• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR STRATEGIK EKSTERNAL

G. Implementasi Strategi

3. Implikasi hasil penelitian

Berdasarkan beberapa rekomendasi dari alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini maka dapat ditetapkan beberapa alternatif strategi yang dapat diimplementasikan dengan tetap mengandalkan kekuatan dan peluang yang ada serta mengatasi semua kelemahan dan mengantisipasi adanya ancaman yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal.

Implikasi manajerial terkait hasil karakteristik dan perilaku UKM dan kesesuaiannya dengan KUR serta hambatan-hambatan dalam penyaluran KUR yang telah diolah dengan uji Khi Kuadrat yang menghasilkan presentase nyata, dapat dijadikan bahan pertimbangan

untuk menyusun dalam penyempurnaa Standard Operating Procedure

(SOP) BNI KUR

Implikasi manajerial hasil analisa faktor stratejik internal dan eksternal dalam analisis matrik IE dimana BNI berada pada kondisi

growth adalah menyiapkan strategi relevan, yaitu menyusun strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk, khususnya untuk produk pembiayaan dengan mengkalkulasi SWOT, yaitu keunggulan, kekuatan, peluang dan ancaman kondisi BNI saat ini.

Implikasi manajerial hasil analisa matriks BCG yang menilai kondisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri, dalam kajian ini digambarakan melalui peta potensi bisnis regional dan kinerja pembiayaan BNI KUR ditingkat Kabupaten/kota adalah sebagai dasar

untuk menetapkan alokasi sumber daya yang efektif (SDM, outlet BNI,

1. Sesuai dengan karakteristik dan perilaku UKM yang masih mengalami keterbatasan dalam administrasi dan manajerial, karena latar belakang pendidikan relatif rendah, maka pola KUR dinilai sudah sesuai dengan UKM. Hal tersebut diperkuat oleh hasil kuesioner kepada 100 orang responden debitur BNI KUR di 10 Kota di Indonesia, dimana yang mengatakan ”Ya“ atau sudah merasa sesuai dengan pola BNI KUR (84,0%) dan dibuktikan dengan uji hasil Khi Kuadrat.

2. Penyaluran BNI KUR masih menemui kendala, yang paling utama adalah masih kurang atau belum adanya pemahaman yang sama tentang KUR antara semua pihak yang terkait. Khusus BNI, yang

menjadi sorotan adalah masih kurangnya outlet pemroses kredit,

sehingga calon Debitur (terutama di daerah) relatif kesulitan

menjangkau outlet BNI. Kendala utama lainya adalah kurangnya

promosi BNI dalam mensosialisasikan dan mempromosikan KUR disamping petugas pemroses kreditnya yang masih perlu ditambah, atau tepatnya kendala dalam penyaluran KUR tercermin dari presentase yang menyatakan “Ya” (79,87%).

3. Analisa SWOT menghasilkan alternatif strategi “Growth” yang harus

ditindaklanjuti berupa upaya optimal bisnis, baik melalui perbaikan fitur (menerapkan suku bunga bersaing atau jaminan yang lebih fleksibel)

dan mengoptimalkan sumber daya yang ada, yaitu menambah outlet

pemroses kredit atau tenaga perkreditan beserta peningkatan kapabilitas SDM nya. Alokasi sumber daya dalam menunjang strategi penetrasi bisnis peningkatan BNI KUR dapat dilakukan dengan berpedoman pada hasil pemetaan kinerja penyaluran BNI KUR yang dikaitkan dengan potensi bisnis di masing-masing daerah atau kondisi pangsa pasar relatif mariks BCG berikut :

a. Tercatat di 8 (delapan) Kabupaten/Kota dilakukan fact finding

terkait kinerja penyaluran BNI KUR yang belum optimal padahal potensi bisnisnya prospektif, Sedangkan pada 34 Kabupaten/Kota, kinerja BNI KUR dalam kategori optimal dan memiliki potensi bisnis

b. Pada 72 Kabupaten/Kota berada di kuadran III (cash cows) dan 78

Kabupaten/Kota Kuadran IV (dog) dengan potensi binis kurang

prospektif (klasifikasi C dan D) pada semua klasifikasi kinerja penyaluran BNI KUR (klasifikasi 1, 2, 3 dan 4), maka perlu dilakukan optimalisasi sumber daya yang ada (SDM perkreditan,

biaya promosi, dll) ke outlet di daerah dengan kinerja BNI KUR

dalam kategori optimal (klasifikasi 1 dan 2) dan potensi bisnis regionalnya dinilai prospektif (klasifikasi A dan B) disamping upaya

maintenance lebih intensif terhadap nasabah yang ada dan fokus pada sektor ekonomi unggulan.

B. Saran-saran

1. Untuk lebih meningkatkan pemahaman UKM terhadap produk pembiayaan Perbankan khususnya KUR, maka BNI/Perbankan dan Pemerintah selayaknya meningkatkan upaya sosialisasi, edukasi dan promosi KUR melalui program kerja yang bersinergi, misalnya melalui kebijakan penerapan suku bunga murah pada sektor pembiayaan untuk UKM, dimana Pemerintah memberikan subsidi bunga untuk UKM dengan plafond KUR pemula (misal, di bawah Rp. 100 juta), BNI menerapkan suku bunga pola tiering untuk plafond KUR lanjutan (misal di atas Rp.

100 juta) tetapi dalam batas spread yang wajar, sehingga seluruh UKM

dengan skala usaha berbeda akan termotivasi.

2. Untuk mengoptimalkan pendapatan dari bunga pinjaman yang saat ini

masih menjadi kontributor utama pendapatan, BNI harus lebih fokus pada

segmen ritel, dengan cara merevitalisasi outlet-outlet dan SDM yang ada,

dengan cara menambah outlet pemroses kredit dan mendidik atau

membekali SDM yang ada dengan kemampuan memproses kredit.

3. Menyusun strategi bisnis untuk meningkatkan penyaluran KUR dengan

program yang lebih aplicable dan sustainable sehingga dapat

diimplementasikan dengan konsisten dan tepat sasaran, misal

meningkatkan kerja sama dengan lembaga linkage seperti Koperasi dan

Bank Indonesia. Statistik Ekonomi Daerah tahun 2008, 2009, 2010 Jakarta

BNI. 2011. Annual Report BNI tahun 2010 Jakarta.

Compton, M.E. 1991. Dasar-Dasar Perbankan (Terjemahan) CV Akademika Pressindo, Jakarta

Carl, W. S and G Stalk 2006 – Perspectives on Strategy from The Boston

Consulting Group

David, F. R. 2009. Manajemen Strategis : Konsep (Terjemahan). Salemba Empat, Jakarta

______. 2010. Laporan Portefel Kredit BNI KUR tahu 2009, 2010 Divisi Usaha Kecil, Jakarta

Divisi Usaha Kecil BNI. 2010. Pedoman Kebijakan dan Prosedur Kredit BNI KUR,. Divisi Usaha Kecil, Jakarta

Hubeis, M. 2010. Modul Pengantar Industri Kecil Menengah. Program Magister Profesional Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

______ dan M Najib. 2009. Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi . PT. Elex Media Komputindo. Jakarta

______.2009. Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis . Ghalia Indonesia, Jakarta

Muljono, T.P. 2001. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Reksoprayitno, S. 1992. Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Bank Umum Penerapannya di Indonesia. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Rivai, V dan A. Permata. 2006. Credit Management Hand Book. Teori,

Konsep, Prosedur, Dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Singarimbun, M dan Effendi, S. 1987. Metode Penelitian Survai. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta, Bandung.

Sulistia, Yudha Iman 2006. Strategi Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja Kepada Pengusaha Industri Kecil Menengah Berorientasi Ekspor (Kasus di BNI Jakarta).. Laporan Akhir/Tesis Pada Program Studi Industri Kecil Menengah, Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Lampiran 1. Kuesioner penelitian Bogor, Juni 2011 Kepada Yth. Bapak/Ibu Responden Di tempat. Dengan Hormat,

Bapak/Ibu, Entrepreneur dan para pelaku bisnis yang saya banggakan,

perkenalkan nama saya HERRY JUHAERI, SE, saya adalah mahasiswa Pasca

Sarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) program study Magister Profesional Industri Kecil Menengah.

Saat ini saya tengah meyelesaikan tugas akhir dan melakukan penelitian terkait Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para pelaku UKM, judul kajian adalah :

”KAJIAN KELAYAKAN KREDIT USAHA RAKYAT DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA” di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Bapak/Ibu yang saya hormati, Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi cukup dominan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun demikian porsi kredit untuk UKM dinilai masih rendah. Dalam

tahun 2006 – 2010, rataan pangsa kredit untuk UKM baru 34,20% terhadap total

kredit kredit Perbankan yang disalurkan. Kondisi demikian menyiratkan terdapat hal-hal yang mesti di kaji lebih dalam dan dicarikan benang merahnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, bila Bapak/Ibu berkenan, saya mohon bantuan Bapak/Ibu untuk dapat memberikan informasi objektif dan benar, dengan cara mengisi kuesioner dalam lampiran surat ini.

Kegunaan kajian ini adalah, pertama dapat menjadi masukan pada PT.

BNI (Persero) Tbk. maupun pemerintah berupa data perilaku dan karakteristik UKM sebagai dasar dalam menyusun dan penyempurnaan skim kredit yang

paling sesuai untuk UKM. Kedua sebagai informasi untuk perbaikan dan

penyempurnaan dalam membuat revisi petunjuk pelaksanaan KUR. Ketiga

sebagai masukan dan bahan penyempurnaan dalam menyusun strategi untuk meningkatkan KUR (khususnya bagi bank BNI).

Demikian saya sampaikan, atas bantuan dan kerjasama serta budi baik Bapak/Ibu sekalian saya ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya.

Hormat Saya,

KAJIAN KELAYAKAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

Dokumen terkait