• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah dokumen perencanaan dan pemrograman (jangka menengah dan tahunan)

Dalam dokumen Lakip Kementerian PU 2014 upload (Halaman 100-110)

SASARAN STRATEGIS

1) Jumlah dokumen perencanaan dan pemrograman (jangka menengah dan tahunan)

Dokumen perencanaan dan pemrograman, baik jangka menengah maupun tahunan, memiliki target sebagaimana yang tertera dalam PK tahun 2014 yaitu 8 Rencana Kerja (Renja) Satuan Kerja Administrasi Pangkal (Satminkal), 1.315 Rencana Kerja dan Anggaran (RKAKL), 1 Rencana Kerja Pemerintah (RKP), 1 Nota Keuangan, dan 21 kajian kebijakan. Adapun realisasinya berdasarkan pengukuran kinerja pada tahun 2014, diperoleh hasil 8 Rencana Kerja (Renja) Satuan Kerja Administrasi Pangkal (Satminkal), 1.321 Rencana Kerja dan Anggaran (RKAKL), 1 Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dan 1 Nota Keuangan. Dengan kata lain, kinerja dari jumlah dokumen perencanaan dan pemrograman tersebut pada tahun 2014 ini mencapai 100,10% dari target yang telah ditetapkan.

Tabel 3.35 Capaian Jumlah Dokumen Perencanaan dan Pemrograman Tahun 2014

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

Jumlah dokumen perencanaan dan pemrograman (jangka menengah dan tahunan)

 Renja Satminkal 8 8 100,10  RKAKL 1.315 1.321  RKP 1 1  Nota Keuangan 1 1  Kajian Kebijakan 21 21

Capaian indikator kinerja ini pada dasarnya adalah tingkat kinerja 100%, namun disebabkan oleh penambahan unit yang menyusun RKAKL sehingga capaiannya seolah-olah dengan kinerja yang melampaui target. Seluruh sub-indikator yang ada pada indikator kinerja ini merupakan indikator setingkat diatas output, terkecuali pada kajian kebijakan.

Rencana kerja (Renja K/L) Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2014 yang disusun pada awal semester satu tahun 2014 merupakan hasil penajaman program jangka menengah yang tercantum di dalam Renstra 2010-2014, serta RPJMN khususnya bidang infrastruktur. Sasaran dalam LAKIP ini adalah tersusunnya 1 satu buku Renja Kementerian Pekerjaan Umum 2014. Adapun secara rinci Renja tersebut berisi rincian kegiatan masing-masing unit organisasi, beserta target dan sasarannya.

Beberapa kegiatan bernilai kinerja merah karena beberapa kendala seperti: 1) terdapat kegiatan yang pagu anggarannya masih diblokir, 2) pelaksanaan kegiatan kontraktual yang masih belum dapat dilakukan, 3) pelaksanaan kegiatan tertunda karena siklus perencanaan nasional yang agak mundur dari jadwal yang telah ditetapkan, 4) adanya perubahan kebijakan,

AKUNTABILITAS KINERJA Halaman 91 | 147

Dalam pelaksanaannya, penyusunan laporan keuangan kementerian memerlukan data-data pengelolaan keuangan dari seluruh satuan kerja (Satker) di lingkungan Kementerian PU yang tertuang dalam laporan keuangan dari masing-masing Satker. Laporan keuangan Satker yang berkualitas dan memenuhi persyaratan akan sangat mempengaruhi kualitas laporan pada tingkat di atasnya, termasuk Laporan Keuangan Kementerian yang disusun memiliki peran untuk ikut meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM penatausahaan keuangan melalui kegiatan pembinaan, pelatihan, sosialisasi, bimbingan, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini, permasalahan dan tantangan yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah :

 Penyelesaian temuan BPK RI dan pencegahan temuan berulang;

 Diperlukannya peningkatan kinerja satuan kerja untuk mempertahankan opini WTP

terhadap Laporan Keuangan Kementerian PU;

 Diperlukannya penyusunan berbagai kebijakan dan peraturan untuk mengakomodir

kekosongan kebijakan akuntansi, terutama yang bersifat spesifik Kementerian PU;

 Diperlukannya pengembangan sistem terhadap aplikasi Simak BMN, mengingat aplikasi

ini belum memadai untuk memenuhi database BMN.

Pada tahun 2014, Kementerian PU berhasil mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan audit atas Laporan Keuangan tahun 2013. Ini merupakan suatu prestasi yang cukup luar biasa dan telah lama dinantikan. Hal ini menunjukkan ada perbaikan dalam pengelolaan, penatausahaan dan pelaporan kinerja keuangan di Kementerian PU dibandingkan periode-periode sebelumnya. Artinya kegiatan Biro Keuangan dan Pusat Pengelolaan BMN dengan memberikan pembinaan, pendampingan dan fasilitasi penatausahaan dan pelaporan memberikan hasil yang baik. Diharapkan opini WTP tersebut dapat dipertahankan atas Laporan Keuangan tahun 2014.

Pada Dokumen Evaluasi dan Fasilitasi yang paling utama adalah: i) telah terlaksananya fasilitasi penyusunan LAKIP Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal dan LAKIP Eselon I di lingkungan Kementerian PU, dan ii) tersusunnya LAKIP Kementerian PU dan LAKIP Sekretariat Jenderal tahun 2014. Adapun hasil evaluasi SAKIP dari Kementerian PAN dan RB atas Kementerian PU yaitu peningkatan penilaian dari 73,34 (predikat B+ atas SAKIP 2012, tahun 2013) menjadi 73,36 (predikat B+ atas SAKIP 2013, tahun 2014).

Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan kinerja ini diantaranya adalah:

 Proses pengajuan dokumen pertanggungjawaban penggantian penggunaan anggaran

tidak langsung dilaksanakan begitu kegiatan selesai. Ini terjadi karena padatnya jadwal pelaksanaan kegiatan dan kurangnya jumlah SDM yang kompeten untuk mengerjakannya.

 Pengaruh penerapan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) oleh

Kementerian Keuangan. Sistem baru ini menyebabkan adanya perubahan mekanisme teknis pelaksanaan pengajuan dan pencairan SPM/SP2D di KPPN, dan diperlukan penyesuaian di internal Biro Keuangan untuk pengaplikasiannya. Akibatnya pencairan SPM/SP2D membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

 Adanya perubahan prioritas pelaksanaan kegiatan yang mengakibatkan perubahan

jadwal pelaksanaan. Hal ini harus dilakukan untuk menyesuaikan dengan pembaruan kebijakan oleh Kementerian Keuangan, khususnya dengan penerapan SPAN, SILABI

AKUNTABILITAS KINERJA Halaman 93 | 147

perundang-undangan dari pihak terkait dalam penyusunan produk hukum yang merupakan luncuran di luar apa yang sudah ditargetkan (tetap diperlukan otorisasi dari Biro Hukum) sehingga semakin menambah jumlah pencapaian kinerja.

Adapun rekapitulasi peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan pada Tahun 2014 tersebut adalah 7 Peraturan Pemerintah, 7 Peraturan Presiden, dan 25 Peraturan Menteri. Permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kinerja Biro Hukum Tahun Anggaran 2014, secara umum terkait dengan fungsi koordinasi yang kurang berjalan secara optimal. Sehingga

dibutuhkan peningkatan jejaring (networking) antar unit kerja di Kementerian Pekerjaan Umum

maupun pihak eksternal yang mempunyai hubungan kerja dengan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Biro Hukum. Secara khusus terkait dengan turunnya capaian Penetapan Rumah Negara, perlu dilakukan peningkatan pemahaman terkait pengusulan penetapan dan pengalihan rumah negara melalui bimbingan teknis kepada unit kerja terkait, serta meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Keuangan terkait kepastian hukum dalam persetujuan pengalihan hak rumah negara.

Capaian indikator kinerja pada tahun 2010-2014

Tabel 3.38 Capaian Indikator Kinerja terhadap Sasaran Strategis Meningkatnya Koordinasi, Administrasi dan Kualitas Perencanaan, Pengaturan, Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik

Negara (BMN) tahun 2010-2014

No Indikator Kinerja

Outcome Satuan

Target 2010-2014

Capaian Tahunan Capaian 2010-2014 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah Dokumen Pelaporan Akuntabilitas Kinerja, Keuangan, BMN, dan Laporan Triwulanan Renja 40 8 8 8 8 8 40 RKAKL 1.022 1.127 1.022 1.022 1.415 1.321 5.907 RKP 5 1 1 1 1 1 5 Nota Keuangan 5 1 1 1 1 1 5 Renstra Kementerian 3 1 1 1 - - 3 Kajian Kebijakan 76 3 23 23 17 21 87 2. Jumlah Dokumen Pelaporan Akuntabilitas Kinerja, Keuangan, BMN, dan Laporan Triwulanan Laporan Keuangan 5 1 1 1 1 1 5 Laporan BMN 15 3 3 3 3 3 15 Laporan Triwulan 20 4 4 4 4 4 20 LAKIP Kementerian 5 1 1 1 1 1 5 Evaluasi LAKIP 8 8 8 8 8 8 40 Pedoman Sistem Perencanaan 15 3 2 3 - - - Dokumen Evaluasi 32 6 4 8 6 11 35 3. Jumlah peraturan perundang- undangan bidang PU dan permukiman Dokumen Hukum 119 20 20 25 25 39 129

AKUNTABILITAS KINERJA Halaman 97 | 147 Tabel 3.41 Capaian Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan SDM Aparatur

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

Jumlah pegawai yang terlayani administrasi kepegawaian

30.129

Pegawai

42.564

Pegawai 114,50

Jumlah tata laksana SOP yang disusun 13 SOP 13 SOP

Beberapa kegiatan pencapaian targetnya yang belum maksimal terutama untuk kegiatan Pembinaan awal karier disebabkan karena mundurnya hasil tes CPNS Formasi Tahun 2014. Pemicunya adalah, tumpang tindih pelaksanaan pemberkasan Tes Pegawai Honorer dan Pelaksanaan tes CPNS Tahun 2014. Hal lain yang menjadi kendala adalah perubahan struktur organisasi Kementerian Pekerjaan Umum yang bergabung dengan Kementerian Perumahan Rakyat. Secara tugas, fungsi dan kinerja berpengaruh terhadap hasil capaian di akhir tahun 2014

Adapun beberapa upaya antisipatif yang dilaksanakan, antara lain :

 Melakukan rapat koordinasi antar bagian sebagai laporan tengah semester sekaligus

evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan setiap 6 bulan berjalan dan Melakukan forum group discussion (FGD) untuk memaksimalkan jalur koordinasi antar unit organisasi dan pemegang kewenangan.

 Mendesak untuk memetakan pegawai ke dalam beberapa kelompok sehingga dapat

diltentukan pengembangan pegawai yang dibutuhkan, diperlukan komitmen dari pimpinan untuk memfasilitasi pegawai yang menjadi binaannya dalam mengikuti kegiatan pengembangan yang telah ditetapkan.

 Melakukan komunikasi intensif dengan Tim Khusus dan unit kerja lain yang terkait

dengan pekerjaan, konsep Pola Karir terus disebarluaskan kepada pihak terkait, terutama dengan pejabat yang membidangi kepegawaian seluruh Unit Organisasi, melibatkan pihak luar untuk memperoleh kondisi terkini yang dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki konsep Pola Karir Kementerian Pekerjaan Umum.

 Mempercepat alur proses administrasi kepegawaian dengan memfokuskan terhadap

pendistribusian Surat Kenaikan Pangkat agar cepat sampai di unit organisasi.

 Mengembalikan sistem koordinasi dengan metode kualitatif person to person untuk

memperoleh hasil yang lebih efektif dan efisien, dengan melihat pengalaman bulan - bulan sebelumnya tidak tercapaianya aspek koordinasi.

 Mempersiapkan rancangan design Master Plan Pengembangan SDM Kementerian

Pekerjaan Umum, untuk mengantisipasi isu - isu dan permasalahan yang mengganggu kelangsungan bidang Ke-PU-an.

AKUNTABILITAS KINERJA Halaman 99 | 147

SASARAN STRATEGIS 12 Meningkatnya Kualitas Prasarana, Pengelolaan Data, Informasi

dan Komunikasi Publik

Capaian kinerja sasaran strategis ini diukur dengan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama sebagai tolok ukur keberhasilannya, yaitu:

Dalam dokumen Lakip Kementerian PU 2014 upload (Halaman 100-110)