3.1. Capaian Kinerja Organisas
3.1.1. Pengukuran Kinerja Tahun
Pengukuran kinerja tahun 2014 ini adalah perbandingan antara hasil yang dicapai pada tahun 2014 dengan target yang tertuang di dalam dokumen PK tahun 2014 untuk masing-masing Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam rangka mewujudkan sasaran strategis Kementerian PU. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor 22 Tahun 2010 tentang Penetapan IKU di Lingkungan Kementerian PU, terdapat 15 (lima belas) sasaran strategis dan 35 (tiga puluh lima) target IKU yang harus dicapai oleh Kementerian PU selama periode 2010- 2014.
Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%)
1 Meningkatnya Layanan Jaringan Irigasi dan Rawa
Luas Cakupan Layanan Jaringan Irigasi dan Rawa (dibangun/ditingkatkan dan
dioperasikan/dipelihara) Hektar (dibangun/ditingkatkan) 100.516,87 98.362,23 97,86 Hektar (dioperasikan/dipelihara) 4.124.993,42 4.071.740,40 98,71 2 Meningkatnya Keberlanjutan dan
Ketersediaan Air untuk Memenuhi Berbagai Kebutuhan
Kapasitas Tampung Sumber Air yang Dibangun/ Ditingkatkan dan Dijaga/ Dipelihara (waduk, embung/situ)
Meter3 (dibangun/ditingkatkan) 133.948.541,46 125.334.139,63 93,57 Meter3 (dioperasikan/dipelihara) 194.723.000 194.723.000,0 100,00 Prosentase Pencapaian Penyelenggaraan
Pengelolaan SDA Terpadu oleh Balai-Balai SDA
Wilayah Sungai 15 11,00 73,33
Wilayah Sungai 9 0,68 33,97
Debit Air Layanan Sarana/Prasarana Air Baku untuk Memenuhi Kebutuhan Domestik, Perkotaan dan Industri dibangun/
ditingkatkan dan dioperasikan/dipelihara)
Meter3/detik (dibangun/ditingkatkan) 7,26 7,13 98,27 Meter3/detik (dioperasikan/dipelihara) 46,68 45,66 97,81 3 Berkurangnya Luas Kawasan
yang Terkena Dampak Banjir
Luas Kawasan yang Terlindung dari Bahaya Banjir (dibangun/ditingkatkan dan operasi/ pemeliharaan) Hektar (dibangun/ditingkatkan) 31.704,43 29.916,30 94,36 Hektar (dioperasikan/dipelihara) 259.575,38 25.1217,05 96,78 4 Meningkatnya Kualitas
Layanan Jalan Nasional dan Pengelolaan Jalan Daerah
Tingkat Kemantapan Jalan % 94 93,95 99,94
Tingkat Fasilitasi Penyelenggaraan Jalan
Daerah Menuju 60% Kondisi Mantap % 100 100 100,00
Tingkat Penggunaan Jalan Nasional Milyar kendaraan kilometer
91,55
97,56 106,56 5 Meningkatkan Kapasitas Jalan
Nasional
Panjang Peningkatan Struktur/ Pelebaran
Jalan Kilometer 4.631 4.132 89,22
Panjang Jalan Baru yang Dibangun
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%)
6 Meningkatnya Kualitas Layanan Air Minum dan Sanitasi Permukiman Perkotaan
Peningkatan Jumlah Pelayanan Air Minum Liter/detik 8.179 10.353
115,40 Ibu Kota Kecamatan
(IKK) 308 321
Peningkatan Jumlah Pelayanan Sanitasi Kawasan 712 733
96,69
Kabupaten/Kota 157 142
Jumlah Pemda/PDAM yang Dibina
Kemampuannya PDAM 120 119 99,17
7 Meningkatnya Kualitas Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang
Jumlah Rusunawa yang Dibangun Twin Block 25 25 100,00
Jumlah Kawasan Permukiman dan Penataan
Bangunan yang Direvitalisasi Kawasan 55 54 98,18
8 Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Permukiman Perdesaan/Kumuh/ Nelayan dengan Pola Pemberdayaan Masyarakat
Jumlah Kelurahan/Desa yang Ditingkatkan Infrastruktur Permukiman Perdesaan/ Kumuh/Nelayan
Kelurahan/Desa 15.723 16.106 102,44
9 Terwujudnya Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan dan Standarisasi Teknis Bidang Penataan Ruang
Jumlah Rencana Tata Ruang dan Rencana Terpadu Program Pengembangan Infrastruktur Jangka Menengah Pulau/ Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional
Raperpres 6 6
100,00
RPI2JM 36 36
Jumlah Propinsi/Kabupaten/Kota yang Mendapat Pembinaan Penyelenggaraan Penataan Ruang
RR RTRW Kabupaten 12 6 1
77,11
RR RTRW Kota 11 4 2
10 Meningkatnya Koordinasi, Administrasi dan Kualitas Perencanaan, Pengaturan, Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)
Jumlah Dokumen Perencanaan dan Pemrograman (Jangka Menengah dan Tahunan) Renja Satminkal 8 8 100,1 RKAKL 1.315 1.321 RKP 1 1 Nota Keuangan 1 1 Dokumen Kajian Kebijakan 21 21
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%)
Penyusunan Dokumen Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja, Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) dan Laporan Triwulan
Laporan Keuangan
Kementerian 1 1
100,00
Dokumen Evaluasi 11 11
Laporan BMN 3 3
Jumlah Peraturan Perundang-Undangan
Bidang PU dan Permukiman Dokumen 20 39 195,00
11 Meningkatnya Kualitas Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur
Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur yang Mendapat Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai 7.168 6.273 87,50
Jumlah Pegawai yang Terlayani
Administrasi Kepegawaian serta Jumlah Tata Laksana Standar Operasional Prosedur (SOP) yang Disusun
Pegawai 30.129 42.564
114,50
SOP 13 13
12 Meningkatnya Kualitas Prasarana, Pengelolaan Data, Informasi dan Komunikasi Publik
Jumlah Peta Profil Infrastruktur dan Jaringan Local Area Network (LAN)
Peta Tematik 588 588
100,00
Orang 4.000 4.000
Jumlah Layanan Informasi Publik Buku 230 273
149,60
Temu Pers 190 343
Luas Bangunan Gedung Kantor Kementerian PU yang Ditingkatkan dan Dipelihara
meter² 37.623 37.623
100,00
Unit Gedung 1 1
13 Terwujudnya Peningkatan Kepatuhan dan Akuntabilitas Kinerja Penyelenggaraan Infrastruktur yang Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
Prosentase Menurunnya Tingkat Kebocoran dalam Pembangunan Infrastruktur di Lingkungan Kementerian PU
% 60 61,50% 102,50
Prosentase Menurunnya Temuan Administratif dalam Pembangunan
Infrastruktur di Lingkungan Kementerian PU
% 50 54,75% 109,50
14 Meningkatnya Kapasitas dan Kinerja Pembina Jasa Konstruksi Pusat dan Daerah
Jumlah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Terbina Sesuai dengan Peraturan Perundang- Undangan
Provinsi 4 31 775,00
Kabupaten/ Kota 56 278 496,43
Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Jasa
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%)
Tingkat Daya Saing Industri Konstruksi Nasional dalam Skala Global
Point
Infrastructure GCI 1 5 500,00
15 Meningkatnya IPTEK dan NSPM (K) Siap Pakai
Prosentase IPTEK yang Masuk Bursa
Teknologi Bidang PU % 28,26 28,26 100,00
Prosentase penambahan SPMK yang
diberlakukan oleh menteri PU % 30,00 30,00 100,00
Prosentase Pelayanan Teknis yang
Diterima Stakeholder % 50,85 50,85 100,00
Prosentase Teknologi Tepat Guna yang
Digunakan oleh Stakeholder % 32,48 32,48 100,00
AKUNTABILITAS KINERJA Halaman 47 | 147
Terkait dengan permasalahan tender/lelang, penyedia jasa, dan pembebasan lahan, dan
pengelolaan sumber daya aparatur telah didorong dengan upaya menerbitkan sejumlah peraturan sebagai berikut:
- Percepatan pembebasan lahan: (1) Peraturan Menteri PU Nomor 17/PRT/M/2014 tentang Peraturan Bersama Antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Pekerjaan Umum Dan Badan Pertanahan Nasional Tentang Tata Cara Penyelesaian Pengusahaan Tanah Yang Berada Di Dalam Kawasan Hutan; (2) Peraturan Menteri PU Nomor 06/PRT/M/2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.12/PRT/M/2008 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Dukungan Pemerintah Terhadap Pengadaan Tanah Untuk
Pembangunan Jalan Tol Yang Dibiayai Oleh Badan Usaha;
- Kendala peralatan dalam proyek: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2014 tentang Jenis Dan Tata Cara Penggunaan Peralatan Konstruksi Di Kementerian Pekerjaan Umum;
- Terkait pengembangan SDM: (1) Peraturan Menteri PU Nomor 13/PRT/M/2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Kementerian PU; dan (2) Peraturan Menteri PU Nomor 24/PRT/M/2014 tentang Pedoman Pelatihan Berbasis Kompetensi Bidang Jasa Konstruksi;
- Terkait dengan penyedia jasa: (1) Peraturan Menteri PU Nomor 19/PRT/M/2014 tentang Perubahan peraturan Menteri PU Nomor 08/PRT/M/2011 tentang Pembagian Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi; dan (2) Peraturan Menteri PU Nomor 10/PRT/M/2014 tentang Pedoman Persyaratan Pemberian Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing;
Terkait opini BPK-RI yang memberikan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas
Laporan Keuangan Kementerian PU tahun 2012, namun dengan Paragraf Penjelasan
PP yaitu Pencatatan dan pelaporan persediaan per Desember Tidak
berdasarkan stock opname dan tidak. Terkait hal ini telah berhasil diperbaiki sehingga pada tahun 2013 meraih WTP murni dan diharapkan pada tahun 2014 dapat dipertahankan. Hal itu berhasil dilakukan dengan pelaksanaan: optimalisasi SDM dalam meningkatkan kualitas Laporan Keuangan dan BMN, serta penatausahaan dan pengelolaan BMN.
Terkait dengan peningkatan penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
dan reformasi birokrasi yang memenuhi kaidah dan ketentuan yang berlaku di lingkungan Kementerian PU, sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan penyusunan sasaran program dan kegiatan dalam rencana kinerja tahunan. Terkait hal ini telah dilakukan sejumlah pengembangan pada sistem e-monitoring dan pengembangan sistem informasi pemantauan indikator kinerja secara berkala. Hal itu telah dapat meningkatkan nilai evaluasi SAKIP, namun belum signifikan. Selain itu, seiring dengan perubahan organisasi dan perubahan indikator kinerja pada tahun 2015-2019, maka diperlukan penyesuaian kembali. Terutama dengan terbitnya Perpres 29 tahun 2014 tentang SAKIP dan Permen PAN dan RB nomor 53 tahun 2014, serta perubahan nomenklatur dan struktur organisasi baru Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Adapun sejumlah tindak lanjut yang mencerminkan hasil evaluasi terhadap hasil LAKIP tahun 2013 lainnya yang ditindaklanjuti pada pelaksanaan kinerja tahun 2014 adalah sebagaimana tersirat dalam sejumlah uraian capaian kinerja.
AKUNTABILITAS KINERJA Halaman 49 | 147
SASARAN STRATEGIS 1 Meningkatnya Layanan Jaringan Irigasi dan Rawa
Capaian kinerja sasaran strategis ini diukur dengan 1 (satu) Indikator Kinerja Utama sebagai
tolok ukur keberhasilannya, yaitu luas cakupan layanan jaringan irigasi dan rawa, baik yang
dibangun/ditingkatkan maupun yang dioperasikan/dipelihara.
Tabel 3.2 Luas Cakupan Layanan Jaringan Irigasi dan Rawa Tahun 2014
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
Luas Cakupan Layanan Jaringan Irigasi dan Rawa
Dibangun/ditingkatkan 100.516,87 ha 98.362,23 ha 97,86 Dioperasikan/dipelihara 4.124.993,42 ha 4.071.740,40 98,71
Indikator kinerja ini diarahkan agar layanan jaringan irigasi dan rawa agar lebih optimal, terutama dalam aspek operasi dan pemeliharaan mengingat kegiatan operasi dan pemeliharaan tersebut ditujukan untuk menjaga infrastruktur jaringan irigasi dan rawa tetap terpelihara dan dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada tahun 2014, target luas cakupan layanan jaringan irigasi dan rawa yang dibangun/ditingkatkan adalah sebesar 98.362,23 ha dimana untuk realisasinya kurang dari target yang ditentukan sebesar 100.516,87 ha (97,86%). Sedangkan target luas cakupan layanan jaringan irigasi dan rawa yang dioperasikan/dipelihara adalah sebesar 4.124.993,42 ha dimana untuk realisasinya masih belum mencapai target yang ditentukan, yakni hanya sebesar 4.071.740,40 ha (98,71%).
Diantara kendala dalam pelaksanaan indikator kinerja ini adalah terbatasnya jumlah sumber daya manusia dalam melakukan pekerjaan fisik di lapangan, terutama pada kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi air tanah.
Capaian indikator kinerja pada tahun 2010-2014
Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja terhadap Sasaran Strategis
No Indikator Kinerja
Outcome Satuan
Target
2010-2014
Capaian Tahunan Capaian
2010-2014
2010 2011 2012 2013 2014
1. Luas Cakupan Layanan Jaringan Irigasi dan Rawa Hektar (dibangun/ ditingkatkan) 1.050.000 123.080 136.759 143.835 117.173 98.362 619.209 Hektar (dioperasikan/ dipelihara) 3.525.000 3.422.996 3.183.594 3.197.000 3.781.884 4.071.740 17.657.214
Sumber: Midterm Review Rencana Strategis Kementerian PU 2010-2014, LAKIP Kementerian PU tahun 2013.
Pada pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lainnya terdapat 3 (tiga) kegiatan tidak tercapai terhadap target renstra yaitu Jaringan reklamasi rawa yang dibangun dan ditingkatkan, Jaringan irigasi air tanah yang terbangun, dan jaringan tata air
AKUNTABILITAS KINERJA Halaman 51 | 147
penting bagi perkembangan sektor pertanian, khususnya pertanian pangan dan sebagian mendukung sektor industri yang memerlukan air baku dalam jumlah besar. Selain itu mendukung pula penyediaan air baku untuk air minum pada sektor permukiman dan mendukung penyediaan air untuk pembangkit listrik tenaga air. Adapun indikator kinerja ini secara nasional diarahkan untuk dapat mendukung ketahanan pangan.
Tabel 3.3 Nilai Tambah (Milyar Rp) Sektor Pertanian Pangan Tahun 2009-2013
(Harga Konstan Tahun 2000)
Tahun Nilai Tambah Pertanian Pangan Pertumbuhan (%) Konstribusi pada PDB (%) 2009 149.059 5,0 6,84 2010 151.501 1,6 6,55 2011 154.154 1,8 6,25 2012 158.910 3,1 6,07 2013 161.970 1,9 5,85 2014* 168.630 4,1 5,81
Keterangan: *Angka Sementara
Sumber: Badan Pusat Statistik
Posisi sektor pertanian pangan sendiri termasuk sangat penting bagi penyediaan pangan nasional dan sangat membutuhkan pengaturan dan penyediaan air untuk irigasi. Rata-rata pertumbuhan nilai tambah sektor pertanian pangan selama tahun 2009-2014 sekitar 2,9%. Nilai tambah sektor pertanian pangan tahun 2009 sekitar Rp. 149 triyun dan meningkat menjadi Rp. 168 trilyun tahun 2014. Walaupun mengalami pertumbuhan, kontribusi pada PDB menarik menurun. Penurunan ini adalah karena pertumbuhan sektor lain yang lebih cepat, sehingga pertumbuhan sektor pertanian pangan lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi. Lambatnya pertumbuhan sektor pangan berkaitan dengan kapasitas lahan yang secara alamiah terbatas masa panen serta alih fungsi lahan pertanian.
Gambar 3.1 Nilai Tambah Sektor Pertanian Pangan dan Kontribusi pada Ekonomi Nasional Tahun 2009-2013
Sumber: Badan Pusat Statistik
Dalam situasi yang sedemikian rupa, tanpa infrastruktur irigasi yang baik dan mencukupi maka pertumbuhan sektor pertanian pangan dapat mengalami penurunan yang sangat tajam. Karena itu peran sumber daya air ini sangat penting untuk mendukung strategi nasional ketahanan pangan Indonesia.
AKUNTABILITAS KINERJA Halaman 53 | 147
2) Prosentase pencapaian penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air terpadu oleh