran daring?
3. Apa saja kendala yang dialami selama proses pembelajaran daring?
4. Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
5. Bagaimana sarana prasarana yang diberikan oleh sekolah dalam proses pembelajaran daring?
6. Apakah terdapat kesulitan dalam menggunakan aplikasi yang menunjang pembelajaran daring selama proses pembelajaran?
7. Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
8. Sejauh mana pemahaman materi PAI melalui daring?
1. Implementasi - Aplikasi yang digunakan
selama proses
- Evaluasi proses dan hasil selama proses
- Kondisi dan keadaan peserta didik dari segi finansial, wawasan terhadap teknologi informasi dan komunikasi
- Kendala yang dialami peserta didik
- Kendala yang dialami guru
- Sarana prasarana
Kepala Sekolah:
Rahmat, M. Pd (R) Waka Kurikulum:
Fince Eka Trisia, S.Pd (FET) Guru PAI Kelas VIII:
Rita Asmita, S.Pd. I (RA) Peserta didik:
1. Ruwaida Afrida (RA)
2. Keisya Fannya April Senna (KFAS)
Tanggal : 9 Agustus 2021 Narasumber : Rahmat, M.Pd Jabatan : Kepala Sekolah
Lokasi : Ruang Kepala Sekolah SMP Negeri 41 Padang
Peneliti : Bagaimana kebijakan sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran daring di SMP Negeri 41 Kota Padang?
Kepala Sekolah : Kebijakan yang sekolah pakai tentunya berdasarkan pada surat edaran yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan di masa darurat covid-19. Selama proses pembelajaran daring kita menggunakan aplikasi seperti WhatsAPP dan Google Meet. Kami juga mengizinkan bagi peserta didik yang kurang mampu atau tidak memiliki fasilitas seperti Handphone untuk datang langsung ke sekolah tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut bertujuan agar semua peserta didik dapat merasakan pembelajaran yang merata
Peneliti : Apa saja kendala yang dialami selama proses pembelajaran daring?
Kepala Sekolah : Kendala yang dialami adalah dalam segi fasilitas, sebagian besar peserta didik ada yang tidak memiliki handphone atau handphonenya yang dipakai bersamaan dengan adek atau kakaknya. Kendala lain yang dirasakan selama daring ini motivasi anak didik yang rendah dan kendala lainnya kendala sinyal internet yang tidak stabil.
Peneliti : Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
Kepala Sekolah : Bagi yang bermasalah dengan fasilitas seperti handphone pertama BK akan mendata terlebih dahulu anak-anak yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran daring ini lalu kami mengizinkan anak tersebut untuk datang ke
Peneliti : Bagaimana sarana prasarana yang diberikan oleh sekolah untuk menunjang pembelajaran daring?
Kepala Sekolah : Untuk sara prasarana kita belum bisa menyediakan karena terkendala dengan biaya
Peneliti : Bagaimana sekolah memfasilitasi bagi peserta didik yang kurang mampu selama pembelajaran daring?
Kepala Sekolah : Dalam segi fasilitas kami baru bisa menyediakan buku pustaka dan untuk paket internet kita belum bisa memfasilitasi karena keterbatasan dana bos
Jabatan : Wakil Kurikukulum
Lokasi : Ruang Mushollah SMP Negeri 41 Padang
Peneliti : Kurikum seperti apakah yang diterapkan di SMP Negeri 41 Padang selama daring?
Wakil Kurikulum : Kurikum yang biasa kita laksanakan tidak sepenuhnya jalan dikarenakan kondisi pandemi covid-19 terjadi pengaruh yang signifikan dari kebiasaan mengajar, cara mengajar dan cara belajar. Kita menggunakan kurikulum pembelajaran jarak jauh yang dipandu dengan menggunakan IT atau aplikasi
Peneliti : Berapakah jumlah siswa perkelas?
Wakil Kurikulum : Jumlah siswa perkelasnya rata-rata 32 orang tapi masih ada yang 28. Jadi sebagian besar terbagi 13 rombel, 10 rombelnya sudah berjumlah 32 anak. Nah 3 rombelnya lagi itu ada dikelas 9 ada yg 28 anak dan 26 anak malah.
Peneliti : Berapakah alokasi waktu yang diterapkan dalam pembelajaran daring?
Wakil Kurikulum : 1 jam 25 menit, jadi 2 jam pelajaran 50 menit. Jadi dalam 25 menit itulah guru harus mendesain bagaimana rancangan mengajar dimasa pandemi ini agar materi bisa terlaksana kemudian pemahaman anak bisa maksimal, lalu kendala-kendala bisa kita minimalkan. Ini lah kebiasaan-kebiasaan yang sudah mulai dikenal oleh guru disemua sekolah, guru-guru sudah mulai beradaptasi dengan kebiasaan di masa pandemi ini.
Peneliti : Apa saja kendala yang dialami selama proses pembelajaran daring?
Wakil Kurikulum : Tentunyaa kita tidak terlepas dari kendala-kendala, di SMP Negeri 41 Padang ini terletak di pinggir kota Padang yang notabene adalah tidak semua orang tua atau wali siswa itu mampu artinya ketika anak kita anjurkan belajar daring
memiliki handphone. Kendala kedua ada anak yang memiliki handphone tapi satu handphone dipakai bersama ini dikarenakan keterbatasan dari keluarga juga yang mana dalam keluarga tersebut bukan hanya satu anak yang sekolah. Akibatnya si anak tadi terlambat mengirimkan tugas. Kendala selanjutnya ada anak yang tidak jeli dalam mengikut sertakan dirinya didalam WhatshAp belajar. Jadi kami disini semua guru mapel membuat grup WA belajar.
Selanjutnya kendala sinyal yang kurang stabil.
Peneliti : Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
Wakil Kurikulum : Bagi yang terkendala dengan sinyal atau kuota internet kita menganjurkan beberapa anak untuk datang kesekolah, anak diizinkan menggunakan wifi sekolah dengan bimbingan guru tentunya mengikuti protokol kesehatan.
Baik yang tidak memiliki HP kami mengizinkan anak datang kesekolah dengan orang tuanya untuk menjemput soal atau mengumpulkan tugas, dan selanjutnya kami juga mencoba mengkoordinasi dengan guru BK, sesuai dengan kelasnya nantinya akan di data per anak siapa saja anak yang tidak aktif lalu ditinjak lajuti dengan menanyai orang tuanya atau walinya, atau tindak lanjut terakhir dengan mendatangi rumah si anak. Kami membuat WA grup dengan orang tua atau wali si anak untuk kami guru-guru mata pelajaran bisa mengshare aktifitas belajar si anak.
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII Lokasi : Ruang guru SMP Negeri 41 Padang
Peneliti : Bagaimana model perencanaan pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran daring?
Guru PAI : RPP yang digunakan menyesuaikan pada RPP dimasa pandemi covid-19
Peneliti : Media apa saja yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran daring?
Guru PAI : Media yang digunakan kita menggunakan youtube, LKS, buku paket yang berbentuk pdf
Peneliti : Aplikasi apa yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran daring?
Guru PAI : Kita menggunakan google meet, WhatsApp, Youtube.
Semester lalu kita menggunakan aplikasi geschool, namun terkendala dengan biaya kita tidak memakai lagi.
Peneliti : Apa kelebihan aplikasi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran daring?
Guru PAI : Kelebihannya mungkin lebih simple ya. Siswa, orang tua maupun guru lebih mengenal teknologi melalui aplikasi yang digunakan
Peneliti : Apa kekurangan aplikasi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran daring?
Guru PAI : Kekurangannya banyak ya, diantaranya aplikasi yang digunakan tidak bisa menampung orang yang banyak karena terbatas seperti google meet. Tidak semua wajah anak kita dapat melihat apakah anak benar mengikuti pelajaran atau tidak kita tidak bisa mengontrol. Materi PAI yang disampaikan kurang sampai ya, karena pada dasarnya pelajaran agama ini harusnya dilakukan tatap muka.
Peneliti : Kendala apa yang dialami dalam menggunakan aplikasi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran daring?
jumlah orang dalam aplikasi yang digunakan terbatas Peneliti : Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
Guru PAI : Solusinya kita bekerja sama dengan orang tua atau wali anak didik, bagi yang tidak memahami materi biasanya ditanyakan melalui WA dengan guru bersangkutan
Peneliti : Model pembelajaran daring seperti apa yang digunakan?
Guru PAI : biasanya materi-materi tertentu seperti praktek ibadah maupun hafalan surat kita menggunakan model pembelajaran daring dengan video
Peneliti : Sejauh mana peserta didik mampu memahami materi pembelajaran PAI melalui pembelajaran daring ini?
Guru PAI : Jika dilihat dari hasil pengevaluasian dari kerajinan siswa mengumpulkan tugas maupun hasil dari tugas-tugas yang dikerjakan sudah cukup memahami pembelajaran PAI ini, namun hal ini tidak bisa menjadi suatu hal yang pasti karena kita sebagai guru tidak dapat melihat perkembangan siswa secara langsung
Peneliti : Apa saja kendala yang dialami selama proses pembelajaran daring?
Guru PAI : Kendala yang dialami seperti yang disebutkan tadi ya.
Terkendala sinyal, aplikasi yang kadang error, siswa yang kurang memahami materi, motivasi siswa menurun, sebagian terkendala dengan HP dan konsentrasi siswa yang terganggu.
Peneliti : Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
Guru PAI : Kita memberi diizinkan untuk anak untuk dapat kesekolah bagi yang bermasalah dengan sinyal internet dan handphone, bagi yang tidak paham dengan materi kesempatan untuk bertanya. Kita berusaha semaksimal mungkin agar pembelajaran PAI secara daring ini dapat berjalan dengan baik.
Guru PAI : Setiap kali pertemuan akan ada penilaian, penilaian yang dilakukan juga melalui pengisian LKS, tugas seperti praktek dan hafalan juga rangkuman
Peneliti : Bagaimana evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran daring?
Guru PAI : Untuk proses pengevaluasian menilai dari hasil tugas dalam bentuk essay maupun objektif yang dikumpulkan dan keaktifan siswa ketika mengikuti google meet atau WhatssApp
Peneliti : Apakah pembelajaran PAI yang dilakukan secara daring sudah efektif?
Guru PAI : Kurang efektif karena dilihat dari banyaknya kendala-kendala yang muncul
Kelas : VIII A
Peneliti : Apa yang dirasakan selama proses pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam?
Siswa : Waktu belajar bebas, namun pembelajaran daring seperti ini membuat motivasi belajar berkurang
Peneliti : Apa saja kendala yang dialami selama proses pembelajaran daring?
Siswa : Kalau belajar dirumah konsentrasi terganggu, tidak bersemangat belajar, dan kurang memahami materi yang disampaikan
Peneliti : Bagaimana sarana prasarana yang diberikan oleh sekolah dalam proses pembelajaran daring?
Siswa : Untuk sarana prasarana dari sekolah, sekolah hanya menyediakan buku pustaka, untuk bantuan kuota internet belum ada
Peneliti : Apakah terdapat kesulitan dalam menggunakan aplikasi yang menunjang pembelajaran PAI secara daring selama proses pembelajaran?
Siswa : Ada, seperti sinyal internet yang tidak stabil, loading untuk masuk ke aplikasi kadang lama
Peneliti : Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
Siswa : dengan cara memakai hostpot di rumah ke ayah, mama atau ke kakak. Untuk aplikasi yang kadang loadingnya lama ibu guru biasanya memberi tambahan waktu agar semua bisa ikut belajar
Peneliti : Sejauh mana pemahaman materi PAI melalui daring?
Siswa : Sejauh ini masih dapat memahami tapi tidak semua materi mampu dipahami karena tidak bisa bertemu langsung dengan bu guru dan tidak disampaikan secara langsung
Kelas : VIII B
Peneliti : Apa yang dirasakan selama proses pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam?
Siswa : Sama kak, apa yang disampaikan guru kurang daoat dipahami karena biasanya kan dijelaskan sama guru di papan tulis dan sulit fokus ketika belajar dirumah banyak gangguan
Peneliti : Apa saja kendala yang dialami selama proses pembelajaran daring?
Siswa : Dari sinyal yang jelek, semangat belajar jadi kurang karena kan kalau dirumah lebih banyak main Hp dari pada belajar
Peneliti : Bagaimana sarana prasarana yang diberikan oleh sekolah dalam proses pembelajaran daring?
Siswa : Bantuan seperti kuota internet kita belum dapat dari sekolah, tapi seperti buku sekolah meyediakan
Peneliti : Apakah terdapat kesulitan dalam menggunakan aplikasi
Peneliti : Apakah terdapat kesulitan dalam menggunakan aplikasi