• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN LITERATUR

A. Motivasi Remaja dan Pemuda

2. Motivasi

Motivasi dalam diri manusia juga dipengaruhi oleh adanya suatu tujuan. Sama halnya dengan kebutuhan, motif yang ada dalam diri manusia akan terbentuk ketika ada tujuan yang ingin dicapai. Ketika ada tujuan yang ingin dicapai tersebut, ada suatu hasrat atau emosi yang muncul dalam diri manusia. Hal tersebut tentu saja berpengaruh terhadap kuat lemahnya motivasi seseorang dalam mencapai tujuan yang diinginkannya tersebut. Tujuan dari motivasi seseorang tersebut dipengaruhi pula oleh nilai-nilai yang dihayati dan dimaknai dengan positif oleh individu tersebut (Locke, 2002).

Faktor lain yang berpengaruh terhadap munculnya motivasi seseorang adalah adanya nilai-nilai yang berpengaruh di lingkungan tersebut (Clary dalam Frater, dkk ,2004). Nilai adalah sesuatu hal yang dipercaya dan diperjuangkan oleh orang-orang sehingga nilai kemudian mempengaruhi seseorang untuk bertindak. Budaya mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan dari seseorang tersebut untuk bertindak. Hal tersebut menyebabkan faktor yang berpengaruh pada setiap orang berbeda-beda tergantung pada nilai-nilai yang mereka anut dan hayati.

Selain itu, faktor lain yang berpengaruh terhadap motivasi pada manusia adalah adanya kesempatan dari organisasi tersebut yang memungkinkan seorang individu untuk maju (Soemanto, 2009). Setiap manusia pasti memiliki sebuah keinginan untuk menjadi lebih baik dari sebelumya. Hal tersebut menyebabkan setiap manusia akan selalu berusaha untuk memenuhi semua tujuan yang dimilikinya tersebut. Selain itu, faktor keinginan untuk maju tersebut bergantung pada visi dan misi dari orang tersebut. Jika seseorang memiliki visi dan misi yang kuat dalam menghayati tujuannya tersebut, ia akan dapat mencapai tujuan yang ia tetapkan tersebut (Baron, 2006).

Motivasi yang timbul dalam diri seseorang pun, dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sosialnya. Dalam sebuah lingkungan sosial, manusia secara tidak langsung akan membuat seorang individu akan mencoba untuk menjadi sama dengan lingkungannya. Hal itu disebut dengan konformitas. Konformitas dalam diri seorang individu akan

muncul ketika individu tersebut berusaha untuk menjadi sama atau berusaha untuk mengikuti keadaan atau kebiasaan dalam lingkungan tersebut. Ada suatu hubungan antara konformitas tersebut dengan motivasi. Dalam suatu lingkungan sosial, terdapat nilai-nilai atau values

yang dihayati oleh semua masyarakat di lingkungan tersebut. Seorang individu yang berada dalam lingkungan sosial tersebut secara tidak langsung akan berusaha untuk menjadi sama atau menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Hal inilah yang membentuk suatu motif atau dorongan yang membuat individu menjadi termotivasi untuk bertindak (Khan & Katz, 1978).

Perilaku yang diwujudkan oleh seseorang selalu bersumber dalam dirinya. Hal tersebut lalu diperkuat dengan adanya motivasi dalam diri manusia. Maslow (dalam Petri, 1981), membuat suatu hirearki tentang kebutuhan manusia. Menurut Maslow, motivasi dapat diidentifikasikan sebagai teori yang menekankan pada usaha pada setiap manusia untuk mencapai potensi yang maksimal dari dirinya atau yang dapal hal ini adalah aktualisasi diri. Hal ini tentu saja bergantung pada motivasi dan motif-motif yang ada dalam diri manusia tersebut (Maslow dalam Petri,1981). Maslow mempercayai bahwa beberapa pandangan mendalam tentang motivasi pada manusia harus menjamah pada diri manusia tersebut secara keseluruhan sehingga faktor keseluruhan tersebut akan berjalan sesuai dengan fungsi-fungsinya.

Motivasi dalam diri manusia dipengaruhi juga oleh adanya motif dalam diri manusia. Motif tersebut dapat berupa emosi, kebutuhan, maupun keinginan dari dalam diri manusia. Kuat lemahnya motivasi seseorang dalam mencapai tujuannya dipengaruhi juga oleh tujuan yang diinginkan oleh manusia tersebut. Maksudnya adalah, ketika keinginan atau kebutuhan tersebut menuntut adanya pemenuhan segera, maka manusia akan cenderung untuk memuaskan kebutuhannya tersebut.

Dalam hubungannya dengan organisasi, motivasi mempengaruhi orang-orang untuk bergabung dalam organisasi tersebut. Ada banyak hal yang berpengaruh terhadap motivasi seseorang. Hal yang paling berpengaruh adalah pada tujuan dari masing-masing individu tersebut. Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap tujuan seseorang untuk melakukan suatu hal. Dalam konteks organisasi, hal tersebut dapat berupa adanya perasaan diterima maupun ada kepuasan tersendiri ketika bergabung dalam organisasi tersebut (Katz & Khan, 1978).

Menurut Maslow (dalam Feist & Feist, 2010), manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam diri yang bersifat dasar. Manusia sendiri dalam hidupnya dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama. Kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat sama untuk semua manusia dan tidak berubah. Dalam teori ini, Maslow juga berpendapat bahwa kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh manusia tidak terbatas hanya pada aspek fisiologis saja tetapi juga pada aspek psikologis seseorang. Maslow berpendapat bahwa kebutuhan pada manusia terjadi pada kondisi

sadar dan bukan atas ketidaksadaran sehingga kebutuhan-kebutuhan tersebut digerakkan oleh motivasi yang mendorong pemenuhan kebutuhannya tersebut. Kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat hirearkis. Maksudnya adalah, kebutuhan yang dimiliki manusia tersebut akan terpenuhi ketika kebutuhan yang ada pada level sebelumnya sudah terpenuhi.

Dalam teori Maslow (dalam Schultz, 1991), motivasi dalam diri manusia dibagi menjadi beberapa tingkatan atau hirearki. Hirearki tersebut dibagi berdasarkan sifat kebutuhan tersebut. Maksudnya adalah, kebutuhan manusia itu sendiri terbagi mulai dari yang bersifat jasmani sampai yang bersifat pribadi dalam diri masing-masing individu. Hirearki ini juga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Maksudnya adalah, setiap kebutuhan tersebut harus dipenuhi sebelum manusia tersebut beralih ke kebutuhan yang lain. Tentu saja kebutuhan yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah kebutuhan yang sifatnya paling bawah dalam hirearki Maslow.

Maslow juga menegaskan bahwa semua manusia harus mencari tujuan pribadinya yang ada didalam dirinya ketimbang sesuatu yang nyata (Maslow dalam Petri , 1981). Artinya, sebuah tujuan yang didasari dari dalam diri manusia sendiri akan lebih berpengaruh terhadap motivasinya tersebut ketimbang yang berdasarkan pada hal-hal yang terlihat. Maslow pun menganggap bahwa motivasi yang timbul dalam diri manusia dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan yang secara tidak langsung tidak

mereka sadari. Contuhnya adalah, kebutuhan fisiologis. Secara tidak sadar, manusia sendiri membutuhkan pemuasan kebutuhan seperti makan, sex dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja memperkuat pernyataan Maslow bahwa faktor ketidaksadaran juga berpengaruh terhadap penentuan tujuan yang dibuat oleh manusia. hirearki kebutuhan dalam manusia adalah sebagai berikut (Maslow dalam Boeree, 2004),

- Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis lebih menekankan pada adanya pemenuhan kebutuhan dasar dalam diri manusia. Kebutuhan dasar tersebut dapat berupa kebutuhan akan makan, sex, dan lain sebagainya. Dalam kehidupan saat ini, pemenuhan kebutuhan fisiologis dapat dilihat dari banyaknya penawaran dalam bentuk apapun yang tujuannya adalah untuk membuat seseorang merasa kebutuhannya dipenuhi. Ketika seseorang tersebut merasa kebutuhannya dipenuhi, maka ia akan cenderung untuk lebih termotivasi untuk melakukan yang terbaik.

- Kebutuhan akan rasa aman

Kebutuhan akan rasa aman ini lebih menekankan pada adanya jaminan rasa aman dan kemapanan akan keadaan yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini, seseorang yang merasa dirinya telah aman atau tidak merasa diganggu keadaanya akan lebih maksimal dalam melakukan apa yang dilakukannya. Hal

ini disebabkan dirinya telah merasa aman dan mapan dengan keadaannya sehingga ia akan merasa lebih nyaman dalam melakukan kegiatannya.

- Kebutuhan akan cinta kasih

Kebutuhan akan cinta kasih ini menekankan pada adanya relasi dan interaksi yang terjadi dalam setiap hubungan dengan sesama manusia. Dalam hal ini, seseorang akan menjadi lebih termotivasi dan tergugah untuk beraktivitas ketika ia mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Selain itu, seseorang juga akan lebih termotivasi dalam melakukan kegiatannya ketika ia merasa nyaman dan diterima dalam komunitas yang ada. Hal ini berpengaruh pada orang-orang yang sering beraktivitas dan berhubungan dengan orang lain sehingga ia menjadi lebih maksimal dalam kegiatannya.

- Kebutuhan akan harga diri

Kebutuhan ini lebih membahas pada penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas hasil kerja yang dilakukannya. Seseorang tentu akan lebih merasa dirinya menjadi lebih baik dan nyaman ketika ia diriya sendiri selalu diberi masukan yang baik tentang dirinya. Hal ini berdampak pada meningkatnya

kepercayaan diri yang dimilikinya sehingga ia akan lebih termotivasi dalam melakukan pekerjaannya

- Aktualisasi diri

Aktualisasi diri terjadi ketika seseorang telah menemukan suatu keadaan bahwa dirinya mampu untuk menjadi seseorang yang berbeda dari keadaan yang sebelumnya. Maksudnya adalah seseorang akan merasa lebih termotivasi lagi ketika ia telah mencapai apa yang menjadi tujuannya selama ini. Dengan kata lain, orang tersebut akan merasa puas ketika dirinya telah mendapatkan apa yang ia cari selama ini. Ketika ia sudah mendapatkannya, maka ia akan cenderung untuk terus mencari apa saja yang menjadi tujuannya dan tentu saja apa yang ia capai adalah sesuatu yang baru. Hal tersebut membuat seseorang akan terus memperkaya dirinya dengan hal-hal yang baru sehingga dirinya akan menjadi lebih kaya dalam banyak hal.

Dokumen terkait