• Tidak ada hasil yang ditemukan

memastikan bahwa sebagian besar penghuni neraka adalah kaum wanita. Mereka menganggap kaum wanita sebagai jaringan setan dan

Dalam dokumen l, Islan di Tengah Pertarungan Tladili (Halaman 100-103)

pintu

maksiat!

Cara memahami persoalan seperti

itu

sama sekali

tidak

ada

harga-nya,

dan orang yang

berpikir

seperti

itu

jelas

tidak

mempunyai

p"tr[.-tahuan apa pun

tentang

Kitabullah dan sunnah

Rasui-Nya. Antara garis yang berlebih-lebihan dan garis yang terlampau

,.-pit,

hendak-nya

kita

menempuh garis yang tengah.

Yaitu

garis yang tidak

sepenuh-nya

sejalan dengan keadaan kaum wanita Islam yang terkurung rapat sebagaimana yang pada umumnya masih berlaku

di

dalam mas'irarakat terten-tu,

tetapi juga tidak mengikuti tradisi

Barat yang berasar dari paganisme Rumawi dan filsafat Yunani.

Plato

dalam bukunya yang berjudul Negeri [.Itama ("Al-Madinah

Al'Fadhilah")

menjadikan wanita sebagai bahan pergunjingan di

kalang-1n

u,rnum.. Bagaimana

kalau ia

menulis

buku berjudul

"Negeri yang Rendah"?!

Jelas bahwa gagasan mengurung kaum wanita tidak mungkin dapat mewujudkan umat yang berkecerdasan

tirggt

dan berhati jernih. Ajaian

Islam yang benar

adalah mencita-citakan

terwujudnyi dunia

yang penuh cinta kasih dan umat manusia yang terpelihara kehormatannya.o

MENGAPA ISLAM

TAK

MENGHARAMKAN PERBUDAKAN DAN BOLEHKAH TAWANAN PERANG DIANGGAP BUDAK?

Pada zanartkelahiran Islam, perbudakan bukan merupakan soal yang dianggap menyedihkan, dan bukan

pula

soal yang aneh dan ter-cetal

Oi girit du" di Timur pula, dunia

penuh sesak dengan kaum

budak, tak

ada orirng yang mempedulikan dan

tidak

ada se6rang pun

yang berpikir ingin

menolong mereka.

Di

seluruh

wilayah

kqrajaan Rumawi, baik sebelum dan sesudah negara

itu

menerimaagarr.a Nasrani,

kaum budak

dipekerjakan secara terang-terangan dan

sembunyi-sem-bunyi, bahkan mqngkin dalam

pesta-pesta

tertentu terjadi

seorang budak dijadikan rnutt"gtu binatang buas. Kaum .Yahudi'

-'

sLsuai d.ttgun

ajaran Taurat

-

mengatur cara-cara perbudakan bagi orang-orang Ibrani dan bukan

lbrani.

Mengapa hanya budak saja yang diratapi? Di. benua

India

pada masa dahulu kaum paria dipandang sebagai najis,

tidak

ada harganya sama sekali. Pernah terjadi anak seorang perempuan Brahmana

jatuh

ke dalam sumur.

Ketika itu

ada seorang paria yang

jika ia

diper-bolehkan menolong, anak

itu

dapat diselamatkan. Akan tetapi ibunya

lebih

suka

melihat

anaknya

mati

daripada

hidup

disentuh badannya oleh seorang paria! Dalam sebuah Kitab Suci, terdapat ketentuan bahwa makanan keturunan para

"Nabi" tidak

boleh diberikan kepada anjing.

Yang

dimaksud

keturunan "Nabi"

adalah

Bani Israil,

dan

yang

di-maksud

"anjing"

adalah orang-orang Kanaan

-

penduduk asli Palestina

padazaman dahulu.

Dalam

suasana tercekam kezaliman

itutah

manusia

hidup

pada masa

lampau. Filsafat Yunani

dengan "kecemerlangan pikirannya"

meyakini kebaikan

sistem perbudakan! Demikian

juga

ajaran-ajaran

"agama"

lain

yang didukung dan diasuh oleh tukang-tukang tenung dan pendeta. Dunia dibiarkan dalam kegelapan. Datanglah kemudian zamar.

Muhammad Rasulullah saw. Beliau berbicara dan berseru kepada manu-sia supaya mengikuti ajaran agama yang dibawanya. Dari beliau mereka mendengar

bahwa

semua manusia adalah saudara, semuanya mem-punyai asal keturunan yang satu dan sama.

Di

dalam darah daging dan tulang-belulang mereka

terdapat ruh

ciptaan

Allah.

Semua manusia mempunyai hak dan kewajiban

yan!

sarna, dan mereka diciptakan agar saling mengenal dan saling bercinta kasih, sebagaimana firman Allah di dalam Al-Quran Al-Karim :

Hai manusia, sesungguhnya kalian telah Kami ciptakan dari seorang lelaki dan seorang p€rempu3n, dan kalian Kami jadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

f

04

Al-Ghazali Menjawab

agar kalian saling mengenal. sesungguhnya di antara kalian yang paling mulia .ti sisi Allah ialah orang yang paling besar takwanya. (eS 49:13)

Ketika itu

manusia

untuk

pertama

kalinya

dalam sejarah men-dengar bahwa

kaum budak

harus dimerdekakan

dari

belenggu yang memasung

leher

mereka, dan orang-orang yang

hidup

sengsara harus dibebaskan

dari

kehinaan, kelaparan dan kenistaan. Barangsiapa yang menghendaki keridhaan

Ilahi,

ia harus menerjang sernua rintangan yang mengalangi

tujuan itu. Allah telah

menegaskan

dalam

firman-Nya:

. .

. i"t"pi

dia (manusia) tidak menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.

Tahukah engkau apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? Ialah melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan di hari kelaparan kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir. (eS 90:11-16)

Orang-orang beriman harus menunaikan kewajiban tersebut

de-ngan

seikhlas-ikhlasnya tanpa pamrih. Jangan mereka membebaskan tawanan perang karena hendak menjadikannya sebagai pengrhut, utau sebagai budak "suka rela" setelah tadinya dijadikan budak paksaan. Hal

itu tidak

diperbolehkan Islam.

Allah

memerintahkan meieka supaya:

. . , Memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan tawanan per:rng. (Mereka harus'berniat ikhlas): "Kami memberi

tr.kurr*

kepadd kalian hanyalah demi keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula (menghendaki ucapan) terima kasih (eS 7O,a-Sy

Orang-orang

Rumawi, dan

orang-or:rng

Ibrani

sebelum mereka, memaksakan sistem perbudakan terhadap orang-or,Ing

yang

berbuat kesalahan.

Di

antara perbuatan yang dianggap salah

oleh

orang-orang

Rumawi ialah

ketidakmampuan seseorang melunasi utangnya- Islam dengan tegas dan keras menolak pandangan demikian

itu. Tidak

ada kesalahan apa

pun

yang

boleh

dijadikan alasan

untuk

memperbudak manusia, bahkan menetapkan bagian

tertentu

dari zakat yang diwajib-kan untuk melunasi utang orang yang tidak mampu membayarnya

kim-bali. Mengenai hal

ini

Allah SWT telah berfirman:

Jika orang yang berutang

itu

berada dalam kesukaran, maka berikanlah pe-nangguhan waktu hingga ia berkelapangan. Namun, menyedekahkan (sebagian aiau semua.utang) itu, lebih baik bagi kalian, jika kalian mengitahui (pahala dan hikmah-nya). (QS 2:280)

-

Hingga abad yang baru lalu, praktek penculikan manusia

merupa-kan

cara yang paling intensif

untuk

memperoleh budak. Berabad-abad lamanya orang-orang Eropa berburu manusia

di Afrika

Barat, dengan cara-cara yang sangat buas dan biadab. Mereka menyambar

berpuluh-puluh juta,

termasuk orang-orang Negro yang binas

a

pada saat-saat berlangsungnya perburuan yang dilakukan oleh bajak-bajak

laut

yang datang

dari Eropa. Islam

menentang keras penc"tit-,-mar-rusia-da-i mengikis habis sisa-sisa praktek yang kejam dan buas

itu.

Dalam sebuah hadis qudsi Allah SWT berfirman:

-

Tisa perkara yang akan menjadi musuh-Ku pada Hari Kiamat kelak, dan barangsiapa yang menjadi musuh-Ku ia pasti Ku-kalahkan; yaitu pertama, o*rng

yang memberi atas nama-Ku, tetapi kemudian

ia

menipu, hedua, orang yang menjual manusia merdeka dan memakan harganya (yakni makan hasil penjualan-nya), dan ketiga, orang yzrng mempekerjakan buruh upahan, dan setelah pekerjaar,r

itu dirampungkan ia tidak memberikan upahnya.

Sumber perbudakan

lainnya -

dan

ini

yang paling gawat

-

ialah

tawanan perang. Orang-orang yang kalah dalam peperangan

itu

meng-hadapi

hari

depan yang amdt suram, bahkan mungkin mereka mem-bayangkan perbudakan

lebih ringan

daripada nasib

buruk lain

yang akan menimpa mereka.

Dalam

Perang Dunia Kedua,

tidak

diketahui bagaimana nasib beribu-ribu tawanan Rusia yang

jatuh

ke tangan orang-orang Jerman, atau beribu-ribu tawanan Jerman yang

jatuh

ke tangan orang-orang Prancis.

Kalau

keadaan seperti

itu

dapat terjadi

di

zamarr modern atau

di

zaman kemajuan, bagaimanakah dugaan Anda menge-nai apa yang terjadi di zaman silam?

Bagaimana pun keadaannya, kenyataan.membuktikan bahwa Islam

sejak

peperangan

pertama yang dihadapinya, telah

menunjrikkan

Dalam dokumen l, Islan di Tengah Pertarungan Tladili (Halaman 100-103)