• Tidak ada hasil yang ditemukan

Posisi Utang Luar Negeri Indonesia

Dalam dokumen H M MEEN NC CEEK KIIK KR RA AK KY YA AT T (Halaman 30-34)

Salah satu bentuk transaksi modal dalam hubungan ekonomi internasional dewasa ini yang nilainya amat besar adalah utang piutang internasional. Dalam transaksi itu, penduduk suatu negara mendapat utang atau pinjaman dari yang bukan penduduk. Penduduk yang berutang (debitur)di sini meliputi pemerintah dan swasta. Sedangkan pihak bukan penduduk yang meminjami

■ Pengeluaran pemerintah yang cenderung meningkat tidak selalu diimbangi

oleh penerimaan, sehingga defisit anggaran menjadi sesuatu yang lazim terjadi pada perekonomian modern. Sebagian besar defisit dibiayai dengan utang.

■ Pada awalnya, kebanyakan utang pemerintah NSB berasal dari luar negeri.

Belakangan, sumber domestik juga bisa dimobilisasi.

■ Utang luar negeri pemerintah NSB biasanya diikuti oleh utang pihak

swastanya, yang sebagian cukup besarnya dijamin oleh pemerintah (publicly guarantee).

■ Penjelasan teori ekonomi tentang alasan utang luar negeri NSB cenderung

berfokus pada faktor internal negara-negara pengutang. Diantaranya adalah: adanya kendala keterbatasan Devisa, untuk meningkatkan per- sediaan tabungan domestik, dan kebutuhan akan bantuan teknis.

■ Dari sisi kreditur ULN, alasan filantropis bersifat amat terbatas, alasan

(kreditur)pun beragam, seperti: pemerintah negara lain, perusahaan swasta negara lain, lembaga internasional (yang dianggap non komersial), dan lembaga keuangan komersial (bank maupun non- bank).

Transaksi utang piutang internasional suatu negara dicatat dalam neraca pembayaran internasionalnya, baik peminjaman maupun pembayarannya. Pencatatan bersifat arus (flow), besaran (nominal) dalam rentang waktu tertentu. Dapat diketahui dari neraca pem- bayaran, aliran modal berkenaan dengan Utang Luar Negeri (ULN) selama kurun waktu tertentu, seperti: satu triwulan, satu semester, dan satu tahun. Dari sisi utang, ada pembayaran cicilan dan penarikan utang baru. Dari sisi piutang, ada penerimaan cicilan utang, dan ada pemberian piutang baru.

Akumulasi transaksi utang piutang luar negeri, dari waktu ke waktu, membentuk posisi ULN suatu negara. Pada suatu waktu, misalnya tanggal 31 Desember 2007, dapat diketahui posisi utang dan posisi piutang negara tersebut. Dengan demikian, datanya bersifat persediaan atau stok (stock).

Dalam kasus negara seperti Indonesia, yang biasa menjadi fokus analisa adalah posisi ULN (external debt outstanding). Sekali lagi untuk diperhatikan, posisi ULN Indonesia adalah hasil bersih atau akumulasi dari arus ULN selama bertahun-tahun. Uraian berikut menggambarkan lebih lanjut maknanya dengan contoh angka-angka yang memang terjadi dalam kasus Indonesia.

Sejak tahun 1970 sampai era awal 90-an, Indonesia mulai me- nerima arus ULN yang cenderung makin meningkat tiap tahun. Laju peningkatannya kemudian menurun, nominalnya masih bertambah, tetapi dengan prosentase pertumbuhan yang lebih kecil dari tahun sebelumnya. Memang pernah juga terjadi dalam satu-dua tahun, per- tumbuhan itu bersifat negatif, arus ULN yang diterima pada tahun

yang bersangkutan lebih rendah daripada tahun sebelumnya. Di lain sisi, sejak akhir 70-an, arus pembayaran ULN berupa cicilan pokok dan bunga cenderung terus meningkat sampai dengan saat ini. Penyebabnya adalah utang-utang terdahulu sudah harus mulai dibayar. Selama periode tahun 1970-2006, diperkirakan ULN yang telah ditarik sudah lebih dari USD 200 milyar. Pelunasan utang pokok, tidak termasuk pembayaran bunganya, telah mencapai USD 75 milyar. Perlu diketahui bahwa penggunaan mata uang dolar Amerika Serikat (USD) hanya suatu kebiasaan pencatatan. Sedangkan transaksi sejatinya menggunakan juga berbagai mata uang asing yang lain, sehingga memerlukan perhitungan konversi- nya bagi keperluan pencatatan.

Posisi ULN Indonesia pada awal tahun 1970 adalah sebesar USD 2,52 milyar, termasuk ULN Orde Lama sebesar USD 2,1 milyar yang telah dijadwal ulang melalui Paris Club tahun 1970, namun tidak memasukkan utang warisan pemerintah kolonial Belanda. Posisi ULN tersebut meningkat menjadi sebesar USD 20,9 milyar pada akhir tahun 1980 dan mencapai posisi tertinggi, USD 150,89 milyar pada akhir tahun 1999. Dalam kurun waktu tersebut ULN pemerintah meningkat dari USD 2,52 milyar pada awal tahun 1970, sebesar USD 6,6 milyar pada akhir tahun 1980, dan menjadi USD 75,87 milyar dollar pada akhir tahun 1999. Sedangkan ULN swasta, yang hampir tidak ada pada tahun 1970, menjadi USD14,3 milyar dollar pada akhir tahun 1980, kemudian mencapai posisi tertinggi, USD 83,56 milyar dollar pada akhir tahun 1998.

Posisi ULN Indonesia, pemerintah dan swasta, pada 31 Maret 2008 adalah sebesar USD 145,47 miliar. Komposisinya adalah sebagai berikut: posisi ULN pemerintah USD 87,50 milyar; posisi ULN swasta USD 57,97 milyar (lihat tabel 1.1). Dalam ULN pemerintah itu sudah termasuk SUN dengan denominasi dolar. Perlu diketahui bahwa

ULN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikategorikan sebagai swasta dalam tabel itu, mengikuti kebiasaan BI serta menurut per- undang-undangan yang berlaku saat ini. Posisi ULN BUMN bukan bank per 31 Maret 2008 adalah USD 3,35 miliar, dan posisi ULN Bank Persero adalah USD 1,95 miliar.

T

Taabbeell 11..11 PPoossiissii UUttaanngg LLuuaarr NNeeggeerrii IInnddoonneessiiaa ppeerr 3311 MMaarreett 22000088

Sumber: Bank Indonesia

Tabel 1.1 bisa dikatakan menggambarkan profil atau struktur ULN Indonesia dalam hal pemilik utang, yang membedakan antara ULN pemerintah dengan swasta. Terlihat bahwa porsi utang pe- merintah adalah sekitar 60,15% dari total ULN. Porsi tersebut akan membesar (63,79%) jika kita memasukkan ULN BUMN, baik bank maupun non bank. Namun, pengertian sektor pemerintah dalam tabel tersebut adalah dalam arti pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Profil ULN juga dapat dilihat dari jangka waktu pelunasannya. Jangka pendek diartikan sebagai ULN yang masa pelunasannya sampai dengan satu tahun; sedangkan ULN jangka menengah dan panjang adalah yang masa pelunasannya lebih dari satu tahun. Berdasarkan jangka waktunya, posisi ULN jangka pendek relatif masih rendah, sebagian besar ULN Indonesia berjangka menengah dan panjang.

Keterangan USD juta

Pemerintah Swasta

a. Lembaga Keuangan - Bank

- Bukan Bank

b. Bukan Lembaga Keuangan

Total 87.500 57.974 8.184 6.017 2.167 48.712,58 145.474

Posisi ULN jangka pendek hanya sekitar 6 % dari total ULN. Sebagian besar dari ULN jangka pendek tersebut merupakan ULN swasta. ULN jangka pendek swasta terbesar justeru dimiliki oleh swasta yang bukan lembaga keuangan, atau perusahaan di sektor riil. Hal itu memang terkait dengan kebutuhannya (seperti kredit supplier). Utang jangka pendek umumnya memiliki suku bunga tidak tetap dan bersifat komersial.

K Koottaakk 11..22

Dalam dokumen H M MEEN NC CEEK KIIK KR RA AK KY YA AT T (Halaman 30-34)

Dokumen terkait