• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian menjadi salah satu hal yang penting dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Subyek penelitian merupakan responden, seseorang atau informan yang akan dimintai informasi atau data. Sedangkan Obyek yaitu masalah atau tema yang sedang diteliti7 Subyek utama dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII yaitu Ibu Rita Asmita. Subyek pendukungnya adalah peserta didik dari kelas VIII dengan jumlah dua siswa, sebagai pihak yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam.

Selanjutnya yang menjadi obyek dalam penelitian adalah implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam di kelas VIII SMP Negeri 41 Padang tahun pelajaran 2021/2022.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang sesuai dalam menunjang keberhasilan penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik penelitian sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui pengamatan secara langsung terhadap sebuah objek penelitian yang dilaksanakan. Pelaksanaan kegaiatan observasi ini dapat dilakukan dengan partisipasi maupun non-partisipasi. Dalam observasi partisipasi pengamat ikut secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan dan berperan sebagai peserta pelatihan. Sedangkan observasi non-partisipasi pengamat tidak ikut serta secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan, melainkan hanya mengamati kegiatan tersebut.8

Dalam pengumpulan data penelitian kualitatif, observasi menjadi salah satu yang dipilih sebagai alat penelitian dimana peneliti dapat melihat,

7 Muh Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas dan Studi Kasus, (Sukabumi: CV Jejak, 2017), Cet. I, h. 152.

8 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2016), Cet. I, h.87.

mendengar dan merasakan secara langsung informasi dilapangan. Oleh karena itu, observasi dapat mempermudah peneliti dalam mengelola informasi yang ada ataupun informasi yang muncul yang sebelumnya tidak dapat diprediksi.9 Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan mengenai implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agana Islam di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 41 Kota Padang. Observasi dilakukan dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam yang dilakukan di sekolah tersebut.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses pengumpulan informasi melalui interaksi secara langsung antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai.

Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan dialog antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai mengenai objek penelitian yang akan dilakukan.10 Wawancara juga disebut sebagai proses komunikasi dan interaksi. Oleh karena itu, antara pewawancara dengan orang yang diwawancara mensyaratkan adanya hal-hal seperti penggunaan bahasa yang dapat saling dimengerti. Sedangkan interaksi sosial harus sangat diperhatikan baik situasi maupun topik ketika wawancara karena akan mempengaruhi kualitas perolehan data yang didapatkan.11 Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk mengetahui implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 41 Kota Padang.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal seperti catatan, prasasti, surat, transkip, dan sebagainya. Dalam penggunaan metode dokumentasi ini peneliti membutuhkan chek-list untuk mencari varibael yang sebelumnya sudah ditentukan. Apabila terdapat variabel yang dicari

9 Albi Anggito dan Johan Setiawan, op.cit., h.110.

10 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:

Kencana, 2014), h. 372.

11 Mamik, Metodologi Kualitatif, (Sidoarjo: Zifatama, 2015), Cet. I, h. 109.

maka peneliti dapat memberi tanda chekk atau tally sesuai dengan tempat yang ditentukan. Untuk hal-hal diluar daftar variabel penulis dapat menggunakan kalimat bebas ketika menuliskannya.12 Studi dokumentasi dalam penelitian ini meliputi dokumentasi internal berupa deksripsi profil sekolah yang diteliti, sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, jumlah siswa, hingga gambaran umum letak Sekolah Menengah Pertama Negeri 41 Kota Padang. Sedangkan dokumentasi eksternal berupa buku referensi, jurnal-jurnal terkait penelitian terdahulu, dan buku-buku yang bersumber dari internet.

E. Pemeriksaan atau Pengecekkan Keabsahan Data

Untuk memperoleh keabsahan data pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah prinsip keabsahan data dengan klasifikasi data melewati penggunaan saluran pengambilan data yang berbeda sampai data yang diambil telah jenuh, sehingga dapat diambil sintesa data yang absah dan valid. Triangulasi ini mempunyai banyak varian menurut Sahide yang menyebutkan bahwa terdapat empat macam varian dari triangulasi sebagai berikut.

a. Triangulasi data, dibedakan lagi oleh triangulasi waktu, triangulasi tempat, dan triangulasi sumber data/responden. Triangulasi waktu menempatkan waktu sebagai saluran pembeda dalam pengambilan data sehingga dapat dibandingkan dalam sudut pandang yang berbeda. Begitu pun dengan triangulasi tempat yang menguji suatu konsep dalam tempat-tempat yang berbeda.

b. Triangulasi peneliti, adalah pengujian sudut pandang subjek peneliti dalam memandang data, menerjemahkan data, mentranskripsi data, atau tindakan pengetahuan terhadap objek data. Sudut pandang peneliti yang berbeda disebabkan karena alat memandang data yang berbeda sangat diperlukan sehingga tidak terjebak pada subjektifitas peneliti.

12 Salim dan Haidir, Penelitian Pendidikan Metode, Pendekatan, dan Jenis, (Jakarta: Kencana, 2019), Cet. I, h. 100-101.

c. Triangulasi metode, alat yang digunakan dalam mengestraksi data pertu diperbanyak atau minimal tidak tunggal. Sehingga ketika ragam alat/metode tersebut ditarik hasilnya, maka akan diperoleh validitas dan sintesis yang cukup kuat.

d. Triangulasi teoritis, adalah hasil akhir penelitian kualitatif berupa suatu rumusan informasi. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari prasangka individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selanjutnya, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman jika peneliti mampu menggali pengetahuan teoretis secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena peneliti dituntut memilih expert judgement ketika membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih jika perbandingannya menunjukan hasil yang jauh berbeda.13

F. Instrumen Penelitian

Instrument utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.

Dalam mengumpulkan data dan mengintegrasikan data peneliti akan merujuk kepada pedoman wawancara. Dengan mengadakan observasi, wawancara dan dokumentasi dapat mengetahui implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII.

Agar penelitian lebih terarah, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi instrument penelitian berdasarkan arahan dari dosen yang selanjutnya kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi rujukan membuat pedoman wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi yang ditujukan kepada kepala sekolah, wakil kurikulum, guru Pendidikan Agama Islam dan siswa kelas VIII sebagai berikut.

13 Muhammad Alif K. Sahide, Buku Ajar Metodologi Penitian Sosial: Keahlian Minimum untuk Teknik Penulisan Ilmiah, (Makassar: Fakultas Kehutanan Universitas Hasanudin, 2019), h.

10.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Intstrumen Pengumpulan Data

No. Fokus Aspek Teknik Informan

- Evaluasi proses dan hasil selama proses

pelaksanaan

- Dokumentasi Sekolah bidang kurikulum - Aplikasi yang digunakan

selama proses

- Evaluasi proses dan hasil selama proses

- Kondisi dan keadaan peserta didik dari segi finansial, wawasan terhadap teknologi

daring Pendidikan Agama Islam

informasi dan komunikasi

- Kendala yang dialami peserta didik

- Kendala yang dialami guru

pembelajaran

No. Pertanyaan Jawaban

1 Bagimana kebijakan sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran daring di SMP Negeri 41 Kota Padang?

2 Kurikulum seperti apakah yang diterapkan di SMP Negeri 41 Kota Padang selama daring?

3 Berapakah jumlah siswa perkelas?

4 Bagaimana model perencanaan pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran daring?

5 Media apa saja yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran daring?

6 Aplikasi apa yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran

daring?

7 Apa kelebihan aplikasi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran daring?

8 Apa kekurangan aplikasi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran daring?

9 Kendala apa yang dialami dalam menggunakan aplikasi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran daring?

10 Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?

11 Berapa alokasi waktu yang diterapkan dalam pembelajaran daring?

12 Model pembelajaran daring seperti apa yang digunakan?

13 Sejauh mana peserta didik mampu memahami materi pembelajaran PAI melalui pembelajaran daring ini?

14 Apa saja kendala yang dialami selama proses pembelajaran daring?

15 Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala tersebut?

16 Apakah pembelajaran PAI yang dilakukan secara daring sudah efektif?

17 Bagaimana tahapan dan proses penilaian yang dilakukan selama pembelajaran daring?

18 Bagaimana evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran daring?

19 Bagaimana sarana prasarana yang diberikan oleh sekolah untuk menunjang pembelajaran daring?

20 Bagaimana sekolah memfasilitasi bagi peserta didik yang kurang mampu selama pembelajaran daring?

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif menggunakan model analisis data mengalir.14 Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Dalam teknik ini peneliti mengumpulkan catatan penelitian yang dikumpulkan melalui wawancara, dan studi dokumentasi.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih dan memfokuskan pada persoalan-persoalan yang pokok, serta mencari tema dan polanya.15 Dalam teknik reduksi ini menggunakan proses penyeleksian, pemfokusan, penyederhanaan, pengabstraksasian, dan pentransformasian data mentah dari hasil penelitian yang dilaksanakan.16

3. Penyajian Data

Dalam teknik ini penyajian data yang dilakukan yaitu berbentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman, salah satu yang paling sering digunakan dalam penyajian data pada penelitian kualitatif yaitu teks yang bersifat naratif.17 Dengan adanya penyajian data, maka akan memberi kemudahan bagi peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan melanjutkan pada tugas berikutnya. Selanjutnya, menurut Miles dan Huberman dianjurkan untuk melakukan display data, selain menggunakan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrikss, network, dan chart.18

4. Penarikan Kesimpulan

Setelah data terkumpul dan direduksi, maka langkah terakhir dalam penganalisisan data adalah menarik kesimpulan. Analisis ini menggunakan analisis model interaktif, yaitu dilakukan dalam bentuk

14 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, op.cit., h. 69.

15 Umrati dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep dalam Penelitian Pendidikan, (Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2020), h. 88.

16 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, op.cit., h. 70.

17 Umrati dan Hengki Wijaya, op.cit., h. 89.

18 Ibid.

interaktif dari ketiga komponen utama tersebut. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, dan pemanfaatan dokumen yang terkait dengan pelatihan dan sumber-sumber belajar direduksi untuk dipilih bagian mana yang paling tepat untuk diberikan. Proses pemilihan data yang dilakukan berfokus pada data yang mengarah pada pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan, atau untuk menjawab pertanyaan penelitian.19

19 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, op.cit., h. 71.

49

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini akan membahas tentang implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang Tahun Pelajaran 2021/2022. Selain membahas tentang implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, akan juga dibahas mengenai kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran daring pendidikan agama Islam dan budi pekerti. Kedua hal inilah yang akan menjadi fokus pembahasan dalam Bab IV ini disertai analisis yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang tahun pelajaran 2021/2022.

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 41 Kota Padang

SMP Negeri 41 Padang mulai opersional pada Februari 2017, berlokasi di Jl. Kampung Jambak Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang Sumatera Barat. Pada mulanya sekolah ini bernama SMP Negeri Filial 10 Padang yang berlokasi di Jl. Akhirat Bukit Napa Kuranji Kel. Kuranji Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Sejarah awal berdirinya SMP Negeri 10 Filial ini adalah diadakannya reuni Alumni SMP Negeri 10 Padang pada bulan Agustus 2014. Pada kesempatan itu muncul gagasan dari beberapa alumni yaitu mendirikan SMP Negeri 10 Filial. Alasannya adalah masih banyak siswa tamatan SD di sekitar kecamatan Kuranji yang tidak lulus seleksi PSB online.

Akibatnya sebagian besar mereka putus sekolah dan melanjutkan ke SMP Swasta. Disisi lain orang tua siswa siswa tersebut sebagian besar berekonomi atau dari keluarga kurang mampu.

Pada tahun pelajaran 2015/2016 adalah SMP Negeri 10 Filial menerima siswa baru. Siswa siswa tersebut adalah anak anak kecamatan Kuranji yang lulus diseleksi persyaratan KK dan KTP orang tuanya kecamatan Kuranji.

Kebudayaan RI memberikan bantuan pembangunan Unit Sekolah Baru untuk SMP Negeri di Kota Padang dimana salah satunya adalah diperuntukkan pada SMP Negeri 10 Filial. Unit sekolah baru tersebut bernama SMP Negeri 41 Padang. Unit sekolah baru SMP N 41 Padang selesai pengerjaannya bulan Desember 2016. Atas izin Dinas Pendidikan Kota Padang SMP N 41 Padang boleh digunakan. Sebagai syarat beroperasional sebuah sekolah harus ada kepala sekolah, guru-guru, tenaga pegawai dan siswa. Pada tanggal 5 Mei 2017, Pemerintah Kota Padang mengangkat kepala sekolah definitif untuk SMP Negeri 41 Padang. Telah adanya kepala sekolah yang baru segala proses administrasi pendidikan telah bisa diselenggarakan di sekolah ini, kecuali dana BOS masih menumpang dalam RKAS SMP Negeri 10 Padang.

Pada sisi lainnya sekitar Bulan Juni Dirjen Pembinaan SMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayan mengeluarkan NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional) SMP N 41. NPSN merupakan syarat untuk masuk dalam DAPODIK( Data Pokok Pendidik dan Tenaga Pendidikan) pada Kemendikbud. Pada Bulan Agustus 2017 Dapodik SMP N 41 Padang telah terdaftar di Kemendikbud. Hal lainnya masih sedang diproses adalah SK Pendirian Sekolah dari Walikota Padang.1

2. Visi dan Misi SMP Negeri 41 Padang a. Visi Sekolah

Prestasi, Akhlakul Karimah, dan Terciptanya Lingkungan Indah Sehat dan Asri.

b. Misi Sekolah

1) Berupaya untuk senantiasa meningkatkan prestasi akademik, baik akademik maupun non akademik,

2) Mengupayakan langkah dalam menanamkan nilai-nilai pentingnya berdo'a, belajar, bekerja, dan beribadah,

1 Hasil Dokumentasi SMP Negeri 41 Padang

dilakukan dalam mengembangkan nilai-nilai pentingnya berdo'a, belajar, bekerja, dan beribadah,

4) Mengadakan tindak lanjut dari hasil evaluasi sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan langkah-langkah yang sudah dilakukan,

5) Memberdayakan peran serta semua pihak yang terlibat sesuai dengan fungsi, tugas dan wewenangnya,

6) Senantiasa terus berupaya untuk memperbaiki akhlak baik peserta didik, guru dan staf tata usaha,

7) Senantiasa terus berupaya untuk menciptakan lingkungan yang indah, sehat dan asri.

3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Adapun tenaga pendidik dan kependidikan SMP Negeri 41 Padang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan

NO Keterangan Jumlah

1 Pendidik PNS 17 Orang

2 Tenaga Kependidikan PNS 1 Orang

3 Pendidik Honor 14 Orang

4 Tenaga Kependidikan Honor 8 Orang

4. Data Peserta Didik

Berikut adalah data peserta didik tahun pelajaran 2021/2022:

Tabel 4.2 Data Peserta Didik

No Kelas Keadaan Akhir

Bulan Juli Siswa

Pindah/DO Pindahan

(Masuk) Keadaan Akhir Bulan

Agustus Jumlah

5. Struktur Organisasi SMP Negeri 41 Padang Gambar 4.1

Struktur Organisasi SMP Negeri 41 Padang

KEPALA SEKOLAH RAHMAT, M.Pd

WAKA KURIKULUM/HUMAS

FINCE EKA TRISIA, S.Pd

KAUR T.U

KOMITE

WAKA KESISWAAN/SAPRAS WIWIEK SUSIANA, S.Pd

UNIT PERPUSTAKAAN

UNIT

LABOR IPA OSIS UNIT KOPSIS

AGAMA PKn B.INDO B.ING IPA IPS MTK PENJAS KETERAM

PILAN

SENI

BUDAYA TIK BK

SISWA

PENJAGA SEKOLAH MAJELIS GURU

WALI KELAS

MASYARAKAT SEKITAR

7.A 7.B7.B 7.C 7.D 8.A 8.B 8.C 8.D 9.A 9.B 9.C 9.D 9.E

Tabel 4.3

Sarana dan Prasarana SMP Negeri 41 Padang

NO Jenis Jumlah Keadaan

1 Komputer 8 Baik

2 Laptop 9 Baik

3 Printer 3 Baik

4 Infocus 8 Baik

5 Drumband 1 Baik

6 Meja kerja ½ biro 11 Baik

7 Kursi kerja 11 Baik

8 Locker 1 Baik

9 Lemari arsip 6 Baik

10 Lemari administrasi 2 Baik

11 Meja 1 biro 2 Baik

12 Amplifier 1 Baik

13 Toa 1 Baik

14 Mic 1 Baik

15 Sounf system 1 Baik

16 Ruang kelas 10 Baik

17 Ruang kepala sekolah 1 Baik

18 Ruang tata usaha 1 Baik

20 Ruang inklusif 1 Baik

21 Ruang labor TIK 1 Baik

22 Toilet siswa 9 Baik

23 Toilet guru 2 Baik

24 Toilet pegawai 2 Baik

25 Toilet kepsek 1 Baik

26 Mushalla 1 Baik

B. Deskripsi Data

Data yang disajikan merupakan data mentah mengenai implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang tahun pelajaran 2020/2021 yang kemudian diolah menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan kepala sekolah, wakil kurikulum, guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII dan peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang terjadi dilapangan.

Adapun daftar dari pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut adalah (1) implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang tahun pelajaran 2021/2022, (2) kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang.

a. Implementasi pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang tahun pelajaran 2021/2022

Dampak dari kemajuan teknologi pada saat ini penerapan pembelajaran telah berubah kearah pembelajaran berbasis teknologi. Hal ini dapat

selama masa pandemi semua bentuk kegiatan dibatasi dari pekerjaan hingga proses belajar mengajar disekolah. Hal tersebut membuat setiap sekolah membuat kebijakan baru agar proses mengajar belajar dilakukan secara daring untuk menghindari kerumunan dan penyebaran virus.

Adapun pertanyaan peneliti yaitu:

“Bagaimana kebijakan sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran daring di SMP Negeri 41 Kota Padang?”

“Kebijakan yang sekolah pakai tentunya berdasarkan pada surat edaran yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan di masa darurat covid-19.

Selama proses pembelajaran daring kita menggunakan aplikasi seperti WhatsAPP dan Google Meet. Kami juga mengizinkan bagi peserta didik yang kurang mampu atau tidak memiliki fasilitas seperti Handphone untuk datang langsung ke sekolah tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut bertujuan agar semua peserta didik dapat merasakan pembelajaran yang merata”.

Jawaban serupa yang disampaikan oleh informan 2, atas pertanyaan penulis:

“Aplikasi apa yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran daring?”

“yang kita gunakan selama proses pembelajaran daring ini sesuai dengan lebijakan dari kepala sekolah yaitu WhatsApp karena hampir semua siswa memiliki aplikasi tersebut, selanjutnya google meet. Kita memilih menggunakan aplikasi-aplikasi itu karena alasan utamanya tidak memakan banyak kuota internet. Selanjutnya kita juga mebuat kebijakan bagi anak yang tidak memiliki fasilitas seperti handphone diizinkan sesekali ke sekolah atau guru dapat langsung ke rumah anak tersebut dan bagi yang kesulitan dengan kuota internet maka kami juga mengizinkan anak untuk dapat memakai internet wifi sekolah”.

Hal serupa juga dinyatakan oleh informan 3 yaitu:

“Sebelumnya kita menggunakan aplikasi geschool, tapi dikarenakan terkendala pada biaya dan anak kurang paham tidak dipakai lagi dan beralih ke aplikasi WhatsApp, aplikasi tersebut digunakan untuk mengambil absen dan mengirim tugas atau materi pembelajaran.

Selanjutnya kita menggunakan google meet, aplikasi tersebut berfungsi untuk menjelaskan materi dengan dapat melihat wajah para peserta didik dan biasanya digunakan ketika mengambil nilai baca al-Qur’an atau hafalan surat dan praktek. Untuk google classroom kita belum pakai karena masih tahap memperkenalkan kepada peserta didik.”

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan pembelajaran daring di SMP Negeri 41 Padang berdasarkan pada surat

pelaksanaan pendidikan di masa darurat covid-19. Kebijakan tersebut bertujuan untuk dapat mempermudah dan menyesuaikan pada perkembangan zaman saat ini yang menuntut untuk dapat melek teknologi.

Kebijakan yang diterapkan oleh pihak SMP Negeri 41 Padang berdasarkan hasil data dilapangan dengan wawancara, observasi dan juga dokumentasi dapat ditarik kesimpulan dari analisis peniliti yaitu melihat dari segi kesiapan sekolah dalam melaksanakan kebijakan tersebut sudah cukup baik karena fasilitas dan sarana prasarana sudah tersedia. Dalam proses pembelajaran daring semua guru kelas terutama guru Pendidikan Agama Islam memilih untuk menggunakan aplikasi yang tidak banyak mengambil kuota seperti WhatsApp dan google meet.

Dalam proses pembelajaran baik yang dilakukan secara offline ataupun daring tentu adanya perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian yang dilakukan oleh setiap guru yang mengajar dikelas. Adapun pertanyaan peneliti tentang hal ini yaitu: “Bagaimana model perencanaan pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran daring?”

Jawaban informan:

“RPP yang digunakan menyesuaikan pada RPP dimasa pandemi covid-19. Untuk proses pengevaluasian menilai dari hasil tugas yang dikumpulkan dan keaktifan siswa ketika mengikuti google meet atau WhatssApp”.

Pada tahap perencanaan pertama kali yg akan guru siapkan adalah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) daring. Dalam hal ini semua guru di SMP Negeri 41 Padang menggunakan RPP daring sesuai dengan kebijakan sekolah. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan guru menggunakan aplikasi seperti WhatsApp dan google meet sebagai media pembelajaran. Aplikasi tersebut dipilih karena dianggap efektif , mengirit kuota internet dan mayoritas sudah mempunyai aplikasi tersebut. Dalam data lapangan yang diperoleh masih terdapat peserta didik yang mengalami kesulitan dalam segi fasilitas seperti tidak memiliki handphone atau handphone yang dipakai satu bersama dengan adiknya, untuk mengatasi hal ini guru dapat langsung mendatangi rumah anak tersebut.

pembelajaran, kemudian guru mengambil hasil dari tugas yang telah dikerjakan peserta didik dan dicatat ke dalam buku penilaian.

b. Kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran daring Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di kelas VIII SMP Negeri 41 Kota Padang

Dalam proses pembelajaran baik secara tatap muka maupun daring tentunya terdapat kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 41 Padang. Kelebihan dan kekurangan tersebut berasal dari berbagai aspek seperti dalam penggunaan aplikasi, manajemen waktu dan

Dalam proses pembelajaran baik secara tatap muka maupun daring tentunya terdapat kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 41 Padang. Kelebihan dan kekurangan tersebut berasal dari berbagai aspek seperti dalam penggunaan aplikasi, manajemen waktu dan

Dokumen terkait