• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Penelitian

2. Integrasi Hasil Analisis Data Penelitian

Berdasarkan data-data yang ada pada penelitian ini, dinamika yang terjadi pada informan dibagi menjadi dua, yaitu awal sebelum dan sesudah bergabung. Pembagian ini berdasarkan pada rumusan masalah dan metodologi penelitian yang mengembangkan teori-teori yang ada tentang perkembangan dan interaksi sosial seorang remaja dan pemuda. Pembagian tersebut juga tidak mutlak karena bergantung pada data dan realita pada lapangan.

Berdasarkan data yang diperoleh, awal mula ketertarikan seseorang pada organisasi gereja adalah adanya pengaruh dari luar. Maksud pengaruh dari luar itu sendiri adalah informan menerima

ajakan atau suruhan dari pihak luar untuk bergabung dalam tujuan tersebut.

a. Proses Awal

Berdasarkan data penelitian yang ada, alasan awal informan untuk bergabung dalam organisasi kegerejaan adalah pengaruh dari pihak luar. Pihak luar di sini bisa orang tua maupun teman.

Tabel 4

Pengaruh Awal Bergabung

Informan 1

(EP) Informan 2 (RD) Informan 3 (KP) Informan 4 (AK) Informan 5 (AD) Diajak teman Diajak teman Diajak kakak Disuruh orang

tua Diajak teman

Berdasarkan tabel hasi penelitian tersebut, sebagian besar pola-pola yang ada memiliki kesamaan dalam hal pengaruh awal seseorang untuk bergabung dalam organisasi kegerejaan yaitu pengaruh teman. Informan 1 (EP) mengatakan bahwa pada awalnya ia hanya sekedar untuk memenuhi kuota undangan dari organisasi komisi pemuda dan tidak terpikir untuk aktif lebih jauh lagi. Namun dengan seiring berjalannya waktu, EP sendiri mengatakan bahwa timbul keinginan dalam dirinya untuk berkegiatan lebih lagi.

“..hmm, kalo tertarik tu pertamanya, apa ya. sebernnya cuma ikut2 aja. isitlahnya saya hanya mewakili wilayah.dan seiring berjalannya waktu saya ingin melayani lebih lagi trus ya ikut..” (Informan 1, wawancara 1, baris 15-18)

“”..ya, awalnya diajak temen. trus setelah tu sudah merasa dan mengerti bahwa pelayanan itu istilahnya sabagai feedback dari apa yang Tuhan saya lakukan. jadi ya saya mau untuk berpelayanan dan berorganisasi..” (AP Informan 5, wawancara 1, baris 13-16)

Selain itu, faktor keluarga pun dapat mempengaruhi keinginan seseorang untuk bergabung dalam organisasi gereja. Pengaruh keluarga dalam hal ini berperan sebagai dukungan maupun dorongan bagi seseorang untuk menjadikan anggota keluarga sebagai role model

“..ya karena dulu bapak tu aktif di gereja sebagai majelis. yah bisa dibilang sebagai pendiri sawokembar emergency. ya lama kelamaan itu merambat ke diri saya dan kakak saya. emang kakak saya yang masuk di kegiatan gereja dan mulai mengenalkan pada saya. istilahnyua turun temurun lah..” (KP Informan 3, wawancara 2, baris 29-34)

“..ya sebetulnya orang tua sangat mendukung. ya awalnya saya tu males2an ikut organisasi gereja seperti ini tapi orang tua mendukung. di sana saya bisa tau bagaimana kehidupan di gereja, memahami jemaat dengan baik dan bisa memberika sesuatu untuk lebih baik. so,orang tua

cukup mendukung..” (AK Informan 4, wawancara 1 baris 22-26 )

Selain itu, keinginan seseorang untuk aktif dalam organisasi kegerejaan juga dapat dipengaruhi oleh adanya teman lawan jenis. Dalam hal ini, awal keinginan seseorang tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan untuk berteman yang berkembang menjadi kebutuhan mencari teman lawan jenis.

..motivasi saya untuk ikut untuk mencari teman terutama untuk menjalin relasi terutama pada seorang cewek dan cewek tu menjadi suatu titik tolak juga saya bisa mencari di tempat lain..” (RD Informan 2 wawancara 1 baris 20-24)

Berdasarkan dari beberapa penggalan hasil wawancara tersebut, dapat dilihat bahwa awal mula mereka bergabung dan tertarik pada sebuah organisasi gereja disebabkan adanya pengaruh dari luar. Pengaruh tersebut dapat berupa dukungan maupun ajakan dari keluarga maupun dari teman-teman sebaya. Pada awalnya, para informan pun merasa bahwa mereka hanya ikut-ikutan dan belum mengetahui apa yang akan mereka lakukan. Dalam hal ini, mereka sendiri masih buta tentang keadaan dalam organisasi.

Tabel 5

Tujuan Awal Bergabung

Informan 1

(EP) Informan 2 (RD) Informan 3 (KP) Informan 4 (AK) Informan 5 (AD) Ikut-ikutan

saja Mencari teman wanita Ingin seperti keluarganya Menuruti perintah orang tuanya

Ingin dikenal banyak orang

Tujuan awal dari masing-masing informan pun cukup beragam. Pada awalnya, ada salah satu informan yang mengatakan bahwa tujuannya untuk bergabung dalam organisasi gereja semata-mata agar dirinya terkenal di kalangan pemuda dan remaja gereja.

“..ngeksis, banyak teman, banyak kenalan, dapet berkat. ya dulu ketika belom ikut, ya kagum aja liat mereka yang udah ikut organisasi keknya gaul, ngeksis, sma sapa aja kenal. itu dulu keinginan saya biar banyak temen, terkenal. itu sih..” (AP Informan 5, wawancara 1, baris 26-30)

Informan yang lain mengatakan bahwa tujuannya bergabung dalam organisasi kegerejaan adalah hanya ikut-ikutan saja. Maksud dari pernyataan tersebut adalah, informan mengaku bahwa pada awalnya ia hanya mengikuti ajakan teman yang mengajaknya.

“..ada emang pegnaruh temen ya biasa ngajak2 lah. nah disitu saya ya eprtama saya ikut ajakan..” (EP informan 1, wawancara 1)

Seorang informan bahkan mengatakan bahwa ia ingin bergabung dalam organisasi kegerejaan semata-mata ingin mendapatkan teman wanita yang banyak. Menurutnya, informan merasa bahwa pada saat itu ia masih duduk di bangku SMA sehingga mungkin agak berlebihan untuk hal tersebut.

“..mungkin dulu tu cuma diajak dan ada iming2nya seperti suatu modal. saya dulu jarang ke greja dan sempet disebut kafir. trus ada iming2 seperti disana banyak temen baru, trus ada yang cantik juga..” (RD Informan 2 wawancara 1 baris 8-11)

Informan yang lain mengatakan bahwa keluarga menjadi tolak ukur dirinya untuk aktif dalam organisasi kegerejaan. Keluarga sendiri menjadi panutan seseorang untuk bertindak sehingga keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh seseorang terkadang dipengaruhi keluarganya

“..kalo dukungan mungkin dari keluarga ya karena bapak dulu majelsi, aktif di gereja secara otomatis saya bisa berkecimpung di gereja..” (KP informan 3 wawancara 1 baris 23-25)

“..ya sebetulnya orang tua sangat mendukung. ya awalnya saya tu males2an ikut organisasi gereja seperti ini tapi orang tua mendukung. di sana saya bisa tau bagaimana kehidupan di gereja, memahami jemaat dengan baik dan bisa memberika sesuatu untuk lebih baik. so,orang tua cukup mendukung..” (AK informan 4 wawancara 1 baris 22-27)

b. Dinamika Setelah Bergabung

Dalam sebuah organisasi, seorang individu tidak akan langsung dapat menyatu dengan keadaan organisasi. Dalam perjalanannya, seseorang akan mengalami sebuah perubahan dari dirinya yang benar-benar tidak tahu apa yang dikerjakan dalam organisasi sampai dirinya mengerti apa yang seharusnya dilakukan dalam organisasi. Dalam hal ini, ada suatu proses pembelajaran yang terjadi dalam diri seseorang yang membuat dirinya mengerti.

Tabel 6

Perasaan dalam Organisasi

Informan 1

(EP) Informan 2 (RD) Informan 3 (KP) Informan 4 (AK) Informan 5 (AD) Biasa saja. Kadang menyenangkan kadang tidak Merasa nyaman karena tuntutan tidak terlalu berat Merasa nyaman karena bisa diterima di organisasi Mencoba nyaman karena ada beberapa orang yang tidak cocok dengannya Merasa nyaman dengan keadaan organisasi yang seiman

Berdasarkan data yang ada, ada beragam reaksi ketika informan menyatakan apakah mereka merasa nyaman dalam organisasi tersebut. Perasaan nyaman tersebut dapat bermacam-macam tergantung dari cara pandang seseorang terhadap bagaimana lingkungan tersebut menerima dirinya tersebut.

Seorang informan mengatakn bahwa dirinya merasa biasa-biasa saja atau dia menganggapa kadang menyenangkan dan kadang tidak sehingga dirinya pun merasa terkadang teman-teman bisa menjadi dorongan tapi bisa juga menjadi hambatan untuk berkegiatan.

“..kalo dibilang gimana ya agak bingung. ya dibilang sulit ya sulit, seneng ya seneng.menyenangkannya ya kita kumpul, sharing2 sama2 melayani. sulitnya ya tu, kita gak dibayar, pure pelayanan. lebih meyulitkan lagi adalah kesibukan temen2 pribadi yang menjadi musuh. eh maksudnya kendala..” (EP informan 1 wawancara 2 baris 16-24)

Seorang informan mengatakan bahwa dirinya secara pribadi sedang mencoba untuk membuat dirinya nyaman dalam organisasi tersebut. Hal tersebut disebabkan dirinya merasa ada banyak perbedaan dalam organisasi yang membuat terkadang organisasi tersebut tidak nyaman sehingga informan memiliki keinginan tidak

hanya dirinya tapi juga orang lain juga merasa nyaman dengan keadaan di organisasi tersebut.

“..sebenernya itu masalah pribadi yang dibawa oelh orang tersebut kedalam organisasi sehingga orang yang baru itu merasa tidak diterima dan merasa dibuang oelh organisasi itu..” (AK informan 4 wawancara 2 baris 33-36)

Perasaan nyaman informan dalam organisasi pun cukup beragam. Salah satu informan ada yang mengatakan bahwa dirinya nyaman dalam organisasi tersebut karena orang-orang dalam organisasi tersebut seiman dengan dirinya. Kesamaan seseorang dengan komunitas atau tempatnya berorganisasi membuat seseorang tidak merasa khawatir dengan perbedaan-perbedaan prinsip yang terjadi.

“..Yang pertama karena kita seiman jadi dasarnya sama sehinga untuk bekerja enak lah. trus kemudian karena sudah kenal temen2 dan kita bisa bekerja sama..” (AP informan 5 wawancara )

Perasaaan nyaman dalam organisasi pun dapat dipengaruhi oleh keunikan dalam organisasi gereja itu sendiri. Keunikan ini adalah perbedaan dalam hal tuntutan dalam organisasi tersebut.

“..kalao di kuar gereja kita harus lebih banyak berperan karena itu tanggung jawab besar karena kalo gak berangkat beberapa kali dapet sanksi. dan membagi

waktunya mudah bagaimana membagi waktu dan schedulenya muydah bagaimana saya seorang ketua dan harus membagi waktu dan kegiatan biar gak bentrok. jadi kalo kita ada rapat jam 6, kita harus membagi waktu agar pas jam 6 tu gak bentrok..” (RD informan 2 wawancara 2 baris 32-39)

Perasaan diterima dalam organisasi juga dapat menjadi alasan seseorang untuk mau berkegiatan dalam organisasi tersebut. Perasaaan diterima tersebut dapat disebabkan tidak adanya pembedaan antara senior dan junior dalam organisasi sehingga orang-orang yang baru masuk dapat beradaptasi di organisasi dengan baik.

“..ya lebih ke perasaan nyaman karena diterima. karena pada awalnya pas saya masuk dulu tidak terlalu

dibeda2kan antara yang snior dan yang junior. jadinya ya enka aja gitu, gak ada pembedaan2 antara yang udah tua dan muda..” (KP informan 3 wawancara 3)

Tabel 7

Pemahaman Tentang Berkegiatan Di Gereja

Informan 1

(EP) Informan 2 (RD) Informan 3 (KP) Informan 4 (AK) Informan 5 (AD) Suatu

kewajiban atas hak

Merupakan

suatu hal tulus Melakukan sesuatu yang

baik bagi gereja Membuat sesuatu yang baik bagi gereja dan semua orang Feed back dari yang sudah Tuhan berikan

Pemahaman tentang arti berkegiatan di gereja muncul ketika seseorang mulai menemukan esensi dari apa yang ia lakukan dalam gereja. Dalam hal ini, pemahaman tersebut muncul dalam banyak pengertian. Beberapa informan mengatakan bahwa berkegiatan di gereja adalah membuat suatu hal yang baik bagi gereja dan semua orang.

“..di sana saya bisa tau bagaimana kehidupan di gereja, memahami jemaat dengan baik dan bisa memberika sesuatu untuk lebih baik..” (AK informan 4 wawancara 1 baris 24-26)

“..untuk program2, komisi remaja barusan mengadakan lomba vokal grup. saya rasa itu kegiatan positif yang bisa mengajak remaja di DIY dan jawa tengah untuk lebih memuliakan nama Tuhan dan itu juga bermanfaat buat pengurus dan anggota di komisi remaja untuk beljar berorganisasi, melatih koordinasi, menjaid anak buah dan bagaimana me manage kegiatan dengan baik..” (KP informan 3 wawancara 1 baris 56-62)

Pemahaman yang lain adalah adanya kewajiban atau pengorbanan yang harus dilakukan atas hak yang sudah mereka terima. Hal ini merupakan persembahan dari apa yang mereka dapatkan sebagai hak mereka

“..ya, awalnya diajak temen. trus setelah tu sudah merasa dan mengerti bahwa pelayanan itu istilahnya sabagai feedback dari apa yang Tuhan saya lakukan. jadi ya saya mau untuk berpelayanan dan berorganisasi..” (AP informan 5 wawancara1 baris 13-16)

“..setelah saya merenenungkan kenapa saya seperti ini, pertama saya karena Tuhan tu dah terlalu baik untuk saya karena istilhany Tuhan dah mengorbankan tubuh dan jiwanya untuk menebus dosa kita. Tuhan tu dah menebus kita dan saya gali lagi kita disini mengkuti Tuhan bukan Tuhan mengikuti jadi kita harus melayani Tuhan bukan kita yang dilayani. turs saya juga memilkir saya melayani untuk Tuhan bukan manusia tapi melalui manusia. pikiran saya yang utama saya melayani Tuhan bukan manusia. sampe saat ini itu yang menguatkan saya..” (EP informan 1 wawancara 1 baris 19-29)

Informan lain mengatakan bahwa berkegiatan di organisasi kegerejaan merupakan suatu hal yang harus dilakukan secara tulus. Maksud dari pernyataan ini adalah keunikan dari organisasi ini adalah pada struktur dan bentuk dari organisasi tersebut.

“..karena pada intinya pada organisasi yang bersifat pelayanan kita tau bahwa disini porsi kita adalah pelayanan dan kita harus tulus dan jika kita kluar emosi sama aja gak pelayanan..” (RD informan 2 wawancara 2 baris 64-67)

Munculnya pemahaman baru informan setelah bergabung dalam organisasi kegerejaan membuat mereka memiliki tujuan yang baru dalam rangka melayani Tuhan.

Tabel 8

Tujuan setelah Bergabung

Informan 1

(EP) Informan 2 (RD) Informan 3 (KP) Informan 4 (AK) Informan 5 (AD) Melayani Tuhan dengan sebaik-baiknya Melayani Tuhan karena hal tersebut merupakan kewajiban Mengajak pemuda remaja untuk aktif di gereja Mempelajari struktur organisasi gereja Berusaha untuk melakukan kewajiban dengan melayani Tuhan

Berdasarkan tabel 8, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap informan ketika ia sudah mulai berdinamika dalam organisasi. Salah satu yang berengaruh adalah keinginan untuk melayani Tuhan dengan sebaik-baiknya. Dorongan ini muncul ketika mereka mulai mengerti apa esensi ketika mereka mulai memutuskan untuk bergabung dalam organisasi tersebut.

“..setelah saya merenenungkan kenapa saya seperti ini, pertama saya karena Tuhan tu dah terlalu baik untuk saya karena istilhany Tuhan dah mengorbankan tubuh dan jiwanya untuk menebus dosa kita. Tuhan tu dah menebus kita dan saya gali lagi kita disini mengkuti Tuhan bukan Tuhan mengikuti jadi kita harus melayani Tuhan bukan kita yang dilayani. turs saya juga memilkir saya melayani untuk Tuhan bukan manusia tapi melalui manusia. pikiran saya

yang utama saya melayani Tuhan bukan manusia. sampe saat ini itu yang menguatkan saya..” (EP informan 1 wawancara 1 baris 19-28)

“..kalo menurut saya, persembahan berupa uang tidak ada bandingannya dari apa yang Tuhan berikan bagi kita. kalo gak melayani lalu apa yang bisa kita berikan untuk mengembalikan semua yang Tuhan berikan..” (AP informan 5 wawancara 2 baris 13-16)

“..kalau menurut pendapat saya kewajiban adalah bagian dapri pelayanan sehingga kita akhirnya mendapat hak kita. ya tinggal bagaimana kita melakukannya dengan seimbang..” (RD informan 2 wawancara 3)

Faktor lain yang berpengaruh adalah keinginan untuk membuat suatu program yang berguna bagi gereja.

“..tentunya lebih aktif lagi dalam kegiatan2 gereja terutama untuk kegiatan2 yang membutuhkan banyak massa seperti kepanitiaan natal atau paskah. trus bentar lagi untuk HUT gereja. melalui kegiatan2 itu kan nanti majelis dan pihak gereja yang lain bisa melihat kemampuan dan kesungguhan mereka dalam rangka memajukan gereja..” (KP informan 3 wawancara 2 baris 14-20)

Selain itu, ada pula informan yang mengatakan bahwa ia ingin mempelajari struktur organisasi gereja.

“..hhmm, yang membuat tertarik awalnya karena diajak temen. pertama dirauyu2 biar mau ikut di organisasi.

awalnya lmikir2 dulu tapi lama kelamaan saya seperti mendapatkan saya bisa tau karakter2 tentang orang dan saya bisa mengerti tentang struktur organisasi di gereja..”

(AK informan 4 wawancara 1 baris 10-14)

d. Harapan Setelah Bergabung

Maksud dari harapan sendiri adalah keinginan yang muncul ketika seseorang sudah mulai berdinamika dengan keadaan organisasi yang ada sehingga di dalam dirinya akan timbul keinginan yang ingin dicapai setelah mengikuti proses dalam organisasi

Tabel 9

Harapan ketika berorganisasi

Informan 1

(EP) Informan 2 (RD) Informan 3 (KP) Informan 4 (AK) Informan 5 (AD) Mengajak pemuda remaja lain aktif Menjadi berkat di semua tempat Membuat pemuda dan remaja berpartisipasi dalam gereja Memperbaiki struktur dan birokrasi gereja Memajukan organisasi gereja

Salah satu harapan yang dimiliki oleh informan ketika dirinya bergabung dalam organisasi kegerejaan adalah adanya keinginan untuk mengajak pemuda dan remaja lain untuk aktif dan terlibat dalam organisasi gereja

“..eee, remaja tu kan ada suara sendiri di gereja. pengennya kalo misalnya temen2 remaja ada permasalahan atau keinginan mungkin dalam rangka memajukan komisa dan gereja bisa kita farumkan melalui sidang majelis terbuka atau hanya pas sekedar ngumpul2 di greja trus kita bareng2 mewujudkan kegiatan. ya semacam itu..” (KP informan 3 wawancara 2 baris 7-13)

“..pertama saya ingin lebih kenal sama temen2 greja tu awalnya. tapi kemudian beralih jadi ingin mengajak temen2 karena kita tau sendiri semua opemuda di istilahnya nasional tu surut mungkin busa dikatakan pemuda sekarang lebih akuisme lebih mengutamakan duniawi daripada pelayanan yang sebnernya kurang bagus karena menurut saya yang bagus seimbang antara pelayanan dan duniawi trus kemudia harapan itu berkembang lagi dimana khususnya di segmen pemuda tu turun dan saya ingin mabgnkitkan lagi..” (EP informan 1 wawancara 1 baris 35-44)

Harapan lain yang muncul adalah keinginan untuk menjadi berkat di semua tempat, tidak hanya di gereja saja.

“..makanya ya itu, harapan saia mereka tu disini bukan hanya untuk menjadi pengurus gereja tapi masih banyak juga hal yang masih banyak dilakukan di luar gereja karena jika tanpa hal di luar gereja gereja pun gak akan bergerak karena semua saling berkaitan..” (RD informan 2 wawancara 1 baris 57-62)

Selain itu, harapan yang lain adalah untuk membuat organisasi lebih maju. Memajukan dalam hal ini adalah bukan hanya sekedar membuat organisasi bertambah maju, tetapi juga bisa memperbaiki sesuatu yang mungkin keliru.

“..suatu perubahan, mungkin didalam gereja terdapat struktur2 yang mungkin kurang dapat diterima dan dan dipahami sehingga warga gereja masih mempertanyakan gimana sih kerja majelis selama ini, kenapa seperti ini kok seperti memperburuk keadaan gereja. itu yang saya pikir butuh untuk diatur ualng biar lebih teratur agar menguntungkan bagi warga gereja dan semua yang terlibat didalamnya..” (AK informan 4 wawancara 2 baris 1-8)

“..puas karena kietika acara kita sukses. ya karena kita konsep awal adalah melayani Tuhan, brarti kita melayani Tuhanya harus sukses dalam acara2 apapun..” (AP informan 5 wawancara 2 baris 38-40)

Tabel 10

Hasil Lain Yang Diinginkan Dari Organisasi

Informan 1

(EP) Informan 2 (RD) Informan 3 (KP) Informan 4 (AK) Informan 5 (AD) Memperlebar network dan memahami karakter orang Mengembangkan

bakatnya Belajar berorganisasi Belajar memahami karakter orang lain

Mempersiapkan diri untuk dunia kerja

Setelah seseorang bergabung dalam organisasi keinginan lain yang muncul dalam dirinya adalah keinginan untuk terus belajar dan mengembangkan dirinya. Pengembangan diri dalam hal ini adalah terus mengembangkan kemampuan dirinya dan bertujuan untuk lebih memajukan dirinya atau organisasi.

“..banyak kalo dukungan cuma mereka mendukung dengan apa yang mereka punya dan cara mereka sendiri2. contuhnya ada temen saya yang hobi musik, ya dia mendukung saya agar saya mau mengembangkan saya di bidang lain seperti musik gitu. ini udah sedikit banyaj membantu dalam pelayanan gereja karena kita sedikit menerima tapi banyak memberi..” (RD informan 2 wawancara 2 baris 25-31)

“..jelas pengalaman yang banyak sekali. pengalaman membuat acara, pengalaman berorganisasi, pengalaman berhadapan dengan orang lain. kalo untuk kehidupan jelas berguna karena pengalaman organisasi jelas banyak dibutuhkan trutama dalam dunia kerja..” (KP informan 3 wawancara 2 baris 35-39)

Keinginan yang lain ketika seseorang ingin bergabung dalam organisasi kegerejaan adalah dirinya ingin belajar untuk memahami karakter orang lain yang berbeda-beda.

“..sangat terasa ketika di asrama. ketika sebelum saya masuk asrama hal itu bisa sya pelajari cukup mudah karena orang2nya hanya itu saja dan tidak luas. yah bisa dikatakan hanya satu daerah. sementara ketika di asrama, dari pengalaman yang sudah2 walaupun satu kota atau satu daerah cukup susah untuk menhadapi karakter orang2

yang cukup beragam. tapi dari situ saya belajar untuk dibawa ke organisasi karena mempermudah saya. saya jadi lebih mudah untuk mengerti orang lain dan miungkin juga memahami orang lain..” (AK informan 4 wawancara 2 baris 55-65)

“..menurut saya penting sekali ya karena saya dapet belajar sifat2 orang dan perilaku2 orang yang dimana disaat kita bener2 hidup maksudnya lepas dari ortu kita gak kaget lagi dah ada bekal menangani permasalahan2 di dunia kerja dan itu sangat menolong. trus ya tu, ktia dapet jejaring pertemanan yang tentu saja sangat berguna bagi kehidupan kita besok..” (EP informan 1 wawancara 1 baris 106-112)

Keinginan lain adalah ingin dorongan untuk mempersiapkan diri untuk masuk dalam dunia kerja. Dalam hal ini, informan mengatakan bahwa selama ini dirinya berusaha untuk terus mengembangkan dirinya agar tidak terlalu canggung ketika terjun dalam dunia kerja.

“..mungkn gini, di organisasi ini mungkin adalah suatu bayangan. mungkin kita diliatkan, dunia kerja tu seprti ini. nah ketika kita besok beneran masuk ke dunia kerja ya kita udah ngerti ooo, kalo ada masalha kauyak gini ngatasinya kayak gini. kalo ada permasalahan seprti ini, menyelesaikan masalahnya seprti ini. ada masalah dengan relasi teman nyelesainnya dengan cara ini. ya intinya ini adalah bayangannya dulu lalu kita bisa bener2 terjun di dunia kerja..”(AP informan 5 wawancara 2 baris 66-74)

Dokumen terkait