• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.7 Instrumen Penelitian .1Naskah Tes .1Naskah Tes

Tes yang diberikan kepada peserta didik berbentuk essay/ uraian. Sebelum naskah tes digunakan sebagai soal pretes dan postes maka dilakukan uji coba soal dengan tujuan untuk mendapatkan soal yang baik sesuai dengan kriteria validitas, reabilitas, daya pembeda dan taraf

kesukaran. Peneliti merancang soal uji coba sebanyak 13 butir dengan kisi-kisi soal dapat dilihat pada lampiran 4. Dari 13 butir soal, semuanya akan digunakan sebagai soal pretes postes dengan perbaikan beberapa butir soal. Soal uji coba dapat dilihat pada lampiran 5 sedangkan rubrik penilaian soal uji coba terdapat pada lampiran 6.

Menurut Suharsimi (2009: 57), tes yang diberikan harus dianalisis tiap-tiap butir soal yang meliputi: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Kriteria instrumen tes yang baik menurut Suharsimi (2009: 60), antara lain sebagai berikut: (1) Tes harus valid, artinya tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. (2) Tes harus reliabel, dapat dipercaya, yakni dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali atau dalam arti lain hasil, hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. (3) Tes harus obyektif, artinya dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. (4) Tes harus praktis, artinya tes tersebut mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas. (5) Tes harus ekonomis, artinya pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

Validitas Isi dan Validitas Konstruk

Pengujian instrumen tes menggunakan validitas isi dan validitas konstruk. Menurut Sugiyono (2010: 353), validitas isi yaitu validitas yang dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Validitas konstruk yaitu validitas yang disesuaikan

dengan berlandaskan teori tertentu dan dikonsultasikan dengan ahli. Dalam hal ini ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing I, dosen pembimbing II, dan guru mitra.

Sebelum soal di teskan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen perlu dilakukan tes uji coba pada kelas “uji coba” agar didapatkan soal tes yang baik. Uji coba dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan tes kepada kelompok yang bukan merupakan sampel penelitian, melainkan kelas lain yang masih dalam satu populasi, serta kelompok uji coba ini harus homogen. Untuk mendapatkan soal yang baik maka diperlukan analisis perangkat tes. Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda tes.

Validitas Butir Soal Tes

Pada penelitian ini digunakan rumus product moment untuk menentukan validitas butir soal tes. Rumus product moment yang digunakan menurut Suharsimi (2009: 72) adalah sebagai berikut:

=

√{� ∑ � ∑− ∑ − ∑}{� ∑ − ∑ }

(3.1)

Keterangan:

: Koefisien korelasi antara X dan Y.

N : Banyaknya subjek/peserta didik yang diteliti.

∑ : Jumlah skor tiap butir soal.

∑ : Jumlah kuadrat skor butir soal.

∑ : Jumlah kuadrat skor total.

Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment, dengan taraf nyata � = 5%. Jika > maka item tersebut valid. Berdasarkan perhitungan validitas butir soal terdapat 13 soal yang valid. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 7.

Reliabilitas Tes

Menurut Suharsimi (2009: 86), tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Pada penelitian ini akan digunakan tes objektif untuk mengukur kemampuan penguasaan konsep peserta didik. Menurut Sudijono (2009: 213), pada tes hasil belajar bentuk objektif penentuan reabilitas tes dapat dilakukan dengan pendekatan single test-single trial method.

Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan formula Kuder-Richard-son (KR20). Menurut Sudijono (2009: 254-257), formula Kuder-Richard-son (KR20) yaitu sebagai berikut:

= [

] [

−∑ � �

]

(3.2) dapat dicari dengan rumus:

= [

] (3.3) � dapat dicari dengan rumus:

� = � - [

Keterangan:

: Reliabilitas tes secara keseluruhan. N : Jumlah peserta tes.

: Banyaknya butir item. : Varians total.

� : Jumlah kuadrat skor total.

pi : Proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.

qi : Proporsi testee yang jawabannya salah, atau qi = 1-pi.

Σpiqi : Jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi.

Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan dengan harga tabel, jika > dengan taraf kesalahan 5% maka item tes yang diujicobakan reliabel.

Berdasarkan perhitungan reabilitas soal dengan N=71 diperoleh ℎ� = 0,4243 dan rtabel= 0,2335. Karena nilai > , maka dapat disimpulkan soal tes reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.

Taraf Kesukaran

Menurut Sudijono (2009: 372), angka indek kesukaran item itu dapat diperloeh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu:

Keterangan:

P : Proportion= proporsi= proporsa= difficulty index= angka indek kesukaran item.

B : Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan.

JS : Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.

Menurut Sudijono (2009: 372), cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka/ indeks kesukaran item dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Kriteria Tingkat Kesukaran Item Nilai P Interpretasi

< 0.40 Sukar

, − ,7 Cukup (sedang)

> 0.70 Mudah

Berdasarkan perhitungan taraf kesukaran soal uji coba, diperoleh hasil bahwa terdapat 3 soal dengan kriteria sukar, 8 soal dengan kriteria sedang dan 2 soal dengan kriteria mudah. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 7.

Daya Pembeda

Menurut Sudijono (2009: 385-386), daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang kemampuannya rendah. Menurut Suharsimi (2009: 213-214), daya pembeda pada penelitian ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

� =

= � − �

(3.6) Keterangan:

J : Jumlah peserta tes.

: Banyaknya peserta kelompok atas. : Banyaknya peserta kelompok bawah.

� : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.

� : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.

� : Proporsi peserta didik di kelompok atas yang menjawab benar.

� : Proporsi peserta didik di kelompok bawah yang menjawab benar. Menurut Suharsimi (2009: 218), untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda digunakan kriteria seperti pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Daya Pembeda (D) Keterangan

0,00-0,20 Jelek (poor)

0,20-0,30 Cukup (satisfactory)

0,30-0,70 Baik (good)

negatif Tidak baik

Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal ujicoba, terdapat 1 soal dengan kriteria tidak baik, 1 soal dengan kriteria jelek, 7 soal dengan kriteria cukup, dan 4 soal dengan kriteria baik. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 7.

Soal Pretes Postes

Berdasarkan hasil analisis validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda dari soal ujicoba, diperoleh 13 soal yang dapat digunakan sebagai soal pretes postes. Penjelasan selengkapnya terdapat pada lampiran 7. Ke-13 soal yang digunakan akan dibuat dalam kisi-kisi soal baru yang terdapat pada lampiran 11. Soal yang telah direvisi dan dijadikan sebagai soal pretes postes terdapat pada lampiran 12, sedangkan rubrik penilaian soal tersebut terdapat pada lampiran 13.

3.7.2 Instrumen Non-Tes

Instrumen non-tes yang digunakan dalam penlitian ini meliputi: silabus. rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), kuisioner/ angket keterlaksanaan proses pembelajaran, dan lembar pengamatan aktivitas guru.

Cara pemberian skor pada instrumen lembar observasi untuk kuisioner/ angket keterlaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut (perlu diketahui bahwa semuanya pernyataan didalam kuisioner adalah pernyataan positif):

− Skor 0 apabila peserta didik sangat tidak setuju dengan pernyataan;

− Skor 1 apabila peserta didik tidak setuju dengan pernyataan;

− Skor 2 apabila peserta didik kurang setuju dengan pernyataan;

− Skor 3 apabila peserta didik setuju dengan pernyataan;

Sedangkan, cara pemberian skor pada instrumen lembar observasi untuk menilai aktivitas guru pada pembelajaran didalam kelas eksperimen, dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:

− Skor 4: sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas, tepat, terarah dan runtun).

− Skor 3: baik (jika disampaikan dengan jelas, tepat, terarah dan runtun).

− Skor 2: cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas, tepat, terarah dan runtun).

− Skor 1: kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas, tepat, terarah dan runtun).

− Skor 0: tidak terpenuhi.

Validitas Isi dan Validitas Konstruk

Pengujian instrumen non-tes menggunakan validitas isi dan validitas konstruk. Menurut Sugiyono (2010: 353), validitas isi yaitu validitas yang dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Validitas konstruk yaitu validitas yang disesuaikan dengan berlandaskan teori tertentu dan dikonsultasikan dengan ahli. Dalam hal ini, ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing I, dosen pembimbing II dan guru mitra.

Analisis Deskriptif Lembar Observasi

Dari data hasil observasi yang diperoleh oleh peneliti, dapat dianalisis dengan menggunakan rumus:

N =� � �ℎ

Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Data Observasi Nilai Kriteria < 26% Jelek 26% ≤ N <50% cukup 51% ≤ N < 75% baik 76% ≤ N < 100% baik sekali