BAB II KAJIAN TEORI
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berkaitan dengan penelitian mengenai implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam ada hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain yang sejalan dengan penelitian penulis, diantaranya:
1. Skripsi yang disusun oleh Galuh Astri Zunaika dari IAIN Salatiga dengan judul “Implementasi Pembelajaran Daring di Madrasah Ibtidayah Study Pada Guru MI Istiqomah Ma’arif NU Mojokerto Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020”, tahun 2020. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Persamaannya dengan skripsi saya yaitu sama-sama meneliti tentang implementasi pembelajaran daring.
Perbedaannya adalah penelitian ini hanya meneliti implementasi pembelajaran daring pada guru saja sedangkan penelitian saya meneliti bagaimana implementasi pembelajaran daring pendidikan agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII yang mana bukan hanya guru namun juga peserta didik.
2. Jurnal yang disusun oleh Rina Mutaqinah dan Taufik Hidayatullah yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Daring (Program BDR) Selama Pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa Barat”, tahun 2020. Penelitian ini sama-sama meneliti implementasi pembelajaran daring. Perbedaannya ada pada metode dan fokus penelitiannya, metode yang digunakan metode survey sedangkan penelitian saya menggunakan metode kualitatif. Perbedaan kedua, penelitian ini fokus pada program BDR selama pandemic covid-19 di provinsi Jawa Barat, sedangkan penelitian saya berfokus pada pembelajaran daring pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Jurnal yang disusun oleh Wati Susanti yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Secara Daring Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Tingkat SMP di Masa Pandemi Covid-19”, tahun 2020. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif. Persamaannya sama-sama meneliti tentang implementasi pembelajaran daring pendidikan Agama Islam pada tingkat SMP. Perbedaannya penelitian ini berfokus pada tingkat SMP secara keseluruhan sedangkan penelitian saya hanya berfokus pada satu kelas saja yaitu di kelas VIII.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 41 Kota Padang, yang beralamat di Jl. Kampung Jambak Kelurahan Gunung, Sarik Kecamatan Kuranji Kota padang Sumatera Barat. Waktu penelitian berlangsung bulan Maret 2021 sampai dengan bulan Agustus 2021.
B. Metode Penelitian
Kajian pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan metode penelitian field research (penelitian lapangan).
Pendekatan kualitatif sendiri adalah penelitian yang dapat menghasilkan data deksriptif melalui tulisan maupun perilaku yang dapat diamati.1
Menurut Denzin & Lincoln, “Menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada”.2
Didalam teori penelitian kualitatif agar data yang dihasilkan berkualitas, maka diperlukan data yang lengkap, yaitu berupa data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang dihasilkan lansung dalam bentuk lisan maupun perilaku dari subjek yang bersifat dapat dipercaya. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti yang didapatkan dari dokumen-dokumen berbetuk grafis yang dapat menambah data primer.3
Pendekatan kualitatif menurut Lincoln dan Guba disebut sebagai
“Naturalistik Inquiry". Penggunaan pendekatan ini dikarenakan cara
1 Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Citapustaka Media, 2015), Cet. V, h. 46.
2 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak, 2018), Cet. I, h. 7.
3 Sandu Siyato dan M.Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), Cet. I, h. 28.
pengamatan dan pengumpulan data dilakukan dalam latar/setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subjek yang diteliti.4 Didalam penelitian kualitatif peneliti berperan sebagai instrumen penelitian yang paling utama, dimana dalam pengumpulan datanya dilakukan oleh peneliti itu sendiri. Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif dan condong lebih menggunakan metode analisis.
Penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.
Pemilihan penelitian kualitatif ini dikarenakan proses pengumpulan data yang dihasilkan berbentuk deskriptif yang berasal dari lisan ataupun perilaku yang dapat diamati.
Menurut Bugin, “Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penilaian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, atupun fenomena tertentu."5 Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian lainnya, dimana terdapat beberapa sejumlah ciri-ciri yang membedakannya. Diantaranya, pertama, pengumpulan data yang dilakukan sesuai dengan kondisi asli. Kedua, peneliti sebagai alat penelitian utama dengan proses pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan wawancara. Ketiga, data yang diperoleh pada penelitian ini dalam bentuk deskriptif. Keempat, penelitian kualitatif lebih memperhatikan hasil dan akibat dari berbagai variabel yang saling mempengaruhi. Kelima, penelitian ini menggunakan metode triangulasi secara ekstensif. Keenam, lebih mementingkan rincian kontekstual. Ketujuh, peneliti dan subjek memiliki kedudukan yang sama. Kedelapan, penelitian kualitatif ini lebih mementingkan pandangan dari responden. Kesembilan, pengambilan sampel pada penelitian ini diambil secara purposif. Kesepuluh, data yang didapatkan langsung dilakukan analisa.6
4 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi, h. 61.
5 Ibid., h. 62.
6 Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Jurnal Equilibrium, Vol. 5, No. 9, 2009, h. 4.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian menjadi salah satu hal yang penting dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Subyek penelitian merupakan responden, seseorang atau informan yang akan dimintai informasi atau data. Sedangkan Obyek yaitu masalah atau tema yang sedang diteliti7 Subyek utama dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII yaitu Ibu Rita Asmita. Subyek pendukungnya adalah peserta didik dari kelas VIII dengan jumlah dua siswa, sebagai pihak yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam.
Selanjutnya yang menjadi obyek dalam penelitian adalah implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam di kelas VIII SMP Negeri 41 Padang tahun pelajaran 2021/2022.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang sesuai dalam menunjang keberhasilan penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik penelitian sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui pengamatan secara langsung terhadap sebuah objek penelitian yang dilaksanakan. Pelaksanaan kegaiatan observasi ini dapat dilakukan dengan partisipasi maupun non-partisipasi. Dalam observasi partisipasi pengamat ikut secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan dan berperan sebagai peserta pelatihan. Sedangkan observasi non-partisipasi pengamat tidak ikut serta secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan, melainkan hanya mengamati kegiatan tersebut.8
Dalam pengumpulan data penelitian kualitatif, observasi menjadi salah satu yang dipilih sebagai alat penelitian dimana peneliti dapat melihat,
7 Muh Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas dan Studi Kasus, (Sukabumi: CV Jejak, 2017), Cet. I, h. 152.
8 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2016), Cet. I, h.87.
mendengar dan merasakan secara langsung informasi dilapangan. Oleh karena itu, observasi dapat mempermudah peneliti dalam mengelola informasi yang ada ataupun informasi yang muncul yang sebelumnya tidak dapat diprediksi.9 Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan mengenai implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agana Islam di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 41 Kota Padang. Observasi dilakukan dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam yang dilakukan di sekolah tersebut.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses pengumpulan informasi melalui interaksi secara langsung antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai.
Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan dialog antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai mengenai objek penelitian yang akan dilakukan.10 Wawancara juga disebut sebagai proses komunikasi dan interaksi. Oleh karena itu, antara pewawancara dengan orang yang diwawancara mensyaratkan adanya hal-hal seperti penggunaan bahasa yang dapat saling dimengerti. Sedangkan interaksi sosial harus sangat diperhatikan baik situasi maupun topik ketika wawancara karena akan mempengaruhi kualitas perolehan data yang didapatkan.11 Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk mengetahui implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 41 Kota Padang.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal seperti catatan, prasasti, surat, transkip, dan sebagainya. Dalam penggunaan metode dokumentasi ini peneliti membutuhkan chek-list untuk mencari varibael yang sebelumnya sudah ditentukan. Apabila terdapat variabel yang dicari
9 Albi Anggito dan Johan Setiawan, op.cit., h.110.
10 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Kencana, 2014), h. 372.
11 Mamik, Metodologi Kualitatif, (Sidoarjo: Zifatama, 2015), Cet. I, h. 109.
maka peneliti dapat memberi tanda chekk atau tally sesuai dengan tempat yang ditentukan. Untuk hal-hal diluar daftar variabel penulis dapat menggunakan kalimat bebas ketika menuliskannya.12 Studi dokumentasi dalam penelitian ini meliputi dokumentasi internal berupa deksripsi profil sekolah yang diteliti, sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, jumlah siswa, hingga gambaran umum letak Sekolah Menengah Pertama Negeri 41 Kota Padang. Sedangkan dokumentasi eksternal berupa buku referensi, jurnal-jurnal terkait penelitian terdahulu, dan buku-buku yang bersumber dari internet.
E. Pemeriksaan atau Pengecekkan Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah prinsip keabsahan data dengan klasifikasi data melewati penggunaan saluran pengambilan data yang berbeda sampai data yang diambil telah jenuh, sehingga dapat diambil sintesa data yang absah dan valid. Triangulasi ini mempunyai banyak varian menurut Sahide yang menyebutkan bahwa terdapat empat macam varian dari triangulasi sebagai berikut.
a. Triangulasi data, dibedakan lagi oleh triangulasi waktu, triangulasi tempat, dan triangulasi sumber data/responden. Triangulasi waktu menempatkan waktu sebagai saluran pembeda dalam pengambilan data sehingga dapat dibandingkan dalam sudut pandang yang berbeda. Begitu pun dengan triangulasi tempat yang menguji suatu konsep dalam tempat-tempat yang berbeda.
b. Triangulasi peneliti, adalah pengujian sudut pandang subjek peneliti dalam memandang data, menerjemahkan data, mentranskripsi data, atau tindakan pengetahuan terhadap objek data. Sudut pandang peneliti yang berbeda disebabkan karena alat memandang data yang berbeda sangat diperlukan sehingga tidak terjebak pada subjektifitas peneliti.
12 Salim dan Haidir, Penelitian Pendidikan Metode, Pendekatan, dan Jenis, (Jakarta: Kencana, 2019), Cet. I, h. 100-101.
c. Triangulasi metode, alat yang digunakan dalam mengestraksi data pertu diperbanyak atau minimal tidak tunggal. Sehingga ketika ragam alat/metode tersebut ditarik hasilnya, maka akan diperoleh validitas dan sintesis yang cukup kuat.
d. Triangulasi teoritis, adalah hasil akhir penelitian kualitatif berupa suatu rumusan informasi. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari prasangka individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selanjutnya, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman jika peneliti mampu menggali pengetahuan teoretis secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena peneliti dituntut memilih expert judgement ketika membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih jika perbandingannya menunjukan hasil yang jauh berbeda.13
F. Instrumen Penelitian
Instrument utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.
Dalam mengumpulkan data dan mengintegrasikan data peneliti akan merujuk kepada pedoman wawancara. Dengan mengadakan observasi, wawancara dan dokumentasi dapat mengetahui implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII.
Agar penelitian lebih terarah, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi instrument penelitian berdasarkan arahan dari dosen yang selanjutnya kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi rujukan membuat pedoman wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi yang ditujukan kepada kepala sekolah, wakil kurikulum, guru Pendidikan Agama Islam dan siswa kelas VIII sebagai berikut.
13 Muhammad Alif K. Sahide, Buku Ajar Metodologi Penitian Sosial: Keahlian Minimum untuk Teknik Penulisan Ilmiah, (Makassar: Fakultas Kehutanan Universitas Hasanudin, 2019), h.
10.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Intstrumen Pengumpulan Data
No. Fokus Aspek Teknik Informan
- Evaluasi proses dan hasil selama proses
pelaksanaan
- Dokumentasi Sekolah bidang kurikulum - Aplikasi yang digunakan
selama proses
- Evaluasi proses dan hasil selama proses
- Kondisi dan keadaan peserta didik dari segi finansial, wawasan terhadap teknologi
daring Pendidikan Agama Islam
informasi dan komunikasi
- Kendala yang dialami peserta didik
- Kendala yang dialami guru
pembelajaran
No. Pertanyaan Jawaban
1 Bagimana kebijakan sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran daring di SMP Negeri 41 Kota Padang?
2 Kurikulum seperti apakah yang diterapkan di SMP Negeri 41 Kota Padang selama daring?
3 Berapakah jumlah siswa perkelas?
4 Bagaimana model perencanaan pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran daring?
5 Media apa saja yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran daring?
6 Aplikasi apa yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran
daring?
7 Apa kelebihan aplikasi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran daring?
8 Apa kekurangan aplikasi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran daring?
9 Kendala apa yang dialami dalam menggunakan aplikasi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran daring?
10 Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
11 Berapa alokasi waktu yang diterapkan dalam pembelajaran daring?
12 Model pembelajaran daring seperti apa yang digunakan?
13 Sejauh mana peserta didik mampu memahami materi pembelajaran PAI melalui pembelajaran daring ini?
14 Apa saja kendala yang dialami selama proses pembelajaran daring?
15 Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
16 Apakah pembelajaran PAI yang dilakukan secara daring sudah efektif?
17 Bagaimana tahapan dan proses penilaian yang dilakukan selama pembelajaran daring?
18 Bagaimana evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran daring?
19 Bagaimana sarana prasarana yang diberikan oleh sekolah untuk menunjang pembelajaran daring?
20 Bagaimana sekolah memfasilitasi bagi peserta didik yang kurang mampu selama pembelajaran daring?
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif menggunakan model analisis data mengalir.14 Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Dalam teknik ini peneliti mengumpulkan catatan penelitian yang dikumpulkan melalui wawancara, dan studi dokumentasi.
2. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih dan memfokuskan pada persoalan-persoalan yang pokok, serta mencari tema dan polanya.15 Dalam teknik reduksi ini menggunakan proses penyeleksian, pemfokusan, penyederhanaan, pengabstraksasian, dan pentransformasian data mentah dari hasil penelitian yang dilaksanakan.16
3. Penyajian Data
Dalam teknik ini penyajian data yang dilakukan yaitu berbentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman, salah satu yang paling sering digunakan dalam penyajian data pada penelitian kualitatif yaitu teks yang bersifat naratif.17 Dengan adanya penyajian data, maka akan memberi kemudahan bagi peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan melanjutkan pada tugas berikutnya. Selanjutnya, menurut Miles dan Huberman dianjurkan untuk melakukan display data, selain menggunakan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrikss, network, dan chart.18
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah data terkumpul dan direduksi, maka langkah terakhir dalam penganalisisan data adalah menarik kesimpulan. Analisis ini menggunakan analisis model interaktif, yaitu dilakukan dalam bentuk
14 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, op.cit., h. 69.
15 Umrati dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep dalam Penelitian Pendidikan, (Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2020), h. 88.
16 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, op.cit., h. 70.
17 Umrati dan Hengki Wijaya, op.cit., h. 89.
18 Ibid.
interaktif dari ketiga komponen utama tersebut. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, dan pemanfaatan dokumen yang terkait dengan pelatihan dan sumber-sumber belajar direduksi untuk dipilih bagian mana yang paling tepat untuk diberikan. Proses pemilihan data yang dilakukan berfokus pada data yang mengarah pada pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan, atau untuk menjawab pertanyaan penelitian.19
19 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, op.cit., h. 71.
49
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini akan membahas tentang implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang Tahun Pelajaran 2021/2022. Selain membahas tentang implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, akan juga dibahas mengenai kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran daring pendidikan agama Islam dan budi pekerti. Kedua hal inilah yang akan menjadi fokus pembahasan dalam Bab IV ini disertai analisis yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang tahun pelajaran 2021/2022.
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat SMP Negeri 41 Kota Padang
SMP Negeri 41 Padang mulai opersional pada Februari 2017, berlokasi di Jl. Kampung Jambak Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang Sumatera Barat. Pada mulanya sekolah ini bernama SMP Negeri Filial 10 Padang yang berlokasi di Jl. Akhirat Bukit Napa Kuranji Kel. Kuranji Kecamatan Kuranji Kota Padang.
Sejarah awal berdirinya SMP Negeri 10 Filial ini adalah diadakannya reuni Alumni SMP Negeri 10 Padang pada bulan Agustus 2014. Pada kesempatan itu muncul gagasan dari beberapa alumni yaitu mendirikan SMP Negeri 10 Filial. Alasannya adalah masih banyak siswa tamatan SD di sekitar kecamatan Kuranji yang tidak lulus seleksi PSB online.
Akibatnya sebagian besar mereka putus sekolah dan melanjutkan ke SMP Swasta. Disisi lain orang tua siswa siswa tersebut sebagian besar berekonomi atau dari keluarga kurang mampu.
Pada tahun pelajaran 2015/2016 adalah SMP Negeri 10 Filial menerima siswa baru. Siswa siswa tersebut adalah anak anak kecamatan Kuranji yang lulus diseleksi persyaratan KK dan KTP orang tuanya kecamatan Kuranji.
Kebudayaan RI memberikan bantuan pembangunan Unit Sekolah Baru untuk SMP Negeri di Kota Padang dimana salah satunya adalah diperuntukkan pada SMP Negeri 10 Filial. Unit sekolah baru tersebut bernama SMP Negeri 41 Padang. Unit sekolah baru SMP N 41 Padang selesai pengerjaannya bulan Desember 2016. Atas izin Dinas Pendidikan Kota Padang SMP N 41 Padang boleh digunakan. Sebagai syarat beroperasional sebuah sekolah harus ada kepala sekolah, guru-guru, tenaga pegawai dan siswa. Pada tanggal 5 Mei 2017, Pemerintah Kota Padang mengangkat kepala sekolah definitif untuk SMP Negeri 41 Padang. Telah adanya kepala sekolah yang baru segala proses administrasi pendidikan telah bisa diselenggarakan di sekolah ini, kecuali dana BOS masih menumpang dalam RKAS SMP Negeri 10 Padang.
Pada sisi lainnya sekitar Bulan Juni Dirjen Pembinaan SMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayan mengeluarkan NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional) SMP N 41. NPSN merupakan syarat untuk masuk dalam DAPODIK( Data Pokok Pendidik dan Tenaga Pendidikan) pada Kemendikbud. Pada Bulan Agustus 2017 Dapodik SMP N 41 Padang telah terdaftar di Kemendikbud. Hal lainnya masih sedang diproses adalah SK Pendirian Sekolah dari Walikota Padang.1
2. Visi dan Misi SMP Negeri 41 Padang a. Visi Sekolah
Prestasi, Akhlakul Karimah, dan Terciptanya Lingkungan Indah Sehat dan Asri.
b. Misi Sekolah
1) Berupaya untuk senantiasa meningkatkan prestasi akademik, baik akademik maupun non akademik,
2) Mengupayakan langkah dalam menanamkan nilai-nilai pentingnya berdo'a, belajar, bekerja, dan beribadah,
1 Hasil Dokumentasi SMP Negeri 41 Padang
dilakukan dalam mengembangkan nilai-nilai pentingnya berdo'a, belajar, bekerja, dan beribadah,
4) Mengadakan tindak lanjut dari hasil evaluasi sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan langkah-langkah yang sudah dilakukan,
5) Memberdayakan peran serta semua pihak yang terlibat sesuai dengan fungsi, tugas dan wewenangnya,
6) Senantiasa terus berupaya untuk memperbaiki akhlak baik peserta didik, guru dan staf tata usaha,
7) Senantiasa terus berupaya untuk menciptakan lingkungan yang indah, sehat dan asri.
3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Adapun tenaga pendidik dan kependidikan SMP Negeri 41 Padang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan
NO Keterangan Jumlah
1 Pendidik PNS 17 Orang
2 Tenaga Kependidikan PNS 1 Orang
3 Pendidik Honor 14 Orang
4 Tenaga Kependidikan Honor 8 Orang
4. Data Peserta Didik
Berikut adalah data peserta didik tahun pelajaran 2021/2022:
Tabel 4.2 Data Peserta Didik
No Kelas Keadaan Akhir
Bulan Juli Siswa
Pindah/DO Pindahan
(Masuk) Keadaan Akhir Bulan
Agustus Jumlah
5. Struktur Organisasi SMP Negeri 41 Padang Gambar 4.1
Struktur Organisasi SMP Negeri 41 Padang
KEPALA SEKOLAH RAHMAT, M.Pd
WAKA KURIKULUM/HUMAS
FINCE EKA TRISIA, S.Pd
KAUR T.U
KOMITE
WAKA KESISWAAN/SAPRAS WIWIEK SUSIANA, S.Pd
UNIT PERPUSTAKAAN
UNIT
LABOR IPA OSIS UNIT KOPSIS
AGAMA PKn B.INDO B.ING IPA IPS MTK PENJAS KETERAM
PILAN
SENI
BUDAYA TIK BK
SISWA
PENJAGA SEKOLAH MAJELIS GURU
WALI KELAS
MASYARAKAT SEKITAR
7.A 7.B7.B 7.C 7.D 8.A 8.B 8.C 8.D 9.A 9.B 9.C 9.D 9.E
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana SMP Negeri 41 Padang
NO Jenis Jumlah Keadaan
1 Komputer 8 Baik
2 Laptop 9 Baik
3 Printer 3 Baik
4 Infocus 8 Baik
5 Drumband 1 Baik
6 Meja kerja ½ biro 11 Baik
7 Kursi kerja 11 Baik
8 Locker 1 Baik
9 Lemari arsip 6 Baik
10 Lemari administrasi 2 Baik
11 Meja 1 biro 2 Baik
12 Amplifier 1 Baik
13 Toa 1 Baik
14 Mic 1 Baik
15 Sounf system 1 Baik
16 Ruang kelas 10 Baik
17 Ruang kepala sekolah 1 Baik
18 Ruang tata usaha 1 Baik
20 Ruang inklusif 1 Baik
21 Ruang labor TIK 1 Baik
22 Toilet siswa 9 Baik
23 Toilet guru 2 Baik
24 Toilet pegawai 2 Baik
25 Toilet kepsek 1 Baik
26 Mushalla 1 Baik
B. Deskripsi Data
Data yang disajikan merupakan data mentah mengenai implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang tahun pelajaran 2020/2021 yang kemudian diolah menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan kepala sekolah, wakil kurikulum, guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII dan peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang terjadi dilapangan.
Adapun daftar dari pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut adalah (1) implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang tahun pelajaran 2021/2022, (2) kelebihan
Adapun daftar dari pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut adalah (1) implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang tahun pelajaran 2021/2022, (2) kelebihan