D. Pengolahan dan Analisa Data
3. Matriks BCG
Analisa BCG adalah salah satu analisis strategi yang lebih mengutamakan data penjualan. Analisa ini banyak dipergunakan dalam bidang penjualan. Matriks BCG mempunyai 4 (empat) kuadran yang didasarkan pada pangsa pasar relatif untuk sumbu horizontal dan pertumbuhan pasar untuk sumbu vertikal.
Dalam menganalisa potensi binis di suatu daerah dan mendapatkan sektor-sektor unggulan sebagai acuan untuk menetapkan kebijakan strategik dalam meningkatkan BNI KUR, dilakukan dengan
membuat matriks yang menghubungkan potensi bisnis regional (sumbu X) dengan kinerja penyaluran kredit BNI KUR (sumbu Y), yaitu gambaran suatu kondisi tertentu untuk menetapkan rekomendasi efektif bagi upaya meningkatkan BNI KUR.
Gambar 7. BNI KUR dan potensi bisnis regional berdasarkan Matriks BCG
a. Faktor yang digunakan
1) Faktor Internal, yaitu kinerja penyaluran BNI KUR dengan indikator-indikator berikut :
i. Baki Debet Pinjaman.
Ukuran bisnis, salah satunya diwakili oleh kemampuan menyalurkan kredit, semakin tinggi nilai kredit/jumlah baki debet
pinjaman BNI KUR maka kinerja dinilai makin baik (high is
better).
ii. Tingkat Pertumbuhan BNI KUR
Mencerminkan kemampuan dalam melakukan penetrasi dan cerminan dari suatu prospek. Nilai yang menjadi acuan adalah
growth tahun 2009 - 2010. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan
Kuadran
Kuadran
KUADRAN II KUADRAN I
kredit yang diberikan, maka kinerja dinilai semakin baik (high is better).
iii. Jumlah rekening BNI KUR
Customer base dapat diukur dengan melihat jumlah rekening/debitur disuatu daerah, semakin tinggi nilai jumlah rekening/debitur BNI KUR, maka portefel dinilai makin baik
(high is better).
2) Faktor Eksternal berupa potensi bisnis regional indikator-indikator yang digunakan :
i. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Angka ini merupakan „besarnya‟ ukuran ekonomi (economic
size) di suatu daerah secara keseluruhan, yaitu nilai agregat
dari seluruh output kegiatan ekonomi yang dilakukan.
Acuannya bila semakin tinggi niliai PDRB suatu daerah, maka
potensinya dinilai semakin baik (high is better)
ii. CAGR (Compount Annual Growth rate) PDRB.
Pertumbuhan ekonomi daerah menunjukkan prospek ekonomi secara umum yang pada akhirnya berpengaruh pada prospek perbankan. CAGR atau peningkatan rataan pertahun PDRB atas dasar harga konstan merupakan ukuran paling mewakili „prospek ekonomi daerah‟. Acuannya bila semakin tinggi angka CAGR PDRB suatu daerah, maka potensi juga dinilai semakin baik (high is better).
iii. Baki Debet (BD) Kredit Perbankan
Ukuran besarnya industri perbankan di suatu daerah dapat
diukur pula dengan parameter “Kredit tersalurkan”, yaitu
gambaran umum tingkat pemanfaatan perbankan oleh penduduk di suatu daerah. Acuannya semakin tinggi kredit perbankan suatu daerah maka potensi secara ekonomi dinilai semakin baik (high is better).
iv. CAGR BD Kredit Perbankan.
Pertumbuhan kredit perbankan menunjukan prospek
pembiayaan secara umum. CAGR kredit Perbankan merupakan ukuran paling mewakili „prospek pembiayaan‟. Acuannya bila
semakin tinggi angka CAGR kredit suatu daerah, maka potensi dinilai semakin baik (high is better).
v. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan
Penghimpunan DPK mewakili kondisi bisnis perbankan suatu daerah. Acuannya semakin tinggi angka dana masyarakat
suatu daerah, maka potensi bisnis dinilai semakin baik (high is
better).
vi. CAGR Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan.
Pertumbuhan DPK perbankan menunjukan prospek bisnis secara umum. CAGR DPK Perbankan merupakan ukuran paling mewakili „prospek bisnis‟. Acuannya, semakin tinggi angka CAGR DPK Perbankan suatu daerah, maka potensi juga dinilai semakin baik (high is better).
c. Batasan Pemetaan
1) Obyek yang dipetakan
Pemetaan dilakukan terhadap BNI KUR dan indikator-indikator potensi bisnis di seluruh Kabupaten/Kota.
2) Periode pengukuran
i) Data BNI KUR adalah data per tahun 2009 - 2010,
ii) Data PDRB dan Pertumbuhan PDRB adalah data tahun 2005 s/d 2009 (sesuai dengan ketersediaan data di BPS)
iii) Data DPK dan Kredit Perbankan adalah data tahun 2005 s/d 2010.
3) Area yang dianalisis
i) Data indikator potensi bisnis regional yang dijadikan bahan pemetaan adalah data di area Kabupaten/Kota dinilai sudah cukup untuk mewakili potensi bisnis di suatu daerah.
ii) Kabupaten/Kota yang dianalisis adalah Kabupaten/Kota yang
terbantuk s/d periode 2009, sehingga pemekaran
Kabupaten/Kota di tahun 2010 belum diperhitungakan.
iii) Data Perbankan berasal dari data Bank Indonesia, dengan aacuan pada Kabupaten/Kota sebelum pemekaran.
d. Metode Penilaian.
Indikator Faktor internal kinerja BNI KUR dikelompokan dalam 4 (empat) klasifikasi penilaian skala 1-4, begitu juga indikator faktor eksternal (potensi bisnis regional) dikelompokan dalam 4 (empat) klasifikasi penilaian dengan skala A-D.
1) Penilaian kinerja BNI KUR dirinci sebagai berikut :
i) 1 = untuk nilai portefel kredit di atas atau sama dengan 4.
ii) 2 = untuk nilai portefel kredit di atas atau sama dengan 3, tetapi di bawah 4.
iii) 3 = untuk nilai portefel kredit di atas atau sama dengan 2, tetapi di bawah 3.
iv) 4 = untuk total nilai di bawah 2.
2) Penilan potensi bisnis regional dirinci sebagai berikut :
i) A = untuk nilai potensi bisnis regional di atas atau sama dengan 4.
ii) B = untuk nilai potensi bisnis regional di atas atau sama dengan 3, tetapi di bawah 4.
iii) C = untuk nilai potensi bisnis regional di atas atau sama dengan 2, tetapi dibawah 3.
iv) D = untuk total nilai di bawah 2.
2) Matriks Penilaian
Hasil pengukuran setiap peubah dinilai dengan matriks penilaian seperti dimuat pada Tabel 7 dan 8.
Besarnya masing-masing nilai indikator (Tabel 6 dan 7) dikelompokan berdasarkan data dengan pendekatan-pendekatan
statistik (Mean, Median dan Modus ).
Tabel. 6. Matriks penilaian BNI KUR
NILAI BAKI DEBET BNI KUR GROWTH BAKI DEBET BNI KUR JUMLAH REKENING BNI KUR 1 < < ≥ 2 ≥ < ≥ < ≥ < 3 ≥ < ≥ < ≥ < 4 ≥ < ≥ < ≥ < 5 ≥ ≥ <
Tabel. 7. Matriks penilaian potensi bisnis regioanal NILAI PDRB Harga Konstan CAGR PDRB Harga Konstan DPK PERBANKAN 1
< < <
2≥
<≥
<≥
< 3≥
<≥
<≥
< 4≥
<≥
<≥
< 5≥ ≥ ≥
NILAI CAGR DPK PERBANKAN KREDIT PERBANKAN CAGR KREDIT PERBANKAN 1< < <
2≥
<≥
<≥
< 3≥
<≥
<≥
< 4≥
<≥
<≥
< 5≥ ≥ ≥
e. Bobot Kriteria Penilain
Untuk mendapatkan total nilai dari masing-masing faktor di setiap kriteria, dilakukan pembobotan (A) untuk setiap indikator yang dikalikan dengan nilai berdasarkan matriks (B). Hasilnya berupa nilai
terbobot (C) yang merupakan nilai akhir berupa rating kineraja
penyaluran BNI KUR dan potensi bisnis di Kabupaten/Kota bersangkutan.
Tabel 8. Bobot kriteria penilaian BNI KUR
INDIKATOR BOBOT (%) NILAI NILAI TERBOBOT A B C (A X B)
Baki Debet BNI KUR
Pertumbuhan BNI KUR
Jumlah Debitur BNI KUR
Besarnya bobot masing-masing indikator ditetapkan berdasarkan tingkat kepentingan atau skala pengaruh terhadap masing-masing faktor pemetaan.
Tabel 9. Bobot kriteria penilaian Potensi bisnis regional. INDIKATOR BOBOT (%) NILAI NILAI TERBOBOT A B C (A X B) PDRB Harga Konstan
CAGR PDRB Harga Konstan
Kredit Perbankan
CAGR Kredit Perbankan
DPK Perbankan