• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Penilaian Ranah Afektif

1. Pengertian Ranah Afektif

Menurut Anas Sudijono ranah afektif ialah “ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahan-perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.”29

Menurut Muhibbin Syah, bahwa ranah kognitif sangat erat kaitannya

dengan “ranah kognitif pengembangan ranah kognitif pada dasarnya membuahkan kecakapan kognitif dan juga menghasilkan kecakapan afektif.”30

Sebagai contoh, seorang guru yang piawai dalam mengembangkan kecakapan kegnitif, maka berdampak positif pula terhadap ranah efektif.

Menurut Zainal Arifin, ranah afektif yaitu internalisasi sikap yang menunjuk kearah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga mejadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku.31 Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa afektif ialah perilaku yang menekankan perasaan, emosi, atau derajat tingkat penolakan atau penerimaan terhadap suatu objek.

Menurut Burhan Nurgiyantoro, bahwa ranah afektif berkaitan erat dengan perasaan, nada, emosi, motivasi, kecenderungan bertingkah laku, tingkatan penerima dan penolakan terhadap sesuatu.”32

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, ranah afektif ialah penilaian terhadap aspek siswa untuk mengetahui sejauh mana perilaku siswa dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dan membantu semua peserta didik belajar, serta mampu membangkitkan

29

Sudaryono , Op.Cit., h. 46

30

Muhibbin Syah, Op. Cit., h.51

31

Zainal Arifin, Op. Cit., h. 22

32

Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,

karakter peserta didik untuk belajar. Hal ini merupakan tanggung jawab sebagai seorang guru sebagai pengajar dan pendidik. Selain itu juga ikatan emosional sering diperlukan untuk membangun karakter kebersamaan antar peserta didik dengan peserta didik lainnya.

Menurut Nana Sudjana, “tipe hasil belajar afekif nampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, dan kelas, kebiasaan belajar, dan hubugan sosial.”33

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum pada sikap adalah sebagai berikut:

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif/perilaku. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.34

Ranah afektif mencakup watak prilaku seperti perasaan, minat, sikap emosi, atau nilai. Menurut Popham dalam Harun Rasyid, “ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang, orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan studi secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal.”35

33

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 30

34

Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013, Tentang Implementasi Penilaian, h. 59

35

Terdapat 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu

“sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.”36

1) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan suatu yang positif, kemudian melalui penguatan menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik dan sebagainya.

2) Moral

Moral berkenaan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakuakan diri sendiri.

3) Minat

Minat merupakan suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas pemhaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki identintas tinggi.

4) Nilai

Nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap jelek. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar obyek spesifik atau situasi, sedang suatu nilai mengacu pada keyakinan sederhana.

36

Zaky. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotori. Diambil dari

http://blog.um.ac.id/zakydroid88/2011/11/26/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-psikomotorik/, Di Akses Pada Tanggal 9 Desember 2014

Nilai merupakan suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu yang mengendalikan pendidikan dalam mengarahkan minat, sikap dan kepuasannya. Oleh karenanya sekolah harus menolong siswa menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi siswa menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi siswa dalam memperoleh kebahagiaan personal dan memberi kontribusi positif terhadap masayarakat. Beberapa ranah afektif yang tergolong penting adalah :

a. Kejujuran : peseta didik harus belajar untuk menghargai kejujuran dalam berinteraksi dengan orang lain.

b. Integritas : peserta didik harus mengikat pada kode nilai, misalnya moral, dan artitistik.

c. Adil : peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang memperoleh perlakuan hokum yang sama.

d. Kebebasan : siswa harus yakin bahwa negara demokratis harus memberi kebebsan secara maksimum kepada semua orang.

5) Konsep Diri

Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinu, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi. Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik.

Oleh karenanya, dari penjelasan di atas untuk mengetahui ranah afektif pada sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral siswa terhadap pelajaran, sebagai seorang guru harus melakukan penilaian dan dapat membangkitkan sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral siswa yang

tergolong masih rendah seraya mempertahankan minat siswa yang sudah tinggi. Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus menciptakan pengalaman yang belajar lebih positif terhadap materi dan mata pelajaran. Untuk itu semua lembaga pendidikan dalam merancang program pembelajaran harus mempertahankan ranah afektif.

2. Hasil Belajar Penguasaan Kompetensi Ranah Afektif Dalam Mata

Dokumen terkait