• Tidak ada hasil yang ditemukan

Industri dan Prospek Usaha

Dalam dokumen Prospektus Final PT Merdeka Copper Gold Tbk (Halaman 126-131)

IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA GRUP MERDEKA

9.14. Industri dan Prospek Usaha

Grup Merdeka berkeyakinan bahwa pertambangan emas memiliki prospek usaha yang cukup menjanjikan karena emas merupakan salah satu sumber daya alam berharga yang banyak digunakan sebagai perhiasan dan investasi. Pasar

emas yang likuid dan karakteristik emas yang lebih tahan terhadap inflasi dan gejolak ekonomi dibandingkan logam

berharga lainnya merupakan daya tarik utama emas. Bank sentral di dunia juga telah melakukan pembelian lebih

besar dari penjualan sejak tahun 2010 dalam rangka diversifikasi portofolio. Selain itu, pemakaian emas dalam bidang

kedokteran, manajemen lingkungan dan aplikasi elektronik lanjutan semakin banyak seiring berkembangnya teknologi. Sekilas adalah gambaran mengenai industri emas:

Permintaan

Volume permintaan emas dunia pada tahun 2013 mencapai 4.080 ton dari 3.652 ton di tahun 2009 dengan CAGR sebesar 2,8%. Dari sisi nilai, permintaan emas dari tahun 2009 tumbuh dengan CAGR 12,8% mencapai

US$185,2 miliar pada tahun 2013. Selama 9 (sembilan) bulan pertama tahun 2014, volume dan nilai permintaan

emas dunia mengalami penurunan masing-masing sebesar 5,6% dan 16,9%. Harga rata-rata emas sejak tahun 2009

sampai dengan 2013 meningkat dari US$977/oz menjadi US$1.418/oz dengan CAGR 9,8% sedangkan harga rata-rata emas pada kuartal 3 tahun 2013 dibanding 2014 mengalami penurunan sebesar 12,0% menjadi US$1.293/oz.

Gambar 1 : Volume permintaan emas dari 2009-2013 dan YTD September 2013-2014 (dalam ton)

Gambar 2 : Nilai permintaan emas dan harga rata-rata emas dari 2009-2013 dan YTD September 2013-2014 (dalam miliar US$)

Sumber : Gold Demand Trends oleh World Gold Council, November 2014

Pasar emas memiliki 3 (tiga) segmen utama, yaitu konsumen (perhiasan dan teknologi), investasi (bar, koin dan produk keuangan berbasis emas) dan bank sentral. Sebesar 48,7% (rata-rata dari tahun 2009-2013) emas hasil tambang digunakan sebagai perhiasan. Dibandingkan dengan segmen utama lain, permintaan perhiasaan dari sejak 2009 sampai dengan 2013 tumbuh dengan CAGR 6,8%. India dan China adalah pasar terbesar perhiasan emas, bersama-sama mewakili lebih dari setengah permintaan emas pada 9 (sembilan) bulan pertama di tahun 2014. Tingginya permintaan di kedua negara tersebut dilatarbelakangi oleh kebudayaan membeli emas menjelang perayaan dan peristiwa penting untuk mendatangkan keberuntungan. Selain itu, keterbatasan akses terhadap pilihan aset keuangan di kedua negara tersebut menjadikan emas sebagai sarana investasi yang aman. Perhiasan emas di negara India dan China merupakan harta yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Indonesia menempati posisi ketujuh sebagai negara konsumsi perhiasan emas terbesar di dunia.

Gambar 3 : 10 negara dengan tingkat konsumsi perhiasan terbesar YTD September 2014 (dalam metrik ton)

Sumber: Gold Demand Trends oleh World Gold Council, May 2014, Agustus 2014 dan November 2014

Pada tahun 2013, volume permintaan perhiasan emas mencapai 2.361 ton dari tahun sebelumnya sebesar 1.999 ton yang merupakan kenaikan volume terbesar sejak tahun 1997. Hal ini terutama dikarenakan penurunan harga emas yang didukung oleh membaiknya sentimen perekonomian dunia. Konsumen India mencatatkan permintaan tertinggi dengan volume 974,8 ton, walaupun Pemerintah India menetapkan beberapa kebijakan untuk mengurangi

permintaan emas dalam rangka menurunkan defisit transaksi berjalan (current account) melalui tarif impor yang

lebih tinggi, kuota impor yang ketat serta pembatasan pinjaman emas dan penjualan koin. Selain itu, permintaan perhiasan konsumen di Eropa dan Amerika Serikat juga mengalami peningkatan sepanjang tahun 2013 khususnya pada kuartal ke-4 sebagai akibat dari efek hari raya Natal. Terdapat juga indikasi adanya kenaikan penempatan kekayaan dalam bentuk perhiasan emas. Pada tahun 2013, nilai perhiasan emas terhitung hampir 0,14% dari PDB global dari 10 tahun yang lalu sebesar 0,08%.

Dibandingkan kuartal ketiga tahun 2013, permintaan perhiasan emas pada periode yang sama di tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 9,8%, terutama dikarenakan tingginya tingkat persediaan emas di pasar Asia yang diakumulasi dari tahun sebelumnya. India khususnya mengalami penurunan permintaan di awal tahun disebabkan pemilihan umum serta pembatasan impor namun permintaan berangsur-angsur meningkat di kuartal ketiga seiring dengan hari raya Diwali di pertengahan bulan Oktober. Di sisi lain, konsumsi perhiasan emas di Amerika Serikat dan Inggris menunjukan kenaikan seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian. World Gold Council memperkirakan bahwa kenaikan pendapatan sebagai dampak dari membaiknya perekonomian akan mendorong permintaan perhiasan. Lebih lanjut, penurunan harga emas turut mendukung pemulihan permintaan pedagang emas besar. Analisis terakhir oleh World Gold Council menunjukan bahwa kenaikan 1% pada PDB akan meningkatkan konsumsi perhiasan rata-rata sebesar 5% (sumber : Gold Investor Volume 7 yang dipublikasi oleh World Gold Council pada bulan September 2014).

Selain sebagai perhiasan, emas adalah konduktor yang baik dan tahan terhadap korosi sehingga banyak diandalkan dalam berbagai aplikasi elektronik. Emas juga berperan sebagai katalis (material yang dapat mempercepat laju reaksi kimia tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri) dalam banyak proses industri serta katalis yang efektif dalam mengurangi emisi kendaraan yang berbahaya. Selanjutnya, dikarenakan emas bersifat biokompatibel (memiliki kemampuan material untuk menyesuaikan dengan tubuh penerima) disamping karakteristiknya yang tahan terhadap korosi, emas banyak digunakan dalam aplikasi kedokteran, antara lain kedokteran gigi, implan yang sensitif seperti telinga bagian dalam dan kelopak mata serta obat-obatan berbahan baku emas untuk mengobati penyakit-penyakit seperti peradangan sendi kronis (rheumatoid arthritis). Saat ini, terdapat penelitian medis untuk mempelajari penggunaan emas dalam perawatan kanker. Penggunaan emas di kedokteran gigi terus menunjukan tren penurunan dikarenakan adanya alternatif lebih murah seperti kobalt, krom, porselen dan keramik. Laju penurunan tersebut melambat di tahun 2013 sebagai dampak dari penurunan harga emas.

Perkembangan nanoteknologi dalam beberapa tahun terakhir telah membawa kemajuan pesat dalam bidang kedokteran, manajemen lingkungan dan aplikasi elektronik lanjutan (advanced electronic) yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan emas untuk teknologi di masa mendatang. Sebagai contoh, nanopartikel emas merupakan

inti dari jutaan alat Rapid Diagnostic Tests (“RDT”) yang digunakan di seluruh dunia setiap tahun. Teknologi ini

telah merubah metode diagnosa penyakit di negara-negara berkembang dan miskin. Tes malaria menggunakan RDT dapat dilakukan dengan mudah, handal dan akurat tanpa diperlukan alat-alat kedokteran mahal maupun rantai pasokan yang komplek.

Permintaan emas untuk teknologi pada tahun 2013 dan 2012 stabil pada kisaran 400 ton. Membaiknya sentimen konsumen seiring dengan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi telah mendorong kenaikan penjualan barang jadi pada segmen elektronik. Di lain sisi, produksi kabel berserat emas mengalami penurunan. Berdasarkan data Semiconductor Industry Association di bulan Desember 2013, penjualan semikonduktor selama tahun 2013

mencapai US$305,6 miliar, terutama dimotori oleh permintaan tablet dan smartphone serta produk-produk lain

menggunakan panel LCD. Industri automobil juga memberikan dukungan cukup kuat yang dipimpin oleh China dan Amerika Serikat. Pertumbuhan permintaan dari teknologi juga sangat terkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi; setiap kenaikan global PDB 1%, permintaan emas untuk teknologi meningkat 5,1%, dan tidak terpengaruh harga emas (sumber : Gold Investor Volume 7 yang dipublikasi oleh World Gold Council pada bulan September 2014). Segmen terbesar kedua di pasar emas adalah investasi dengan kontribusi rata-rata (2009-2013) sebesar 34,5%. Emas memiliki karakteristik unik dalam hal manajemen risiko dan pemeliharaan modal bagi investor institusi maupun perorangan. Investasi emas dalam jumlah konservatif telah terbukti memberikan kontribusi substansial terhadap kinerja portofolio dengan melindunginya dari risiko penurunan tanpa mengurangi imbal balik investasi jangka panjang. Kualitas tersebut terutama sangat penting pada masa gejolak ekonomi. Saat ini, investasi dalam emas dilakukan dalam bentuk batangan emas dan koin maupun kepemilikan tidak langsung melalui ETF dan produk serupa lainnya.

Gambar 4 : Permintaan emas untuk investasi dari 2009-2013 dan YTD September 2013-2014 (dalam ton)

Sumber: Gold Demand Trends oleh World Gold Council, Februari 2011, Februari 2013 dan November 2014

Pada tahun 2013, permintaan emas untuk investasi mengalami penurunan sebesar 28,2% menjadi 1.074,8 ton dari sebelumnya 1.497,5 ton. Dari sisi nilai, permintaan investasi mengalami penurunan lebih besar yaitu 39,6% dari

US$80,3 miliar menjadi US$48,5 miliar. Hal tersebut dikarenakan penjualan dalam jumlah substansial oleh investor

institusi. Beberapa faktor utama yang mendorong divestasi emas tersebut adalah meningkatnya persepsi bahwa masa kejayaan emas selama 10 tahun telah berakhir, penjualan emas oleh Pemerintah Siprus, dan meningkatnya

harapan bahwa Federal Reserve akan segera mengurangi/mengakhiri program Quantitative Easing (“QE”), sehingga

mendorong para investor melakukan aksi ambil untung. Meskipun demikian, penjualan oleh investor institusi dapat di-offset dengan pembelian oleh investor retail kecil dari China dan India dalam bentuk batangan emas dan koin. Dibandingkan kuartal ketiga tahun 2013, volume permintaan investasi emas pada periode yang sama di tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 34,8% menjadi 900,2 ton seiring dengan berkurangnya penjualan oleh investor institusi. Nilai permintaan hanya meningkat sebesar 19,9% dikarenakan penurunan harga emas. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi permintaan emas adalah penurunan harga emas, pemulihan ekonomi Amerika Serikat dan ketidakpastian mengenai QE sehingga investor cenderung memilih untuk menunggu. Lebih lanjut, permintaan retail China juga menunjukkan penurunan setelah sebelumnya melakukan pembelian emas dalam jumlah besar. China, India dan Eropa adalah negara dengan tingkat investasi emas dalam bentuk batangan emas dan koin terbesar, masing-masing mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar 53,9%, 53,6% dan 22,0%. Investasi emas memiliki tren yang bergerak berlawanan arah dengan pertumbuhan ekonomi (counter cyclical). Pada saat periode ekspansi ekonomi, sebagian besar permintaan investasi dalam bentuk emas akan mengalami penurunan, namun hal ini tidak akan mengakibatkan pasar emas jatuh. Sebagian permintaan emas untuk investasi meningkat seiring dengan tingkat suku bunga jangka panjang. World Gold Council berkeyakinan bahwa perubahan permintaan investasi dalam bentuk emas akan mempengaruhi pasar emas, namun penurunan tersebut diperkirakan hanyalah koreksi jangka pendek hingga menengah (sumber : Gold Investor Volume 7 yang dipublikasi oleh World Gold Council pada bulan September 2014).

Prilaku bank sentral terhadap emas telah berubah secara fundamental selama beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari penurunan penjualan oleh bank sentral di Eropa dan pembelian dalam jumlah besar oleh negara ekonomi berkembang di Amerika Latin, Timur Tengah dan Asia. Sejak 2010, bank sentral melakukan pembelian lebih besar dari penjualan, bertumbuh pada CAGR 74,5%. Perubahan prilaku tersebut terutama didasari pada manfaat emas

dalam portofolio penyimpanan. Alasan utama pembelian emas oleh bank sentral adalah diversifikasi portofolio

terutama terhadap aset yang memiliki korelasi negatif dengan emas dan perlindungan daya beli (purchasing power). Tren pembelian emas oleh negara-negara berkembang tetap bertahan di tahun 2013 dan periode 9 (sembilan) bulan di tahun 2014 meskipun kenaikan volatilitas harga emas memperlambat pembelian beberapa bank sentral.

Gambar 5 : 10 negara dengan kepemilikan emas terbesar YTD September 2014 (dalam ton)

Sumber: Gold Demand Trends oleh World Gold Council, November 2014 Pasokan

Emas saat ini diproduksi di berbagai negara di seluruh negara terutama di wilayah China, Asia Timur, Amerika Latin dan Amerika Utara. Pasokan emas turut ditemukan di Asia Tengah dan Eropa Timur. Kurang lebih 75% dari pasokan emas dunia saat ini diproduksi oleh 20 negara. Emas daur ulang (scrap gold) juga memberikan kontribusi sekitar 1/3 dari pasokan emas dunia.

Gambar 6 : 10 negara penghasil emas terbesar di dunia

Sumber : www.mining.com, Januari 2015

Produksi emas pada tahun 2014 terus meningkat mencapai tingkat produksi tertinggi pada 3.109 ton walaupun harga emas melemah. Dalam beberapa kasus, peningkatan produksi tersebut dilakukan untuk menekan biaya produksi per unit. Seiring dengan penurunan harga emas, pasokan emas daur ulang turut mengalami penurunan.

Harga

Harga emas terutama dipengaruhi faktor permintaan dan pasokan. Emas pada tahun 2014 diperdagangkan pada kisaran

harga rata-rata US$1.200-US$1.300/oz dan menutup tahun pada harga US$1.206/oz atau mengalami penurunan

sebesar 10,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Harga emas mencapai harga terendah di bulan November 2014

pada harga US$1.142/oz. Volatilitas harga emas di semester kedua tahun 2014 terutama disebabkan ketegangan

antara Rusia dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Optimisme pemulihan perekonomian Amerika Serikat di semester kedua tahun 2014 yang didukung oleh data perekonomian yang positif meningkatkan aliran dana ke pasar keuangan di Amerika Serikat turut berdampak pada penurunan harga emas. Walaupun bank sentral di Jepang, China dan Eropa telah membuat komitmen untuk melakukan pelonggaran untuk mendorong perekonomian, hal tersebut tidak membawa dampak positif terhadap harga metal termasuk emas di tahun 2014.

Tabel pergerakan harga emas dunia tahun 2013-2014

Keterangan 2013 2014 y-o-y (%) ∆ Intraday

tahun 2014 (%) US$/oz 1.411 1.266 (10,3%) (1,6%) Euro/kg 34.195 30.638 (10,4%) 10,7% Yen/g 4.412 4.298 (2,6%) 12,3% RMB/g 279,2 250,8 (10,2%) 0,9% Rand/g 433.957 440.561 1,5% 7,0% A$/oz 1.455 1.403 (3,6%) 7,2% Rouble/g 1.441 1.559 8,2% 64,5% Lira Turki/g 85,9 88,9 3,5% 5,6% Rupee/10g 29.310 28.278 (3,5%) (8,6%) Rp/g 470.311 482.408 2,6% 0,8%

Sumber: GMFS Gold Survey 2014, Januari 2015

Ke depannya, GFMS memperkirakan bahwa harga metal berharga akan terus dipengaruhi secara signifikan oleh

kebijakan moneter oleh bank sentral di Amerika Serikat. Dalam jangka pendek, kebijakan moneter Amerika Serikat akan berfokus pada kenaikan suku bunga, dimana hal tersebut akan memberikan efek negatif terhadap harga emas di tahun 2015. Selain itu, sanksi ekonomi terhadap Rusia yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa dapat mengakibatkan Rusia menjual kepemilikan emasnya, dan hal tersebut dapat menambah tekanan terhadap harga

emas. GFMS memperkirakan bahwa harga emas rata-rata pada semester 1 tahun 2015 akan mencapai US$1.125/oz dan meningkat menjadi US$1.600/oz pada semester 2 tahun 2015.

Dalam dokumen Prospektus Final PT Merdeka Copper Gold Tbk (Halaman 126-131)