• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Keterampilan Berkomunikasi

1. Pengertian Keterampilan Berkomunikasi

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti „sama‟. Communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan (Khairani, 2015: 5). Berkomunikasi antarpribadi, atau secara ringkas berkomunikasi, merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya. Selain itu sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia oleh hanya dapat dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya. Oleh karena itu, penting bagi kita menjadi terampil berkomunikasi.

Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut

Ada beberapa pengertian komunikasi menurut para ahli, sebagai berikut:

Komunikasi menurut Effendy (Khairani, 2015: 6) adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan. Komunikasi menurut Handoko (Khairani, 2015: 6) adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain. Komunikasi menurut menurut Evertt M. Rogers (Khairani, 2015: 6) sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya.

Menurut Johnson (Supraktiknya, 1995:30), secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. Komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas dari sekedar wawancara. Setiap bentuk tingkah laku menungkapkan pesan tertentu, sehingga juga merupakan sebentuk komunikasi. Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima. Menurut Herry Hermawan (2012: 5) komunikasi dinyatakan

sebagai aktivitas yang dinamik yang dicirikan oleh tindakan, perubahan dan gerakan. Dalam proses ini terjadi aktivitas pemahaman karena para pelaku komunikasi atau orang-orang yang terlibat dalam komunikasi harus memahami yang sedang dikatakan atau didengarkannya.

Komunikasi menurut Theodore Herbert (Khairani, 2015: 6) merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak yang lain.

Kamus psikologi (Khairani, 2015: 7), menyebutkan enam pengertian komunikasi:

a. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ketempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang- gelombang suara.

b. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme kepada pihak lain

c. Pesan yang disampaikan dapat diterima orang lain

d. Teori Komunikasi berpendapat proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan

e. Menurut K. Lewin adalah pengaruh suatu wilayah personal pada wilayah personal yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain

f. Menurut Rakhmat, 1985 adalah pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.

Kemampuan berkomunikasi seorang individu tidaklah tumbuh begitu saja tetapi ada sebuah proses yang harus diupayakan. Setiap manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berkomunikasi dan bagaimana manusia dapat mewujudkan segala potensi yang ada dalam dirinya menjadi kekuatan yang besar tergantung pada sikap dan kepribadiannya (komunikasi non verbal), dan cara berkomunikasi (komunikasi verbal). Dengan kata lain, manusia sebagai pelaku komunikasi harus mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif, bukan dengan proses kekerasan maupun pemaksaan melainkan karena adanya unsur kesetaraan, keselarasan, dan pemahaman.

2. Keterampilan Dasar Berkomunikasi

Agar mampu memulai, mengembangkan dan memelihara komunikasi yang akrab, hangat, dan produktif dengan orang lain, kita perlu memiliki sejumlah keterampilan dasar berkomunikasi. Menurut Johnson 1981 (Supratiknya, 1995:10), beberapa keterampilan dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Pertama, kita harus saling memahami. Secara rinci, kemampuan ini mencakup beberapa sub kemampuan, yaitu sikap percaya, pembukaan

diri, keinsyafan diri, dan penerimaan diri (Johnson, 1981). Kedua, kita harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita secara tepat dan jelas, kemampuan ini juga harus disertai kemampuan menunjukkan sikap hangat dan rasa senang serta kemampuan mendengar dengan cara yang akan menunjukkan bahwa kita memahami lawan komunikasi kita. Ketiga, kita harus mampu saling menerima dan saling memberikan dukungan atau saling menolong. Kita harus mampu menanggapi keluhan orang lain dengan cara-cara yang bersifat menolong, yaitu menunjukkan sikap memahami dan bersedia menolong sambil memberikan bombongan dan contoh seperlunya. Keempat, kita harus mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antarpribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan orang lain, melalui cara-cara yang konstruktif.

Menurut Johnson (Supraktiknya, 1995: 12) ada beberapa cara dalam mempelajari keterampilan berkomunikasi, yaitu: pertama, harus menyadari mengapa keterampilan berkomunikasi ini penting kita kuasai dan apa manfaatnya bagi kita. Kedua, harus memahami keterampilan berkomunikasi dan bentuk-bentuk perilaku komponennya yang perlu kuasai untuk mewujudkan keterampilan itu. Ketiga, harus rajin mencari dan menemukan situasi-situasi di mana kita dapat mempraktikkan keterampilan tersebut. Keempat, tidak boleh segan atau malu menerima bantuan orang lain untuk memantau usaha kita serta memberikan penilaian tentang kemajuan yang sudah kita

capai maupun kekurangan yang masih kita miliki. Kelima, tidak boleh bosan belajar atau berlatih. Keenam, keseluruhan latihan tersebut harus dibagi dalam satuan-satuan atau bagian-bagian tertentu, agar setiap kali dapat dirasakan keberhasilan usaha kita. Ketujuh, saling menolong bila dapat menemukan teman yang dapat kita ajak sebagai lawan berlatih. Kedelapan, keterampilan berkomunikasi dengan seluruh komponen atau bagiannya harus terus-menerus dilatih dan praktiknya, sampai akhirnya menjadi bagian dari diri.

Menurut Hutagalung (2007: 66), komunikasi adalah seni dengan falsafah air, yaitu berkomunikasilah sesuai wadah atau tempat dimana seseorang berada agar komunikasi yang dilakukan efektif. Agar individu dapat berkomunikasi secara efektif maka kunci utamanya adalah perilaku diri (your attitude). Menurut Hutagalung (2007: 67) seseorang haruslah senantiasa mengingat kiat dalam berkomunikasi, yaitu:

a. Senantiasa berupaya untuk menyenangkan orang lain (always try to please somebody)

b. Junjung tinggi adat budaya/norma susila dimana anda berada (if you are in rome, do as a romans do).

3. Tata Cara Berbicara yang Baik

Untuk senantiasa berkomunikasi efektif dalam kehidupan sehari-hari, individu juga harus memahami tata cara berbicara yang baik untuk lebih memperkaya wawasan dalam melakukan komunikasi efektif menurut Hutagalung (2007: 68), yaitu:

a. Lihatlah lawan bicara

Saat seseorang melakukan komunikasi, tetaplah dan lihatlah lawan bicara dengan pandangan bersahabat.

b. Suara harus terdengar jelas

Jika berkomunikasi dengan orang lain, suara yang dikeluarkan harus jelas terdengar.

c. Ekspresi wajah yang menyenangkan

Wajah adalah cerminan hati. Jika kita selama berkomunikasi menampakan wajah cemberut, maka hal ini menggambarkan sikap kita yang tidak bersahabat dengan lawan bicara kita.

d. Tata bahasa yang baik

Gunakan bahasa yang sesuai dengan kondisi dan situasi selama komunikasi berlangsung.

e. Pembicaraan mudah dimengerti, singkat dan jelas.

4. Cara Mempelajari Keterampilan Berkomunikasi

Keterampilan berkomunikasi bukan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir dan juga tidak muncul secara tiba-tiba saat kita memerlukannya, keterampilan tersebut harus dipelajari dan dilatih. Menurut Johnson (Supratiknya, 1995: 12) ada beberapa cara yang mempelajari keterampilan berkomunikasi, yaitu:

a. Harus menyadari mengapa keterampilan berkomunikasi penting untuk di kuasai dan apa manfaat bagi kita

b. Harus memahami keterampilan berkomunikasi dan bentuk-bentuk perilaku komponennya yang perlu dikuasai untuk mewujudkan keterampilan itu

c. Harus rajin mencari dan menemukan situasi-situasi di mana kita dapat mempraktikkan keterampilan tersebut

d. Tidak boleh segan atau malu menerima bantuan orang lain untuk memantau usaha kita serta memberikan penilaian tentang kemajuan yang sudah kita capai maupun kekurangan yang ada pada diri kita e. Tidak boleh bosan belajar dan berlatih

f. Keseluruhan latihan tersebut harus dibagi dalam satuan-satuan atau bagian-bagian tertentu

g. Saling menolong bila dapat menemukan teman yang dapat kita ajak sebagai lawan berlatih

h. Keterampilan berkomunikasi dengan seluruh komponen atau bagiannya harus terus-menerus dilatih dan harus mempraktikkannya dikehidupan sehari-hari.

5. Fungsi Komunikasi

Manusia yang berkomunikasi dengan manusia lain, adalah manusia yang penuh derita. Tanpa komunikasi, manusia dapat berubah dari manusia normal menjadi manusia agresif atau depresif.

Beberapa fungsi dari komunikasi menurut Robbins, 2002: 310 (Khairani, 2015: 15), sebagai berikut:

a) Kendali: komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi.

b) Motivasi: komunikasi membantu mengembangkan perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja dengan baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja itu jika itu di bawah standar.

c) Pengungkapan emosional: bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana para anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial

d) Informasi: komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif.

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. menurut Laswell

komponen-komponen komunikasi adalah sebagai berikut (Khairani, 2015: 16):

a) Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain

b) Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain

c) Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan.

d) Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.

e) Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya

f) Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan.

6. Jenis-jenis komunikasi

Proses komunikasi bisa terjadi dalam diri seorang individu, dengan orang lain, dan kumpulan-kumpulan manusia dalam proses sosial. Berdasarkan pendapat tersebut, Burgon & Huffner (Khairani, 2015: 14) membuat klasifikasi tiga jenis komunikasi, yaitu:

a. Komunikasi intrapersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu (internal). Contohnya adalah kegiatan merenung, berpikir, berdialog dengan diri sendiri.

b. Komunikasi interpersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi antara satu individu dan individu lain sehingga memerlukan tanggapan (feedback) dari orang lain. Contohnya, perbincangan dengan keluarga, pasangan, teman, rekan kerja, dan lain-lain. c. Komunikasi massa, yaitu proses komunikasi yang dilakukan

kepada sekumpulan manusia di mana di dalamnya terdapat proses sosial, baik melalui media massa atau langsung, dan bersifat satu arah. Contohnya, kegiatan komunikasi (penyebaran informasi) yang terjadi di hadapan sekumpulan massa, melalui televise, radio, media internet, media cetak, dan lain-lain.

Berkomunikasi menuntut seseorang untuk berbagi atau menggunakan secara bersama-sama (sharing), karena berkaitan dengan sesuatu yang saling dipertukarkan, seperti pengalaman atau berbagi informasi. Dengan demikian berkomunikasi bagi kehidupan manusia sangatlah penting, karena komunikasi dapat memengaruhi kepribadian seseorang dan kemampuan berkomunikasi seseorang tidak hanya tumbuh dan berkembang dengan instan tetapi membutuhkan proses yang harus diupayakan dan dikembangkan.

Dokumen terkait