• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISU UU NO 8/2012 UU NO 10/2008 UU NO 12/2003 Sanks

Dalam dokumen Jurnal 5 TRANSPARANSI PARTISIPASI DAN DE (Halaman 112-115)

Oleh: Didik Supriyanto dan Lia Wulandar

ISU UU NO 8/2012 UU NO 10/2008 UU NO 12/2003 Sanks

Administrasi Terkait Penerimaan: (tidak ada) •฀ Terkait Pengeluaran: (tidak ada) •฀ Terkait Pelaporan: Partai politik yang tidak

•฀

memberikan laporan awal dana kampanye. Partai politik yang tidak

•฀

memberikan laporan dana kampanye kepada kantor akuntan publik. Terkait Penerimaan: (tidak ada) •฀ Terkait Pengeluaran: (tidak ada) •฀ Terkait Pelaporan: Partai politik yang tidak

•฀

memberikan laporan awal dana kampanye. Partai politik yang tidak

•฀

memberikan laporan dana kampanye kepada kantor akuntan publik. Terkait Penerimaan: (tidak ada) •฀ Terkait Pengeluaran: (tidak ada) •฀ Terkait Pelaporan: (tidak ada) •฀

SUMBER: DIOLAH DARI UU NO. 8/2012, UU NO. 10/2008, UU NO. 12/2003

Hal yang sama juga terdapat pada UU No. 23/2003 (untuk Pemilu

Presiden 2004) ke UU No. 42/2008 (untuk Pemilu Presiden 2009), dan

UU No 32/2004 untuk pilkada. Pada Tabel 3 dapat dilihat bagaimana

perubahan ketentuan dalam pemilu presiden, UU No. 42/2008 membatasi

sumbangan perseorangan maksimal Rp 1 miliar, dan sumbangan kelompok, perusahaan dan atau badan usaha nonpemerintah maksimal Rp 5 miliar.7

Sebelumnya, UU No. 23/2003 menetapkan batas maksimal sumbangan perseorangan Rp 100 juta, dan sumbangan perusahaan maksimal sebesar Rp 750 juta.8 Namun pembatasan itu tidak berarti apa-apa, karena UU

No. 42/2008 tidak membatasi sumbangan dari pasangan calon dan partai

politik. Padahal sumber dana kampanye pemilu presiden itu berasal dari pasangan calon dan partai politik, selain dari sumbangan perseorangan dan perusahaan. Padahal setiap kali pembahasan undang-undang pemilu, banyak pihak yang memberikan masukan perbaikan pengaturan dana kampanye. Namun para pembuat undang-undang (yang tidak lain adalah kader-kader partai politik di DPR dan pemerintahan) selalu mengabaikan usulan perbaikan itu.

7 Pasal 96, UU No. 42/2008. 8 Pasal 43 ayat (3), UU No. 23/2003.

Tabel 3 PENGATURAN PENERIMAAN DANA KAMPANYE PEMILU PRESIDEN

ISU UU NO. 42/2008 UU NO. 23/2003

Sumber •฀Pasangan calon.

Partai politik atau gabungan partai politik

•฀

pengusul pasangan calon. Pihak lain.

•฀

Pasangan calon.

•฀

Partai politik atau gabungan partai politik

•฀

pengusul pasagan calon. Pihak lain.

•฀

Pembatasan Sumbangan

Sumbangan perseorangan maksimal Rp 1

•฀

miliar.

Sumbangan kelompok, perusahaan, badan

•฀

usaha nonpemerintah masimal Rp 5 miliar.

Sumbangan perseorangan maksimal Rp

•฀

100 juta.

Badan hukum swasta maksimal Rp 750

•฀ juta.. Larangan Sumbangan Pihak asing. •฀

Penyumbang yang tidak jelas identitasnya.

•฀

Hasil tindak pidana dan bertujuan

•฀

menyembunyikan atau menyamarkan hasil tindak pidana.

Pemerintah, pemerintah daerah, BUMN,

•฀

BUMD

Pemerintah desa dan badan usaha milik

•฀

desa

Negara asing, lembaga swasta asing,

•฀

lembaga swadaya masyarakat asing, dan warga negara asing.

Penyumbang yang tidak jelas

•฀

identitasnya.

Pemerintah, BUMN, dan BUMD,

•฀

Metode kampanye

Pertemuan terbatas.

•฀

Tata muka dan dialog.

•฀

Penyebaran melalui media massa cetak

•฀

dan elektronik.

Penyiaran melalui radioa dan/atau televisi.

•฀

Penyebaran bahan kampanye kepada

•฀

umum.

Pemasangan alat peraga.

•฀

Debat pasangan calon.

•฀

Kegiatan lain yang tidak melanggar

•฀

peraturan perundang-undangan

Pertemuan terbatas.

•฀

Tata muka dan dialog.

•฀

Penyebaran melalui media massa cetak

•฀

dan elektronik.

Penyiaran melalui radioa dan/atau

•฀

televisi.

Penyebaran bahan kampanye kepada

•฀

umum.

Pemasangan alat peraga di tempat

•฀

umum. Rapat umum.

•฀

Debat publik/debat antarcalon.

•฀

Kegiatan lain yang tidak melanggar

•฀

peraturan perundang-undang. Jenis

pengeluaran

(tidak diatur) (tidak diatur)

Pembatasan belanja

(tidak diatur) (tidak diatur)

Rekening dan saldo awal

Rekening khusus dana kampanye, terpisah

•฀

dari rekening pasangan calon. Rekening dan saldo awal dilaporkan ke

•฀

KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/ kota, 7 hari sebelum kampanye rapat umum.

(tidak diatur)

Format pembukuan

Pembukuan terdiri atas penerimaan dan

•฀

pengeluaran.

Laporan penerimaan dana kampanye

•฀

disampaikan ke KPU 1 hari sebelum dimulainya kampanye dan 1 hari setelah dimulainya kampanye.

Pembukuan dibuka sejak 3 hari setelah

•฀

ditetapkan sebagai peserta pemilu, dan ditutup 7 hari sebelum penyampaian laporan dana kampanye ke kantor akuntan publik.

ISU UU NO. 42/2008 UU NO. 23/2003

Audit •฀Laporan dana kampanye diaudit kantor akuntan publik yang ditunjuk KPU. Pasangan calon dan tim kampanye pusat

•฀

menyampaikan laporan dana kampanye kepada KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota selambatnya 14 hari setelah berakhirnya masa kampanye. KPU, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/

•฀

kota menyampaikan laporan dana kampanye ke kantor akuntan publik selamatnya 7 hari setelah diterimanya laporan.

Kantor akuntan publik menyampaikan

•฀

hasil audit ke KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota selambatnya 45 hari setelah laporan dana kampanye diserahkan partai politik.

Laporan dana kampanye diaudit kantor

•฀

akuntan publik yang terdaftar. Kantor akuntan publik menyelesaikan

•฀

audit selambat-lambatnya 30 hari sejak laporan dana kampanye diserahkan partai politik.

Tim kampanye melaporkan dana

•฀

kampanye kepada KPU selambatnya 3 hari setelah pemungutan suara. KPU menyerahkan laporan dana

•฀

kampanye kepada kantor akuntan publik selambatnya 2 hari setelah KPU menerima laporan.

Kantor akuntan publik menyelesaikan

•฀

audit selambatnya 15 hari setelah menerima laporan dari KPU. Pengumuman •฀KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/

kota menyerahkan hasil audit danan kampanye ke paangan calon dan tim kampanye paling lambat 7 hari setelah penyerahan dari kantor akuntan publik. KPU, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/

•฀

kota mengumumkan hasil audit laporan dana kampanye selambatnya 10 hari setelah penyerahan dari kantor akuntan publik.

KPU mengumumkan hasil audit

•฀

selamtnya 3 hari setelah kantor akuntan publik menyerahkan hasil auidit ke KPU

Sanksi Pidana Terkait Penerimaan:

Setiap orang yang menerima dan memberi

•฀

sumbangan melampaui batas.

Pelaksana kampanye yang menerima dan

•฀

tidak mencatatkan dana kampanye ke pembukuan khusus dana kampanye. Pasangan calon yang menerima sumber-

•฀

sumber terlarang.

Pelaksana kampanye yang menerima dan

•฀

tidak menyetorkan dana kampanye dari sumber-sumber terlarang.

Setiap orang yang menggunakan sumber

•฀

dari anggaran yang dilarang. Terkait Pengeluaran:

(tidak ada)

•฀

Terkait Pelaporan:

Setiap orang yang memberikan

•฀

keterangan yang tidak benar dalam laporan dana kampanye.

Terkait Penerimaan:

Setiap orang yang menerima dan

•฀

memberi sumbangan melampaui batas. Setiap orang yang menerima dan

•฀

memberi dana terlarang.

Pasangan calon yang menerima sumber-

•฀

sumber terlarang.

Pelaksana kampanye yang menerima dan

•฀

tidak menyetorkan dana kampanye dari sumber-sumber terlarang.

Setiap orang yang menggunakan sumber

•฀

dari anggaran yang dilarang. Terkait Pengeluaran:

(tidak ada)

•฀

Terkait Pelaporan:

Setiap orang yang memberikan

•฀

keterangan yang tidak benar dalam laporan dana kampanye.

ISU UU NO. 42/2008 UU NO. 23/2003

Dalam dokumen Jurnal 5 TRANSPARANSI PARTISIPASI DAN DE (Halaman 112-115)