• Tidak ada hasil yang ditemukan

jatanya, mereka dibiarkan berpikir dengan tenang -mer-enungkan aPa yang ditawarkan kepada rnereka! Tidak ada paksaan di dalam agama'

Dalam dokumen l, Islan di Tengah Pertarungan Tladili (Halaman 170-173)

Dalam sejarah manusia,

kita tidak

pernah mengenal ada seorang panglima petatrg yang lebih besar pemberian maafnya daripada

Muham--"d

Rnr.rirrllah saw. Beliau

tidak

pernah marah karena umsan pribadi.

Kemarahan

beliau

semata-mata

demi

karena

Allah!

Tepat sekali apa yang dikatakan oleh seorairg penyair:

M er e k a rn enuduhmu t e la h flL eny erang

Padahal para Rasul tidak diutus iadi permggut nyawa Mereka datang tidak untuk tnenumpahkan darah Kebodohan, ornong hosong dan kesesatan yang h,auperangi dengan Ped.ang

s e b e lum ny a t e la h kaup e ia ngi d e ngan p en eta ng an Jika kedunguan kauhadnpi dengan sabar

-engh,au

akin

merasa sesak karenanya

jikT kauhadapi dengan "kedunguan" (kekaasan) patahlah dia'o

APA

HAKIKAT

PERANG DAN

DAMAI

MENURUT ISLAM ?

Syikh

Al-Islam

Ibn

Taimiyyah menulis sebuah risalah tentang pe-perangan menurut pandangan Islam.

Ia

memulai tulisannya dengan me-' ngemukakan pertanyaan sebagai

berikut:

"Apakah kaum

kafir

diperangi karena agresivitas yang mereka lancarkan, ataukah semata-mata karena

kekufuran

mereka? "Pertanyaan

itu

dijawabnya

sendiri:

Mengena\

soal

itu

ada dua pendapat yang masyhur di kalangan para

ulama.

\

"Yang pertama adalah pendapat sebagian besar

(jumhur)

ulama, seperti

Imam l\{alik, Imam Ahmad bin

Hanbal,

Imam Abu

Hanifah, dan lain-lain. Mereka berpendapat bahwa kaum

kafir

diperangi karena mereka menyerang, bukan karena mereka sesat.

"Yang kedua adalah pendapat Imam

Syafi'i,

dan mungkin

diikuti juga

oleh beberapa ulama sahabat Imam Ahmad

bin

Hanbal. Pendapat

itu

pada

pokoknya

adalah:

'Kaum

kafir diperangi karena keburukan

akidah

mereka

dan

karena mereka mengingkari

Allah dan

hak-hak-Nyut.tt

- Ibn

Taimiyyah mengatakan: "Pendapat

jumhur

ulama adalah

se-bagaimana yang ditunjukkan oleh Al-Quran, Sunnah Rasul dan i'tibar.

Mengenai hal

itu

Allah telah berfirman:

. . . Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, tetapi janganlah kalia.n melampaui batas, karena Allah tidak menyukai orang-orang y:rng melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di mana saja mereka kalian jumpai (dalam peperangan), dan usirlah mereka. dari tempat

di

mana mereka telah mengusir.

kalian; dan (ketahuilah) bahwa fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembu-nuhan. Janganlah kalian memerangi merekadiAl-Masjid Al-Haram, kecualijikamere-ka memerangi kalian di tempat iiu. Jika mereka memerangi kalian (di tempat itu) maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-cirang kafir. Kemudian jika mereka berhenti (memusuhi kalian), Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan perangilah mereka itu (iika tidak mau berhenti) hingga tak ada fit-nah lagi dan agama semata-mata hanya untuk Allah, Jika mereka menghentikan (permusuhan terhadap kalian) maka tak ada lagi permusuhan, kecuali terhadap mereka yang zalim. Bulan haram dengan bulan haraml

)

dan (pelanggaran) ter-hadap sesuatu yang patut dihormati berlaku hukum qishash. Oleh karena itu,

Bulan haram adalah bulan suci. Dalam bulan suci kaum Muslim dilarang Lerperang. Tetapi bila pada bulan zuci itu muzuh melancarkan serangan, kaum Muslim diperbolehkan berperang melawan muzuh-Penerj.

l)

T

tihad, dahm Ishm L7.7

barangsiapa menyerang kalian, maka seranglah dia seimbang dengan serzrngzrnnya terhadap kalian. Hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, darr ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yalg bertakwa- (QS 2 : 190-194)

"Kalimat

orang-oreng yang rnemerangi halian pada bagian pertama ayat-ayat tersebut

di

atas merupakan penegasan hukum, bahwa mereka

itu

adalah orang-orang yang memerangi kaum Muslim. Hal

itu

m€nun-jukkan

alasan perintah berperang. Kemudian kalimat janganlah kalian melampaui batas menunjukkan, bahwa a$esi (serangan) adalah tindak-an yang melampaui batas.

Itu

berarti tindakan memerangi orang yang

tidak

memerangi

kita

adalah dapat disebut sebagai agresi. Kemudian kalimat dalam ayat selanjutnya yang menegaskan , . .

.

barangsiapa me-nyereng kalian, maka seranglah dia seimbang dengan serangannya ter-hadap hqlian.

Kalimat

tersebut menunjukkan, bahwa serangan balasan

itu

tidak boleh melebihi batas."

Ibn Taimiyyah lebih lanjut

menerangkan kalimat Dan perangilah mereka

itu (jiha tidak

mau berhenti) hingga tah ada

fitnah

lagi, bahwa yang dimaksud

fitnah ialah

memaksa orang Muslim dengan kekerasan ..

,.rpiyu berganti

agama, sebagaimana

dilafukan oleh

k"aum

musyrik

\'..

terhadap orang-orang yang lemah. Mereka (kaum musyrik yang

ber-buat fitnah itu) wajib

diperangi hingga kekuatan mereka dapat dipa-tahkan dan

tidak

berdaya lagi berbuat fitnah.

Allah SWT tidak

berfir-man perangilah mereka hingga mereka mau memeluk Islam!

I'Adup.rn kalimat

d.an dgama semata-mata hanya untuk

Atlah itu

baru

terwujud bila Islam

telah mengalahkan kekufuran dan bila kebe-naran Allah dan Rasul-Nya telah berhasil ditegakkan."

Itulah

ketentuan-ketentuan yang

termaktub di

dalam Al-Quran Al-Karim. Adapun Sunnah Rasullah sajw. yang berkenaan dengan

masa-lah

itu

ialah sebuah hadis shahih yang memberitakan: Dalam suatu pe-perangan Rasulullah saw. melewati mayat seorang wanita. Beliau

tam-pak tidak

senang melihat

itu,

dan kemudian berkata:

"Tidak

mungkin perempuan

itu turut bertempur!"

Dari pernyataan beliau

itu

kita dapat ' menarik pengertian bahwa alasan mengharamkan pembunuhan terhadap

wanitaituialahkarenaiatidakturutbertempur(berperang).Rasulullah

saw. mewanti-wanti irasukan

Muslim

yang siap berangkat

ke

medan perang supaya

tidak

menyerang orang-orang yang

tidak

mempunyai urusan dengan peperangan.

Abu

Dawud meriwayatkan sebuah hadis,' bahwasanya Rasulullah saw. selalu mewanti-wanti pasukan yang siap berangkat ke medan perang sebagai berikut:

Berangkatlah dengan nama Allah, dengan perlindungan Allah dan demi agama Rasulullah. Janganlah kalian membunuh orang lanjut usia, bayi, anak kecil, wanita, dan janganlah kalian bertindak berlebih-lebihan. Kumpulkanlah barang-barang jarahan perang yang kalian peroleh dan bagilah dengan baik dan adil. Hendaklah kalian berbuat baik karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.

Ada

sementara golongan yang memandang ayat-ayat tersebut di atas

mansukh

(terkesampingkan). Mengenai pendapat tersebut Ibn Taimiyyah mengatakan: "Pendapat

itu

amat lemah, sebab untuk

mene-tapkan

suatu ayat mansukh diperlukan adanya suatu

dalil. Di

dalam

Al-Quran tidak terdapat

aydt-ayat

lain yang

bertentangan dengan ayat-ayat tersebut

di

atas,. bahkan terdapat ayat-ayat yang sejalan. Jadi, atas dasar apakah orang menetapkan ayat-ayat tersebut

di

atas

itu

mansukh? Yang benar ialah bahwa ayat-ayat tersebut muhkamah (1e-las makna dan pengertiannya); dan orang-orang yang

tidak

melibatkan

diri

dalam peperangan, seperti para rahib, or:lng-orang

jompo,

Dalam dokumen l, Islan di Tengah Pertarungan Tladili (Halaman 170-173)