PEMERINTAH KOTA SURABAYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TAHUN ANGGARAN 2015
▸ Baca selengkapnya: download daftar catatan guru atas penilaian individu siswa
(2)BAB I
PENDAHULUAN
Pemerintah Kota Surabaya dalam melaksanakan pembangunan selalu diawali dengan proses
perencanaan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 nomor 108, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4548) dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang
dilaksanakan berdasarkan peran serta masyarakat dan program-program yang telah ditetapkan dalam
Target APBD tahun 2014.
Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kota Surabaya dalam
penyusunan dan pelaksanaan anggaran, program maupun kegiatan telah mengacu Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Pedoman
tersebut mengisyaratkan bahwa dalam pengelolaan keuangan daerah agar berasaskan prestasi kerja.
Hal tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban dari suatu kegiatan untuk sebuah produk/hasil
yang mengutamakan output.
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
, maka Kepala Daerah harus menyampaikan Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), LaporanOperasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, Laporan Arus Kas (LAK) dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
a.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
a. Maksud disusunnya Laporan Keuangan adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban
Walikota Surabaya atas pengelolaan keuangan beserta kinerja atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kota Surabaya.
b. Tujuan laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang andal dan relevan
mengenai posisi keuangan serta seluruh transaksi yang dilakukan Pemerintah Kota
Surabaya selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan pemerintah daerah juga
digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan
dan efisiensinya, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan.
a.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
Secara rinci landasan hukum penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2014 meliputi:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Jawa Tengah/Jawa Barat dan Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965
(Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355).
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara Nomor
4389);
7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4400);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008
Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
10. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5043);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 210 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4028);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara
13. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 136 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4574);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 137 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4575);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 138 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4576);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 139 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4577);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 150 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4585);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 165 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4614);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(Tambahan Lembaran Negara Nomor 5165);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut
Berdasarkan Penetapan Kepala daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak (Lembaran
Negara Tahun 2010 Nomor 153 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5179);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan Peraturan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2007 tentang Pedoman Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013;
28. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 11 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2008 Nomor
11 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 11);
29. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2008 Nomor 12 Tambahan
Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 12) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kota Surabaya Nomor 4 Tahun 2009 (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun
2009 Nomor 4 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 4);
30. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 21 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;
31. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 04 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;
32. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Kota Surabaya;
33. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 33 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah
Kota Surabaya;
34. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;
35. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 10 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;
36. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 17 Tahun 2015 tentang Perubahan ke dua atas
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya Tahun Anggaran 2015;
37. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 26 Tahun 2015, tentang Perubahan ke tiga atas
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya Tahun Anggaran 2015;
38. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 34 Tahun 2015, tentang Perubahan ke empat atas
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya Tahun Anggaran 2015;
39. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 47 Tahun 2015, tentang Perubahan ke lima atas
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya Tahun Anggaran 2015;
40. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 47 Tahun 2015, tentang Perubahan ke enam atas
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran
41. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 63 Tahun 2015 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;
a.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2014 disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Memuat informasi tentang: Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan,
Landasan hukum penyusunan laporan keuangan dan Sistematika penulisan catatan
atas laporan keuangan.
Bab II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD
Memuat informasi tentang: Ekonomi makro, Kebijakan keuangan dan Pencapaian
target kinerja APBD.
Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan
Memuat informasi tentang: Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan serta
hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.
Bab IV Kebijakan akuntansi
Memuat informasi tentang: Entitas pelaporan keuangan daerah, Basis akuntansi yang
mendasari penyusunan laporan keuangan, Basis pengukuran yang mendasari
penyusunan laporan keuangan, Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan
ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.
Bab V Penjelasan pos-pos laporan keuangan
Memuat informasi tentang: Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan
keuangan, Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan
dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja serta rekonsiliasinya
dengan penerapan basis kas, untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual.
Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan
Memuat informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian manapun
dari Laporan Keuangan.
BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET
KINERJA APBD
2.1 Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah
dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas
dasar harga berlaku (PDRB ADHB) maupun atas dasar harga konstan (PDRB ADHK). PDRB
pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam
suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Selain itu nilai PDRB juga dapat digunakan untuk
mengetahuai nilai produk yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi dan mengetahui
kondisi struktur perekonomian Kota Surabaya. Pada tahun 2015 PDRB ADHB Kota Surabaya
sebesar Rp407.703.251,80 juta atau meningkat sebesar 11,68 persen dibanding dengan tahun
2014 yang hanya sebesar Rp365.073.140,32 juta.
Tabel 2.1
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surabaya Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2015 (Juta Rupiah)
(Juta (Rp) (% ) (Juta (Rp) (% )
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 671.564,32 0,18 750.070,84 0,18
B Pertambangan dan Penggalian 24.336,14 0,01 27.587,48 0,01
C Industri Pengolahan 70.661.843,08 19,36 79.334.006,95 19,46
D Pengadaan Listrik dan Gas 1.978.907,22 0,54 1.997.909,41 0,49 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 572.049,35 0,16 613.427,06 0,15
F Konstruksi 37.891.835,80 10,38 41.833.616,63 10,26
G Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 99.966.844,35 27,36 109.971.647,28 26,97 H Transportasi dan Pergudangan 18.927.734,93 5,18 21.544.921,57 5,28
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
54.062.910,64 14,81 62.389.404,16 15,30 J Informasi dan Komunikasi 20.137.828,27 5,52 22.080.942,63 5,42 K Jasa Keuangan dan Asuransi 19.275.906,51 5,28 21.872.423,78 5,36
L Real Estate 9.372.176,45 2,57 10.420.100,50 2,56
M,N Jasa Perusahaan 8.889.028,16 2,43 9.814.203,90 2,41
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanandan Jaminan Sosial Wajib 5.183.606,08 1,42 5.420.318,82 1,33
P Jasa Pendidikan 9.259.950,73 2,54 10.444.758,10 2,56
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.814.318,82 0,77 3.210.798,99 0,79
R,S,T,U Jasa lainnya 5.382.299,44 1,47 5.977.113,72 1,47
365.073.140,32 100,00 407.703.251,80 100,00
Lapangan Usaha 2014 2015*
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan: *) data sementara
Kinerja sektor ekonomi pembentuk PDRB pada tahun 2015 mengalami peningkatan
yang bervariasi namun masih lebih tinggi dibanding dengan tahun sebelumnya. Kinerja sektor
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar Rp99.966.844,35
juta di tahun 2014 yang mengalami peningkatan menjadi Rp109.971.647,28 juta di tahun
2015. Sektor tertinggi yang kontribusi adalah industri pengolahan dengan nilai kontribusi
sebesar 79.334.006,95 juta atau sebesar 12,27 persen dibandingkan total PDRB kota pada
tahun 2014. Selain memberikan kontribusi besar dalam pembentukan PDB, sektor
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor serta Industri Pengolahan
juga merupakan sektor yang tumbuh tinggi sehingga menjadi menopang pertumbuhan
ekonomi Surabaya.
Tabel 2.2
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surabaya Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2014-2015* (Juta Rupiah)
(Juta (Rp) (% ) (Juta (Rp) (% )
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 522.264,93 0,17 544.254,16 0,17
B Pertambangan dan Penggalian 18.674,88 0,01 19.287,42 0,01
C Industri Pengolahan 59.358.226,45 19,44 63.544.418,51 19,63
D Pengadaan Listrik dan Gas 1.569.076,33 0,51 1.519.805,94 0,47
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 474.422,91 0,16 479.309,46 0,15
F Konstruksi 31.368.882,67 10,27 32.287.990,94 9,98
G Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 86.711.515,05 28,40 91.681.928,75 28,32
H Transportasi dan Pergudangan 14.843.763,22 4,86 15.878.997,20 4,91
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
42.503.082,56 13,92 45.780.530,20 14,14
J Informasi dan Komunikasi 19.701.365,86 6,45 20.938.611,64 6,47
K Jasa Keuangan dan Asuransi 14.842.875,73 4,86 15.852.550,77 4,90
L Real Estate 8.264.384,54 2,71 8.774.297,06 2,71
M,N Jasa Perusahaan 7.011.356,21 2,30 7.437.646,67 2,30
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanandan Jaminan Sosial Wajib 4.004.411,47 1,31 4.032.041,91 1,25
P Jasa Pendidikan 7.144.694,86 2,34 7.593.381,70 2,35
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.348.390,77 0,77 2.527.338,14 0,78
R,S,T,U Jasa lainnya 4.620.617,78 1,51 4.790.194,45 1,48
305.308.006,20 100,00 323.682.584,92 100,00
Lapangan Usaha 2014 2015*
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan: *) data sementara
Sejalan dengan peningkatan PDRB ADHB Kota Surabaya, PDRB ADHK juga
menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2014 PDRB ADHK Kota Surabaya sebesar
Rp305.308.006,20 juta menjadi sebesar Rp323.682.584,92 juta di tahun 2015 atau meningkat
sebesar 6,02 persen di tahun 2015. Sektor yang paling besar menghasilkan PDRB ADHK
tahun 2015 masih tetap sama yaitu Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor yaitu sebesar Rp91.681.928,75 juta. Meskipun nilai PDRB Sektor Perdagangan
Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor pada tahun 2015 mengalami
menurun. Sektor terbesar selanjutnya adalah sektor industri pengolahan yang menghasilkan
PDRB ADHK sebesar Rp63.544.418,51 juta
b. Ekspor Impor Kota Surabaya
Sebagai Kota bisnis yang memiliki salah satu pelabuhan terpesat di Indonesia, tentunya
aktivitas perdagangan menjadi aktivitas ekonomi yang paling dominan di Kota Surabaya.
Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh tingginya arus barang dan jasa yang keluar masuk ke Kota
Surabaya melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Selain sebagai penghubung
perdagangan dari wilayah Kota Surabaya, Pelabuhan Tanjung Perak juga menjadi pintu
penghubung arus barang dan jasa bagi perdagangan wilayah Indonesia bagian timur.
Ditambah lagi, ketersediaan infrastruktur yang lengkap menjadi salah faktor pendukung
pesatnya aktivitas perdagangan di Pelabuhan Tanjung Perak Kota Surabaya.
Tabel 2.3
Komoditas Ekspor-Impor Non Migas Kota Surabaya Tahun 2015
Nilai Nilai
(US$) (US$)
71. Perhiasan dan Permata 3.289.988.604 84. Mesin/Peralatan Mekanik 2.316.038.564 15. Lemak dan Minyak Nabati 1.213.302.192 72. Besi dan Baja 1.561.471.783 44. kayu dan Barang dari Kayu 1.072.865.416 39. Plastik dan Barang dari Plastik 1.295.839.004 03. Ikan dan Udang 1.029.930.383 23. Sisa Industri Makanan 1.288.477.645
48. Kertas dan Karton 877.223.813 31. Pupuk 1.138.796.611
29. Bahan Kimia Organik 863.698.553 10. Gandum-ganduman 1.106.804.352
74. Tembaga 636.117.571 29. Bahan Kimia Organik 683.860.514
94. Perabot dan Penerangan Rumah 553.210.225 85. Mesin dan Peralatan Listrik 610.085.820 64. Alas Kaki 524.111.899 89. Kapal, Perahu dan Perlengkapan 552.137.060 85. Mesin dan Peralatan Lisrik 481.073.930 12. Biji-bijian Minyak 493.298.340 Jumlah Komoditas 10 Komoditas 10.541.522.586 Jumlah Komoditas 10 Komoditas 11.046.809.693 Jumlah Komoditas Lainnya 5.910.963.833 Jumlah Komoditas Lainnya 7.358.690.501 Nilai Total Ekspor Non Migas 16.452.486.419 Nilai Total Impor Non Migas 18.405.500.194
Ekspor Impor
Sumber data: Bank Indonesia, Februari 2016
Berdasarkan catatan data Bank Indonesia, aktivitas perdagangan di Kota Surabaya
yang tercermin dari nilai ekspor impor terbilang masih cukup pesat meskipun sedikit
mengalami perlambatan. Perlambatan tersebut ditunjukkan oleh realisasi pada sisi ekspor
Kota Surabaya pada tahun 2015 sebesar US$16.452.486.419 yang menurun dibandingkan
tahun 2014 yang sebesar US$18.022.413.011. Penurunan ini masih dipengaruhi oleh dengan
belum adanya indikasi perbaikan ekonomi di negara tujuan ekspor Kota Surabaya seperti
China, Jepang dan Amerika. Jika pada tahun 2014 kinerja ekspor Kota Surabaya ke China
sebesar US$1.912.906.215 menurun menjadi sebesar US$1.497.949.150 di tahun 2015,
kinerja ekspor Kota Surabaya ke Amerika dari sebesar US$2.419.740.459 di tahun 2014
menurun menjadi sebesar US$2.255.593.735 di tahun 2015 sementara ekspor ke Jepang dari
Mengingat tingginya besaran share ekspor Kota Surabaya ketiga negara tersebut terhadap total ekspor Kota Surabaya, maka perlambatan ekonomi di kawasan tersebut berpengaruh
terhadap menurunnya kinerja ekspor Kota Surabaya
.
Gambar 2.4
Negara Utama Tujuan Ekspor Kota Surabaya Tahun 2015
Sumber data: Bank Indonesia, Februari 2016
Berdasarkan jenis komoditasnya, perhiasaan dan permata masih menjadi daya tarik
yang paling diminati di pasar internasional yang ditunjukkan oleh tingginya permintaan di
tahun 2015 yang mencapai US$3.289.988.604. Nilai tersebut meningkat dibanding dengan
permintaan tahun 2014 yang mencapai US$2.935.180.764. Sama seperti tahun-tahun
sebelumnya, komoditas non migas yang masih mendominasi ekspor Kota Surabaya selama
tahun 2015 antara lain lemak dan minyak nabati; kayu dan barang dan barang dari kayu; ikan
dan udang; kertas dan karton; barang-barang kimia dan komoditi lainnya. Selengkapnya
terkait 10 Komoditi yang paling banyak di ekspor dan diimpor oleh Kota Surabaya terangkum
dalam Tabel 2.5.
Sebaliknya kinerja impor Kota Surabaya pada tahun 2015 mengalami peningkatan
dengan realisasi US$18.045.500.194 yang lebih tinggi dibanding tahun 2014 sebesar
US$17.056.615.375. Nyatanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD yang terdepresiasi
tidak menghambat permintaan impor. Mengingat produk-produk impor Kota Surabaya
merupakan bahan baku produksi yaitu alat-alat berat serta bahan kimia seperti
mesin/peraralatan mekanik serta besi dan baja, plastik dan barang dari plastik, dan bahan
tersebut bukan hanya cerminan arus barang dan jasa untuk wilayah Kota Surabaya, melainkan
juga kebutuhan barang dan jasa untuk Indonesia bagian Timur.
Gambar 2.5
Kawasan Negara Tujuan Ekspor-Impor Non Migas Kota Surabaya Tahun 2015*
Sumber data: Bank Indonesia, Februari 2016
Berdasarkan kawasannya asal dan tujuan ekspor impor Kota Surabaya, selama tahun
2015 ekspor Kota Surabaya sebagian besar ke negara kawasan Asia yaitu sebesar
US$10.074.668.781 atau 61,23 persen terhadap total ekspor Kota Surabaya tahun 2015. Share
terbesar ekspor Kota Surabaya di Kawasan Asia dikontribusi oleh tujuan ekspor ke negara
utamanya yaitu China (US$1.912.906.215), Jepang (US$2.830.843.902), dan Malaysia
(US$1.037.752.534). Tujuan selanjutnya adalah negara-negara di kawasan Amerika dengan
nilai ekspor sebesar US$2.745.930.189 yang tidak jauh berbeda dengan nilai ekspor Kota
Surabaya ke kawasan Eropa yaitu sebesar US$2.255.593.735.
Pola yang sama juga terjadi pada sisi impor, di mana asal negara yang menjadi
pengimpor kebutuhan Kota Surabaya dan wilayah Indonesia Bagian Timur mayoritas
dipenuhi oleh negara-negara yang berada di kawasan Asia (China, Amerika dan Jepang) yaitu
sebesar US$13.593.192.974 yang selanjutnya diikuti oleh kawasan di negara Eropa dan
Amerika dengan masing-masing nilai yaitu US$2.606.540.544 dan US$1.374.638.133.
c. Pertumbuhan Ekonomi
Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya berdasarkan tahun dasar 2010
sebesar 6,10 persen mengalami sedikit perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan
dibandingkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional yang masing-masing sebesar
5,4 persen dan 4,7 persen. Perlambatan ekonomi saat ini salah satunya didorong oleh
melambatnya tingkat konsumsi swasta (konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit) yang
merupakan penggerak utama pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya dari sisi permintaan.
Melambatnya konsumsi swasta tersebut seiring dengan penurunan keyakinan
masyarakat terhadap kondisi perekonomian saat itu. Ditambah lagi berlanjutnya depresiasi
rupiah terhadap dollar yang mencapai pada titik tertinggi hingga mencapai level hampir
Rp15.000 juga diperkirakan menjadi faktor penurunan keyakinan masyarakat sehingga
kondisi tersebut direspon oleh masyarakat dengan menahan tingkat konsumsinya.
Gambar 2.6
Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Tahun 2015
Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan : *) data sementara
Dari sisi penawaran, kinerja perekonomian Kota Surabaya dapat dilihat dari laju
pertumbuhan ekonomi per sektoral. Meskipun pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kota
Surabaya mengalami sedikit perlambatan namun secara umum masih cukup menggembirakan
dengan pertumbuhan yang positif pada hampir seluruh sektor pembentuk PDRB Kota
Surabaya. Mengingat kondisi secara keseluruhan baik perkonomian domestik maupun
perekonomian global dalam kondisi yang semakin tidak kondusif dibanding tahun-tahun
sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi persektoral Kota Surabaya pada tahun 2015 lebih
Gambar 2.7
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Surabaya Tahun 2015*
Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan : *) data sementara
Selama tahun 2015 kinerja sektor ekonomi pembentuk PDRB Kota Surabaya tumbuh
bervariasi. Kontribusi sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor
sektor pengadaan akomodasi dan makanan minuman. Dari 17 sektor pembentuk PDRB 10
sektor ekonomi menggalami pertumbuhan diatas angka 5 persen. Bahkan terdapat 3 sektor
ekonomi yang mengalami pertumbuhan diatas 7 persen yaitu sektor pengadaan akomodasi
dan makanan minuman; jasa kesehatan dan kegiatan lainnya serta industri pengolahan.
Sedangkan sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mengalami
pertumbuhan paling rendah yaitu sebesar 0,69 persen. Meskipun demikian, terdapat sektor
ekonomi yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu sektor pengadaan listrik dan gas.
Tabel 2.8
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surabaya Tahun 2015* (Juta Rupiah)
Keterangan Surabaya Jawa Timur Nasional
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,02 5,44 4,79
PDRB Atas Harga Berlaku (Juta Rp) 407,703,251,80 1.689.882.400 11.540.800.000
PDRB Atas Harga Konstan (Juta Rp) 323,682,584,94 1.331.418.210 8.976.900.000
PDRB Perkapita (Juta Rp) 142,05 39,90 45,18
Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan : *) data sementara
Ditengah perlambatan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya pada
tahun 2015 yang diukur berdasarkan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas
Dasar Harga Konstan masih menunjukkan kinerja yang baik meskipun mengalami
perlambatan dibanding tahun sebelumnya. Kendati demikian, perekonomian Kota Surabaya
tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional.
Rp407.703.251,80 juta, atau setara dengan Rp323.682.584,94 juta bila dihitung berdasarkan
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 2.8.
d. Inflasi Kota Surabaya
Indikator ekonomi lainnya yang dapat digunakan sebagai berometer dalam mengukur
kinerja perekonomian suatu wilayah adalah inflasi. Capaian inflasi digunakan sebagai salah satu
indikator untuk mengetahui kondisi kestabilan harga barang dan jasa.
Berdasarkan perkembangan harga selama tahun 2015, kondisi inflasi di Kota Surabaya
cukup terkendali. Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh capaian inflasi Kota Surabaya yang dirilis
Badan Pusat Statitik sebesar 3,04 persen yang mengalami penurunan signifikan dibanding tahun
2014 yang sebesar 7,90 persen. Terkendalinya inflasi Kota Surabaya selama tahun 2015 merupakan
bentuk keberhasilan Pemerintah Kota Surabaya menjaga stabilitas harga barang dan jasa di Kota
Surabaya. Mengingat karakteristik Kota Surabaya yang memiliki tingkat konsumsi disertai daya
beli yang tinggi maka sangat dimungkinkan terjadinya perubahan harga yang sangat berfluktuatif
yang dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan.
Berdasarkan komoditasnya, mayoritas penyumbang utama inflasi Kota Surabaya selama
tahun 2015 masih berasal dari kelompok barang bergejolak (volatile food). Kelompok barang bergejolak yang sering berkontribusi terhadap inflasi Kota Surabaya selama tahun 2015, antara lain
beras, daging ayam ras, daging sapi, bawang merah, telur ayam ras. Selain disebabkan karena
tingginya permintaan, adanya fenomena iklim El Nino atau kemarau panjang sejak Mei hingga
Oktober 2015 dan abu vulkanik hasil erupsi Gunung Raung menyebabkan tanaman padi, palawija
dan holtikultura mengalami gagal panen di beberapa daerah di Jawa Timur. Mengingat tingginya
ketergantungan kebutuhan pangan Kota Surabaya terhadap daerah lain di Jawa Timur, maka
adanya gangguan distribusi maupun pasokan di pasaran secara otomatis akan berpengaruh terhadap
kenaikan inflasi di Kota Surabaya.
Sementara inflasi yang disebabkan oleh harga yang diatur pemerintah pusat (administered price) selama tahun 2015 cenderung menjadi penyumbang deflasi karena terjadi penurunan harga bahan bakar minyak khususnya harga bensin serta penurunan beberapa golongan tarif listrik yang
mengalami adjusment sebagai imbas menurunnya harga minyak dunia. Selengkapnya terkait
Gambar 2.9
Perkembangan Inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Tahun 2009 - Tahun 2015 (%)
Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016
2.2. Kebijakan Keuangan a. Pendapatan Daerah
Memperhatikan potensi yang masih akan dihadapi pada Tahun 2015, maka sasaran
pendapatan daerah yang ditetapkan adalah meningkatnya PAD dan penerimaan daerah
lainnya, yang tercermin dari adanya peningkatan realisasi penerimaan PAD sebesar 122,02%
dari Rp3.307.323.863.978,47 (2014), dibandingkan dengan realisasi untuk tahun anggaran
2015 sebesar Rp4.035.649.478.397,97.
Terkait gambaran proyeksi pendapatan di atas, maka pendapatan daerah yang
merupakan unsur penting dalam mendukung penyediaan kebutuhan belanja daerah
diharapkan dapat memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi yang akan memberikan
konsekuensi logis bagi peningkatan potensi penerimaan daerah. Selain itu, perlu tetap
dihindari upaya peningkatan peneriman pajak dan retribusi daerah yang akan menambah
beban masyarakat dan dapat menimbulkan distorsi ekonomi baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
b. Belanja Daerah
1. Pada sisi belanja daerah, dana yang disediakan akan digunakan untuk mendukung
pelaksanaan program RPJM Daerah sebesar Rp3.591.670.191.734,00 dan dialokasikan
2. Sehubungan dengan aspek belanja daerah ini, maka penggunaan belanja daerah
diharapkan dapat lebih diarahkan dalam mendukung peningkatan nilai tambah
sektor-sektor ekonomi yang akan memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan
ekonomi daerah dan penyerapan tenaga kerja sebagai upaya untuk turut meningkatkan
perluasan lapangan kerja guna menurunkan angka kemiskinan. Beberapa sektor tersebut
adalah sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor industri pengolahan (pendukung sektor
jasa), sektor pengangkutan–komunikasi dan sektor jasa-jasa, serta sektor konstruksi. 3. Penggunaan belanja juga harus dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas kebutuhan
dasar masyarakat (pendidikan, kesehatan, perumahan dan permukiman), penanggulangan
masalah sosial, menjaga kelayakan penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial.
4. Keseluruhan upaya penggunaan belanja sebagaimana tersebut diatas harus tetap dalam
koridor pencapaian sasaran pembangunan daerah dan pelaksanaan program daerah yang
telah tertuang dalam target APBD tahun 2014.
c. Pembiayaan
1. Pada sisi pembiayaan daerah yang direncanakan, penerimaan sebesar
Rp1.311.544.540.067,00 dan pengeluaran sebesar Rp25.464.861.048,00.
2. Terkait dengan aspek pembiayaan daerah ini, maka pada sisi penerimaan pembiayaan
daerah, harus dapat mengoptimalkan alternatif penerimaan yang paling cepat dan
memungkinkan untuk dapat dimanfaatkan dalam mengantisipasi munculnya defisit
anggaran yang diperkirakan akan terjadi. Disamping itu pula dalam kaitan penerimaan
pembiayaan ini perlu mulai dipertimbangkan untuk mencari alternatif sumber-sumber
pembiayaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Selanjutnya dari sisi pengeluaran pembiayaan, harus dapat memenuhi kewajiban
angsuran utang pokok serta penyertaan modal yang ditujukan untuk meningkatkan
kinerja BUMD.
2.3. Pencapaian Target Kinerja APBD
Anggaran Belanja Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2015 direncanakan sebesar
Rp7.928.337.395.393,00 yang terdiri dari Belanja Operasi sebesar Rp5.428.462.664.366,00,
Belanja Modal sebesar Rp2.486.345.703.617,00, Belanja Tidak Terduga sebesar
Rp10.000.000.000,00 dan Belanja Transfer sebesar Rp3.529.027.410,00. Sedangkan Anggaran
Belanja Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2014 direncanakan sebesar
Rp7.072.715.425.304,00 yang terdiri dari Belanja Operasi sebesar Rp5.050.929.597.673,00,
Belanja Modal sebesar Rp2.010.585.827.631,00, Belanja Tidak Terduga sebesar
Rp10.000.000.000,00, dan Belanja Transfer sebesar Rp1.200.000.000,00.
Belanja Modal sebesar Rp1.785.125.255.500,00. Sedangkan Realisasi belanja Pemerintah Kota
Surabaya Tahun 2014 sebesar Rp5.707.378.466.054,09 yang terdiri dari Belanja Operasi sebesar
Rp4.303.012.040.633,09 dan Belanja Modal sebesar Rp1.404.366.425.421,00.
Anggaran Pendapatan Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2015 direncanakan
sebesar Rp6.642.257.716.374,00 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar
Rp3.782.647.234.297,00, Pendapatan transfer sebesar Rp2.834.807.600.077,00 dan Lain-lain
Pendapatan yang sah sebesar Rp24.802.882.000,00. Dibanding Anggaran Pendapatan
Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2014 direncanakan sebesar Rp6.150.194.212.902,80
yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp3.247.459.154.137,00, Pendapatan transfer
sebesar Rp2.879.105.797.765,80 dan Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar
Rp23.629.261.000,00.
Realisasi pendapatan Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2015 adalah sebesar
Rp6.619.031.160.937,01 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar
Rp4.035.649.478.397,99, Pendapatan transfer sebesar Rp2.558.578.800.539,00 dan Lain-lain
Pendapatan yang sah sebesar Rp24.802.882.000,00. Sedangkan Realisasi pendapatan
Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2014 adalah sebesar Rp6.052.441.118.039,47 yang
terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp3.307.323.863.978,47, Pendapatan transfer
sebesar Rp2.721.487.993.061,00 dan Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar
Rp23.629.261.000,00.
Berikut ini ringkasan rencana dan realisasi anggaran untuk masing-masing program
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2015 dan 2014.
Tabel 1.5.1
Rencana dan Realisasi Belanja Program Tahun 2015
KODE
KEGIATAN NAMA KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
1 01 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 6.157.475.202,00 5.093.586.221,00 82,72 1 01 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3.888.517.997,00 2.822.099.950,00 72,58 1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini 34.148.293.060,00 30.202.588.230,00 88,45 1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun 551.243.518.991,00 476.557.688.954,00 86,45
1 01 17 Program Pendidikan Menengah 149.754.891.357,00 131.519.889.387,00 87,82 1 01 18 Program Pendidikan Non Formal 41.987.658.292,00 40.846.775.405,00 97,28 1 01 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan 56.062.703.234,00 51.346.033.076,00 91,59
1 02 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 147.132.100.317,00 135.623.918.906,00 92,18 1 02 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 108.666.655.865,00 21.142.847.871,00 19,46 1 02 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 250.655.329.941,00 224.817.972.513,00 89,69 1 02 25
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas
KODE
KEGIATAN NAMA KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
1 02 32 Program peningkatan keselamatan ibu
melahirkan dan anak 31.997.369.354,00 30.373.952.993,00 94,93
1 03 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 5.243.505.692,00 4.588.270.452,00 87,50
1 03 28 Program pengendalian banjir 554.846.611.414,00 469.326.921.278,00 84,59 1 03 31 Program Pembangunan jaringan Air
Bersih Perkotaan 1.822.427.229,00 311.275.417,00 17,08
1 03 32 Program Pengelolaan dan
Pembangunan Jalan dan Jembatan 655.989.377.416,00 551.411.693.254,00 84,06 1 04 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 19.697.100.839,00 18.902.733.206,00 95,97
1 04 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 35.853.161.703,00 10.592.628.198,00 29,54
1 04 21 Program Pencegahan dan
Penanggulaangan Kebakaran 40.377.484.140,00 34.536.754.128,00 85,53
1 04 22 Program Utilitas Perkotaan 175.364.992.768,00 144.726.531.412,00 82,53 1 04 23 Program Perumahan dan Permukiman 154.946.449.903,00 101.838.407.855,00 65,72
1 05 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 6.271.863.770,00 5.341.527.566,00 85,17
1 05 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 120.238.471.104,00 113.922.241.982,00 94,75
1 05 18 Program Penataan Ruang 16.669.339.671,00 14.936.763.045,00 89,61
1 06 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 2.503.937.285,00 2.220.448.513,00 88,68
1 06 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 702.412.595,00 514.658.354,00 73,27
1 06 21 Program perencanaan pembangunan
daerah 13.487.254.979,00 11.404.208.004,00 84,56
1 07 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 9.671.556.705,00 7.190.283.038,00 74,34
1 07 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 4.431.573.174,00 3.475.227.915,00 78,42
1 07 21 Program Pengembangan Sistem
Transportasi 121.802.709.344,00 111.635.662.493,00 91,65
1 08 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 4.827.298.355,00 4.584.419.092,00 94,97
1 08 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 1.807.272.880,00 1.521.088.246,00 84,16
1 08 16 Program Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup 11.708.750.685,00 9.910.591.515,00 84,64
1 08 24 Program Pengelolaan ruang terbuka
hijau (RTH) 126.380.506.493,00 51.997.666.899,00 41,14
KODE
KEGIATAN NAMA KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
1 08 26 Program Pengelolaan Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi 1.743.566.756,00 1.145.053.318,00 65,67 1 09 19 Program Sertifikasi Tanah Milik
Pemerintah Kota 5.927.768.501,00 4.288.569.621,00 72,35
1 10 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 5.906.853.483,00 4.390.438.420,00 74,33
1 10 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 1.422.592.861,00 1.204.963.273,00 84,70
1 10 15 Program Penataan Administrasi
Kependudukan 11.078.912.631,00 9.945.078.078,00 89,77
1 11 16 Program Penguatan Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan Anak 4.137.517.450,00 3.590.496.297,00 86,78
1 11 17 Program Peningkatan Kualitas
Hidup dan Perlindungan Perempuan 2.211.752.526,00 2.006.217.398,00 90,71
1 12 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 3.228.232.066,00 2.605.984.900,00 80,72
1 12 15 Program Keluarga Berencana 3.094.146.569,00 2.445.249.110,00 79,03
1 13 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 2.626.525.468,00 2.184.351.481,00 83,17
1 13 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 1.177.495.888,00 866.870.248,00 73,62
1 13 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial 170.532.565.786,00 149.849.901.224,00 87,87
1 13 21 Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 13.482.366.395,00 12.239.663.003,00 90,78
1 14 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 1.795.001.703,00 1.483.194.454,00 82,63
1 14 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 1.008.457.339,00 762.555.242,00 75,62
Tenaga Kerja dan Produktifitas 4.704.411.875,00 3.660.712.156,00 77,81
1 15 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 1.379.619.946,00 1.316.795.953,00 95,45
1 15 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 658.322.362,00 569.670.330,00 86,53
1 16 02 Program Peningkatan Sarana dan
KODE
KEGIATAN NAMA KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
1 16 16 Program Peningkatan Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi 5.649.187.213,00 5.282.233.793,00 93,50 1 17 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantor 8.126.721.276,00 7.752.576.020,00 95,40 1 17 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 819.990.307,00 715.461.840,00 87,25 1 17 17 Program Pengelolaan Keragaman
Budaya 5.991.272.118,00 5.804.908.000,00 96,89
1 18 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 1.509.831.466,00 1.355.780.269,00 89,80 1 18 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 905.148.158,00 729.091.198,00 80,55 1 19 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 2.920.021.023,00 2.610.691.792,00 89,41 1 19 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 3.651.155.000,00 2.995.466.066,00 82,04 1 19 16 Program pemeliharaan kamtrantibmas
dan pencegahan tindak kriminal 48.925.757.747,00 44.702.863.833,00 91,37 1 20 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 86.481.195.817,00 79.442.179.814,00 91,86 1 20 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 72.721.359.525,00 66.776.899.987,00 91,83 1 20 15 Program peningkatan kapasitas lembaga
perwakilan rakyat daerah 59.659.183.870,00 34.747.150.586,00 58,24 1 20 25 Program Peningkatan Kerjasama Antar
Pemerintah Daerah 5.773.231.984,00 4.077.929.882,00 70,64 1 20 26 Program Penataan Peraturan
Perundang-undangan 3.483.390.530,00 3.069.721.254,00 88,12
1 20 29 Program peningkatan kapasitas
sumberdaya aparatur 16.146.958.846,00 13.046.081.182,00 80,80 1 20 31 Program Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan 127.126.694.514,00 115.016.501.051,00 90,47 1 20 32 Program Penataan Daerah Otonom 4.575.983.028,00 3.802.213.419,00 83,09 1 21 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 581.167.973,00 528.903.109,00 91,01
1 21 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 224.199.497,00 196.183.548,00 87,50 1 21 16 Program Peningkatan Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan) 4.391.660.628,00 2.625.015.037,00 59,77 1 22 20 Program Penanggulangan Kemiskinan 11.556.306.726,00 9.974.295.498,00 86,31 1 24 15 Program perbaikan sistem administrasi
kearsipan 2.245.589.969,00 1.893.080.642,00 84,30
1 25 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 1.721.439.073,00 1.433.127.056,00 83,25 1 25 02 Program Peningkatan Sarana dan
KODE
KEGIATAN NAMA KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
1 25 19 Program peningkatan Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi 31.973.598.568,00 29.534.065.089,00 92,37 1 26 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 1.692.228.804,00 1.510.114.776,00 89,24
1 26 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 622.407.135,00 489.772.961,00 78,69 1 26 21 Program Pengembangan Budaya Baca dan
Pembinaan Perpustakaan 20.029.124.404,00 19.300.651.122,00 96,36 2 01 01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 6.342.016.050,00 6.126.398.478,00 96,60
2 01 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 1.475.968.091,00 1.331.895.435,00 90,24 2 01 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 4.337.879.512,00 2.840.268.224,00 65,48 2 04 15 Program Pengembangan Pemasaran
2 06 02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Kantor 1.359.765.805,00 1.150.409.530,00 84,60 2 06 15 Program Perlindungan Konsumen dan
pengamanan perdagangan 670.604.309,00 536.128.255,00 79,95 2 06 19 Program Pembinaan pedagang kaki lima
dan asongan 13.182.376.755,00 9.822.539.623,00 74,51
5.333.988.736.348,00 4.288.087.411.764,00 80,39 Sumber data : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya 2015, diolah
Tabel 1.5.2
10115 Program Pendidikan Anak Usia Dini 29.588.840.972,00 24.655.991.800,00 83,33
10116 Program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun 547.260.482.239,00 444.883.377.050,00 81,29
10117 Program Pendidikan Menengah 174.041.297.083,00 153.002.780.620,00 87,91
10118 Program Pendidikan Non Formal 19.194.169.285,00 18.202.461.965,00 94,83
10120 Program Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan 56.828.913.855,00 42.553.372.820,00 74,88 10201 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 133.041.333.368,00 110.299.295.674,00 82,91
10202 Program Peningkatan Sarana dan
10216 Program Upaya Kesehatan
ibu melahirkan dan anak 39.525.518.763,00 35.773.106.470,00 90,51
10233
10328 Program pengendalian banjir 450.077.720.147,00 379.919.490.985,00 84,41
10331 Program Pembangunan jaringan Air
Bersih Perkotaan 3.457.314.308,00 2.137.014.310,00 61,81
10332 Program Pengelolaan dan
Pembangunan Jalan dan Jembatan 529.925.352.065,00 276.460.440.600,00 52,17 10401 Program Pelayanan Administrasi
10422 Program Utilitas Perkotaan 159.149.740.733,00 132.609.183.360,00 83,32
10423 Program Perumahan dan
10518 Program Penataan Ruang 15.440.447.550,00 13.442.651.973,00 87,06
10802 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 1.970.930.550,00 1.710.596.632,00 86,79
10816 Program Pengendalian Pencemaran
dan Perusakan Lingkungan Hidup 12.028.894.368,00 10.660.579.126,00 88,62 10824 Program Pengelolaan ruang terbuka
Pengarusutamaan Gender dan Anak 4.257.733.735,00 3.404.461.139,00 79,96 11117 Program Peningkatan Kualitas
Hidup dan Perlindungan Perempuan 2.079.659.562,00 1.651.019.982,00 79,39 11201 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 3.169.158.767,00 2.275.976.617,00 71,82
11202 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 3.030.665.722,00 2.307.234.950,00 76,13
11215 Program Keluarga Berencana 3.999.827.509,00 3.379.542.382,00 84,49
11601 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 1.414.431.793,00 1.271.987.756,00 89,93
11602 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 354.252.390,00 301.187.532,00 85,02
11616 Program Peningkatan Iklim
Investasi dan Realisasi Investasi 5.721.360.969,00 5.192.668.952,00 90,76 11701 Program Pelayanan Administrasi
lembaga perwakilan rakyat daerah 61.712.941.377,00 37.472.772.729,00 60,72
12101 Program Pelayanan Administrasi
Baca dan Pembinaan Perpustakaan 18.021.797.988,00 17.358.165.597,00 96,32 20101 Program Pelayanan Administrasi
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
3.1. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
Pengelolaan keuangan daerah dicerminkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). APBD merupakan rencana tahunan Pemerintah Daerah yang menggambarkan
semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dapat
dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kurun waktu satu tahun. APBD juga merupakan
instrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan untuk
tercapainya tujuan bernegara.
Anggaran Pendapatan Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2015 sebesar
Rp6.642.257.716.374.00 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar
Rp3.782.647.234.297,00, Dana Perimbangan sebesar Rp1.510.882.244.633,00, Bagi Hasil Pajak
Provinsi sebesar Rp856.175.299.211,00, Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Rp463.025.317.000,00, Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah daerah Lainnya
Rp3.365.400.000,00, Dana Bagi Hasil Lainnya Rp1.359.339.223,00 dan Lain-lain pendapatan
daerah yang sah sebesar Rp24.802.882.000,00. Sedangkan Anggaran Pendapatan Pemerintah
Kota Surabaya pada Tahun 2014 sebesar Rp7.093.379.564.256,20 yang terdiri dari Pendapatan
Asli Daerah sebesar Rp3.247459.154.137,00, Dana Perimbangan sebesar
Rp1.597.890.575.334,40, Bagi Hasil Pajak Provinsi sebesar Rp823.489.838.067,00, Penyesuaian
dan Otonomi Khusus Rp448.297.975.000,40, Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah
daerah Lainnya Rp7.067.090.000,00, Dana Bagi Hasil Lainnya Rp2.360.319.364,00 dan
Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp23.629.261.000,00.
Sedangkan realisasi pendapatan Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2015 adalah
sebesar Rp6.619.031.160.936,97 (tercapai 99,65%) yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah
sebesar Rp4.035.649.478.397,97 (tercapai 106,69%), Dana Perimbangan sebesar
Rp1.384.772.424.683,00 (tercapai 91,65%), Bagi Hasil Pajak Propinsi sebesar
Rp707.673.658.856,00 (tercapai 82,66%), Penyesuaian dan otonomi khusus sebesar
Rp463.025.317.000,00 (tercapai 100%), Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya sebesar Rp3.107.400.000,00 (tercapai 92,33%), Lain-lain pendapatan daerah
yang sah Rp24.802.882.000,00 (tercapai 100%). Sedangkan Realisasi pendapatan Pemerintah
Kota Surabaya pada Tahun 2014 adalah sebesar Rp.6.052.441.118.039,47 (tercapai 98,41%)
yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp3.307.323.863.978,47 (tercapai 101,84%),
sebesar Rp448.340.154.000,00 (tercapai 100,01%), Bantuan Keuangan dari Propinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya sebesar Rp2.836.580.000,00 (tercapai 40,14%), dan Bagi Hasil
Lainnya Propinsi sebesar Rp2.360.319.363,00 (tercapai 100,00%), Lain-lain pendapatan daerah
yang sah Rp23.629.261.000,00 (tercapai 100,00%).
Anggaran Belanja Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2015 sebesar
Rp7.928.337.395.393,00 dan tahun 2014 sebesar Rp7.072.715.425.304,00. Sedangkan realisasi
belanja Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2015 adalah sebesar Rp6.490.395.759.532,00 dan
tahun 2014 sebesar Rp5.707.378.466.054,09 yang terdiri dari belanja tidak langsung tahun 2015
sebesar Rp2.202.272.347.768,00 dan tahun 2014 sebesar Rp2.144.034.754.098,09, belanja
langsung / program tahun 2015 sebesar Rp4.288.087.411.764,00 dan tahun 2014 sebesar
Rp3.563.346.711.956,00.
Realisasi pendapatan pada tahun 2015 sebesar Rp6.619.031.160.936,97 bila dibandingkan
dengan pengeluaran belanja sebesar Rp6.490.395.759.532,00 maka terjadi surplus sebesar
Rp128.671.401.404,97 Sedangkan penerimaan pembiayaan pada tahun 2015 adalah sebesar
Rp1.311.550.405.499,85 dan pengeluaran pembiayaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
sebesar Rp25.292.000.000,00 sehingga menghasilkan SILPA tahun 2015 sebesar
Rp1.414.929.806.904,82. Sedangkan Realisasi untuk pendapatan tahun 2014 sebesar
Rp6.052.441.118.039,47 bila dibandingkan dengan pengeluaran belanja sebesar
Rp5.707.378.466.054,09 maka terjadi surplus sebesar Rp345.062.651.985,38. Sedangkan
penerimaan pembiayaan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp977.118.888.081,47 dan pengeluaran
pembiayaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota sebesar Rp10.637.000.000,00 sehingga
menghasilkan SILPA tahun 2014 sebesar Rp1.311.544.540.066,85. Secara rinci realisasi APBD
Tabel 3.1.1
Ringkasan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015
No. Uraian Anggaran Realisasi
1. Pendapatan
a. Pendapatan Asli Daerah 3.782.647.234.297,00 4.035.649.478.397,97
b. Dana Perimbangan 1.510.882.244.633,00 1.384.772.424.683,00
c. Hibah -
-d. Bagi Hasil Pajak dari Propinsi 856.175.299.221,00 707.673.658.856,00 e. Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus 463.025.317.000,00 463.025.317.000,00
f. Bantuan Keuangan dari Propinsi 3.365.400.000,00 3.107.400.000,00
g. Bagi Hasil Lainnya Propinsi 1.359.339.223,00 0,00
h. Lain-lain pendapatan daerah yang sah 24.802.882.000,00 24.802.882.000,00
Jumlah Pendapatan 6.642.257.716.374,00 6.619.031.160.936,97
2. Belanja Daerah Belanja Tidak Langsung
a. Belanja Pegawai 2.148.743.837.057,00 1.949.428.530.122,00
b. Belanja Bunga -
-c. Belanja Hibah 428.341.520.833,00 252.111.246.646,00
d. Belanja Bantuan Sosial 1.651.000.000,00
-e. Belanja Bagi Hasil & Pemerintah Daerah
Lainnya 3.529.027.410,00
-f.
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
2.083.273.745,00 732.571.000,00
g. Belanja Tidak Terduga 10.000.000.000,00
-Jumlah Belanja Tidak Langsung 2.594.348.659.045,00 2.202.272.347.768,00
Belanja Langsung/Program
a. Belanja Pegawai 430.459.688.706,00 376.989.023.238,00
b. Belanja Barang dan Jasa 2.417.183.344.025,00 2.125.973.133.026,00
c. Belanja Modal 2.486.345.703.617,00 1.785.125.255.500,00
Jumlah Belanja Langsung/Program 5.333.988.736.348,00 4.288.087.411.764,00
Jumlah Belanja Daerah 7.928.337.395.393,00 6.490.359.759.532,00
Surplus/Defisit (1.286.079.679.019,00) 128.671.401.404,97
3. Pembiayaan
a. Penerimaan 1.311.544.540.066,85 1.311.550.405.499,85
b. Pengeluaran 25.464.861.048,00 25.292.000.000,00
Jumlah Pembiayaan 1.286.079.679.018,85 1.286.258.405.499,85
SILPA Tahun 2014 - 1.414.929.806.904,82
Tabel 3.1.2
Ringkasan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014
No. Uraian Anggaran Realisasi
1. Pendapatan
a. Pendapatan Asli Daerah 3.247.459.154.137,00 3.307.323.863.978,47
b. Dana Perimbangan 1.597.890.575.334,40 1.488.374.891.545,00
c. Hibah -
-d. Bagi Hasil Pajak dari Propinsi 823.489.838.067,00 779.576.048.153,00
e. Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus 448.297.975.000,40 448.340.154.000,00
f. Bantuan Keuangan dari Propinsi 7.067.090.000,00 2.836.580.000,00
g. Bagi Hasil Lainnya Propinsi 2.360.319.364,00 2.360.319.363,00
h. Lain-lain pendapatan daerah yang sah 23.629.261.000,00 23.629.261.000,00
Jumlah Pendapatan 6.150.194.212.902,80 6.052.441.118.039,47
2. Belanja Daerah
Belanja Tidak Langsung
a. Belanja Pegawai 2.061.262.089.183,00 1.842.969.821.699,00
b. Belanja Bunga 0,00 0,00
c. Belanja Hibah 432.726.689.556,00 271.860.862.621,09
d. Belanja Bantuan Sosial 1.651.000.000,00 89.670.000,00
e. Belanja Bagi Hasil & Pemerintah Daerah
Lainnya 1.200.000.000,00
-f.
Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
2.070.314.000,00 787.920.000,00
g. Belanja Tidak Terduga 10.000.000.000,00
-Jumlah Belanja Tidak Langsung 2.508.910.092.739,00 2.115.708.274.320,09
Belanja Langsung/Program
a. Belanja Pegawai 436.530.395.926,00 344.917.914.825,00
b. Belanja Barang dan Jasa 2.116.689.109.008,00 1.842.385.851.488,00
c. Belanja Modal 2.010.585.827.631,00 1.404.366.425.421,00
Jumlah Belanja Langsung/Program 4.563.805.332.565,00 3.591.670.191.734,00
Jumlah Belanja Daerah 7.072.715.425.304,00 5.707.378.466.054,09
Surplus/Defisit (922.521.212.401,20) 345.062.651.985,38
3. Pembiayaan
a. Penerimaan 943.185.351.353,40 977.118.888.081,47
b. Pengeluaran 20.664.138.951,60 10.637.000.000,00
Jumlah Pembiayaan 922.521.212.401,80 966.481.888.081,47
SILPA Tahun 2014 - 1.311.544.540.066,85
3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan
Tabel 3.2
Rekapitulasi Pendapatan Daerah Berdasarkan SKPD Tahun 2015
No Nama SKPD Anggaran Re al i sasi 2015 Re al i sasi 2014
1 Dinas Kesehatan 73.184.204.000,00 93.191.926.000,00 64.347.109.000,00
2 Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Mohamad
Soewandhie 137.233.744.380,00 147.951.956.505,36 148.212.557.986,16
3 Rumah Sakit Umum Daerah Bhakti Dharma
Husada 40.325.185.961,00 48.592.687.342,94 32.322.660.338,92 4 Dinas Kebakaran 2.235.211.700,00 1.735.527.900,00
-5 Dinas Pengelolaan Bangunan dan T anah 237.341.113.146,00 336.266.470.005,93 1.626.853.000,00
6 Dinas Cipta Karya dan T ata Ruang 187.531.975.254,00 250.191.695.682,00 51.865.105.818,08
7 Dinas Perhubungan 48.040.373.843,00 40.525.687.107,00 177.558.830.178,00
8 Badan Lingkungan Hidup 7.865.066.000,00 10.164.825.855,60 35.526.512.167,00
9 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 68.065.531.000,00 61.547.880.288,20 15.100.963.697,90
10 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2.184.810.000,00 2.948.910.000,00 76.600.612.871,58
11 Dinas T enaga Kerja - 622.600.200,00 3.896.720.000,00
12 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah 309.814.400,00 370.705.200,00 205.554.600,00 13 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 6.000.000.000,00 6.108.601.164,00 5.290.438.111,00
14 Dinas Pemuda dan Olahraga 1.300.000.000,00 760.243.000,00 1.612.969.948,00
15 BagianPerlengkapan 1.500.000.000,00 1.502.566.049,00 1.531.691.200,00
16 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan 5.828.257.252.870,00 5.615.505.934.416,95 5.429.543.161.456,83
17 Dinas Perdagangan dan Perindustrian 9.173.600,00 17.886.800,00 465.288.850,00
18 Badan Arsip dan Perpustakaan 311.706.720,00 323.176.740,00 24.855.600,00
19 Dinas Pertanian 562.553.500,00 701.880.680,00 312.819.720,00
20 Dinas Komunikasi dan Informatika - - 6.396.413.496,00
6.642.257.716.374,00 6.619.031.160.936,98 6.052.441.118.039,47 J U M LAH
Sumber data : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya, 2015, diolah
a. Penjelasan terkait capaian target pendapatan
Penjelasan terkait belum tercapainya target pendapatan pada beberapa SKPD selama tahun
2015 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Dinas Kebakaran
Permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Kebakaran sehingga pada akhir tahun pencapaian
pendapatannya belum mencapai target adalah :
- Keberatan dari pemilik gedung (subjek retribusi)
• Semakin lengkap alat pemadam kebakaran dan alat penyelamatan jiwa maka
semakin besar retribusi yang harus dibayarkan
• Sudah memasang / menyiapkan alat pemadam kebakaran dan alat penyelamatan
jiwa tapi masih dikenakan retribusi
- Untuk subjek retribusi yang nilai retribusinya cukup besar, jatuh tempo pemungutan
pada triwulan III dan IV
- Jumlah subjek pemeriksaan semakin berkurang jika dibandingkan dengan Perda lama
(Perda No. 11 Tahun 2012)
2. Dinas Perhubungan
Permasalahan yang mempengaruhi pencapaian pendapatan Dinas Perhubungan adalah
sebagai berikut :
- Belum semua pengguna jasa parkir meminta karcis parkir
- Adanya beberapa kios yang dibongkar di terminal Purabaya karena ada pembangunan
gedung baru dan setelah dibangun belum dilakukan serah terima
- Situasi di terminal Tambak Osowilangun belum kondusif
- Adanya kendaraan yang numpang uji keluar Surabaya
- Adanya kendaraan wajib uji yang belum diujikan dan ada kendaraan yang beroperasi
secara menetap di luar Surabaya
- Adanya PP Nomor 55 Tahun 2012 tentang kendaraan, yang menyebutkan untuk
kendaraan baru, uji pertama dilaksanakan setelah 1 (satu) tahun.
Upaya-upaya yang dilakukan Dinas terkait permasalahan tersebut adalah :
- Melakukan sosialisasi dan meningkatkan pengawasan kepada masyarakat dan jukir
agar tertib dan disiplin dalam meminta/memberi karcis parkir;
- Melakukan koordinasi dengan pengelola kegiatan agar segera dilakukan serah terima
bangunan
- Perlu dilakukan koordinasi dengan instansi terkait agar situasi terminal TOW segera
kondusif
- Melakukan operasi penertiban bersama instansi terkait
- Mengkaji ulang besaran retribusi dan denda karena besaran denda dirasa masih terlalu
kecil.
3. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Permasalahan Dinas Kebersihan dan Pertamanan tidak mampu mencapai target realisasi
pendapatan karena terkendala tarif yang relatif rendah sehingga pendapatan tidak dapat
maksimal.
4. Dinas Pemuda dan Olahraga
Pencapaian pendapatan Dinas Pemuda dan Olahraga pada akhir triwulan IV ini tidak
- Pendapatan sewa Gelanggang Remaja menurun karena ada renovasi gedung KONI.
- Pendapatan Gelora 10 Nopember mengalami penurunan karena sedang dalam proses
renovasi tower.
- Berhentinya kompetisi ISL di Gelora Bung Tomo sesuai Surat Menteri Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia Nomor: 01386/MENPORA/IV/2015 tanggal 20 April
2015 tentang Permohonan untuk tidak diterbitkan izin keramaian pada
penyelenggaraan kompetisi ISL 2015 kepada PSSI dan/atau PT Liga Indonesia.
5. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan
Secara keseluruhan pendapatan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan telah
memenuhi target pendapatan, adapun dalam pelaksanaanya ada beberapa pajak daerah
yang pencapaiannya melebihi target anggaran, ada juga yang tidak mencapai target.
Permasalahan pajak daerah yang tidak mencapai target adalah :
- Pajak Reklame, adanya penataan dan pembatasan lokasi pemasangan objek reklame.
- Pajak Parkir, tidak adanya penyesuaian tarif parkir kendaraan di tahun 2015.
b. Penjelasan terkait capaian target belanja 5 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan
Pematusan 1.383.536.230.067,00
1.145.381.399.870,00 82,79 6 Dinas Kebakaran 79.495.664.878,00 72.536.769.764,00 91,25 7 Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah 393.390.923.516,00 71.108.142.492,00 18,08 8 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang 553.840.476.286,00 523.832.956.502,00 94,58 9 Badan Perencanaan Pembangunan 28.992.378.706,00 26.108.255.778,00 90,05 10 Dinas Perhubungan 192.735.737.618,00 173.770.063.193,00 90,16 11 Badan Lingkungan Hidup 22.368.154.893,00 19.817.190.089,00 88,60 12 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 525.887.574.155,00 472.638.472.960,00 89,87 13 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 19.153.912.219,00 16.262.358.261,00 84,90 14 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan 17 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah
26.296.305.812,00 22.066.418.402,00 83,91 %
Anggaran Realisasi 18 Badan Koordinasi Pelayanan dan
Penanaman Modal
12.877.263.891,00 12.331.435.196,00 95,76 19 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 38.153.250.419,00 36.496.865.566,00 95,66 20 Dinas Pemuda dan Olahraga 105.066.239.698,00 90.358.528.267,00 86,00 21 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat
28.804.626.200,00 26.355.683.005,00 91,50 22 Satuan Polisi Pamong Praja 41.303.499.702,00 39.058.318.109,00 94,56 23 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 19.754.543.944,00 18.235.158.172,00 92,31 24 Kepala Daerah dan Wakil Kepala 27 Bagian Organisasi dan Tata Laksana 4.177.259.605,00 3.875.741.196,00 92,78 28 Bagian Kerjasama 17.352.101.460,00 13.171.274.132,00 75,91 29 Bagian Bina Program 12.418.998.895,00 11.757.904.613,00 94,68 30 Bagian Perekonomian dan Usaha
Daerah
Anggaran Realisasi
67 Kecamatan Pakal 11.288.801.824,00 10.768.422.530,00 95,39 68 Kecamatan Bulak 10.401.351.852,00 9.198.590.097,00 88,44 69 Badan Kepegawaian dan Diklat 27.573.045.130,00 23.911.183.638,00 86,72 70 Kantor Ketahanan Pangan 3.613.864.185,00 3.311.029.442,00 91,62 71 Dinas Komunikasi dan
Informatika
45.142.709.838,00 41.091.081.912,00
91,02 72 Badan Arsip dan Perpustakaan 30.624.288.105,00 28.920.044.060,00 94,43 73 Dinas Pertanian 32.040.464.222,00 30.567.560.213,00 95,40 74 Dinas Perdagangan dan
Perindustrian
28.715.267.772,00 23.989.018.401,00
83,54
7.928.337.395.393,00 6.490.359.759.532,00 81,86
JUMLAH
Nomor Nama SKPD 2015 %
Sumber data : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya 2015, diolah
Penjelasan terkait belum tercapainya target belanja beberapa SKPD selama tahun 2015 dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Dinas Pendidikan
Hal - hal yang mempengaruhi penyerapan adalah sebagai berikut :
a. Perbaikan/ Pemeliharaan Kantor Dinas dan UPTD disesuaikan dengan kebutuhan
untuk perbaikan fisik /bangunan.
b.Beberapa kegiatan bekerja sama dengan instansi terkait sehingga ada efisiensi biaya,
diantaranya :
• Kegiatan sosialisasi manajemen sekolah bekerja sama dengan DJP Kanwil VI
Jatim.
• Launhing Surabaya Resik Narkoba bekerja sama dengan BNN Prov Jatim dan
BNN Kota Surabaya.
c. Pengadaan LCD Projector melalui e-purchasing, namun ketersediaan barang tidak
ada serta Pengadaan Alat Peraga Edukasi dan sarana prasarana SLB gagal lelang.
d.Pelaksanaan kegiatan bersamaan dengan jadwal UAS.
e. Adanya efisiensi anggaran.
2. Dinas Kesehatan
Beberapa hal yang menyebabkan belum terlaksananya belanja adalah sebagai berikut :
a. Biaya operasional pelayanan kesehatan Puskesmas dan JKN diserap sesuai dengan
kebutuhan;
3. RSUD dr. M.Soewandhie
Adapun rincian permasalahannya adalah sebagai berikut :
a. Pada kegiatan penyediaan barang dan jasa perkantoran, pembebasan tanah belum
terlaksana karena terkendala dengan pemilik tanah.
b. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Puskesmas dan Jaringannya / Rumah
Sakit menyesuaikan dengan jumlah kunjungan pasien.
c. Penyedia barang tidak sanggup menyediakan barang yang dianggarkan karena
waktu terbatas.
4. RSUD Bhakti Dharma Husada
Yang mempengaruhi penyerapan anggaran belanja RSUD Bhakti Dharma Husada antara
lain :
a. Pada kegiatan pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan
jaringannya, serapan belanja penggantian darah dan pemeriksaan laboratorium /
radiologi luar pasien SKTM menyesuaikan kebutuhan.
b. Pada kegiatan Pelayanan Perawatan dan Gizi Pasien Rumah Sakit, serapan belanja
penggantian darah dan pemeriksaan laboratorium / radiologi luar pasien BPJS serta
makanan dan minuman pasien menyesuaikan kebutuhan.
5. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan
Kendala yang ditemui dalam realisasi anggaran belanja antara lain :
a. Adanya gagal lelang karena waktu lelang tidak mencukupi antara lain kegiatan
Pembangunan Jaringan Air Bersih / Air Minum (DAK Bidang Infrastruktur Air
Minum) dan Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Permukiman.
b. Pada kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Jaringan Air
Bersih, beberapa paket pekerjaan fisik tidak jadi dilaksanakan.
c. Belanja pada kegiatan Penunjang Kegiatan PNPM Perkotaan menyesuaikan dengan
kebutuhan.
d. pengadaan tanah ada kendala teknis terkait dengan peta bidang dari BPN yang tidak
bisa diprediksi serta hasil pengukuran ulang dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
yang baru diserahkan mendekati akhir tahun.
6. Dinas Kebakaran
Hal - hal yang mempengaruhi penyerapan anggaran belanja adalah:
a.Pada kegiatan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perkantoran Untuk
pengadaan portable fire pump sesuai dengan kontrak, penyedia tidak sanggup