• Tidak ada hasil yang ditemukan

Informasi yang dapat diakses publik Semua persyaratan dari klausul 8 ISO 17021 terpenuh

I ndust ri/bisnis pa nga n

DAFTAR PUSTAKA

5 Persyaratan Umum Persyaratan Umum 1 Materi Kontrak dan Hukum 1 Umum

8.1 Informasi yang dapat diakses publik Semua persyaratan dari klausul 8 ISO 17021 terpenuh

8.1.1 Lembaga sertifikasi harus memelihara

dan membuat akses publik terhadap informasi yang menjelaskan proses audit, proses sertifikasi untuk pemberian, pemeliharaan, perluasan, pengurangan, pembekuan atau pencabutan sertifikasi, dan kegiatan sertifikasi, tipe sistem manajemen dan wilayah geografi dimana lembaga tersebut beroperasi atau

Belum diatur bahwa informasi tersebut harus dapat diakses publik.

8.1.2 Informasi yang disediakan oleh lembaga sertifikasi kepada setiap klien atau pangsa pasar termasuk iklan harus akurat dan tidak menyesatkan.

8.f

Lembaga sertifikasi harus melakukan pengendalian yang tepat atas penggunaan sertifikat sistem HACCP-nya. Ketidakbenaran dalam mengacu sistem sertifikasi

HACCP atau penyalahgunaan sertifikat

yang ditemukan dalam iklan, katalog, dll harus diambil tindakan yang sesuai.

8.1.3 Lembaga sertifikasi harus memberikan

informasi yang dapat diakses publik mengenai sertifikasi yang diberikan, dibekukan atau dicabut.

8.g

Lembaga sertifikasi harus mempunyai prosedur tertulis untuk pencabutan dan pembatalan sertifikat sistem HACCP. Namun belum diatur agar informasi tersebut dapat diakses publik.

8.1.4 Berdasarkan permintaan setiap pihak,

lembaga sertifikasi harus menyediakan cara untuk mengkonfirmasi keabsahan

verifikasi perubahan

8.2.1 Lembaga sertifikasi harus memberikan

dokumen sertifikasi kepada klien tersertifikasinya dengan cara yang dipilihnya.

Lembaga sertifikasi herus memelihara system verifikasi semua dokumen yang berkaitan dengan sistem sertifikasi HACCP dan harus menjamin: a) dokumen terbitan mutakhir tersedia b) semua perubahan dokumen atau amandemen terhadap dokuman yang dikerjakan oleh orang yang tepat dan diproses sedemikian rupa untuk menjamin keefektifannya. c) dokumen yang telah diganti tidak digunakan lagi oleh lembaga sertifikasi

lembaga sertifikasi harus diberitahukan kepada KAN e) perubahan-perubahan persyaratan sertifikasi harus diberitahukan kepada badan usaha yang telah disertifikasi

f) mensyaratkan badab usaha yang telah disertifikai untuk memberitahukan

perubahan dokumentasi.

8.2.2 Tanggal efektif pada dokumen sertifikasi

tidak boleh ditetapkan sebelum tanggal keputusan sertifikasi

8.2.3 Dokumen sertifikasi harus

mengidentifikasikan hal berikut ini: a) nama dan lokasi geografi tiap klien yang sistem manajemennya disertifikasi (atau lokasi geografi kantor pusat dan

b) tanggal pemberian, perluasan atau pembaruan sertifikasi

c) tanggal kadaluarsa atau batas waktu sertifikasi ulang sesuai dengan siklus sertifikasi ulang

d) kode identifikasi tertentu

e) Standar dan/atau dokumen normatif lainnya, mencakup nomor penerbitan dan/atau revisi, yang digunakan untuk audit klien tersertifikasi

f) lingkup sertifikasi berkenaan dengan produk (termasuk jasa), proses, dan lainnya selama berlaku pada setiap tapak (site).

g) nama, alamat dan tanda sertifikasi dari lembaga sertifikasi, tanda lainnya (misal, simbol akreditasi) dapat digunakan dengan syarat tidak menyesatkan atau membingungkan

h) setiap informasi lainnya yang disyaratkan standar dan/atau dokumen normatif lainnya yang digunakan untuk

sertifikasi yang direvisi, diperlukan cara untuk membedakan dokumen yang telah direvisi dengan dokumen yang tidak berlaku.

8.3

Direktori klien tersertifikasi

Lembaga sertifikasi harus memelihara dan membuat akses publik atau menyediakan berdasarkan permintaan, dengan cara yang dipilih suatu direktori sertifikasi yang sah minimal memuat nama, dokumen normatif yang sesuai, lingkup dan lokasi geografis (misal, kota dan negara) untuk setiap klien yang disertifikasi (atau lokasi geografi dari kantor pusat dan seluruh tapak dalam lingkup sertifikasi multisite)

12 Publikasi

Lembaga sertifikasi harus membuat dan

memperbaharui daftar badan usaha yang telah disertifikasi termasuk garis besar lingkup sertifkasi setiap badan usaha. Daftar tersebut harus tersedia untuk umum. Uraian sistem sertifikasi harus tersedia dalam bentuk publikasi.

8.4

Acuan Sertifikasi dan Penggunaan Tanda

8.4.1

system HACCP-nya. Penyalahgunaan sertifikat yang ditemukan dalam iklan, katalog dan lain-lain haru diambil tindakan.

8.4.2 Lembaga sertifikasi tidak boleh

mengijinkan tandanya dipakai pada laporan uji laboratorioum, kalibrasi atau inspeksi, karena dalam konteks ini laporan tersebut dianggap sebagai produk.

8.4.3

Lembaga sertifikasi harus mensyaratkan bahwa organisasi klien untuk

a) memenuhi persyaratan lembaga sertifikasi pada saat membuat acuan status sertifikasinya dalam media komunikasi seperti internet, brosur atau iklan, atau dokumen lainnya

b) tanggal pemberian, perluasan atau pembaruan sertifikasi

c) tanggal kadaluarsa atau batas waktu sertifikasi ulang sesuai dengan siklus

materi periklanan yang memuat acuan sertifikasi, sebagaimana ditentukan oleh lembaga sertifikasi (lihat butir 9.6.3 dan 9.6.6) bila terjadi pembekuan atau pencabutan sertifikasi

e) merubah seluruh materi periklanan pada saat lingkup sertifikasi dikurangi f) tidak mengijinkan penggunaan acuan sertifikasi sistem manajemen yang dapat menyiratkan bahwa lembaga sertifikasi tersebut memberikan sertifikasi produk (termasuk jasa) atau proses

g) tidak menyiratkan bahwa sertifikasi berlaku untuk kegiatan diluar lingkup sertifikasi

h) tidak menggunakan sertifikasinya yang dapat membawa lembaga sertifikasi dan/atau sistem sertifikasi kehilangan reputasi dan kepercayaan publik.

8.4.4 Lembaga sertifikasi harus menguji

pengendalian kepemilikan secara tepat dan harus mengambil tindakan berkenaan dengan acuan status sertifikasi atau penggunaan dokumen sertifikasi yang tidak benar, serta tanda atau laporan audit

Kerahasiaan 8.5.1

Lembaga sertifikasi melalui perjanjian yang berkekuatan hukum harus memiliki suatu kebijakan dan pengaturan untuk mengamankan kerahasiaan informasi yang diperoleh atau dibuat selama pelaksanaan kegiatan sertifikasi pada seluruh tingkatan strukturnya, termasuk komite dan lembaga eksternal atau individu yang bertindak atas namanya.

Lembaga sertifikasi harus mempunyai pengaturan yang memadai, konsisten dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, untuk menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama kegiatan sertifikasi pada semua tingkat

organisasinya. Termasuk komite dan institusi atau personel luar yang bertindak atas nama lembaga sertifikasi.

8.5.2 Lembaga sertifikasi harus

menginformasikan klien terlebih dahulu mengenai informasi yang menjadi

wilayah publik. Seluruh informasi harus dianggap rahasia l kecuali informasi yang

Kecuali disyaratkan dalam Standar ini, informasi mengenai klien atau individu tertentu tidak boleh dipaparkan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari klien atau individu yang berkepentingan.

Jika berdasarkan hukum lembaga sertifikasi diminta untuk memberikan informasi yang bersifat rahasia kepada pihak ketiga, klien atau individu yang berkepentingan harus diberitahukan terlebih dahulu mengenai informasi yang diberikan kecuali yang diatur oleh hukum.

8.5.4

Informasi tentang klien dari sumber selain klien (misalnya dari pihak yang memberikan keluhan, regulator) harus diperlakukan sebagai rahasia, konsisten dengan kebijakan lembaga sertifikasi. 8.5.5

Personel, termasuk setiap anggota komite, kontraktor, personel lembaga eksternal atau individu yang bertindak atas nama lembaga sertifikasi, harus menjaga kerahasiaan seluruh informasi yang diperoleh atau dibuat selama

dan menggunakan perlengkapan serta fasilitas yang menjamin keamanan penanganan informasi yang bersifat rahasia (misalnya dokumen, rekaman ) 8.5.7

Bila informasi yang bersifat rahasia diberikan kepada lembaga lain (misal lembaga akreditasi, kelompok perjanjian

dalam skema peer asesmen), lembaga

sertifikasi harus menginformasikan kliennya mengenai tindakan ini.

8.6

Pertukaran informasi antara lembaga sertifikasi dan kliennya

8.6.1 Informasi kegiatan dan persyaratan

sertifikasi

Belum diatur

8.6.2

Pemberitahuan perubahan oleh lembaga sertifikasi

Lembaga sertifikasi harus memberikan kepada klien yang disertifikasi setiap perubahan persyaratan sertifikasi.

8.6.3

Pemberitahuan perubahan oleh klien

Lembaga sertifikasi harus memiliki pengaturan yang berkekuatan hukum

mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan sistem manajemen untuk memenuhi persyaratan standar sertifikasi yang digunakan. 9

Persyaratan proses 9.1

Persyaratan umum 9.1.1

Program audit harus mencakup dua tahap audit awal, audit survailen pada tahun pertama dan kedua, dan audit sertifikasi ulang di tahun ketiga sebelum berakhirnya sertifikasi.

Siklus sertifikasi tiga tahunan dihitung sejak keputusan sertifikasi atau sertifikasi ulang.

Penentuan program audit dan

penyesuaiannya harus mempertimbangkan ukuran organisasi

klien, lingkup dan kompleksitas sistem manajemennya, produk dan proses, serta tingkat efektivitas sistem manajemen yang ditunjukkan dan hasil audit sebelumnya.

Belum diatur bahwa program audit mencakup dua tahap audit awal yaitu tahap 1 dan tahap 2

lembaga sertifikasi harus mengumpulkan informasi yang cukup dan dapat diverifikasi untuk menjustifikasi dan merekam setiap penyesuaian program audit.

9.1.2

Lembaga sertifikasi harus menjamin bahwa suatu rencana audit untuk setiap audit ditetapkan sebagai dasar perjanjian tentang pelaksanaan dan penjadwalan kegiatan audit.

9.1.3

Lembaga sertifikasi harus memiliki suatu proses seleksi dan penunjukkan tim audit, termasuk pemimpin tim audit, dengan mempertimbangkan kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran audit.

9.1.4

Lembaga sertifikasi harus memiliki prosedur terdokumentasi untuk penentuan waktu audit, justifikasi, dan rekaman. 9.1.5

Apabila pengambilan contoh multisite digunakan untuk mengaudit sistem manajemen klien yang memiliki kegiatan yang sama di berbagai lokasi, lembaga

dengan benar. 9.1.6

Tugas yang diberikan kepada tim audit harus ditetapkan dan diketahui oleh organisasi klien, dan harus mensyaratkan tim audit untuk

a) menguji dan memverifikasi struktur, kebijakan, proses, prosedur, rekaman, dan dokumen terkait dari organisasi klien sesuai dengan sistem manajemen

b) menentukan bahwa hal tersebut di atas memenuhi seluruh persyaratan yang sesuai dengan lingkup sertifikasi yang dimaksudkan

c) menentukan bahwa prosedur ditetapkan, diterapkan dan dipelihara secara efektif sehingga memberi kepercayaan dalam sistem manajemen klien

d) mengkomunikasikan kepada klien atas setiap tindakannya yang tidak konsisten antara kebijakan, sasaran dan target klien (sesuai dengan harapan standar sistem manajemen atau dokumen normatif

nama dan bila diminta, menyediakan informasi latar belakang dari setiap anggota tim audit dengan waktu yang cukup bagi organisasi klien untuk mengajukan keberatan atas auditor atau tenaga ahli yang ditunjuk dan bagi lembaga sertifikasi untuk menyusun ulang anggota tim dalam rangka menanggapi keberatan yang sah.

9.1.8

Rencana audit harus dikomunikasikan dan tanggal audit harus disetujui sebelumnya bersama dengan organisasi klien.

9.1.9

Lembaga sertifikasi harus memiliki suatu proses untuk melaksanakan audit lapangan sebagaimana ditetapkan dalam persyaratan terdokumentasi sesuai dengan panduan yang relevan dalam SNI.19-19011-2005

9.1.10

Lembaga sertifikasi harus memberikan laporan tertulis untuk setiap audit. Laporan tersebut harus didasarkan pada panduan yang sesuai yang terdapat dalam

menpersyaratkan klien untuk menganalisis penyebab dan menjelaskan koreksi spesifik dan tindakan korektif yang dilakukan atau direncanakan untuk dilakukan, untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang terdeteksi dalam waktu yang ditentukan.

9.1.12

Lembaga sertifikasi harus mengkaji koreksi dan tindakan korektif yang diajukan oleh klien untuk menentukan apakah hal tersebut dapat diterima.

9.1.13

Organisasi yang diaudit harus diinformasikan jika ada audit lengkap tambahan, audit terbatas tambahan, atau

bukti terdokumentasi (untuk

dikonfirmasikan dalam audit surveilen mendatang) untuk memverifikasi koreksi dan tindakan korektif yang efektif.

9.1.14

Lembaga sertifikasi harus menjamin bahwa personel atau komite yang membuat keputusan sertifikasi atau sertifikasi ulang berbeda dengan yang melakukan audit.

keputusan mengenai:

a) informasi yang diberikan oleh tim audit berkaitan dengan persyaratan sertifikasi dan lingkup sertifikasi adalah cukup

b) lembaga sertifikasi telah mengkaji, menerima, dan memverifikasi efektivitas koreksi dan tindakan korektif untuk seluruh ketidaksesuaian yang mewakili

1. kegagalan untuk memenuhi satu

atau lebih persyaratan standar sistem manajemen, atau

2. situasi yang menimbulkan

keraguan yang signifikan terhadap kemampuan sistem manajemen klien untuk mencapai output yang diinginkan.

c) lembaga sertifikasi telah mengkaji dan menerima koreksi dan tindakan korektif yang direncanakan klien untuk seluruh ketidaksesuaian lainnya

9.2

Audit dan sertifikasi awal 9.2.1

Permohonan

Lembaga sertifikasi harus mensyaratkan wakil yang berwenang dari organisasi

a) ruang lingkup sertifikasi yang diinginkan

b) fitur umum dari organisasi pemohon, mencakup nama dan alamat dari lokasi fisik, aspek signifikan dari proses dan operasinya, dan setiap kewajiban hukum lainnya yang sesuai

c) informasi umum sesuai bidang sertifikasi yang dimohon, berkenaan dengan organisasi pemohon seperti aktivitasnya, sumberdaya manusia dan teknisnya, fungsi dan jika ada, hubungannya dengan organisasi yang lebih besar

d) informasi mengenai seluruh proses yang dioutsourced yang digunakan oleh organisasi dan akan mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan

e) Standar atau persyaratan lain keperluan sertifikasi organisasi pemohon f) Informasi mengenai penggunaan konsultasi yang berkaitan dengan sistem manajemen.

sertifikasi

2. Berdasarkan pengkajian permohonan lembaga sertifikasi harus menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk dicakup dalam tim audit dan keputusan sertifikasi.

3. Seleksi tim audit harus dilaksanakan dengan mengacu pada kompetensi auditor dan tenaga ahli teknis.

4. Individu yang akan melaksanakan keputusan sertifikasi harus ditunjuk untuk menjamin tersedianya kompetensi yang memadai

9.2.3

9.2.3.1

Audit Sertifikasi Awal terdiri atas dua tahap

Audit tahap 1

a) mengaudit dokumentasi sistem

manajemen klien

b) mengevaluasi lokasi dan kondisi lapangan klien yang spesifik dan melakukan diskusi dengan personel klien untuk menentukan kesiapan untuk audit tahap 2

9.2.3

9.2.3.1

Audit Sertifikasi Awal

identifikasi kinerja utama kerja atau aspek yang signifikan, proses, sasaran, dan operasi sistem manajemen.

d) mengumpulkan informasi penting berkenaan dengan lingkup sistem manajemen, proses dan lokasi klien, dan aspek perundang-undangan dan hukum dan pemenuhannya (sebagai contoh aspek hukum, lingkungan, dan mutu dari operasi klien, keterkaitan resiko, dsb) e) mengkaji alokasi sumber daya untuk audit tahap 2 dan persetujuan klien berkenaan dengan rincian audit tahap 2 f) memfokuskan perencanaan audit tahap 2 dengan mendapatkan pemahaman yang cukup tentang klien sistem manajemen dan operasi lapangan pada konteks aspek signifikan yang mungkin

g) mengevaluasi apakah internal audit dan kaji ulang manajemen telah direncanakan dan dilakukan, dan level implementasi dari substansi sistem manajemen menunjukan bahwa klien siap untuk audit tahap 2.

9.2.3.2

yang menjadi perhatian yang dapat diklasifikasikan sebagai ketidaksesuaian selama audit tahap 2.

Dalam menentukan interval antara audit tahap 1 dan audit tahap 2, pertimbangan harus diberikan untuk kebutuhan klien untuk menyelesaikan area yang menjadi perhatian yang teridentifikasi selama audit tahap 1.

Audit Tahap 2

Tujuan dari audit tahap 2 adalah untuk mengevaluasi implementasi, termasuk efektifitas sistem manajemen klien. Audit tahap 2 harus dilaksanakan di lokasi klien

Audit harus mencakup minimal hal-hal berikut:

a) informasi dan bukti tentang kesesuaian untuk seluruh persyaratan standar sistem manajemen yang berlaku atau dokumen normatif lainnya

standar sistem manajemen atau dokumen normatif lainnya yang berlaku.)

c) sistem manajemen dan unjuk kerja klien terkait pemenuhan legal

d) pengendalian operasional proses- proses klien

e) internal audit dan kaji ulang manajemen

f) tanggung jawab manajemen untuk kebijakan klien

g) hubungan antara persyaratan normatif, kebijakan, sasaran dan target kinerja (sesuai dengan harapan dalam standar sistem manajemen atau dokumen normatif lainnya yang berlaku), setiap persyaratan legal yang berlaku, tanggung jawab, kompetensi personel, operasional, prosedur, data kinerja dan temuan internal audit dan kesimpulan.

9.2.4

Kesimpulan audit untuk sertifikasi awal Tim audit harus menganalisis seluruh informasi dan bukti audit yang diperoleh selama audit tahap 1 dan tahap 2 untuk

9.2.4

Kesimpulan audit untuk sertifikasi awal

9.2.5

Informasi untuk pemberian sertifikasi awal

1. Informasi yang disediakan oleh tim audit kepada lembaga sertifikasi untuk keputusan sertifikasi harus mencakup, minimal :

a) laporan audit

b) keterangan pada ketidaksesuaian, dan jika tersedia, koreksi dan tindakan korektif yang dilakukan oleh klien

c) konfirmasi tentang informasi yang disediakan untuk lembaga sertifikasi yang digunakan dalam pengkajian permohonan (lihat butir 9.2.2)

d) rekomendasi diberikan atau tidak diberikannya sertifikasi, serta setiap kondisi atau observasi.

2. Lembaga sertifikasi harus membuat keputusan sertifikasi berdasarkan pada evaluasi temuan audit dan kesimpulan audit seta informasi sesuai lainnya

Informasi untuk pemberian sertifikasi awal

Semua persyaratan dari klausul 9.2.5 ISO 17021:2006 terpenuhi

9.3

sehingga keterwakilan area-area dan fungsi yang dicakup dalam lingkup sistem manajemen dipantau secara reguler, dan memperhitungkan perubahan yang ada pada klien yang disertifikasi dan sistem manajemennya. 2. kegiatan surveilen harus mencakup audit lapangan dengan mengases pemenuhan persyaratan spesifik sistem manajemen klien tersertifikasi berkaitan dengan standar yang sertifikasinya diberikan

Kegiatan survailen lainnya dapat mencakup :

a) pertanyaan dari lembaga sertifikasi kepada klien tersertifikasi terhadap aspek-aspek sertifikasi

b) pengkajian setiap pernyataan klien berkenaan dengan operasionalnya (sebagai contoh bahan promosi, website) c) permintaan kepada klien untuk menyediakan dokumen dan rekaman (pada kertas atau media elektronik)

d) hal lainnya terkait pemantauan kinerja

8.b

tertulis untuk melakukan sertifikasi dan verifikasi sistem HACCP sesuai dengan persyaratan yang berlaku

Lembaga sertifikasi harus melakukan verifikasi sistem HACCP badan usaha secara teratur dan sewaktu-waktu bila diperlukan, untuk menjamin bahwa

penerapan sistem HACCP sesuai dengan rencana HACCP dan berjalan efektif

minimal:

a) internal audit dan kaji ulang manajemen

b) tinjauan tindakan yang diambil terhadap ketidaksesuaian yang diidentifikasi selama audit sebelumnya

c) penanganan keluhan

d) efektifitas sistem manajemen untuk pencapaian sasaran klien tersertifikasi e) kemajuan dari aktifitas yang direncanakan untuk peningkatan berkelanjutan

f) keberlanjutan pengendalian operasional g) tinjauan setiap perubahan

h) penggunaan logo dan/atau referensi sertifikasi lainnya.

Audit survailen harus dilaksanakan minimal satu kali setahun. Waktu audit survailen pertama tidak boleh lebih dari 12 bulan sejak hari terakhir audit tahap 2 sertifikasi awal.

9.3.3

persyaratan standar sistem manajemen. Pemeliharan sertifikasi klien dapat didasarkan pada kesimpulan positif oleh ketua tim audit tanpa dilakukan kajian independen lebih lanjut, dengan ketentuan bahwa :

a) untuk setiap ketidaksesuaian atau situasi lain yang dapat menyebabkan pembekuan atau pencabutan sertifikasi, lembaga sertifikasi harus memiliki sistem yang mensyaratkan ketua tim audit untuk melaporkan kepada lembaga sertifikasi keperluan melakukan suatu tinjauan oleh personel yang kompeten yang berbeda dengan personel yang melaksanakan audit, untuk menentukan apakah sertifikasi dapat dipelihara

b) personel kompeten dari lembaga

sertifikasi memantau kegiatan

surveilennya, termasuk pemantauan pelaporan yang

9.4

Sertifikasi Ulang 9.4 Sertifikasi Ulang 9.4.1

Perencanaan Sertifikasi Ulang

1. audit sertifikasi ulang harus

direncanakan dan dilaksanakan untuk mengevaluasi pemenuhan terhadap seluruh persyaratan standar sistem manajemen atau dokumen normatif lain secara berkelanjutan

2. audit sertifikasi ulang harus mempertimbangkan kinerja sistem manajemen selama periode sertifikasi dan mencakup tinjauan atas laporan survailen sebelumnya.

3. Kegiatan audit sertifikasi ulang mungkin membutuhkan audit tahap 1 bila terdapat perubahan signifikan pada sistem manajemen, klien, atau konteks

sistem manajemen yang sedang

dioperasikan

4. Pada kasus multi lokasi atau sertifikasi untuk multi standar sistem manajemen, perencanaan audit harus menjamin kecukupan audit lapangan memberi

Semua persyaratan dari klausul 9.4 ISO 17021:2006 terpenuhi

8.a

8.b

Lembaga sertifikasi harus mempunyai prosedur tertulis untuk melakukan sertifikasi dan verifikasi sistem HACCP sesuai dengan persyaratan yang berlaku

Lembaga sertifikasi harus melakukan verifikasi sistem HACCP badan usaha secara teratur dan sewaktu-waktu bila diperlukan, untuk menjamin bahwa

penerapan sistem HACCP sesuai dengan rencana HACCP dan berjalan

1. Audit sertifikasi ulang harus mencakup audit lapangan yang dilakukan untuk hal- hal sebagai berikut :

a) efektifitas sistem manajemen secara menyeluruh terkait dengan perubahan internal atau eksternal dan relevansi dan kemampuan pelaksanaanya untuk lingkup sertifikasi secara berkelanjutan

b) menunjukkan komitmen untuk memelihara efektivitas dan peningkatan sistem manajemen untuk mencapai kinerja secara keseluruhan

c) apakah pengoperasian sistem manajemen yang disertifikasi berkontribusi terhadap pencapaian kebijakan dan sasaran organisasi

2. selama audit sertifikasi ulang, ketidaksesuaian atau kurangnya bukti kesesuaian teridentifikasi, lembaga sertifikasi harus memberikan batas waktu untuk koreksi dan tindakan korektif untuk diimplementasikan sebelum habisnya masa berlaku sertifikat.

9.5

Audit khusus 9.5 Audit khusus 9.5.1

Audit perluasan ruang lingkup

Lembaga sertifikasi harus merespon permohonan untuk perluasan ruang lingkup sertifikasi yang telah diberikan, melakukan suatu kajian terhadap permohonan dan menentukan kegiatan audit yang penting untuk memutuskan apakah perluasan diberikan atau tidak.

Semua persyaratan dari klausul 9.5 ISO 17021:2006 terpenuhi

Belum diatur

9.5.2

Audit Tiba-tiba (Short Notice) 9.6

Pembekuan, pencabutan, atau pengurangan ruang lingkup sertifikasi

9.6

Pembekuan, pencabutan, atau pengurangan ruang lingkup sertifikasi

9.6.1

Lembaga sertifikasi harus memiliki kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk pembekuan, pencabutan, atau pengurangan ruang lingkup sertifikasi, dan harus menspesifikasikan tindakan- tindakan penting yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi.

Semua persyaratan dari klausul 9.6 ISO 17021:2006 terpenuhi

5.b Lembaga sertifikasi

bertanggung jawab atas keputusannya yang berkaitan dengan

pemberian, pemeliharaan, perluasan, pengurangan, penundaan, dan

8.g

10.l

Lembaga sertifikasi harus mempunyai prosedur tertulis untuk pencabutan dan pembatalan sertifikat sistem HACCP

Kebijakan dan prosedur untuk penerapan proses sertifikasi, termasuk aturan untuk menertibkan, menunda, dan mencabut dokumen sertifikasi 9.6.2

Lembaga sertifikasi harus membekukan sertifikasi pada kasus, sebagai contoh :

- sistem manajemen klien yang

disertifikasi gagal secara total dan serius untuk memenuhi persyaratan sertifikasi, termasuk persyaratan untuk efektivitas sistem manajemen

- klien yang disertifikasi tidak

memperbolehkan audit survailen atau sertifikasi ulang dilaksanakan pada

pembekuan secara sukarela 9.6.3

Dalam kondisi pembekuan, sertifikasi sistem manajemen klien tidak berlaku sementara. Lembaga sertifikasi harus memiliki perjanjian yang mengikat dengan kliennya untuk menjamin bahwa dalam kasus pembekuan, klien dilarang menggunakan sertifikasinya untuk keperluan promosinya lebih lanjut. Lembaga sertifikasi harus membuat status pembekuat sertifikasi yang dapat diakses publik (lihat 8.1.3) dan harus melakukan tindakan lain yang sesuai. 9.6.4

Kegagalan untuk menyelesaikan masalah pokok dari pembekuan dalam jangka waktu yang ditetapkan, lembaga sertifikasi harus mencabut atau mengurangi ruang lingkup sertifikasi

9.6.5

Lembaga sertifikasi harus mengurangi ruang lingkup sertifikasi klien untuk bagian-bagian yang tidak memenuhi persyaratan, bila klien gagal secara total memenuhi persyaratan sertifikasi untuk bagian-bagian dari ruang lingkup

perjanjian mengikat dengan klien yang disertifikasinya berkaitan dengan persyaratan pencabutan yang menjamin selama pencabutan sertifikasi, klien tidak melanjutkan penggunaan sertifikasi pada materi-materi periklanan yang memuat referensi status sertifikasinya.

9.6.7

Berdasarkan permintaan pihak tertentu, lembaga sertifikasi harus menyatakan dengan benar status sertifikasi sistem manajemen klien yang dibekukan, dicabut, atau dikurangi.

9.7

Banding 9.7 Banding 13 Naik banding, keluhan,