3 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan 2.322.681.944.624,
NO SKPD UTANG UTILITAS UTANG JANGKA
A. INFORMASI UMUM
Pengelolaan pemerintahan yang baik mensyaratkan adanya akuntabilitas dan transparansi dari instansi pemerintah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya kepada masyarakat.
Dengan akuntabilitas dapat ditentukan, bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara. Salah satu media untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan penyajian laporan keuangan yang handal, tepat waktu dan dipublikasikan kepada masyarakat. Dengan diberlakukan Otonomi Daerah, Pemerintah Kota Surabaya harus menyiapkan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan kepada DPRD. Untuk hal tersebut Pemerintah Kota Surabaya berinisiatif menyusun laporan keuangan dalam rangka memenuhi persyaratan pertanggungjawaban dan transparansi kepada DPRD serta masyarakat.
Pada Tahun Anggaran 2012 Pemerintah Kota Surabaya telah meng-implementasikan Sistem Anggaran Berbasis Kinerja (SABK) dan Sistem Administrasi Penatausahaan Anggaran (SAPA) menghasilkan antara lain laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Laporan Arus Kas dan Neracasesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
B. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2011 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Tambahan Lembaran Negara Nomor 5165), Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 sebagaimana telah diubah dengan kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan Peraturan Walikota Nomor 13 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Nomor 58 tahun 2011 tentangKebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Surabaya.
Penyajian Laporan Keuangan
- Pelaporan keuangan harus menyajikan secara wajar dan mengungkapkan secara
penuh kegiatan Pemerintah Daerah dan sumber daya ekonomis yang dipercayakan, serta menunjukkan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
- Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan kecuali terhadap
aktiva tetap apabila tidak diperoleh harga perolehan digunakan harga perolehan yang diestimasikan
- Transaksi dan kejadian diakui atas dasar kas modifikasian yaitu merupakan
kombinasi dasar kas dengan dasar akrual
- Periode akuntansi adalah sama dengan periode anggaran.
LaporanArus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode akuntansi, serta saldo kas pada awal dan pada akhir periode akuntansi.
Arus kas disajikan ke dalam kelompok aktivitas operasi, aktivitas investasi non keuangan, aktivitas pembiayaan dan aktivitas non anggaran (Perhitungan Fihak Ketiga).
1.Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional dalam suatu periode akuntansi.
Arus bersih kas dari aktivitas operasi mencerminkan kemampuan dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasional.
Arus masuk kas dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan:
a. Penerimaan Pajak Daerah
b. Penerimaan Retribusi Daerah
c. Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan
d. Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
e. Penerimaan dari Dana Bagi Hasil Pajak
f. Penerimaan dari Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
g. Penerimaan dari Dana Alokasi Umum
h. Penerimaan dari Dana Alokasi Khusus
i. Penerimaan Dana Penyesuaian
k. Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak Propinsi
l. Penerimaan Bagi Hasil Lainnya Propinsi
m. Penerimaan Bantuan Keuangan dari Propinsi
n. Penerimaan Hibah
o. Penerimaan Dana Darurat
p. Penerimaan Lainnya
q. Penerimaandari Pendapatan Luar Biasa
Arus keluar kas dari aktivitas operasi terdiri dari: a. Pembayaran Pegawai
b. Pembayaran Barang dan Jasa c. Pembayaran Bunga
d. Pembayaran Subsudi e. Pembayaran Hibah
f. Pembayaran Bantuan Sosial
g. Pembayaran Tak Terduga h. Pembayaran Bagi Hasil Pajak
i. Pembayaran Bagi Hasil Retribusi
j. Pembayaran Bagi Hasil Lainnya
k. Pembayaran Bantuan Keuangan
l. PembayaranKejadian Luar Biasa
2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah aktivitas untuk memperoleh atau melepaskan aset tetap yang bertujuan untuk meningkatkan dan menunjang operasi pemerintahan dan menghasilkan potensi pendapatan daerah di masa datang.
Arus masuk kas dari aktivitas investasi aset non keuangan diperoleh dari pendapatan atas pelepasan/penjualan aset tetap.
Arus keluar kas dari aktivitas investasi aset non keuangan diperoleh dari pembelian aset tetap atau belanja modal.
3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah penambahan atau pengurangan sumber dana pembiayaan, yang menggambarkan kemampuan pemerintah untuk memanfaatkan surplus atau menutup defisit anggaran.
Arus masuk kas dari aktivitas pendanaan terdiri dari : a. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat
d. Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank e. Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi
f. Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya
g. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara h. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
i. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya
Arus keluar kas dari aktivitas pendanaan terdiri dari :
a. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat
b. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya c. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank d. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank e. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi
f. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya
g. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara h. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
i. Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya
4. Arus Kas dari Aktivitas Transistoris
Aktivitas Transistoris adalah aktivitas keuangan pemerintah yang tidak
mempengaruhi anggaran. Penerimaan dan pengeluaran kas ini terjadi sehubungan dengan adanya potongan atau pungutan oleh Pemerintah Daerah atas pembayaran yang dilakukannya.
Uang yang dipungut atau dipotong dari pembayaran yang dilakukan pemerintah ini bukan hak Pemerintah Daerah tetapi merupakan milik fihak ketiga. Transaksi transistoris berasal dari Perhitungan Fihak Ketiga (PFK).
Transaksi Transistoris meliputi:
1. Arus Masuk Kas Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Penerimaan perhitungan fihak ketiga (PFK) yaitu penerimaan kas daerah yang berasal dari potongan pembayaran (SP2D), seperti Pajak penghasilan, potongan Taspen, Askes, Taperum dan potongan untuk fihak ketiga lainnya.
2. Arus Keluar Kas Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Pengeluaran perhitungan fihak ketiga (PFK) yaitu pengeluaran kas daerah untuk penyetoran pungutan atau potongan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah kepada pihak ketiga yang berhak.
C. PENJELASAN POS-POS LAPORAN ARUS KAS