• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

C. Hasil Penelitian

2. Implementasi Penilaian Ranah Afektif Pada Mata

Hidayatullah Jakarta.

Penilaian afektif dilihat dari keseharian para siswa ketika mengikuti pelajaran pada mata pelajaran ekonomi. Ketika proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode diskusi, para siswa akan dilihat sikap antusiasnya. Dalam mata pelajaran Ekonomi penilaian pada ranah afektif juga dilihat berdasarkan perilaku-perilaku siswa yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan penyesuaian diri ketika mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi.

Penilaian ranah afektif pada mata pelajaran ekonomi dilakukan dengan menggunakan jurnal, jurnal ini merupakan catatan guru terhadap sikap para siswa. Guru akan mencatat tingkat kemauan untuk menerima pelajaran dari guru, hal ini ditunjukkan dengan sikap segera memasuki kelas pada waktu guru datang dan duduk paling depan dengan mempersiapkan kebutuhan belajar. Selain tingkat kemauan, perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan guru juga menjadi catatan aspek afektif guru, hal ini ditandai dengan para siswa mau dan antusias mencatat bahan pelajaran dengan baik dan sistematis. Selain itu ranah

3

Wawancara dengan 4 orang siswa (M. Renaldi, Kansha, Tanti Melinda, Nurul Huda) kelas X pada tanggal 1 Oktober 2014

afektif juga dilihat dari penghargaan siswa terhadap guru seperti sopan, ramah dan hormat kepada guru pada saat guru menjelaskan pelajaran. Cara bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami juga menjadi catatan penilaian ranah afektif siswa. Siswa juga memiliki kemauan untuk mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut juga menjadi catatan ranah afektif siswa, hal ini terlihat dari siswa yang mau pergi ke perpustakaan untuk belajar lebih lanjut atau meminta informasi kepada guru tentang buku yang harus dipelajari atau segera membentuk kelompok untuk diskusi. Ranah afektif lain yang dicatat oleh guru ekonomi adalah siswa mau melakukan latihan untuk menyelesaikan masalah berdasarkan konsep bahan yang telah diperolehnya atau menggunakannya dalam praktik kehidupannya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata

pelajaran ekonomi, “Dalam pelajaran Ekonomi pada ranah afektif juga dilihat berdasarkan perilaku-perilaku siswa yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan penyesuaian diri yang pasti penilaian afektif dilihat dari nilai sikap siswa bagaimana siswa mengikuti pelajaran. Dan pada ranah afektif saya suka mencatat perilaku siswa di kelas, kaya yang suka ribut, suka jahil, atau berisik di kelas, suka teriak-teriak, pasti saya catat.”4

Menurut wakil kepala sekolah bidang kurikulum, “Pada penilaian ranah afektif, kalau catatan sikap siswa sama guru yang bersangkutan, yang mengajar pada bidang studi masing-masing, untuk di tulis di raport juga.”5

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan siswa “aku

pernah liat guru, nyatet siswa yang berisik.”6

Penilaian ranah afektif dilakukan dengan mencatat dalam jurnal yang dimiliki oleh guru pada mata pelajaran Ekonomi.

4

Wawancara dengan Ibu Halimatussa’diyah (guru ekonomi ) pada tanggal 30 Sepetember 2014

5

Wawancara dengan Bapak Ridwan, S.Ag (wakil kepala sekolah bidang kurikulum) pada tanggal 30 september 2014

6

Wawancara dengan 4 orang siswa (M. Renaldi, Kansha, Tanti Melinda, Nurul Huda) pada tanggal 1 Oktober 2014

3. Implementasi Penilaian Ranah Psikomotorik Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penilaian pada ranah psikomotor dalam mata pelajaran Ekonomi baru digunakan pada kurikulum 2013 dimana pada penilaian psikomotor ini baru ada instrumen penilaian kurikulum 2013. Sebelumnya pada ranah psikomotor sudah terdapat penilaian Kompetensi Inti 4 dirapot, penilaian pada Kompetensi Inti 4 dilakukan untuk melihat siswa-siswi dengan memberikan keterampilan-keterampilan pada setiap pelajaran.

Penilaian pada ranah psikomotor pada pelajaran Ekonomi diminta untuk membuat video. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan siswa yang mengatakan “Biasanya ibu ngasih saya latihan-latihan soal atau saya pernah disuruh membuat video dan pernah pada pelajaran Kewirausahaan guru meminta saya untuk mencatet hasil keuntungannya.”7

Menurut pengamatan wakil kepala sekolah bidang

kurikulum, “Untuk penilaian ranah psikomotor, penilaiannya di sesuaikan dengan materinya, guru yang memiilih materi mana yang sesuai untuk dibuat proyek”.8 Selain itu untuk menilai ranah psikomotor dalam proses pembelajaran Ekonomi juga dilakukan secara kolaboratif dengan mata pelajaran kewirausahaan, dalam hal ini siswa-siswi diberikan tugas untuk berdagang dan Guru Ekonomi meminta data untuk melihat keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari hasil jualan tersebut. Inilah kegiatan untuk menilai siswa-siswi dalam ranah psikomotor siswa.

Penilaian ranah psikomotor juga dilakukan dengan mencatat dalam jurnal guru yang mencatat keaktivan siswa dalam menjawab soal yang diberikan guru, maupun menjawab soal yang diberikan pada saat ujian ulangan berlangsung tidak hanya itu siswa harus berperan aktif

7

Wawancara dengan Kansha, (siswa kelas X.i 2) pada tanggal 1 Oktober 2014

8

Wawancara dengan Bapak Ridwan, S.Ag (wakil kepala sekolah bidang kurikulum) pada tanggal 1 Oktober 2014

didalam kelas ketika guru menerangkan siswa harus memberikan tanggapan atau memberikan pertanyaan ketika tidak jelas saat guru memberikan materi ekonomi. Catatan dalam jurnal juga di cantumkan tingkat kemauan untuk menerima pelajaran dari guru, hal ini ditunjukkan dengan psikomotor segera memasuki kelas pada waktu guru datang dan duduk paling depan dengan mempersiapkan kebutuhan belajar. Afeksi tentang perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan guru diikuti dengan psikomotorik para siswa mau dan antusias mencatat bahan pelajaran dengan baik dan sistematis. Afeksi siswa tentang kemauan untuk mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut, hal ini terlihat dari psikomotorik siswa yang mau pergi ke perpustakaan untuk belajar lebih lanjut atau meminta informasi kepada guru tentang buku yang harus dipelajari atau segera membentuk kelompok untuk diskusi.

D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Penilaian Ranah Kognitif

Ranah Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir, seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Ranah

kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu: “pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi”.9

Menurut Sudaryono tes tertulis bisa berbentuk “tes objektif (benar-salah, menjodohkan, pilihan berganda, dan jawaban singkat) dan tes essai yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengukur, menghubungkan, mengintegrasikan, dan menilai suatu ide”.10

Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Bloom membagi dan menyusun secara hierarki tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana

9

Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana. 2008), h. 125.

10

yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkatannya maka makin tinggi dan kompleks dan penguasaan suatu tingkat masyarakat penguasaan tingkat sebelumnya. Bloom mengklasifikasikan tujuan kognitif dalam enam tipe dalam Ngalim

Purwanto, yaitu: “a) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (Knowledge); b) Tipe hasil belajar pemahaman (Comprehension); c) Tipe hasil belajar analisis (Analysis); d) Tipe hasil belajar sintesis (Synthesis); e) Tipe hasil belajar evaluasi (Evaluation)”.11

Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab-akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya penilaian terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.

Implementasi penilaian ranah kognitif pada mata pelajaran Ekonomi adalah pada tingkat pengetahuan contoh evaluasinya siswa diberi pertanyaan tentang informasi yang dihafal, seperti pengertian atau definisi tentang masalah ekonomi, definisi tentang kelangkaan. Pada tingkat pemahaman, siswa diminta untuk memberikan contoh konsep kelangkaan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkat aplikasi siswa diminta untuk menyelesaikan atau mencari solusi tentang suatu konsep, dalam hal ini solusi kelangkaan. Pada tingkat sintesis siswa diminta untuk

11

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), Cet.. Ke-12, h. 44-47

menyimpulkan berbagai definisi, contoh kongkret yang diperoleh dengan kata-katanya sendiri. Pada tingkat evaluasi, siswa diminta untuk membaca artikel-artikel tentang kelangkaan kemudian diminta untuk menilai dan memberi saran.

Pada penerapan penilaian ranah kognitif mata pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, pada umumnya lebih banyak pada tingkat pengetahuan dan pemahaman saja sedangkan pada tingkat penerapan, analisis, sisntesis, dan evaluasi masih kurang. Dikarenakan pada kelas X semester 1 masih dalam tahap penyesuaian dari tingkat SMP ke tingkat MA.

Dari data deskripsi tersebut, dapat teramati bahwa pelaksanaan penilaian dalam mata pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penilaian ranah kognitif pada mata pelajaran ekonomi, dilakukan dengan Quiz untuk mengetahui pemahaman masing-masing indikator, yang dilakukan secara tertulis dan bisa juga dengan pertanyaan lisan di kelas. Untuk mengetahui pencapaian kompetensi masing-masing Kompetensi Dasar dilakukan melalui ulangan harian. Sedangkan untuk mengetahui pencapaian kompetensi masing-masing Kompetensi Inti dilakukan melalui ulangan tengah semester dan ulangan semester.

Dokumen terkait