V. DAYA SAING, KETERKAITAN DAN SUMBER-SUMBER PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI AGRO PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI AGRO
7.2. Implikasi Kebijakan
Berdasarkan studi yang sudah dilakukan, direkomendasikan beberapa kebijakan untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional khususnya sektor industri agro Indonesia, yaitu:
1. Prioritasisasi pembangunan sektor unggulan
Potensi industri agro Indonesia sangat besar dan perlu dioptimalkan pemanfaatannya melalui sinergi kebijakan pemerintah dan pelaku usaha sehingga terbangun keterkaitan hulu dan hilir yang menjadikan industri agro Indonesia punya daya saing kuat di kompetisi global. Pembangunan perekonomian tidak bisa dilakukan secara meluas tanpa sinergi kekuatan. Prioritasisasi Pembangunan Sektor Unggulan khususnya industri agro akan mendorong sinergi segenap potensi perekonomian nasional.
2. Peningkatan produktivitas
Daya saing sektor industri agro akan benar-benar kokoh dan berkelanjutan bila dilakukan melalui program peningkatan produktivitas untuk meningkatkan nilai tambah berupa peningkatan output maupun minimalisasi input yang dilakukan oleh pelaku usaha, pemerintah dan masyarakat umum.
3. Perkuatan daya saing di pasar domestik
Membangun daya saing internasional industri agro Indonesia perlu diawali dengan memperkuat daya saingnya di pasar domestik melalui perkuatan pelaku usaha industri agro dalam negeri dan menyediakan iklim usaha yang kondusif. Perkuatan daya saing di pasar domestik memerlukan
keterlibatan pelaku usaha, pemerintah, konsumen dan masyarakat Indonesia.
4. Peningkatan daya saing berbasis pemasaran
Kekuatan bersaing industri agro Indonesia di pasar global memerlukan kebersamaan pelaku usaha dan fasilitasi pemerintah untuk memperkuat penetrasi ekspor dan pemasaran pada umumnya. Diperlukan perubahan sikap pandang dan prioritas program yang mendorong peningkatan daya saing berbabis pemasaran khususnya untuk meningkatkan penetrasi padsar ekspor.
5. Pengembangan perekonomian berbasis teknologi
Pembangunan perekonomian terutama peningkatan daya saing sektor industri agro akan bisa dilakukan secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan efisiensi dan kualitas melalui aplikasi teknologi. Pengembangan perekonomian berbasis teknologi secara meluas akan menjadi motor penggerak peningkatan nilai tambah perekonomian nasional.
Adams, F.G., B. Gangnes and Y. Shachmurove. 2004. Why Is China So Competitive? Measuring and Explaining China’s Competitiveness. Singapore Management University Economics and Statistics Working Paper Series, Singapore.
Asian Development Bank. 2003. Key Indicator. Statistics and Data Systems Division, Asian Development Bank, Hongkong. [www.adb.org/statistics]. Anggarwal, R. dan T. Agmon. 1990. The International Success of Developing
Country Firms: Role of Government Directed Comparative Advantage. Management International Review, 30 (2):2-3.
Arief, S. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Aswicahyono, H. dan T. Feridhanusetyawan. 2004. The Evolution and Upgrading of Indonesia’s Industry. Centre for Strategic and International Studies, Jakarta.
Aswicahyono, H. dan M. Pangestu. 2000. Indonesia’s Recovery: Exports and Regaining Competitiveness. Journal of The Developing Economies, IDE-Jetro, Tokyo.
Bausang, F. 2003. Multinational Enterprise Supplier Network: Organizational Innovation or Innovation Policy?. Journal of Comparative Internatonal Management. New Brunswick.
Besanko, D., D. Dranove., M. Shanley and S. Schaefer. 2004. Economics of Strategy. John Wiley & Sons, New York.
Chenery, H.B. and T. Watanabe. 1958. International Comparisons of the Structure of Production. Econometrica, 26(4): 487-521.
Cho, D. S. and H. C. Moon. 2000. From Adam Smith to Michael Porter: Evolution of Competitiveness Theory. World Scientific, Singapore.
Daryanto, A. 1999. Structural Change And Determinants Of Agriculture’s Relative Decline. Mimbar Sosek, 12(3): 75-94.
Daryanto, A. 2001(a). Peranan Sektor Pertanian dalam Pemulihan Ekonomi. Agrimedia, 6(3): 42-46.
Daryanto, A. 2001(b). Social Accounting Matrix Model for Development Analysis. Mimbar Sosek, 14(3): 23-43.
Daryanto, A. dan H. Daryanto. 1999. Model Kepemimpinan dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depan. Agrimedia 5(1): 6-17.
Deperindag. 2001. Langkah dan Kebijakan Strategis Untuk Mendukung Sektor Industri dan Perdagangan Dalam Menghadapi Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Dunia. Departemen Perindustrian dan Perdagangan Indonesia, Jakarta.
Ditjen Industri Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian, 2007. Perkembangan Industri Agro dan Kimia selama 2,5 tahun. Jakarta.
Dornbusch, R., S. Fischer and R. Startz. 1998. Macroeconomics. Irwin/McGraw-Hill, Boston.
Freeman, C. and J. Hagedoorn. 1994. Catching Up or Failing Behind: Patterns in International Interfirm Technology Partnering. Pergamon, Elsevier, UK. Furukawa, S. 1986. International Input-Output Analysis. IDE, Tokyo.
Grossman, G and E. Helpman. 1991. Innovation and Growth in the Global Economy. MIT Press, Cambridge.
Hagedoorn, J. and J. Schakenraad. 1994. The Effect of Strategic Technology Alliances on Company Performance. MERIT, University of Linburg, Maastricht.
Hamel, G. and C. K. Prahalad. 1994. Competing For The Future. Harvard Business School Press, Boston.
Hanani, N. 2000. Model Mikro-Makroekonomi Indonesia: Analisis Simulasi Kebijakan Menghadapi Era Liberalisasi Perdagangan. Disertasi Doktor. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hayashi, M. 2005. Structural Changes in Indonesian Industry and Trade: An Input-Output Analysis. Journal The Developing Economies, 43 (1): 39–71. Hirschman, A.O. 1958. The Strategy of Economic Development. Yale University
Press, New York
Herjanto, E. 2003. Dampak Kebijakan Perdagangan Luar Negeri terhadap Kinerja Sektor Agroindustri Indonesia. Disertasi Doktor. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Imagawa, T. 2002. Structural Changes and International Competitiveness. 10th Inforum World Conference, Maryland.
Imagawa, T. 2003. International Competitiveness of the Japanese Industry. 11th Inforum World Conference, Moscow.
Institute of Development Economics. 2006. Asian International Input-Output Table 2000. Jetro, Tokyo.
Jhingan, M. L. 1993. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Diterjemahkan oleh D. Guritno,. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Krugman, P.R. and M. Obstfeld. 2006. International Economics : Theory & Policy. Pearson Addison Wesley, Boston.
Kuncoro, M., A. Artidiatun dan P. Rimawan. 1997. Ekonomi Industri. Widya Sarana Informatika, Yogyakarta.
Kuncoro, M. 2007. Ekonomika Industri Indonesia: Menuju Negara Industri 2030?. Andi, Yogyakarta.
Kuwamori, H. and B. Meng. 2006. Frontiers of Onternational Input-Output Analyses –A Challenge of the 2000 Asian I-O Table-. IDE-Jetro, Tokyo. Kuroiwa, I. 2005. Formation of Inter-Country Production Network in East Asia:
Application of International Input-Output Analysis. IDE-Jetro, Tokyo. Leontief, W. 1986. Input-Output Economics. Second Edition, Oxford University
Press, Oxford.
McFetridge, D. G. 1995. Competitiveness: Concept and Measures. Industry Canada Occasional Papers, Toronto.
Mellor, J. 1966. The Economics of Agricultural Development. Cornell University Press, New York.
Miller, R. E. and P. D Blair. 1985. Input-Output Analysis: Foundations and Extensions. Prentice-Hall, Inc., New Jersey.
Muendler, M.A. 2007. Balassa (1965) Comparative Advantage by Sector of Industry, Brazil 1986-2001. University of California, San Diego.
Padilla, R. and M. Judrez. 2007. Effects on Training on Competitiveness. CEPAL Review, Mexico.
Porter, M.E. 1987. Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Diterjemahkan oleh Agus Maulana. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Porter, M.E. 1990. The Competitive Advantage of Nations. The Free Press, New York.
Rasmussen, P.N. 1958. Studies in Intersectoral Relations. North-Holland PC, Amsterdam.
Reinhardt, J. 2005. Western China: Enhancing Industrial Competitiveness and Employment. UNIDO, Geneva.
Sano, T. and H. Osada. 1998. Deepening Industrial Linkages Among East Asian Countries : In the light of International Input-Output Analysis. IDE, Tokyo.
Sato, Y. 2005. Overview of The Seven Years’Experiment: What Changed and What Matters? Journal The Developing Economies, 43(1): 3-16.
Sivalingam, G. 2005. Competition Policy in the ASEAN Countries. Thomson, Singapura.
Smith, A. 2003. The Wealth of Nations. Bantam Classic, New York.
Sunaryanto, L. T. 2006. Dinamika Industri Skala menengah, Gejala Missing of The Middle dan Sumber-sumber Pertumbuhan Industri. Disertasi Doktor. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suzuki, K. 2003. Changing Flying Geese: Measuring Structural Change in East Asia with Asian International Input-Output Table. Working Paper, Stockholm School of Economics, Stockholm.
Tambunan, T. 2006. Indonesian Crude Palm Oil: Production, Export Performance and Competitiveness. KADIN-Jetro, Jakarta.
Takahiro, A. and M. Kataoka. 2000. An Extended Growth-Factor Decomposition Analysis based on Three-Region Interregional I-O Tables: The Case of Kyushu Region. Paper presented at the 6th World Congress of the Regional Science Association International, Lugano.
Tamamura, C. 2002. Structural Changes in International Industrial Linkages and Export Competitiveness in the Asia-Pacific Region. ASEAN Economic Bulletin.
Todaro, M. P. and S. C. Smith. 2003. Economic Development. Pearson Addison Wesley, Essex.
Todaro, M. P. 1994. Economic Development. Fifth Edition. Longman, New York.
Uchida, Y. and P. Cook. 2004. The Transformation of Competitive Advantage in East Asia: An Analysis of Technological and Trade Specialization. Paper No. 63. University of Manchester, Manchester.
UNIDO. 1997. Industrial Capacity Building And Entrepreneurship Development In LDCs With Particular Emphasis on Agrorelated Industries. 4th LDC Ministerial Symposium, Vienna.
