• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Integritas Pribadi (Kejujuran)

1. Pengertian Integritas Pribadi (Kejujuran)

Menurut Yaumi (2014:67), integritas adalah suatu konsep tentang konsistensi tindakan, nilai-nilai, metode, ukuran, prinsip-

prinsip, harapan, dan hasil. Dalam hubungannya dengan etika, integritas selalu dirujuk pada kejujuran, kepercayaan, atau ketepatan. Integritas adalah keselarasan antara etika dan moralitas, semakin terintegritasi, semakin tinggi level integritas yang ada. Dengan demikian, integritas dapat menghasilkan sifat keteladanan seperti kejujuran, etika, dan moral.

Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada salah satu sifat keteladanan dalam integritas yaitu kejujuran. Kejujuran merujuk pada suatu karakter moral yang mempunyai sifat-sifat positif, penuh kebenaran, dan lurus sekaligus tiadanya bohong, curang, ataupun mencuri. Kejujuran saat ini menjadi barang langka baik dalam dunia pendidikan, politik, perdagangan, maupun dalam kehidupan sehari- hari. Pentingnya kejujuran diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari seperti di sekolah agar siswa mempunyai pribadi yang baik dan tidak mau untuk merugikan orang lain, seperti: korupsi atau mendapatkan nilai ujian yang bagus dengan cara mencontek. Syamsul (2013:205) mengatakan bahwa jujur adalah lawan kata dari dusta dan memiliki arti kecocokan sesuatu sebagaimana dengan fakta. Jujur dapat dimaknai sebagai kebenaran, artinya jika tidak ada kebenaran dalam sebuah berita yang disampaikan maka dapat dikatakan tidak jujur. Lickona (2014: 65) berpendapat bahwa kejujuran adalah salah satu bentuk nilai yang harus diajarkan disekolah. Jujur dalam berurusan dengan orang lain misalkan tidak menipu, mencurigai, atau mencuri dari orang lain.

Hal ini merupakan sebuah cara yang mendasar untuk menghormati orang lain. Sedangkan menurut Pupuh et al (2013: 188), jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

Menurut Yaumi (2014: 64) kejujuran bukan hanya diucapkan, bukan pula dijadikan simbol atau jargon, melainkan harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan perilaku, satuan kata dan perbuatan adalah intisari kejujuran.

Kodsinco, 2011 (Yaumi, 2014: 65) menguraikan beberapa hakikat dari kejujuran, sebagai berikut:

a. Ketika kita mengatakan yang benar, kita sedang melakukan kejujuran.

b. Kita melakukan kejujuran ketika kita bertindak sesuai dengan yang dipikirkan

c. Kita jujur ketika mengatakan yang benar sekaligus orang lain tidak setuju

d. Hiduplah setiap hari dengan kejujuran, anda akan lebih berbahagia dan membuat bahagia setiap orang di sekitar anda.

Kejujuran itu sendiri mempunyai makna yaitu jujur merupakan sebuah karakter yang dianggap dapat membawa bangsa menjadi bangsa yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan

(dalam bentuk perasaan, kata-kata, dan atau perbuatan). Makna lain dari jujur yaitu jujur lebih jauh dikorelasikan dengan kebaikan (kemaslahatan). Kemaslahatan sendiri maknanya kepentingan orang banyak, bukan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya, tetapi semua orang yang terlibat. Menurut (Kesuma, 2011: 16) jujur bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada.

Menurut Mustari (2014: 12) ada beberapa tingkatan kejujuran, menurut Kong Fu Tse: Li, ingin tampak benar untuk keuntungan pribadi; Yi, mengatakan apa yang benar atas dasar bahwa kita akan diperlukan secara sama; Ren, berdasarkan bentuk yang paling mulia dari empati terhadap yang lain yang berbeda dari kita baik secara umur, jenis kelamin, budaya, pengalaman, keluarga, dan sebagainya.

2. Komponen-komponen Karakter yang Baik

Karakter mengalami pertumbuhan yang membuat suatu nilai menjadi budi pekerti, sebuah watak batin yang dapat diandalkan dan digunakan untuk merespon berbagai situasi dengan cara yang bermoral. Menurut Lickona (2014: 75) karakter manusia terbentuk dari 3 macam bagian yang saling berkaitan atau saling memengaruhi dengan beragam cara, yaitu: pengetahuan moral, perasaan moral, dan aksi atau perilaku moral berserta komponen-komponen pembentuknya.

a. Pengetahuan Moral 1) Kesadaran moral

Kesadaran seseorang untuk mengetahui tanggung jawab moralnya, sehingga seseorang akan menggunakan akal sehatnya dalam melakukan sesuatu dan harus bisa dapat membedakan benar atau salah.

2) Mengetahui nilai-nilai moral

Seseorang atau siswa harus mengerti nilai-nilai moral yang terkandung dalam sikap hormat dan bertanggung jawab ke dalam perilaku moral.

3) Pengambilan perspektif

Kemampuan siswa untuk mengambil sudut pandang orang lain, melihat situasi dari sudut pandang orang lain, membayangkan bagaimana mereka berpikir, bereaksi, dan merasa.

4) Penalaran moral

Memahami makna sebagai orang yang bermoral dan seseorang mengerti pentingnya moral di dalam kehidupan sehari-hari 5) Membuat keputusan

Kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan di saat seseorang tersebut berada dalam masalah atau berada dalam persoalan moral.

6) Memahami diri sendiri

Seseorang haruslah sadar akan terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sendiri dan mampu mengerti apa saja yang bisa digunakan untuk membantu memperbaiki kelemahan yang ada pada dirinya sendiri dengan mengulas perilaku di dalam kehidupan sehari-hari dan mengevaluasinya dengan kritis.

b. Perasaan Moral

Mempunyai kepedulian untuk menjadi seseorang yang jujur, adil, dan santun terhadap orang lain, hal ini memengaruhi pengetahuan moral seseorang ke perilaku perilaku seseorang. Beberapa aspek yang akan memberikan pengajaran tentang karakter yang baik, yaitu:

1) Hati nurani

Hati nurani memiliki dua sisi, yaitu: sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi kognitif menuntun seseorang dalam menentukan hal yang benar, dan sisi emosional menjadikan seseorang merasa mempunyai kewajiban untuk melkaukan hal yang benar.

2) Penghargaan diri

Seseorang yang memiliki dan mampu menghargai penghargaan diri yang sehat, maka seseorang akan mampu menghargai dan menerima kekurangan dan kelebihan dirinya sendiri.

3) Empati

Kemampuan mengenali, merasakan, seperti ikut dalam peristiwa yang dialami oleh orang lain

4) Mencintai kebaikan

Mempunyai ketertarikan murni, yang tidak dibuat-buat, dan konsisten pada kebaikan

5) Kontrol diri

Dapat membatasi diri sendiri dari hal-hal yang bersifat negatif sehingga tidak terlena dengan hal-hal yang negatif

6) Kerendahan hati

Pekerti moral yang kerap diabaikan, padahal pekerti ini merupakan bagian penting dari karakter yang baik dan dapat membantu membatasi perilaku seseorang yang negatif.

c. Tindakan moral 1) Kompetensi

Kemampuan mengubah pertimbangan dari perasaan moral ke tindakan moral yang efektif

2) Kehendak

Kehendak dibutuhkan untuk menjaga emosi agar dapat terkendali dan masuk akal

3) Kebiasaan

Kebiasaan seseorang akan memengaruhi perilaku di kehidupan sehari-hari.

3. Ciri-ciri Kejujuran

Perilaku anak yang suka berbohong atau mendapatkan toleransi kebohongan dari pihak orang lain, maka secara tidak langsung telah terbentuk dalam diri seorang anak karakter toleran terhadap

kebohongan, bahkan anak akan menganggap “harus berbohong”. Hal

ini menjadi berbahaya untuk penguatan karakter anak. Beberapa ciri- ciri orang jujur (Kesuma, 2011: 17), yaitu sebagai berikut:

a. Jika bertekad (inisiasi keputusan) untuk melakukan sesuatu, tekadnya dalam melakukan adalah kebenaran dan kemaslahatan. b. Jika berkata tidak berbohong (benar apa adanya)

c. Jika adanya kesamaan antara apa yang dikatakan hatinya dengan apa yang dilakukannya.

Ciri-ciri orang jujur (Mulyasa, 2013: 148)

a. Mengemukakan apa adanya tanpa ada kebohongan b. Berbicara secara terbuka sesuai dengan kenyataan c. Menunjukkan fakta atau bukti yang sebenarnya d. Menghargai data

e. Mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya. Ciri-ciri orang jujur (Pupuh, 2013: 107)

a. Melaksanakan atau melakukan tugas sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di sekolah

b. Menyebutkan secara tegas keunggulan dan kelemahan suatu pokok bahasan tanpa ragu sehingga dapat diterima dengan baik oleh orang lain

c. Mau bercerita tentang permasalahan dirinya dan mampu menerima pendapat temannya

d. Mengemukakan pendapat tentang sesuatu sesuai dengan yang diyakininya dan tidak memaksakan kehendak agar semua orang mau menerima pendapatnya.

e. Membayar barang yang dibeli dengan jujur

f. Mengembalikan barang yang atau ditemukan di tempat umum. Seseorang yang memiliki karakter jujur akan di sukai orang lain, baik dalam konteks persahabatan, bisnis, rekan/mitra kerja, dan sebagainya. Karakter kejujuran menjadi salah satu karakter pokok untuk menjadikan seseorang cinta kebenaran, apapun resiko yang akan diterima dirinya dengan kebenaran yang dia lakukan.

Dokumen terkait