Fasilitasi pengembangan PS air
B. Ruang Lingkup Pengelolaan Persampahan
8.4.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Persampahan
Pola pembuangan sampah yang ada di Kabupaten Madiun dilaksanakan dengan sistem individual dan komunal yang sudah dilayani oleh sistem pengelolaan sampah umum, mulai dari pengumpulan, hingga pembuangan akhir, yang dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Secara umum, sampah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Sampah organik, yaitu jenis sampah yang dapat diproses oleh alam (dapat didaur ulang secara alami), misalnya makanan, daun-daunan dan lainnya
2. Sampah non-organik, yaitu jenis sampah yang tidak bisa didaur-ulang secara alami, misalnya sampah plastik, besi, logam, porselin, dan lainnya.
Sedangkan untuk sumber sampah dapat berasal dari: 1. Sampah rumah tangga (domestik)
2. Sampah non rumah tangga (non domestik) yang terbagi atas:
sampah pasar dan pertokoan
sampah jalan,
sampah fasilitas umum/sosial (pendidikan, kesehatan, perkantoran, dsb)
sampah kawasan industri (pabrik, kerajinan, dsb) 3. Sumber sampah lainnya.
Perhitungan volume timbulan sampah didasarkan pada beberapa faktor, yaitu besarnya peningkatan tingkat pelayanan tiap tahun dan peningkatan jumlah penduduk. Dominasi komposisi sumber sampah untuk wilayah Kabupaten Madiun diperkirakan tidak akan berubah terutama dalam waktu dekat, karena pola hidup masyarakat dalam mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan belum dapat dirubah dalam jangka pendek. Jadi dengan bertambahnya jumlah penduduk akan terjadi penambahan volume sampah.
Di Kabupaten Madiun memiliki Tempat Pembuangan Sampah sebanyak 14 Lokasi yang berada di Kecamatan Caruban, Jiwan, Wungu dan Uteran. Adapun jenis TPSS yang tersedia sebanyak 12 yang permanen dan 12 container. Untuk frekuensi pengambilan dan pengangkutan sampah dari TPSS rata-rata dilakukan 1 kali dengan pada siang hari. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 8.11
Jumlah TPS dan Sistem Pelaksanaan Penampungan Setempat/Pengolahan Awal
Jumlah TPS 14 Lokasi
Jenis TPSS yang tersedia 12 yang permanen 12 Container
Lokasi TPSS Caruban, Jiwan, Wungu dan Uteran
Frekuensi pengambilan dan pengangkutan sampah dari TPSS
Rata-rata 1 kali Jadwal pengambilan dan
pengangkutan sampah dari TPSS
Siang hari Lembaga yang menggelola operasi dan
pemeliharaan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
pengangkutan yang digunakan dari rumah ke rumah adalah gerobak sampah dorong, dan pihak yang melakukan pengambilan sampah dari rumah adalah RT/RW dan DKP. Data dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 8.12 Pengumpulan Setempat Pengumpulan Setempat
Frekkuensi pengambilan sampah dari rumah ke rumah
Setiap hari/1 kali perhari Alat pengangkuran sampah dari rumah
ke rumah
Gerobak Sampak dorong Pihak yang melakukan /pengambilan
sampah dari rumah
RT/RW dan DKP
Data timbulan sampah rumah tangga sebanyak 96 m3/hari, dan perkiraan total timbulan sampah sejenis sampah rumah tangga adalah 48 m3/hari, untuk perkiraan total timbulan sampah spesifik sebanyak 0,25 m3/hari dan perkiraan total timbulan sampah organik sebanyak 71,41 m3/hari sedangkan perkiraan total sampah non organik 28,59 m3/hari. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 8.13 Timbulan Sampah
Timbulan Sampah Kapasitas
Perkiraan Timbulan Sampah RT 96 m3/hari Perkiraan Total Timbulan Sampah
sejenis sampah RT 48 m3/hari
Perkiraan total timblan sampah
specifik 0,25 m3/hari
Perkiraan Total Tibulan Sampah
organik 71,41 m3/hari
Perkiraan Total sampah Non Organisk 28,59 m3/hari
Tabel 8.14 Pengangkutan Sampah
Pengangkutan Keterangan
Jenis kendaraan pengangkut sampah
Arm Role 3 Unit Damp truck 3 Unir Truck Bak 1 Unit Pick Up 1 Unit Total Volume sampah yang
diangkut dari TPSS menuju TPA
96 m3/hari
Pembuangan Akhir/Daur Ulang Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayen Kab. Madiun Sistem yang digunakan dalam
TPA
Open Dumping Kapasitas dan Luas TPA 120.000 m3 luas 6 Ha Volume sampah yang masuk
TPA
Pengangkutan Keterangan Komposisi sampah yang masuk
TPA
Organik, kertas, plastik, kaca dan logam
Jumlah Pemulung di TPA 28 Orang
Keberadaan hewan di TPA Ada kambing milik masyarakat yang digembalakan di TPA. Ketersediaan instalasi
pengolahan air lindi
Ada
Sumur Pantau Ada 2 Unit
Dari tabel diatas Dinas Keersihan dan Pertamanan memiliki jenis kendaraan pengangkut sampah adalah Arm Role 3 Unit, Damp truck 3 Unir, Truck Bak 1 Unit, Pick Up 1 Unit. Untuk Total volume sampah yang diangkut dari TPSS menuju TPA sebanyak 96 m3/hari, pembuangan Akhir dilakukan di Desa Kaliabu Kecamatan Mejayen Kab.Madiun, untuk sistem yang digunakan masih open dumping dengan kapasitas dan luas TPA 120.000 m3 dan Luas 6 Hektar.
Komposisi sampah yang masuk TPA adalah sampah organik, plastik, kaca dan logam. Jumlah pemulung di TPA sebanyak 28 orang. Dilokasi TPA terdapat hewan milik penduduk berupa kambing. Disisi lain tersedia instalasi pengolahan air lindi dan sumur pantau sebanyak 2 unit.
Cakupan pelayanan persampahan di Kabupaten Madiun telah mencakup seluruh kecamatan. Dengan kondisi timbulan sampah yang berbeda, maka cakupan pelayanan menyesuaikan dengan eksisting persampahan setiap kecamatan tersebut.
Mekanisme Sistem pengelolaan sampah di Kab. Madiun adalah sebagai berikut:
1. Pewadahan Pola. Pewadahan yang direncanakan berupa pola pewadahan individual yang diletakkan dekat rumah untuk permukiman dan diletakkan di belakan untuk pertokoan serta pola pewadahan komunal yang diletakkan sedekat mungkin dengan sumber sampah di tepi jalan besar.
2. Pengumpulan Sampah. Sama dengan pola pewadahan, rencana sistem pengumpulan sampah akan mengunakan dua sistem juga yaitu pengumpulan individual yang dilakukan dengan sistem pelayanan door to door (dengan truk kecil dikumpulkan ke depo atau langsung diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir) dan sistem pelayanan door to door (dengan gerobak dan dikumpulkan di depo atau Tempat Pembuangan Sementara yang akan disediakan pada setiap pusat BWK). Cara lain dengan sistem individual adalah dengan cara mengumpulkan sekaligus memusnahkan sampah tersebut sendiri. Sistem pengumpulan komunal adalah dimana masyarakat mengantarkan sampah ke tempat yang telah ditentukan.
3. Pengangkutan Sampah. Pengangkutan dilakukan dengan dump truk, arm rool truk dan mobil patrol dari Tempat Pembuangan Sementara ke Tempat Pembuangan Akhir.
4. Tempat Pembuangan Akhir. Tempat pembuangan akhir berlokasi di dengan sistem open dumping, lokasi ini dianggap cukup representative karena jauh dari permukiman penduduk dan arealnya cukup luas.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Madiun mengoperasikan sarana pengumpulan dan pengangkutan sampah yang terdiri dump truck, arm roll truck, Transfer depo, container dan gerobak. Rincian kondisi sarana pengumpulan dan pengangkutan sampah yang dimiliki oleh DKP Kabupaten Madiun diperlihatkan pada tabel berikut
Tabel 8.15
Kondisi Sarana Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah di Kabupaten Madiun
No Jenis Sarana Jumlah (unit )
Kapasitas (m3 )
Komposisi ( unit )
Baik Sedang Rusak
1. Dump Truk 3 6 3 - - 2. Arm roll 3 6 3 - - 3. Truk 1 4 1 - - 4. Mini Truk 1 2 - - 5. Hand Traktor 1 - 1 - - 6. Motor Sampah 1 1,5 1 - - 7. Container 28 6 24 - 4 8. Gerobak Sampah 65 1 38 - 22 9. TPS 10 6 10 - - 10. Transfer Depo 6 - 6 - -
Lokasi TPA di Desa Kali Abu Kecamatan Caruban Kabupaten Madiun jarak dengan pemukiman terdekat 10 Km, luas lahan tersedia 6 Ha atau 60.000 km2. Lahan tersebut telah dimanfaatkan untuk pengolahan sampah selama 15 tahun telah termanfaatkan seluas 12.500 m2 atau 1,25 Ha, sisa lahan yang tersedia 47.500 m2 Kapasitas TPA direncanakan untuk 1800.000 m3, diharapkan mampu menampung sampah yang dihasilkan masyarakat Kabupaten Madiun hingga tahun 2045 mendatang. Pada saat ini TPA telah terisi sampah sejumlah 21 %. Sistem pengolahan sampah yang diterapkan saat ini adalah Kontrolled land fill.
Belum semua sampah yang dihasilkan di Kabupaten Madiun dibuang ke TPA yang telah tersedia, dengan alasan masyarakat membung sampah dikebun sendiri ( dibakar dan ditimbun ). Hal ini perlu mendapatkan perhatian apabila produksi sampah diwilayah layanan tertangani semua ada peningkatan 15 %. Jumlah sampah yang dihasilkan saat ini 34.732,809 m3/tahun dengan peningkatan 15 % untuk waktu yang akan datang menjadi 34.907,462 m3/tahun dari jumlah sampah yang ditangani saat ini pada wilayah jngkauan layanan yang tetap.
Sesuai dengan tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun ketahun yang terus berkembang akan berpengaruh langsung terhadap kepadatan pemukiman. Lahan yang saat ini masih dapat
dimanfaatkan untuk menimbun sampah, untuk tahun – tahun mendatang sudah tidak ada lagi sehingga pertumbuhan sampah akan berkembang dengan pesat. Pada akhirnya lahan TPA diperkirakan mampu menampung hingga 73 tahun mendatang tidak akan tercapai. Untuk menangani pertumbuhan sampah yang semakin besar diperlukan tambahan sarana dan tenaga kerja yang cukup banyak. Disisi lain peledkan timbulan sampah apabila tidak segera ditangani secara profesional akan menimbulkan dampak munculnya wabah berbagai penyakit, bahaya banjir, terbentuknya permukiman yang kumuh dan secara fisik kota Madiun akan menjadi Kota Sampah.
Permasalahan persampahan yang ada di Kabupaten Madiun dibagi menjadi dua yaitu : 1. Permasalahan persampahan di tingkat masyarakat :
Timbulan sampah di Kabupaten Madiun yang dapat dikelola di wilayah dengan timbulan 34.732.809 m3/tahun serta tiap tahun rata-rata mengalami peningkatan 0,5%.
Karakteristik/jenis/komposisi sampah di Kabupaten Madiun terbesar adalah sampah domistik dengan kandungan bahan organik 75,48%.
Sarana pengelolaan sampah yang ada kondisinya masih baik.
Sampah yang dapat dimanfaatkan pada saat ini baru 6,48% yang terdiri sampah organik, sampah plastik, besi dan kertas.
Mengingat timbulan sampah dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan untuk masa yang akan datang, pengolaan sampah perlu ditingkatkan mulai dari pemilahan dari sumber sampah, pemanfaatan sampah akan lebih mudah sehingga sampah yang dihasilkan dapat memberi nilai positif bagi kesejahteraan masyarakat.
2. Permasalahan persampahan di tingkat pemerintah :
Minimnya sistem perencanaan persampahan termasuk database persampahan. Database ini tentunya sangat berguna bagi pemerintah dalam upaya melakukan forecasting terhadap permasalahan sampah.
Sarana dan prasarana sampah belum mampu menjawab kebutuhan akan pelayanan persampahan yang baik. Lokasi TPA misalnya, bila masih menggunakan model pengelolaan sampah hanya dengan menggunakan metode open damping saja, maka dalam waktu yang tidak begitu lama, pemerintah harus mencari lokasi baru atau melakukan perluasan lokasi TPA. Artinya life time penggoperasian TPA tidak begitu lama.
Terdapat beberapa wilayah di Kab. Madiun yang belum terjangkau oleh layanan persampahan. Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada semua anggota masyarakat membuat masalah persampahan menjadi tidak tuntas ditangani. Artinya pelayanan ini masih bersifat parsial.