• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikatur Sindiran Mencontohkan

IMPLIKATUR KONVENSIONAL

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.1.8 Implikatur Sindiran Mencontohkan

Kembali penulis menemukan kritikan dengan implikatur yang hanya berjumlah 1 buah di tahun 2011 yaitu kartun editorial dengan implikatur sindiran mencontohkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:173) mencontohkan berarti memberikan contoh; menjadikan contoh.

Implikatur sindiran mencontohkan memilih kalimat yang bermaksud memberikan gambaran atau mencontohkan sesuatu, kemudian diperkuat dengan gambar yang menjadi contoh dari kalimat yang disampaikan oleh Oom Pasikom.

Gambar 4.27Presiden Mesir yang memimpin puluhan tahun enggan turun dan menyerang para demonstran yang memintanya berhenti. Banyak demonstran yang akhirnya meninggal. (12 Februari)

Kartun editorial ini mengetangahkan sindiran yang tidak terlalu keras karena menyangkut tokoh besar dari Mesir. Menggambarkan sasaran sindiran sebagai sosok yang megah dengan lambang khas dari negara disekujur tubuhnya. Materi kartun editorialnya berisi paduan gambar dan beberapa tulisan. Kekuatan sindirannya lebih condong ke tulisan daripada aspek gambarnya karena gambar hanya digunakan sebagai visualisasi dari kalimat yang telah lebih dulu diucapkan.

Secara visual gambar tersebut mengarah kepada Presiden Mesir, Hosni Mubarak sebagai tujuan sindiran. Terlihat dari wajah yang identik dengan wajah Hosni Mubarak dan dipertegas dengan aksesoris baju dan ukiran dibelakang tokoh yang bernuansakan Mesir.

Beberapa naskah berita yang menjadi dasar atau menjadi konteks yang melandasi kartun editorial di atas antara lain pernyataan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dalam KOMPAS (7/2) yang meminta Mubarak untuk mundur karena telah berkuasa di Mesir selama 32 tahun. Ikhwanul Muslimin, organisasi politik tertua di Mesir yang dinyatakan terlarang tahun 1954 juga mendesar Mubarak untuk mundur dengan terhormat, dalam KOMPAS (8/2). KOMPAS (8/2) mengabarkan bahwa desakan dari banyak pihak agar Mubarak mundur tidak diamini oleh Wakil Presiden Mesir, Omar Suleiman, ia mengatakan Mubarak harus bertahan hingga akhir jabatannya pada September 2011. Dikutip dari KOMPAS (7/2) bahwa Mubarak terlena akan kekuasaan yang begitu lama. Ditambah dukungan dari sekutu utama yakni Amerika Serikat dan niatnya untuk mewariskan kekuasaan pada anaknya.

Mirip dengan situasi dimana mantan Presiden Soeharto hendak dilengserkan. Terjadi tarik ulur antara pihak yang mendukung dan menolak Soeharto untuk terus. Militer juga berbicara saat itu, sama seperti di Mesir pimpinan Hosni Mubarak, kemudian kerusuhan menyebar cepat ke beberapa kota di Indonesia, sama halnya di Mesir. Sulit memang melepas rasa nyaman. Namun apalah guna rasa nyaman itu jika kepentingan mayoritas rakyat terlangkahi?

Pada edisi ini disuguhkan gambar wajah manusia yang mirip dengan wajah Presiden Mesir, Hosni Mubarak. Pakaian, penutup kepala, tempat duduk dan tembok di belakangnya pun merupakan ornament khas Mesir. Sehingga dipastikan sosok itu memang Hosni Mubarak. Di sebelahnya digambarkan karakter Oom Pasikom dengan pakaian dan topi khas miliknya tengah duduk di sebuah kursi

kecil. Selanjutnya tokok yang selalu ada di setiap kemunculan Oom Pasikom, ia menuturkan “Contoh peringatan untuk kita... Kalau sudah duduk lupa berdiri!”. Kembali menurut Yule (2006:5) hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai bentuk bentuk itu, seperti adalah pragmatic. Jika dihubungkan dengan kartun editorial di atas, gambar Hosni Mubarak yang tengah duduk di singgasana

dan tuturan anak kecil berbunyi “Contoh peringatan untuk kita... Kalau sudah

duduk lupa berdiri!”merupakan bentuk linguistik yang dimaksud.Sedangkan pemakainya adalah pembaca dan penulis dari kartun editorial tersebut yang telah terikat konteks dari kartun tersebut. Bukan sekedar menelaah makna kata atau klausa yang terbebas dari konteks di luar makna. Rahardi (2003:16) menjelaskan bahwa ilmu pragmatik sesungguhnya mengkaji maksud penutur dalam konteks situasi dan lingkungan sosial budaya tertentu. Konteks kartun editorial di atas adalah memanasnya situasi politik di Mesir di tengah kegamangan Presiden Hosni Mubarak untuk mundur dari jabatannya.

Lokusinya adalah tuturan yang diucapkan sang anak yang berbunyi

Contoh peringatan untuk kita... Kalau sudah duduk lupa berdiri!”. Dilanjutkan ilokusi dalam tuturan tersebut yakni jangan terbuai dengan kekuasaan. Kekuasaan hanyalah sementara karena dibalik itu kepentingan masyarakat adalah segalanya. Perlokusinya adalah kesadaran pemangku jabatan atas tanggungjawab yang diberikan oleh masyarakat merupakan titipan yang bukan merupakan hak mereka sepenuhnya.

Implikatur pada kartun editorial berjenis sindiran dengan merendahkan ini terangkum dalam perpaduan gambar Hosni Mubarak lengkap dengan asesoris

khas bangsa Mesir, gambar Oom Pasikom yang juga digambarkan dengan posisi

duduk dan anak kecil yang mengucapkan tuturan “Contoh peringatan untuk kita... Kalau sudah duduk lupa berdiri!”. Menggambarkan ketamakan manusia terhadap sesuatu yang menurutnya nyaman. Implikatur dalam kartun editorial ini merupakan sindiran bagi para pejabat yang enggan menanggalkan jabatannya walaupun telah terbukti bersalah atau tidak mampu melaksanakan tugas dengan baik.

Gambar Hosni Mubarak dengan pakaian dan latar belakang motif khas Mesir digambarkan dengan raut muka tenang. Menunjukan kebulatan tekadnya untuk tetap mempertahankan kekuasaan.Merefleksikan perasaan tanpa bersalah atas sikapnya yang menimbulkan tidak sedikit korban dari masyarakat sipil.

Tuturan dari anak kecil yang berbunyi “Contoh peringatan untuk kita... Kalau sudah duduk lupa berdiri!” bermaksud memberikan peringatan kepada para pemangku jabatan di negeri agar tidak silau dengan wewenang. Meletakan jabatan dengan proporsional tidak seakan sangat takut jika kehilangan jabatan. Pesan inilah yang ingin disampaikan karikaturis dalam kartun editorial ini. Hal ini dirasa perlu untuk diangkat karena masih segar ingatan terhadap runtuhnya rezim Soeharto dan banyak pemangku jabatan yang enggan melepas jabatan walaupun terbukti tersangkut kasus kriminal. Kembali ke kartun editorial di atas. Konteksnya adalah tekanan dari banyak pihak untuk menggulingkan Presiden Mesir, Hosni Mubarak dari kursi kepresidenan. Namun keinginan dari masyarakat Mesir ini tidak dipenuhi oleh sang presiden.

Tuturan “Contoh peringatan untuk kita... Kalau sudah duduk lupa berdiri!” adalah pusat dari perpaduan gambar kartun editorial. Maksud yang hendak digapai oleh karikaturis sederhana saja, yakni memberikan peringatan bahwa jangan lupa “berdiri” walaupun sudah enak “duduk”. Ada permainan diksi di dalamnya dan ada konteks memang, namun tidak sulit untuk menemukan maksud karikaturis berdasarkan kartun tersebut. Tidak sulit bagi yang sudah mengetahui latar belakang tuturan. Harus ada pengetahuan khusus yang melatar belakangi pembaca untuk memahami maksud dari kartun editorial tersebut, yakni kabar perkembangan konflik di Mesir.

Kartun editorial ini termasuk ke dalam jenis implikatur percakapan khusus karena pengetahuan dasar terhadap konteks harus dipahami terlebih dahulu oleh pembaca. Bagi pembaca yang tidak paham latar blakang tuturanakan cukup sulit menemukan maksudnya. Implikatur percakapan khusus meletakan pengertian khusus antara pembaca dan karikaturis ke dalam satu kesepahaman maksud. Sehingga mampu mencapai kesepahaman yang dibutuhkan untuk mengetahui makna dari kartun editorial tersebut. Yule (2006:70) mengatakan bahwa jika pengetahuan khusus tidak dipersyaratkan untuk memperhitungkan makna tambahan, hal ini disebut implikatur percakapan umum. Dalam kartun editorial di atas menyaratkan pengetahuan khusus untuk menguak makna sebenarnya. Beranjak dari teori tersebut maka teori implikatur percakapan khususlah yang terdapat dalam kartun editorial di atas.