• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Yang Konvensional Dari ULN Pemerintah

Dalam dokumen H M MEEN NC CEEK KIIK KR RA AK KY YA AT T (Halaman 116-120)

B. Utang Luar Negeri Pemerintah

1. Jenis Yang Konvensional Dari ULN Pemerintah

Pada masa Orde Baru terlihat bahwa kebijakan untuk menetap- kan ULN sebagai salah satu sumber pembiayaan utama dari defisit anggaran merupakan faktor penyumbang terjadinya akumulasi stock utang luar negeri. Berbagai penjelasan ahli ekonomi pe- merintah kala itu mengetengahkan beberapa pertimbangan utama. Diantaranya adalah bahwa ULN bersyarat lunak masih merupakan sumber pembiayaan yang relatif lebih murah dibandingkan dengan sumber pembiayaan komersial lainnya. Pembiayaan defisit anggaran melalui ULN juga dinilai tidak bersifat inflasioner. Ditambah lagi fakta bahwa pasar modal memang masih belum berkembang (underdeveloped)pada masa itu.

ULN yang diterima antara lain berbentuk devisa (termasuk devisa yang dirupiahkan), serta berwujud barang dan jasa yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Menurut penggunaan- nya, utang luar negeri tersebut dikelompokkan menjadi pinjaman proyek dan pinjaman program. Kebijakan pemanfaatan pinjaman proyek (menurut aturan mainnya) senantiasa difokuskan untuk pembiayaan kegiatan yang sifatnya prioritas baik dalam bentuk rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur ekonomi seperti jalan dan jembatan, gedung sekolah, maupun infrastruktur sosial seperti rumah sakit yang tujuan akhirnya adalah dalam rangka menunjang

percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, kebijakan penggunaan pinjaman program tidak dimaksudkan untuk membiayai kegiatan tertentu, namun untuk mendukung pembiayaan anggaran yang pencairannya memerlukan pemenuhan policy matrix.

Menurut sumbernya, ULN terdiri dari Pinjaman Bilateral dan Pinjaman Multilateral. Pinjaman Bilateral diperoleh dalam kerangka kerjasama resmi dua negara (Government to Government/G to G). Pinjaman Bilateral berasal dari pemerintah suatu negara melalui suatu lembaga keuangan dan/atau non keuangan yang ditunjuk oleh pemerintah negara yang bersangkutan untuk melaksanakan pem- berian pinjaman, seperti Japan Bank International and Cooperation (JBIC) dan Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW). Pinjaman Multilateral berasal dari lembaga multilateral seperti Bank Dunia (IBRD dan IDA), Asian Development Bank (Ordinary Capital Resources dan Special Fund/Asian Development Fund), dan Islamic Development Bank.

Persyaratan pinjaman multilateral seperti IBRD yang berkategori semi lunak (semi concessional) adalah maturity 20 tahun dengan masa tenggang (grace period) 5 tahun dengan tingkat bunga mengambang LIBOR ditambah suatu margin yang sifatnya tetap (Fixed Spread Loan) atau berubah (Variable Spread Loan). Sedangkan untuk pinjaman IDA yang berkategori lunak, Bank Dunia memberikan masa jatuh tempo 30 tahun termasuk masa tenggang 10 tahun, dengan tingkat bunga tetap sebesar 0,75 % per tahun.

Menurut persyaratannya pinjaman luar negeri terdiri dari pinjaman lunak, fasilitas kredit ekspor, pinjaman komersial, dan pinjaman campuran. Pinjaman lunak yakni pinjaman yang masuk dalam kategori ODA (Official Development Assistance) loan atau concessional loan, yang berasal dari suatu negara atau lembaga multilateral, yang ditujukan untuk pembangunan ekonomi atau pe- ningkatan kesejahteraan sosial bagi negara penerima dan memiliki

komponen hibah (grant element) sekurangkurangnya 35%. Persyaratan pinjaman lunak ODA pada umumnya memiliki jatuh tempo antara 30-40 tahun dengan jangka waktu pembayaran kembali (repayment period)antara 20-30 tahun dan masa tenggang selama 10 tahun, dengan bunga antara 0%-3,5 %.

Fasilitas kredit ekspor adalah pinjaman komersial yang diberikan oleh lembaga keuangan atau non keuangan di negara pengekspor anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang dijamin oleh lembaga resmi penjamin kredit ekspor yang ditetapkan oleh negara pemberi pinjaman. Persyaratan pinjaman kredit ekspor adalah maturity berkisar antara 6–15 tahun termasuk masa tenggang 2-3 tahun dengan pilihan bunga me- ngambang LIBOR, EURIBOR, atau Commercial Interest Rate Reference (CIRR)ditambah suatu margin, atau bunga tetap yang me- ngacu pada CIRR yang berlaku pada saat pinjaman ditandatangani atau berlaku efektif, ditambah dengan insurance premium yang mengacu pada country risk classification suatu negara, dan biaya- biaya lainnya seperti commitment fee, up-front fee, management fee, dan lain-lain. Sedangkan pinjaman Komersial adalah pinjaman luar negeri yang diperoleh dengan persyaratan yang berlaku di pasar dan tanpa adanya penjaminan dari lembaga penjamin ekspor. Jangka waktu pinjaman komersial pada umumnya berkisar antara 4-5 tahun termasuk masa tenggang 1-1,5 tahun dengan tingkat bunga me- ngambang (LIBOR atau EURIBOR ditambah suatu margin). Pinjaman campuran adalah pinjaman luar negeri dengan persyaratan yang merupakan kombinasi antara dua unsur atau lebih yang terdiri dari hibah, pinjaman lunak, fasilitas kredit ekspor, dan pinjaman komersial.

K

Koottaakk 44..22 CCoonnttoohh RRiinnggkkaass SSttrruukkttuurr ((TTeerrmmss aanndd CCoonnddiittiioonnss)) PPiinnjjaammaann LLuuaarr NNeeggeerrii

Sumber: NK/RAPBN 2008

Dari uraian di atas sebenarnya kita bisa merasakan bahwa ber- bagai pengelompokkan utang atau pinjaman luar negeri bersifat ter- lampau umum, dan kadang tumpang tindih. Begitu pula dengan soal kelunakan persyaratan suatu jenis utang, sebetulnya hanya bersifat konsensus. Masih harus dicermati untuk masing-masing kasus. Bisa saja suatu utang jenis bilateral yang bersifat lunak dalam praktiknya memberatkan bagi negara yang berutang. Misalnya karena bentuknya adalah barang dan jasa tertentu yang nantinya tergolong mahal (dibandingkan jika dibeli dengan cara lain atau diganti dengan barang sejenis).

Keterangan

Currency Tingkat Bunga Biaya-biaya Grace (tahun) Tenor (tahun) Lender Jenis Multilateral World Bank ADB IBRD IDA OCR ADF USD,WBD, SDR, EUR, JPY USD, WBD USD, JPY USD LIBOR+FSL, LIBOR+VSL Fixed (0,75% p.a.) LIBOR + Spread Fixed (0,75% p.a.) Commitment Fee Up-Front Fee, dll. - Commitment Fee Up-Front Fee, dll. - 5 10 4 8 20 35 24 32 Bilateral Jepang Inggris ODA ODA JPY, USD GBP Fixed Fixed Commit Fee,dll - 5-10 7 20-40 18 Kr EKSPOR & KOMER- SIAL Perancis Singapore USD, EUR USD LIBOR+Spread, C IRR+Spread, Fixed LIBOR + Spread Commit Fee, Front-End Fee, Ins Premium dll Commit Fee, ManagementFee Ins Premium dll 2 1-1,5 5-15 5-7

Terlepas dari tinjauan kritis tersebut, posisi mutakhir (ketika buku ditulis) yang dipublikasikan oleh pemerintah dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel ini adalah rincian dari Pinjaman (Loans) pada tabel 4.1, yang terdiri dari: bilateral, multilateral, export credit, comercial credit, dan leasing. Kadang-kadang pemerintah memakai rincian yang berbeda, seperti yang dicantumkan pada Nota Keuangan dan RAPBN 2008, yang terdiri dari: bilateral, multilateral, komersial dan supplier. Dalam hal ini, data export creditpada umum- nya masuk ke data bilateral dan komersial.

T

Taabbeell 44..22 UUttaanngg LLuuaarr NNeeggeerrii ((LLooaann))PPeemmeerriinnttaahh IInnddoonneessiiaa ((UUSSDD mmiilliiaarr))

Sumber: Depkeu RI

Dalam dokumen H M MEEN NC CEEK KIIK KR RA AK KY YA AT T (Halaman 116-120)

Dokumen terkait