• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pendekatan Hedonik 1. Harga Properti

B.2. Upah : Pendugaan Risiko (Risk Estimation)

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Indeks Kepekaan Lingkungan Pulau Pramuka

5.2.3.3. Indeks Sosial-Ekonomi (IS) 1.Nilai Sosial

Nilai sosial dari ekosistem Lamun diartikan sebagai fungsi ekosistem Lamun dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar Pulau Pramuka. Manfaat sosial ekosistem Lamun dapat diklasifikasikan atas pemanfaatan langsung yang dirasakan masyarakat seperti pengembangan area potensi wisata, daerah penangkapan dan pemanfaatan lainnya. Penilaian nilai sosial terhadap ekosistem Lamun berdasarkan potensi lokasinya memiliki nilai yang sama, baik ekosistem Lamun di bagian utara (ELU) maupun ekosistem Lamun yang berada di bagian selatan pulau Pramuka (ELS), lebih lengkap disajikan pada Tabel 5.21.

Tabel 5.21. Skor Penilaian Indeks Sosial Ekosistem Lamun Pulau Pramuka

Hasil Pengamatan No Kriteria Pengamatan Metode

Penilaian ELU Skor ELS Skor

1 Sebagai Pengembangan Area Potensial Wisata

Survei Lapangan Kurang Potensial 2 Kurang Potensial 2

2 Daerah Penangkapan Ikan Survei Lapangan

Cukup

Insentif 4 Cukup Intensif 4

3 Pemanfaatan Lainnya (penelitian)

Survei

Lapangan Bermanfaat 4 Bermanfaat 4

Nilai Sosial 3 3

Sumber : Hasil Analisis Data, 2012

Berdasarkan hasil survei, potensi keberadaan Lamun sebagai pengembangan area wisata di wilayah studi kurang potensial. Hal tersebut ditinjau dari minat para pengunjung wisata yang kebanyakan memilih ekosistem terumbu karang sebagai objek wisata di Pulau Pramuka seperti snorkeling, diving, dan memancing dibandingkan keberadaan ekosistem Lamun. Hasil survei lapangan menggambarkan bahwa kondisi Lamun yang terdapat di perairan Pulau Pramuka sangat sedikit dibandingkan keberadaan ekosistem terumbu karang. Sehingga belum banyak memberikan kontribusi bagi nelayan Pulau Pramuka khususnya dan nelayan Kepulauan Seribu pada umumnya.

Hamparan Lamun yang terdapat di Pulau Pramuka masih sedikit dimanfaatkan sebagai daerah fishing ground (penangkapan ikan) oleh nelayan Pulau Pramuka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Hal tersebut dilihat dari kondisi Lamun yang berada di lokasi studi keberadaannya masih jarang-jarang dan keberadaannya kebanyakan tertutup oleh substrat pasir sehingga biota (ikan) masih sedikit yang memanfaatkan Lamun sebagai habitat. Sehingga keberadaan Lamun Pulau Pramuka kurang intensif digunakan sebagai daerah penangkapan ikan oleh nelayan Pulau Pramuka.

Sementara itu untuk pemanfaatan lainnya yaitu sebagai sarana pendidikan (penelitian) ekosistem Lamun Pulau Pramuka sangat bermanfaat dijadikan sebagai objek penelitian bagi para mahasiswa ataupun peneliti lainnya. Dengan melihat kondisi Lamun yang berada di lokasi studi masih sangat minim pemanfaatnya, sehingga dapat lokasi penelitian bagi para pelajar (mahasiswa). Berdasarkan penilaian indeks sosial Lamun Pulau Pramuka memiliki nilai tingkat kepekaan yang cukup peka dengan skor 3.

5.2.3.3.2. Nilai Ekonomi

a) Nilai Manfaat Langsung (Direct Use Value)

Nilai manfaat langsung Lamun (Direct Use Value) adalah nilai yang diperoleh dari pemanfaatan komoditas yang diperoleh masyarakat dengan cara mengambil langsung dari alam. Jenis pemanfaatan langsung yang ditemukan pada ekosistem Lamun perairan Pulau Pramuka adalah manfaat penangkapan ikan dan teripang yang berada pada ekosistem Lamun dengan menggunakan bubu dan pancing.

Untuk penangkapan ikan yang dilakukan nelayan Pulau Pramuka pada ekosistem Lamun umumnya menggunakan alat tangkap jaring dan bubu. Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa nelayan yang menjadi responden, jenis ikan yang terdapat pada ekosistem Lamun adalah ikan baronang, kakatua, dan kerapu. Total penerimaan dari penangkapan ikan tersebut berdasarkan EOP untuk ikan non karang adalah sebesar Rp. 5.522.073.325 per tahun dalam kondisi optimal aktifitas penangkapan ikan selama 9 bulan (274 hari) dalam setahun. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 2.

b) Nilai Manfaat Tidak Langsung (Indirect Use Value)

Nilai manfaat tidak langsung (Indirect Use Value) merupakan nilai dari manfaat yang dirasakan oleh pengguna kawasan Lamun di perairan Pulau Pramuka secara tidak langsung. Jenis pemanfaatan tidak langsung yang dapat diidentifikasi di kawasan Lamun perairan Pulau Pramuka adalah sebagai ekosistem yang melindungi ekosistem terumbu karang dalam hal perangkap sedimen dan juga merupakan sebagai feeding ground. Sehingga nilai manfaat tidak langsung dari Lamun dapat diidentifikasi dengan melihat nilai yang diperoleh oleh terumbu karang, dalam hal ini adalah EOP yang berasal dari ikan karang.

Berdasarkan hasil survei dan wawancara terhadap responden, terdapat beberapa jenis ikan yang menggunakan lamun sebagai daerah feeding ground. Ikan tersebut merupakan ikan yang bukan penghuni tetap habitat Lamun, melainkan hanya memanfaatkan Lamun tersebut sebagai tempat mencari makan (feeding ground). Dari hasil penelitian, diketahui bahwa EOP yang berasal dari ikan karang adalah sebesar Rp. 2.532.467.964 per tahun (Lampiran 2).

c) Nilai Manfaat Pilihan

Manfaat pilihan ekosistem Lamun dalam penelitian ini menggunakan nilai keanekaragaman hayati dari ekosistem tersebut seperti yang dijelaskan Ruiteenbeek (1999). Nilai keanekaragaman hayati ekosistem Lamun bernilai minimal US$ 15 per hektar per tahun.

Dengan demikian, untuk ekosistem Lamun perairan Pulau Pramuka yang memiliki luas 1,28 Ha untuk ELS dan 0,85 Ha untuk ELU, menghasilkan nilai manfaat pilihan sebesar US$ 19,2 dan US$ 12,75. Dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar Rp. 9.23 (Agustus 2012), maka nilai manfaat pilihan kawasan Lamun di perairan Pulau Pramuka adalah sebesar Rp. 177.370 untuk ELS dan Rp. 117.784 (Tabel 5.22).

Tabel 5.22. Manfaat Pilihan Ekosistem Terumbu Karang Pulau Pramuka

Keterangan Lamun (ELU) Lamun (ELS)

Nilai tukar rupiah 2012 Rp. 9.238 Rp. 9.238

Nilai manfaat biodiversity $ 15/Ha $ 15/Ha

Luas Terumbu Karang 0,85 Ha 1,28 Ha

Nilai Manfaat Pilihan Rp. 117.784 Rp. 177.370 Sumber : Hasil Analisis Data, 2012

d) Manfaat Keberadaan (Existense Value)

Pendekatan yang digunakan dalam menghitung manfaat keberadaan ekosistem Lamun Pulau Pramuka adalah dengan menggunakan Contingent Value Methode (CVM). Jumlah responden yang diambil adalah 98 orang yang dipilih berdasarkan pertimbangan tingkat pendidikan, usia dan pendapatan.

Dari hasil kuesioner, penduduk pulau Pramuka hanya mengetahui bahwa fungsi ekosistem Lamun sebagai lokasi habitat ikan, dan ada beberapa jenis yang dimanfaatkan untuk menjadi bahan makanan. Namun dalam hal pelestariannya sangat didukung oleh kondisi sosial ekonomi penduduk setempat. Hal tersebut juga sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, usia, dan pendapatan masyarakat dalam memberikan penilaian terhadap kelestarian Lamun tersebut. Dari hasil kuesioner diperoleh nilai terendah WTP yang diberikan responden sebesar Rp. 5.000 dan nilai WTP tertinggi sebesar Rp. 35.000. Beragamnya nilai WTP yang diperoleh disebabkan karena pertanyaan tentang besarnya nilai WTP yang bersifat terbuka kepada responden.

Fungsi WTP didapatkan dengan meregresikan nilai WTP per individu, tingkat pendidikan, usia, dan pendapatan responden. Hasil regresi ini akan digunakan untuk mengestimasi nilai WTP rata-rata bagi keberadaan Lamun di Pulau Pramuka. Analisis regresi yang dilakukan menghasilkan fungsi sebagai berikut :

Ln WTP = -15,4816 + 0,9684 Ln E + 0,2913 Ln A + 1,3407 Ln I Adjusted R-Sq = 0,0538 Keterangan : WTP : Keinginan membayar E : Education / Pendidikan A : Age / Umur I : Income / Pendapatan

Hasil perhitungan menyatakan bahwa nilai rata-rata WTP individu adalah sebesar RP. 769,0839. Dengan memperhitungkan jumlah populasi yang mendiami Pulau Pramuka sebanyak 5.849 jiwa, maka hasil tersebut kemudian dikonversi menjadi nilai total WTP sebesar Rp. 4.498.372 per tahun untuk masing-masing wilayah ekosistem Lamun ELS dan ELU (Lampiran 8).

e) Nilai Total Ekonomi

Nilai ekonomi total ekosistem Lamun di perairan Pulau Pramuka merupakan penjumlahan dari nilai-nilai manfaat yang telah diuraikan diatas, yaitu nilai manfaat langsung (Direct Use Value), nilai manfaat tidak langsung (Indirect Use Value), nilai manfaat pilihan, dan nilai manfaat keberadaan yang dapat diidentifikasi di kawasan tersebut. Kedua ekosistem memiliki nilai ekonomi total yang hampir sama, dimana ELU adalah Rp. 8.059.157.445 sedangankan ELS adalah Rp. 8.059.217.031 (Tabel 5.23).

Tabel 5.23. Nilai Ekonomi Total Ekosistem Lamun Pulau Pramuka

No Jenis Manfaat ELU

(Rp) Persen (%) Skor ELS (Rp) Persen (%) Skor 1 Manfaat Langsung 5.522.073.325 68,52 5 5.522.073.325 68,52 5 2 Manfaat Tidak Langsung 2.532.467.964 31,42 3 2.532.467.964 31,42 3 3 Manfaat Pilihan 117.784 0,00 1 177.370 0,00 1 4 Manfaat Keberadaan 4.498.372 0,06 1 4.498.372 0,06 1

Nilai Ekonomi Total 8.059.157.445 100,00 2 8.059.217.031 100,00 2 Sumber : Hasil Analisis Data, 2012

5.2.3.3.3. Indeks Sosial Ekonomi

Berdasarkan nilai sosial dan nilai ekonomi yang diperoleh, maka indeks sosial ekonomi dari ekosistem Lamun menunjukkan bahwa kedua ekosistem lamun baik yang di bagian utara (ELU) maupun selatan (ELS) memiliki skor 3 (Lampiran 9). Hal ini menggambarkan bahwa dengan luasan yang tidak begitu luas, tetapi peran dan fungsi lamun dari sisi sosial dan ekonomi cukup peka untuk diperhatikan.