• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan desain sekat silang (Cross Sectional Study), yaitu penelusuran sesaat, artinya subyek diamati

hanya sesaat atau satu kali. Untuk memperoleh informasi tentang variabel dependent dan variabel independent, maka pengukurannya dilakukan bersama-sama pada saat penelitian dengan menggunakan kuesioner secara kuantitatif (Sugiyono, 2005). 3.2. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan yang terdiri dari 20 Kecamatan. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah berdasarkan profil kesehatan dan laporan bulanan dari dinas kesehatan kabupaten tahun 2006 :

a. Angka kesembuhan penderita kusta (keteraturan minum obat) sangat rendah

b. Memiliki jumlah penderita kusta terbanyak kedua setelah Kota Medan di seluruh Kabupaten/Kota Propinsi Sumatera Utara.

3.2.2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan April tahun 2007 sampai dengan April tahun 2008 (terlampir).

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi seluruhnya berjumlah 56 penderita kusta yang ada di Kabupaten Asahan yang tercatat di kartu penderita, berobat ke puskesmas dan mendapatkan obat kombinasi Multi Drug Therapy (MDT) dari petugas puskesmas.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah seluruh populasi (total populasi) dengan jumlah 56 penderita kusta yang ada di Kabupaten Asahan yang tercatat di kartu penderita, berobat ke puskesmas dan menerima obat kombinasi Multi Drug Therapy (MDT) dari petugas

puskesmas. 3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Alat pengumpul data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner (terlampir) yang berisi sejumlah pertanyaan dengan melakukan wawancara langsung terhadap responden yaitu penderita kusta.

3.4.2. Pelaksanaan pengumpulan data

Pengumpulan data primer dilakukan peneliti dan dibantu oleh 2 orang pewancara. Sebelum pengumpulan data, peneliti memberikan penjelasan cara

pengisian kuesioner pada pewancara untuk menyamakan persepsi agar tidak terjadi kegagalan dan data bias. Data sekunder diambil dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Asahan. Kuesioner yang digunakan untuk penelitian terlebih dahulu diuji terhadap 10 penderita kusta, untuk memperoleh kuesioner valid dan reliability (Danim, 2004). 3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Sebelum dilakukan penelitian kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner kepada 10 penderita kusta di Kecamatan Medan Belawan tahun 2007. Alasan pemilihan responden di Kecamatan Medan Belawan untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner adalah :

a. Jumlah sampel pada penelitian di Kabupaten Asahan total populasi sehingga responden untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner tidak terpenuhi.

b. Daerah Kecamatan Medan Belawan mempunyai geografi yang hampir sama dengan daerah di kabupaten Asahan.

c. Penderita kusta di Kecamatan Medan Belawan cukup untuk responden uji validitas dan reliabilitas.

Uji validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hasil. Nilai r tabel dengan tabel r dengan menggunakan df = n-2, pada tingkat kemaknaan 5% maka didapat angka r tabel adalah :

Df = n-2 = 10-2 = 8 r tabel = 0,632

Nilai r hasil dari masing-masing pertanyaan dibandingkan dengan r tabel, bila r hasil > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid dan bila r alpha > r tabel maka pertanyaan tersebut reliabilitas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesionar Variabel r tabel r hasil Alpha Keterangan

Pengetahuan

P1 0,632 0,6464 Valid dan Reliabilitas P2 0,632 0,6543 Valid dan Reliabilitas P3 0,632 0,7417 Valid dan reliabilitas P4 0,632 0,6742 Valid dan Reliabilitas P5 0,632 0,6372 Valid dan Reliabilitas

P6 0,632 0,6993

0,8691

Valid dan Reliabilitas Sikap

S1 0,632 0,7263 Valid dan Reliabilitas S2 0,632 0,7308 Valid dan Reliabilitas S3 0,632 0,7753 Valid dan Reliabilitas S4 0,632 0,8198 Valid dan Reliabilitas

S5 0,632 0,6728

0,8938

Valid dan Reliabilitas Kepercayaan

Kpc1 0,632 0,8285 Valid dan Reliabilitas Kpc2 0,632 0,9297 Valid dan Reliabilitas Kpc3 0,632 0,7260 Valid dan reliabilitas

Kpc4 0,632 0,7798

0,9141

Valid dan reliabilitas Peran Keluarga

PK1 0,632 0,8972 Valid dan Reliabilitas PK2 0,632 0,9751 Valid dan Reliabilitas PK3 0,632 0,8589 Valid dan Reliabilitas PK4 0,632 0,8196 Valid dan Reliabilitas

PK5 0,632 0,8867

0,9576

Valid dan Reliabilitas Peran Petugas

PP1 0,632 0,6847 Valid dan Reliabilitas PP2 0,632 0,9751 Valid dan Reliabilitas PP3 0,632 0,8029 Valid dan Reliabilitas PP4 0,632 0,9759 Valid dan Reliabilitas

PP5 0,632 0,8520

0,9447

Valid dan Reliabilitas Lama Minum Obat

LMO1 0,632 0,8018 Valid dan Reliabilitas

LMO2 0,632 0,8018

0,8889

Valid dan Reliabilitas Reaksi Kusta

RK1 0,632 0,9012 Valid dan Reliabilitas RK2 0,632 0,7219 Valid dan Reliabilitas

RK3 0,632 0,8257

0,8979

Valid dan Reliabilitas Cacat Kusta

CK1 0,632 0,8018 Valid dan Reliabilitas CK2 0,632 0,8465 Valid dan Reliabilitas

CK3 0,632 0,7199

0,8699

Valid dan Reliabilitas Efek Samping Obat

ESO1 0,632 0,7385 Valid dan Reliabilitas ESO2 0,632 0,8607 Valid dan Reliabilitas ESO3 0,632 0,6621 Valid dan Reliabilitas

ESO4 0,632 0,8607

0,9009

Valid dan Reliabilitas Kepatuhan

Kp1 0,632 0,7003 Valid dan Reliabilitas Kp2 0,632 0,6459 Valid dan Reliabilitas Kp3 0,632 0,6864 Valid dan Reliabilitas Kp4 0,632 0,8475 Valid dan Reliabilitas

Dari tabel 4. diatas terlihat bahwa semua pertanyaan nilai r hasil lebih besar dari

pada r tabel demikian juga alpha lebih besar dari r tabel, dengan demikian kuesioner yang digunakan untuk penelitian tentang pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap kepatuhan minum obat di Kabupaten Asahan tahun 2007 valid dan reliabilitas.

3.4.4. Pengolahan data

Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, ada empat tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui terlebih dahulu yaitu :

a. Editing (Pemeriksaan data)

Data yang sudah terkumpul diperiksa isian kuesioner apakah semua pertanyaan sudah terisi jawabannya, jawaban tersebut apakah tulisannya cukup jelas, jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaannya dan apakah antara beberapa pertanyaan konsisten dengan jawabannya.

b. Coding (Pemberian kode)

Data yang telah dikumpulkan dikoreksi kelengkapannya kemudian diberi kode dari bentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan, untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data.

c. Entry (Pemasukkan data komputer)

Setelah data terkumpul semua dan isian kuesioner terisi penuh dan benar maka dilakukan pemasukan data ke komputer. Program yang digunakan untuk entry data adalah program SPSS for windows.

d. Data Cleaning (Pembersihan data)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan dapat terjadi dimungkinkan pada saat mengentry ke komputer. Cara pembersihan data dengan mengetahui missing data, variasi data dan konsistensi data.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kepatuhan minum obat pada penderita kusta dan variabel independent adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, kepercayaan, peran keluarga, peran petugas, lama minum obat, reaksi kusta, cacat kusta dan efek samping obat. Pengukuran variabel independent pengetahuan, sikap, kepercayaan menggunakan skala Likert, peran keluarga, peran petugas menggunakan skala Guttman dan analisis data pada peran keluarga maupun peran petugas dilakukan seperti pada skala Likert (Riduwan,2002) 3.5.2. Definisi operasional

a. Kepatuhan minum obat adalah kepatuhan dalam meminum obat atau teratur minum obat.

b. Umur adalah Usia penderita kusta sesuai yang tertulis di kartu penderita

c. Jenis kelamin adalah Ciri-ciri yang dimiliki penderita kusta sesuai dengan yang tertulis di kartu penderita

d. Pendidikan adalah Jenjang pendidikan formal yang pernah di tempuh responden atau ditamatkan

e. Pekerjaan adalah Kegiatan yang dilakukan oleh penderita dengan tujuan mendapatkan imbalan ekonomi ataupun tidak

f. Pengetahuan adalah pengertian penderita terhadap penyakit kusta dan pengobatannya yang meliputi penyebab, tanda awal, cara pengobatan, cara

penularan, cara pencegahan dan bahayanya bila tidak patuh minum obat.

g. Sikap adalah pernyataan setuju, kurang setuju dan tidak setuju dari responden terhadap pertanyaan tentang penyakit kusta dan pengobatannya yang meliputi upaya penyembuhan, teratur minum obat dan efek samping obat

h. Kepercayaan adalah keyakinan penderita akan penyakit kusta, mencakup tentang penyakit kusta merupakan kutukan Tuhan, karena guna-guna, akan sembuh bila berobat teratur, kepercayaan akan obat yang diberikan oleh puskesmas akan menyembuhkan.

i. Peran keluarga adalah pendapat responden tentang ada tidaknya peran petugas yang diberikan selama penderita minum obat atau selama sakit.

j. Peran petugas adalah pendapat responden tentang ada tidaknya dorongan moril dan bantuan untuk minum obat dari keluarga

k. Lama minum obat adalah lamanya minum obat sesuai dengan persepsi lamanya waktu berobat yang dirasakan oleh penderita sejak mulai berobat sampai dinyatakan selesai atau sampai penelitian dilaksanakan.

l. Reaksi kusta adalah timbulnya gejala-gejala badan lemah, suhu badan naik atau timbulnya bintil bintil merah di badan penderita selama pengobatan.

m. Cacat kusta adalah kecacatan akibat penyakit kusta diklasifikasikan menurut tingkat kecacatan dari WHO.

n. Efek samping obat adalah efek yang timbul dan tidak diinginkan setelah minum obat. Keluhan yang ditanyakan berdasarkan apa yang dirasakan sipenderita. 3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Pengukuran variabel independent a. Faktor internal

1. Variabel umur

Untuk mengetahui umur penderita yaitu jawaban yang diberikan penderita disesuaikan dengan kartu penderita, kemudian variabel umur dikategorikan menjadi 2 yaitu :

Kategori : Usia tidak produktif jika berumur < 20 tahun

Usia produktif jika berumur ≥ 20 tahun (Hurlock, 1980) Cara ukur : Wawancara disesuaikan dengan melihat kartu penderita Alat ukur : Kuesioner

Skala Ukur : Nominal 2. Variabel jenis kelamin

Variabel jenis kelamin dilihat dari ciri-ciri penderita yang disesuaikan dengan kartu penderita, dikategorikan menjadi 2 yaitu :

Kategori : Laki-laki dan perempuan

Cara ukur : Wawancara disesuaikan dengan melihat kartu penderita Alat ukur : Kuesioner

Skala Ukur : Nominal 3. Variabel pendidikan

Variabel pendidikan penderita berdasarkan pendidikan formal pernah ditempuh atau sudah tamat, kemudian variabel pendidikan dikategorikan menjadi 2 yaitu :

Kategori : Pendidikan rendah bila penderita pernah menempuh atau tamat SD s/d SLTP

Pendidikan tinggi bila penderita pernah menempuh atau tamat SMA s/d Perguruan Tinggi

Cara ukur : Wawancara disesuaikan dengan melihat kartu penderita Alat ukur : Kuesioner

Skala Ukur : Ordinal 4. Variabel pekerjaan

Variabel pekerjaan penderita berdasarkan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan imbalan. Variabel pekerjaan dikategorikan menjadi 2 yaitu :

Kategori : Bekerja dan tidak bekerja. Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner Skala Ukur : Nominal

5. Variabel pengetahuan

Pengukuran pengetahuan penderita tentang penyakit kusta dan pengobatannya yakni dengan memberikan 6 pertanyaan. Setiap pertanyaan jika menjawab a nilai 4, b nilai 3, c nilai 2, d nilai 1 dan e nilai 0, kemudian variabel pengetahuan dikategorikan menjadi 2 yaitu :

Kategori : Pengetahuan baik : nilai score 15-24 (≥ 61%) Pengetahuan kurang : nilai score 0-14 (< 61%) Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner Skala Ukur : Nominal 6. Variabel sikap

Untuk mengetahui sikap penderita terhadap penyakit kusta dan pengobatannya yakni dengan memberikan 5 pertanyaan. Setiap pertanyaan jika menjawab setuju mendapat nilai 2, kurang setuju mendapat nilai 1 dan tidak setuju mendapat nilai 0, kemudian variabel sikap dikategorikan menjadi 2 yaitu :

Kategori : Sikap baik : nilai score 7-10 (≥ 61%) Sikap kurang baik : nilai score 0-6 (< 61%) Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner Skala Ukur : Ordinal

7. Variabel kepercayaan

Untuk mengetahui kepercayaan penderita terhadap penyakit kusta dan pengobatannya yakni dengan memberikan 4 pertanyaan. Setiap pertanyaan jika menjawab percaya mendapat nilai 2, kurang percaya dapat nilai 1 dan tidak percaya dapat nilai 0, kemudian variabel kepercayaan dikategorikan menjadi 2 yaitu :

Kategori : Kepercayaan benar : nilai score 5-8 (≥ 61%)

Kepercayaan kurang benar : nilai score 0-4 (< 61%) Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner Skala Ukur : Ordinal b. Faktor eksternal

1. Variabel peran keluarga

Untuk mengetahui peran keluarga penderita terhadap dorongan moril dan bantuan untuk minum obat penderita dengan memberikan 5 pertanyaan. Setiap pertanyaan jika menjawab pernah mendapat nilai 1, tidak pernah diberi nilai 0, kemudian variabel peran keluarga dikategorikan menjadi 2 yaitu :

Kategori : Peran keluarga berperan : nilai score 4-5 (≥ 61%)

Peran keluarga kurang berperan : nilai score 0-3 (< 61%) Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner Skala Ukur : Ordinal

2. Variabel peran petugas

Untuk mengetahui peran petugas terhadap penderita selama minum obat dengan memberikan 5 pertanyaan. Setiap pertanyaan jika menjawab pernah dapat nilai 1, tidak pernah mendapat nilai 0, kemudian variabel peran petugas dikategorikan menjadi 2 yaitu :

Kategori : Peran petugas berperan : nilai score 4-5 (≥ 61%)

Peran petugas kurang berperan : nilai score 0-3 (< 61%) Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner Skala Ukur : Ordinal 3. Variabel lama minum obat

Lama minum obat penderita kusta diketahui dari persepsi penderita yang dirasakan sejak dimulai berobat. Variabel lama minum obat dikategorikan yaitu : Kategori : Lama dan tidak lama.

Cara ukur : Wawancara Alat ukur : Kuesioner Skala Ukur : Nominal 4. Variabel reaksi kusta

Variabel reaksi kusta pada penderita dilihat gejala-gejala menurut Depkes (2006) yaitu mengalami demam, lesu, benjolan kemerahan yang nyeri dan bintil-bintil merah di badan penderita. Variabel reaksi kusta dikategorikan menjadi 2 yaitu :

Kategori : Ada reaksi kusta bila di badan penderita mengalami gejala demam , lesu, benjolan kemerahan yang nyeri dan bintil- bintil merah Tidak ada reaksi kusta bila tidak ada gejala.

Cara ukur : Wawancara Alat ukur : Kuesioner Skala Ukur : Nominal 5. Variabel cacat kusta

Tingkat cacat kusta pada penderita mengacu pada klasifikasi tingkat kecacatan menurut WHO. Penilaian variabel cacat kusta dikategorikan menjadi 2 yaitu :

Kategori : Ada cacat kusta bila tingkat cacat grade 1 dan 2 Tidak ada cacat kusta bila tingkat cacat grade 0 Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner Skala Ukur : Nominal 6. Variabel efek samping kusta

Untuk mengetahui efek samping obat penderita selama minum obat dengan memberikan 4 pertanyaan dan variabel efek samping obat di kategorikan yaitu :

Kategori : Ada efek samping obat jika penderita menjawab dari semua pertanyaan atau hanya salah satu jawabannya ya.

Tidak ada efek samping obat jika penderita menjawab tidak pada ke empat pertanyaan

Cara ukur : Wawancara Alat ukur : Kuesioner Skala Ukur : Nominal 3.6.2 Pengukuran variabel dependent

Untuk mengetahui variabel dependent yaitu variabel kepatuhan minum obat adalah bila jawaban ya minum obat setiap hari akan disesuaikan dengan melihat kartu penderita dan blister obat, kemudian variabel kepatuhan minum obat dikategorikan menjadi 2 yaitu :

Kategori : Patuh minum obat : bila jawaban ya minum obat setiap hari atau dalam takaran minimal 2/3 dari jadwal minum obat sesuai dengan tipe penyakitnya yang disesuaikan dengan melihat kartu penderita dan blister obat.

Tidak patuh minum obat : bila minum obat tidak sesuai dengan jadwal/takaran dan disesuaikan dengan melihat kartu dan blister obat.

Cara ukur : Wawancara disesuaikan dengan melihat kartu penderita Alat ukur : Kuesioner

Skala Ukur : Nominal 3.7. Metode Analisa Data

Analisis untuk mengetahui gambaran deskriptif dengan menampilkan tabel frekuensi disebut analisis univariat, analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui

diketahui variabel mana yang berhubungan dengan variabel dependent bermakna secara statistik. Jenis data adalah kategori maka analisis yang digunakan adalah c

hi-square.

Analisis multivariat untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependent dengan melakukan uji regresi logistik yang didapatkan dari uji

bivariat dimana variabel yang mempunyai nilai p< 0,25 dapat dijadikan variabel

yang berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat. Dari uji multivariat ini akan diketahui variabel mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepatuhan minum obat. Analisis ini akan menggunakan komputer dengan program SPSS for windows.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Dokumen terkait