• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI Kesimpulan dan Saran 119 6.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

3.3 Jenis Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan secara mendalam kondisi Kota Subulussalam sebelum dan sesudah tersusunnya RTRW, sehingga penulis perlu menguraikan lebih mendetail suatu kondisi sebelumnya yang merupakan sejarah yang melatar belakangi terbentuknya RTRW, tokoh yang bermain dan zona dan batas-batas

wilayah mana yang akan diatur, setelah itu kondisi kondisi berkembang yang merupakan dinamika sebelum RTRW terbentuk, bagaimana peran masyarakat, keinginan masyarakat setempat, keinginan pemerintah yang ingin diwujudkan dan tokoh–tokoh yang peduli menindaklanjuti, gejolak sosial masyarakat, kegagalan yang menyertai, korban yang timbul sebagai akibat RTRW belum disetujui dan setelah RTRW terbentuk dan disyahkan pemerintah apa yang terjadi kemudian menjadikan Kota Subulussalam menjadi lebih maju atau sebaliknya. Penulis menentukan jenis penelitian yang paling tepat yakni metode deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan dan melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada waktu atau saat sekarang dan berdasarkan fakta-fakta yang tampak (faktual) sebagaimana adanya, yang pada akhirnya akan menjawab apa yang menjadi pertanyaan di benak peneliti tentang penelitiannya. Hal ini senada dengan Nawawi (1983:63).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan bagian terpenting dalam penelitian, karena hakikat dari penelitian merupakan pencaharian seluruh aspek data yang nantinya diinterpretasikan dan dianalisis. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian yaitu tekhnik wawancara mendalam (indepth interview) secara semi

terstruktur, yaitu dengan memawancarai pada informan sebagai pejabat atau orang yang berkompeten yang mengetahui langsung pada inti permasalahan RTRW, bukan yang bersifat umum ini dapat dilakukan dengan mendatangi informan dikantornya, atau menemuinya pada saat rapat membahas RTRW, janji ketemu atau kapan saja sempat, dalam hal ini pertanyaan diawali dengan pertanyaan terstruktur dengan menanyakan yang gampang dan mudah dimengerti dan langsung dijawab dengan spontan sampai menanyakan lebih mendetail yang mungkin tidak dapat dijawab secara langsung atau perlu membuka data terlebih dahulu seperti pasal-pasal atau undang dan peraturan, namun hal tersebut harus pada pedoman wawancara, kemudian satu persatu diperdalam untuk memperoleh informasi lebih lanjut, sehingga akan diperoleh jawaban yang meliputi semua variabel dengan keterangan lengkap dan mendalam. Informasi yang didapatkan bisa dikembangkan lebih lanjut selama dan setelah wawancara berlangsung, disamping itu untuk memperoleh data lebih rinci, kegiatan ini terkadang dilakukan dengan cara mendatangi beberapa informan yang dianggap lebih mengerti dan memahami topik dari penelitian, hal ini membawa manfaat bagi penulis selain lebih dekat mengenal dengan tokoh lama, tokoh baru atau masyarakat yang ikut berpartisipasi, mahasiswa dan saling bersilaturahmi sesama warga kota yang sama.

Data sekunder juga sangat membantu menambah materi yang akan dibahas penulis melalui studi kepustakaan dan dokumentasi yang membahas dan mengkaji materi dan tinjauan teoritis yang mendukung hasil penelitian, hal ini dilakukan selama berjam-jam di perpustakaan membolak balik buku lembar demi lembar,

penelusuran berbagai informasi melalui internet juga menambah referensi dan bahan kajian yang menarik, surat kabar yang menyajikan pembahasan RTRW dan sampai dimana penyelesaian masalah tersebut, kendala apa yang terjadi dikumpulkan penulis menambah khazanah wawasan penulis. Berbagai undang-undang dan keputusan yang telah diambil pemerintah menjadi penting untuk diketahui untuk menambah pengertian penulis tentang arti pentingnya RTRW ini bagi masyarakat di Kota Subulussalam, data statistik juga sangat diperlukan menambah volume materi yang menjadi kajian RTRW itu sendiri secara teknis membantu implementasi dilapangan setelah RTRW ini disyahkan pemerintah, hal ini dapat diperoleh dari Kantor Pusat Data statistik Kota Subulussalam.

3.5 Teknik Sampling

Gambaran mengenai partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan rencana tata ruang dan wilayah Kota Subulussalam dapat diperoleh dari banyak informan, sejalan dengan pendapat Bungin (2001:118).

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dapat diperoleh melalui informan. Menurut Moleong (2001:90), “informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”. Agar informasi yang didapat lebih tepat dan akurat maka informan yang dimaksud haruslah mengetahui dan memahami sepenuhnya mengenai objek kajian yang diteliti.

Informan sebagaimana tersebut diatas ditentukan secara purposive sampling

dimana berdasarkan pemikiran yang logis dari informan sengaja dipilih oleh peneliti guna memperoleh informasi yang sesuai dengan permasalahan penelitian sehingga

apa yang sedang terjadi dapat diketahui, bola panas RTRW sedang dimana perlunya penelusuran lebih lanjut untuk itu, orang-orang yang ditetapkan menjadi informan dan informasi yang akan diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Penetapan Informan Berdasarkan Informasi yang dicari Informasi Yang Ingin

Diperoleh Informan Jumlah Informan Pandangan mengenai Permasala-han RTRW Kota Subulussalam

1. Ketua DPRK Subulussalam Masa Jabatan 2008-2009

2. LSM LP KAPUR Subulussalam 3. Tokoh Masyarakat Rundeng

1 Orang 1 Orang 1 Orang Pandangan mengenai Kebijakan Revisi Penyusunan Dokumen RTRW Kota Subulussalam

1. Walikota Subulussalam Masa Jabatan 2009-2014

2. Sekretaris Daerah

1 Orang 1 Orang Pandangan Mengenai

Partisipasi Masyarakat dalam Proses Penyusu-nan RTRW Kota Subulusalam

1. Ketua BKPRD Kota S. Salam 2. Kepala Bappeda

3. Kepala Dinas Pekerjaan Umum 4. Kepala Dinas Kehutanan

5. Kepala Dinas Pertambangan 6. Kepala Bagian Hukum 7. Konsultan Pelaksana 8. Camat 9. Kepala Mukim 10. Kepala Kampong 11. Tokoh Masyarakat/Masyarakat 12. LSM 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 3 Orang 1 Orang 2 Orang 5 Orang 1 Orang Jumlah 24 Orang

Sumber: Data diolah penulis, tahun 2014

Secara umum alasan penulis memilih informan diatas dikarenakan informan tersebut lebih mengetahui mengenai permasalahan penelitian, komunikatif dan mudah untuk dihubungi. Adapun kriteria dalam memilih informan dapat dijelaskan pada uraian dibawah ini.

DPRK Kota Subulussalam, LSM LP KAPUR dan Tokoh Masyarakat merupakan pihak yang mengetahui permasalahan penolakan Draft RTRW yang telah disusun pertama sekali pada tahun 2008. Pimpinan Kota Subulussalam dan Sekretaris Daerah Subulussalam merupakan pihak yang berwenang dan berkepentingan untuk melakukan revisi penyusunan RTRW. Ketua BKPRD, Kepala SKPK, Kepala Bagian Hukum, Konsultan Pelaksana, Camat, Kepala Mukim, Kepala Kampong, Tokoh Masyarakat /Tokoh Pemuda dan LSM sebanyak 18 Orang merupakan penduduk di wilayah Kota Subulussalam yang dianggap mengetahui dan memahami objek penelitian dimana masyarakat ini merupakan orang-orang yang ikut serta dalam rapat-rapat, pertemuan dalam proses penyusunan tata ruang dan wilayah Kota Subulussalam, sehingga dari informan ini diperoleh gambaran mengenai partisipasi yang dilakukan masyarakat dalam penyusunan tata ruang. Penentuan jumlah informan masyarakat berbeda-beda pada setiap Kecamatan dan jumlahnya hanya 18 Orang dikarenakan alasan waktu penelitian lapangan yang sangat terbatas.