Tujuan pembelajaran:
Setelah melakukan pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan fungsi instruksi Keep, Timer, Counter, DIFU, DIFD, Compare, dan Clock.
2. Menjelaskan penggunaan bit kerja (internal relay dan holding relay).
3. Menjelaskan cara membuat ladder diagram untuk instruksi khusus CX Programmer.
Peta Konsep
Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik
Instalasi Motor Listrik Kendali Magnetik
Instalasi Motor Listrik Kendali PLC Rangkaian Dasar Kendali PLC Pengenalan PLC Pemrograman PLC Dengan Komputer Instruksi Khusus Software CX Programmer Function Blok Pada CX Programmer
A. Instruksi KEEP (FUN 11)
KEEP adalah special instruction yang berfungsi sebagai pengunci atau penahan. KEEP sama dengan rangkaian pengunci, bedanya penggunaan KEEP lebih sederhana. Contoh pemrograman dengan instruksi KEEP sebagai berikut :
Program Start Stop Lampu :
Cara membuat ladder diagram (tipe CP1L) adalah :
1. Buat tombol PB Start : ketik C, masukkan alamat input 0.00, dan beri nama PB Start , klik OK.
2. Buat instruksi KEEP : ketik I, masukkan alamat KEEP (spasi) alamat_ output . Contoh : KEEP 100.00, beri nama lampu, klik OK. 3. Buat tombol PB Stop, ketik C, masukkan alamat input 0.01, dan
beri nama PB Stop , klik OK. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Ladder Diagram dengan Instruksi KEEP
Prinsip Kerja :
Ketika PB Start 0.00 ditekan maka lampu 10.000 akan menyala, lampu 100.00 akan tetap menyala meskipun PB Start dilepas. Lampu 100.00 akan mati jika PB Stop 0.01 ditekan.
B. Instruksi TIMER
Pada sistem kontrol berbasis relay , pemberian penundaan waktu diberikan oleh relay khusus yang disebut time delay relay (TDR). Sedangkan pada sistem kontrol berbasis PLC, alat tersebut digantikan dengan instruksi Timer. Instruksi Timer merupakan instruksi pewaktu.
Fungsi Timer pada PLC antara lain:
Digunakan sebagai pengatur waktu proses
Dapat digunakan sebagai komponen tundaan/delay yaitu timer on delay dan timer off delay .
Lamanya penundaan ditentukan oleh nilai Set Value (SV) dari instruksi Timer. Angka set timer adalah #0000 - #9999 (tergantung jenis PLC) dengan kondisi 1/10 second . Sintak penulisan Timer adalah :
Tekan I untuk membuat instruksi khusus.
Ketik TIM 0000 #200, artinya timer 00 dengan setting waktu 200 x 0,1 detik = 20 detik.
Contoh intruksi Timer ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Karakteristik Timer:
Timer terdapat 2 bagian yaitu Nomor Timer dan Set Value (SV) Nilai Timer pada PLC bersifat countdown (menghitung mundur) dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan mundur tersebut mencapai angka nol, maka NO timer akan On. Setiap timer memiliki nomor yang berbeda, nomor timer tidak boleh sama dengan nomor timer yang lain.
Set value boleh sama, disesuaikan dengan program yang ingin dibuat.
Secara umum, timer dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Timer On Delay
Time on delay bekerja dengan menunda pengaktifan output selama beberapa waktu tertentu setelah input diaktifkan. Timer ini akan hidup setelah satu periode waktu tunda tang telah ditetapkan.
2. Timer Off Delay
Timer off delay bekerja dengan menunda matinya output selama beberapa waktu tertentu setelah input diaktifkan. Timer off delay berada dalam keadaan hidup selama periode waktu yang telah ditetapkan.
Berikut merupakan contoh pemrograman menggunakan instruksi timer : Lampu menyala setelah 10 detik
Cara membuat ladder diagram (Tipe PLC CP1L) adalah :
Buat kontak NO ketikkan C dengan alamat 0.00 dan beri nama PB Start . Lihat Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Kontak NO untuk PB Start
Letakkan kursor di samping PB Start , ketikan O dengan alamat 6.00 untuk membuat internal relay sebagai pengunci. Lihat Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Membuat Pengunci
Buat NO relay ketikan C dengan alamat 6.00, letakkan kursor disamping NO relay ketikkan I, kemudian tulis TIM 0000 #100 klik OK, tulis nama Timer klik OK. Lihat Gambar 4.5.
Pindahkan kursor ke Rung berikutnya, kemudian buat kontak NO ketikkan C untuk Timer dengan alamat T000. Lihat Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Kontak NO Timer
Letakkan kursor di samping kontak NO Timer. Buat output coil ketikkan O,dan beri alamat 10.00 (untuk CMP2A) atau 100.00 (untuk CP1L) dengan nama Lampu klik OK. Lihat Gambar 4.7.
Hasil ladder diagram yang telah jadi ditunjukkan oleh Gambar 4.8.
Prinsip Kerja dari Gambar 4.8 yaitu ketika PB Start ditekan, maka Timer (TIM_0000) akan terpicu menghitung mundur selama 10 detik. Setelah 10 detik terpenuhi maka Timer akan aktif untuk mengaktifkan kontak T0000, kemudian kontak T0000 yang akan menyalakan lampu. Jika tombol PB Start dimatikan maka Timer
Gambar 4.7 Cara Membuat Output Berupa Lampu
C. Instruksi COUNTER
Instruksi Counter merupakan instruksi pemrogramman untuk membentuk fungsi perhitungan. Perintah perhitungan dilaksanakan dengan memasukkan pulsa yang akan dihitung ke input penghitung dari counter .
Prinsip kerja dari Instruksi Counter adalah setiap kali pulsa input dimasukkan, maka counter akan bereaksi menghitung pulsa tersebut. Jika jumlah hitungan telah mencapai pada hitungan yang di setting, maka relay counter akan aktif.
Nilai counter pada PLC bersifat countdown (menghitung mundur) dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Input pada counter ada 2 yaitu input data dan reset . Counter angka set value adalah #0000- #9999 tergantung tipe PLC yang digunakan.
Karakteristik Counter :
Terdapat 2 bagian yaitu Nomor Counter dan Set Value (SV). Nilai Counter pada PLC bersifat countdown.
Nomor counter tidak boleh sama dengan nomor counter yang lain.
Di belakang counter tidak boleh ada komponen yang lain. Set value boleh sama.
Sintak penulisan counter adalah :
Tekan I untuk membuat instruksi khusus.
Ketik CNT (spasi) address Counter (spasi) #nilai counter . Misal: CNT 0000 #2, artinya Counter 0000 akan aktif setelah diberi masukkan sebanyak dua kali. Perhatikan Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Instruksi Khusus UP Counter
Instruksi Counter-Up/Down
Hampir sama dengan up counter , pada up/down counter juga berfungsi sebagai penghitung jumlah masukan. Akan tetapi dengan up/down counter dapat melaksanakan perhitungan maju atau mundur secara berurutan. Cara memprogram up/down counter sama dengan counter akan tetapi perintah CNT diganti dengan CNTR. Contoh sintak up/down counter : CNTR 0000 #2, lihat Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Instruksi Khusus Counter UP/Down
Contoh pemrograman Counter :
Menyalakan lampu setelah tombol ditekan sebanyak 2 kali. Cara membuat ladder diagram (tipe CP1L) adalah :
1) Pasang kontak NO untuk START ketik C dengan alamat 0.00, klik OK (lihat Gambar 4.11).
Gambar 4.11 Membuat tombol Start Gambar 4.11 Membuat tombol Start
2)
2) PasangPasang CounterCounter ketik ketik II (new instruction) (new instruction) ketik ketik CNT 0000CNT 0000 #2
#2, klik, klik OKOK, , lalu lalu beri beri nama nama Counter Counter 2x, 2x, klikklik OKOK (lihat Gambar (lihat Gambar 4.12).
4.12).
Gambar 4.12 Membuat Counter Gambar 4.12 Membuat Counter
3)
3) Pasang kontak NO untukPasang kontak NO untuk RESETRESET klik klik CC dengan alamatdengan alamat 0.010.01.. Panjangkan garis dengan menekan tombol
Panjangkan garis dengan menekan tombol Ctrl dan panah kananCtrl dan panah kanan (lihat Gambar 4.13)
(lihat Gambar 4.13)
Gambar 4.13 Membuat Reset Gambar 4.13 Membuat Reset
4)
PasangPasang output output , klik, klik OO beri alamatberi alamat 100.00100.00 (tipe CP1L) lalu beri nama (tipe CP1L) lalu beri nama Lampu
Lampu. (lihat Gambar 4.14). (lihat Gambar 4.14)
Gambar 4.14
Gambar 4.14 Ladder DiagramLadder Diagram Instruksi Counter yang sudah jadiInstruksi Counter yang sudah jadi
Prinsip Kerja : Prinsip Kerja : Ketika tombol
Ketika tombol StartStart ditekan sebanyak 2 kali, makaditekan sebanyak 2 kali, maka Counter Counter C0000 C0000 akan aktif sehingga mengaktifkan Lampu. Untuk membuat hitungan akan aktif sehingga mengaktifkan Lampu. Untuk membuat hitungan counter
counter kembali ke 0, maka tombolkembali ke 0, maka tombol reset reset harus diaktifkan. harus diaktifkan.
D.
D. Instruksi DIFU dan DIFDInstruksi DIFU dan DIFD
Differential Up
Differential Up (DIFU) dan (DIFU) dan Differential DownDifferential Down (DIFD) (DIFD) merupakan salah satu
merupakan salah satu relay relay bantu dalam pemrograman PLC. bantu dalam pemrograman PLC. Instruksi DIFU dan DIFD pada PLC Omron berfungsi untuk Instruksi DIFU dan DIFD pada PLC Omron berfungsi untuk mengaktifkan
mengaktifkan output output selama satu selama satu scan timescan time saat sinyal saat sinyal input input dimasukkan atau saat sinyal
dimasukkan atau saat sinyal inputinput dilepas. Dengan kata lain fungsidilepas. Dengan kata lain fungsi DIFU dan DIFD adalah untuk membuat
DIFU dan DIFD adalah untuk membuat one shootrelay one shootrelay , maksudnya, maksudnya walaupun sinyal yang masuk belum terputus,
walaupun sinyal yang masuk belum terputus, outputoutput hanyahanya mengeluarkan satu sinyal saja.
mengeluarkan satu sinyal saja.
Instruksi DIFU digunakan untuk mengaktifkan sebuah
Instruksi DIFU digunakan untuk mengaktifkan sebuah output output atau bit pada saat perpindahan
instruksi DIFD digunakan untuk mengaktifkan sebuat
instruksi DIFD digunakan untuk mengaktifkan sebuat output output atau atau bit pada saat
bit pada saat perpindahanperpindahan input input dari dari ON ON ke ke OFF OFF ..
Instruksi DIFU pada PLC Omron diberi kode
Instruksi DIFU pada PLC Omron diberi kode DIFU(13)DIFU(13) dengan urutan DIFU(13) 600, DIFU(13) 601, ...., dst. Sedangkan dengan urutan DIFU(13) 600, DIFU(13) 601, ...., dst. Sedangkan DIFD diberi kode
DIFD diberi kode DIFD(14)DIFD(14) dengan urutan yang sama pula. Urutan dengan urutan yang sama pula. Urutan DIFU dan DIFD berbagi dengan
DIFU dan DIFD berbagi dengan internal relay internal relay , sehingga jika alamat, sehingga jika alamat 600 sudah dipakai oleh
600 sudah dipakai oleh internal relay internal relay maka DIFU(13) maupun maka DIFU(13) maupun DIFD(14) harus memakai urutan selanjutnya.
DIFD(14) harus memakai urutan selanjutnya.
Sintak penulisan DIFU dan DIFD adalah sebagai berikut : Sintak penulisan DIFU dan DIFD adalah sebagai berikut :
TekanTekan II, untuk membuat instruksi khusus., untuk membuat instruksi khusus.
Untuk membuat instruksi ketikUntuk membuat instruksi ketik DIFUDIFU (spasi) (spasi) alamat.alamat.
Untuk membuat instruksi ketikUntuk membuat instruksi ketik DIFDDIFD (spasi) (spasi) alamat. alamat.
ContohContoh DIFD 6.00DIFD 6.00;; DIFD 6.01DIFD 6.01, lihat Gambar 4.15., lihat Gambar 4.15.
(a)
(a) (b)(b)
Gambar 4.15 (a) Instruksi DIFU (b) Instruksi DIDF Gambar 4.15 (a) Instruksi DIFU (b) Instruksi DIDF
Untuk memahami instruksi DIFU dan DIFD, perhatikan Gambar 4.16.
Gambar 4.16 Prinsip Instruksi DIFU dan DIFD
Prinsip kerja :
Ketika input PB Start 1 (0.00) ditekan sehingga menyebabkan terjadinya perpindahan sinyal input dari kondisi OFF ke ON, maka output DIFU (6.00) akan hidup sekejap walaupun tombol PB Start 1 ditekan lama, dan akan mengaktifkan kontak DIFU 6.00, sehingga lampu 1 menyala.
Ketika input PB Start 2 (0.01) ditekan sehingga menyebabkan terjadinya perpindahan sinyal input dari kondisi ON ke OFF, maka output DIFD (6.01) akan hidup sekejab walaupun tombil PB Start 2 ditekan lama, dan mengaktifkan kontak DIFD (6.01), sehingga Lampu 2 menyala.
E. Instruksi COMPARE
Instruksi Compare digunakan untuk membandingkan dua buah data, masukan satu dengan masukan lain. Sintak penulisan instruksi Compare adalah sebagai berikut :
Tekan I untuk membuat instruksi khusus
Ketik CMP (spasi) data_1 (spasi) data_2, misal CMP C1 C2 berarti data C1 dibandingkan dengan data C2. Perhatikan Gambar 4.17.
Gambar 4.17 Instruksi Compare
Variasi dari perintah Compare :
Contoh pemrograman Compare : Menjalankan dua buah motor dengan prinsip kerja yang diinginkan sebagai berikut :
Motor 1 akan bekerja jika nilai CNT 1 lebih tinggi dibanding nilai CNT 2 (GT, Greather Than)
Motor 2 akan bekerja jika nilai CNT 1 sama dengan nilai CNT 2 = : Equal
<> : Not Equal < : Less Than
<= : Less Than or Equal > : Greather Than
Langkah membuat ladder diagram adalah sebagai berikut :
Membuat Compare pada rung 1 :
Buat tombol PB Start, ketik C dengan alamat 0.00, kemudian buat instruksi Compare dengan mengetik I lalu masukkan CMP C1 C2.
Masukkan CNT1, klik OK.
Masukkan CNT2, klik OK.
Buat cabang ke bawah (Ctrl + panah ke bawah)
Pasang tombol NO, klik (↓), kemudian pilih P_GT , klik OK.
Buat New Coil , ketik O beri alamat 100.00 (tipe CP1L) dan beri nama Motor 1, klik OK ( perhatikan Gambar 4.18).
Gambar 4.18 Pembuatan Compare
Buat cabang ke bawah, tambahkan tombol NO, pilih alamat P_EQ, klik OK.
Buat New Coil , ketik O beri alamat 100.01 (tipe CP1L) dan beri nama Motor 2, klik OK.
Membuat Counter CNT 1 pada rung 2 :
Pasang kontak baru NO, ketik C dengan alamat 0.01, beri nama PB CNT 1.
Pasang Counter , klik I dengan alamat CNT 0000 #2, beri nama CNT 1.
Pasang tombol Reset , klik C dengan alamat 0.03.
Membuat Counter CNT 2 pada rung 3 :
Pasang kontak baru NO, ketik C dengan alamat 0.02, beri nama PB CNT 2.
Pasang Counter, ketik I dengan alamat CNT 0001 #2, beri nama CNT 2.
Pasang tombol Reset , ketik C dengan alamat 0.03.
Ladder diagram yang sudah jadi ditunjukkan oleh Gambar 4.19.
Gambar 4.19 Ladder Diagram yang sudah jadi
Prinsip kerja :
Motor 1 akan berjalan, jika CNT1 > CNT2
Motor 2 akan berjalan, jika CNT1 = CNT2
F. Instruksi Clock/Pulse
Pada PLC Omron, terdapat bit-bit khusus yang mempunyai fungsi-fungsi khusus. Salah satunya bit khusus pada PLC Omron yaitu Clock/Pulse yang terus menerus akan berkedip selama jeda
waktu tertentu.
Contoh program menggunakan Clock/Pulse untuk membuat lampu berkedip.
Langkah pemrograman :
Pasang tombol NO, beri alamat P kemudian tekan tombol panah (↓) atau (↑) untuk menyetting waktu yang diinginkan, misalnya :
P_0_02s artinya menghasilkan pulsa dengan lebar 0,02 detik.
P_0_1s artinya menghasilkan pulsa dengan lebar 0,1 detik.
P_1s artinya menghasilkan pulsa dengan lebar 1 detik.
P_1m artinya menghasilkan pulsa dengan lebar 1 menit.
Gambar 4.20 merupakan contoh ladder diagram menggunkan instruksi clock/pulse.
Prinsip Kerja :
Ketika tombol Start ditekan maka IR 6.00 akan aktif dan akan mengaktifkan Lampu 1, dan Lampu 2. NO clock/pulse yang disetting 0,1 second , artinya lebar pulsa sebesar 0,1 detik dan Lampu 1 akan menyala berkedip setiap 0,1 detik. NO clock/pulse yang disetting 1 second , artinya lebar pulsa sebesar 1 detik dan Lampu 2 akan menyala berkedip setiap 1 detik. Semua lampu akan mati dan berhenti berkedip jika tombol Stop ditekan.
G. Penggunaan Bit Kerja pada Pemrograman
Dalam pemrograman ladder diagram, mengkombinasikan kondisi-kondisi secara langsung untuk menghasilkan kondisi eksekusi seringkali sulit. Kesulitan dapat diatasi dengan penggunaan bit kerja Internal Relay dan Holding relay . Bit kerja tersebut biasanya digunakan bersama-sama dengan instruksi-instruksi OUT, DIFU, DIFD, dan KEEP.
Bit-bit kerja dapat digunakan untuk menyerdehanakan ladder diagram pada saat suatu kombinasi perlu diulang-ulang di beberapa bagian dalam ladder diagram yang bersangkutan.
1. Internal Relay
Internal Relay (IR) adalah general purpose relay yang ada di dalam PLC yang tidak dapat diakses secara langsung untuk digunakan sebagai input maupun output, seperti yang terdapat pada program komponen. Semua PLC memiliki IR, akan tetapi penomoran dari jumlah maksimum yang diperbolehkan tergantung dari merk dan tipe PLC.
IR memberi keleluasaan pada programmer untuk melaksanakan operasi untuk internal yang lebih rumit tanpa memerlukan penggunaan biaya mahal untuk beberapa output relay. Pada PLC Omron biasanya dipakai simbol IR. Penggunaan alamat IR yang dapat digunakan yaitu : 600-615, 700-715, 800-815, 900-915. Perhatikan Gambar 4.21 contoh penggunaan internal relay bersama dengan instruksi keep.
Gambar 4.21 Contoh Penggunaan Internal Relay
2. Holding Relay
Holding Relay (HR) adalah relay internal yang dipakai untuk menahan sistem yang sedang bekerja ketika power supply off . Artinya, HR akan tetap mempertahankan kondisinya meskipun terjadi pemutusan sumber daya. Dengan adanya HR maka proses bisa tetap lanjut tidak mulai dari awal lagi. HR pada seri Omron CPM2A terdiri dari 20 word, HR00 sampai HR19 atau 320 bit.
Sistem kerja dan penggunaan HR sama seperti penggunaan IR, hanya pada penulisannya menggunakan awalan H sebagai penunjuk bahwa internal relay -nya merupakan tipe holding relay . Penggunaan HR ditunjukkan pada Gambar 4.22.
Gambar 2.2 Penggunaan Internal Relay dan Holding Relay
Prinsip kerja :
Jika ladder diagram tersebut disimulasikan dengan menekan tombol PB Start maka output IR 1 dan HR akan aktif. Jika simulator dimatikan dan dihidupkan lagi, maka ladder seharusnya tetap mempertahankan kondisi terakhirnya yaitu on untuk IR 1 dan HR.
1. Instruksi khusus pada CX Programmer terdiri dari instruksi KEEP, Timer, Counter , DIFU, DIFD, Compare, dan Clock .
Fungsi dari instruksi KEEP yaitu sebagai pengunci atau penahan.
Fungsi dari instruksi Timer yaitu pengatur waktu proses untuk penyalaan output pada PLC sesuai kebutuhan.
Fungsi dari instruksi Counter yaitu untuk menghitung berapa kali masukan (input ) pada suatu sistem yang diinginkan.
Fungsi dari instruksi DIFU dan DIFD yaitu untuk mengaktifkan output selama satu scan time saat sinyal input dimasukkan atau saat sinyal input dilepas.
Fungsi dari instruksi Compare yaitu untuk membandingkan dua buah data, masukan satu dengan masukan lain.
Fungsi dari instruksi Clock yaitu menghasilkan output yang terus menerus berkedip selama jeda waktu
tertentu.
2. Penggunaan bit kerja pada pemograman yaitu untuk mengatasi kesulitan dalam mengkombinasikan kondisi-kondisi secara langsung untuk menghasilkan kondisi-kondisi eksekusi. Bit kerja ini meliputi internal relay dan holding relay .
3. Langkah membuat ladder diagram untuk instruksi khusus yaitu :
(a) Ketik I untuk membuat instruksi khusus.
(b) Buat alamat sesuai dengan instruksi khusus yang akan digunakan.
(c) Buat input dan output yang sesuai dengan program.
A. Pilihlah a, b, c, atau d untuk jawaban yang benar!
1. Instruksi khusus yang memiliki fungsi sebagai pengunci adalah …. a. Keep b. Timer c. Counter d. Compare e. Clock
2. Berikut ini yang tidak termaksud karakteristik instruksi khusus Timer yaitu ….
a. Memiliki dua bagian yaitu Nomer Timer dan Set Value b. Nilai Timer pada PLC bersifat countdown
c. Nilai Timer pada PLC bersifat countup d. Setiap Timer memiliki nomor yang berbeda e. Set Value boleh sama
3. Tombol shortcut yang dapat digunakan untuk membuat tombol instruksi khusus adalah ....
a. C b. I c. J d. O e. /
4. Sintak penulisan untuk instruksi khusus yang digunakan dalam mengaktifkan sebuah output pada saat perpindahan input dari off ke on adalah …. a. CNT b. CNTR c. CMP d. DIFU e. DIFD Tes Formatif
5.
5. Instruksi khusus yang digunakan untuk membandingkan duaInstruksi khusus yang digunakan untuk membandingkan dua buah data masukan satu dengan masukan lain adalah ….
buah data masukan satu dengan masukan lain adalah …. a. a. TimerTimer b. b. CounterCounter c. c. DIFUDIFU d. d. DIFDDIFD e. e. CompareCompare 6.
6. Sebuah motor listrik akan bekerja jika nilai CNT Sebuah motor listrik akan bekerja jika nilai CNT 1 lebih1 lebih rendah dibanding CNT 2, maka perintah compare y
rendah dibanding CNT 2, maka perintah compare yangang digunakan adalah ….
digunakan adalah …. a.
a. EqualEqual b.
b. Not EqualNot Equal c.
c. Less ThanLess Than d.
d. Greather ThanGreather Than e.
e. Greather Than or EqualGreather Than or Equal
7.
7. Sebuah konveyor akan bekerja jika nilai CNT 1 lebih besarSebuah konveyor akan bekerja jika nilai CNT 1 lebih besar dibanding CNT 2, maka perintah compare yang
dibanding CNT 2, maka perintah compare yang digunakandigunakan adalah ….
adalah …. a.
a. EqualEqual b.
b. Not EqualNot Equal c.
c. Less ThanLess Than d.
d. Less Than or EqualLess Than or Equal e.
e. Greather ThanGreather Than
8.
8. Instruksi clock yang menghasilkan pulsa dengan lebar 0,1Instruksi clock yang menghasilkan pulsa dengan lebar 0,1 detik adalah …. detik adalah …. a. a. P_0_001sP_0_001s b. b. P_0_01sP_0_01s c. c. P_0_1sP_0_1s d. d. P_1sP_1s e. e. P_10sP_10s 9.
9. Berikut ini penggunaan alamat IR yang Berikut ini penggunaan alamat IR yang dapat digunakandapat digunakan dalam pemrograman,
dalam pemrograman, kecualikecuali ….…. a. a. 500-515500-515 b. b. 600-615600-615 c. c. 700-715700-715 d. d. 800-815800-815 e. e. 900-915900-915
10.
10. Bit kerja yang dipakai untuk menahan system yang sedangBit kerja yang dipakai untuk menahan system yang sedang bekerja ketika
bekerja ketika power supply off power supply off adalah ….adalah …. a.
a. RelayRelay b.
b. Internal relayInternal relay c.
c. Eksternal relayEksternal relay d.
d. Holding relayHolding relay e.
e. Unholding relayUnholding relay
B.
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar!Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar! 1.
1. Sebutkan 2 fungsi instruksiSebutkan 2 fungsi instruksi Timer Timer pada pemrograman PLC ! pada pemrograman PLC ! 2.
2. Jelaskan perbedaan dariJelaskan perbedaan dari up counter up counter dengan dengan up/down counter up/down counter pada pemrograman PLC !
pada pemrograman PLC ! 3.
3. Jelaskan langkah pembuatan instruksi DIFU dan DIFD Jelaskan langkah pembuatan instruksi DIFU dan DIFD padapada pemrograman PLC !
pemrograman PLC ! 4.
4. Jelaskan fungsi dari instruksi Compare pada pemrogramanJelaskan fungsi dari instruksi Compare pada pemrograman PLC! Motor 1 akan bekerja jika CNT 1 lebih bes
PLC! Motor 1 akan bekerja jika CNT 1 lebih besar dari CNT 2,ar dari CNT 2, sedangkan Motor 2 akan bekerja jika CNT 1 lebih kecil dari sedangkan Motor 2 akan bekerja jika CNT 1 lebih kecil dari CNT 2. Buatlah
CNT 2. Buatlah ladder diagramladder diagram untuk program menjalankanuntuk program menjalankan dua motor tersebut tipe PLC Omron CP1L!
dua motor tersebut tipe PLC Omron CP1L! 5.
5. Buatlah program menggunakan instruksiBuatlah program menggunakan instruksi Timer Timer , ketika tombol, ketika tombol Start ditekan maka akan mengaktifkan Timer 1, setelah 10 Start ditekan maka akan mengaktifkan Timer 1, setelah 10 detik maka Lampu 1 akan menyala, sedangkan lampu 2 akan detik maka Lampu 1 akan menyala, sedangkan lampu 2 akan menyala 8 detik sesudah lampu 1 menyala. Kedua Lampu akan menyala 8 detik sesudah lampu 1 menyala. Kedua Lampu akan mati jika tombol Stop ditekan. Buatlah tabel pengalamatan mati jika tombol Stop ditekan. Buatlah tabel pengalamatan dan