• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1.1 Pengertian Membaca

Membaca merupakan salah satu ketrampilan berbahasa. Membaca juga merupakan sebuah kebutuhan bagi kita, disamping hal-hal lain yang diperlukan untuk bertahan hidup. Terlebih di era digital seperti sekarang ini, aktivitas membaca merupakan sebuah kegiatan yang jarang sekali dilakukan bagi setiap orang. Membaca merupakan literasi terhadap satu konteks pembelajaran bagi peserta didik.

Dalam konsep literasi, membaca ditafsirkan sebagai usaha memahami, menggunakan, merefleksi, dan melibatkan diri dalam berbagai jenis teks untuk mencapai suatu tujuan, (Yunus, dkk (2017: 165).

Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa. membaca merupakan kegiatan memahami teks bacaan dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari teks yang kita baca. Pada saat membaca biasahnya dalam teks bacaan terkandung makna yang tersirat (makna yang tersembunyi) dan tersurat (makna yang tertulis).

Pengertian-pengertian membaca di atas, maka dapat disimpulkan bahahwa membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh suatu informasi. Membaca juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan dirinya

sendiri dan orang lain, hal tersebut tergantung dari keterampilan bahasa yang dimiliki pembaca dan tingkat pemahamannya tentang suatu bacaan.

2.1.1.2 Tujuan Pembelajaran Membaca

Tujuan pembelajaran utama pembelajaran membaca adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi siswa di lingkungan, mulai tahap guru memodalkan strategi hingga pada tahap siswa mengembangkan sendiri strateginya ketika mereka telah menjadi pembaca mandiri. Tarigan (2008: 16) berpendapat bahwa tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami isi bacaan. Makna, arti erat sekali berhubungan dengan maksud, tujuan, atau intensif kita dalam membaca. membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for

details or facts), yaitu membaca untuk mengetahui penemuan-penemuan yang

telah dilakukan oleh para ahli. Apapun yang telah diperbuat oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus. membaca untuk memperoleh ide-ide utama (Teading for main ideas), yaitu membaca untuk mengetahui masalah apa yang dialami oleh tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya.membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita (reading for sequence or organization), yaitu membaca untuk mengetahui setiap bagian cerita. Dengan membaca dapat diketahui apa yang terjadi pada awal cerita sampai selesai. membaca untuk menyimpulkan (reading for inference), yaitu membaca untuk mengetahui mengapa para tokoh berbuat demikian, apa yang dimaksud pengarang dengan cerita atau bacaan itu, dan mengapa terjadi perubahan pada tokoh. membaca untuk mengelompokkan, mengklasifikasikan

(reading for classify), yaitu membaca untuk menemukan atau mengetahui hal-hal yang wajar dan tidak wajar, apa yang lucu dalam bacaan, dan apakah bacaaan itu benar atau tidak. membaca untuk menilai, mengevaluasi (reading for evaluate), yaitu membaca untuk mengetahui apakah suatu buku atau bacaan itu cocok untuk kita baca. Apakah kita dapat berbuat seperti halnya tokoh yang ada dalam cerita apabila hal itu kita nilai baik. membaca untuk mempertentangkan atau memperbandingkan (reading to compare or contrast), yaitu membaca untuk mengetahui bagaimana caranya kehidupan tokoh mengalami perubahan, bagaimana hidupnya berbeda dari kebiasaan hidup yang kita kenal.

2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Membaca

Farida rahim (2008: 16) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membacayaitu faktor fisiologis, intelektual, lingkungan dan psikologis. Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, jenis kelamin, dan kelelahan. Gangguan alat bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan juga dapat memperlambat kemajuan belajar anak. Secara umum ada hubungan positif antara kecerdasan dengan kemampuan membaca. Namun tidak semua siswa yang memiliki intelegensi tinggi mampu menjadi pembaca yang baik. Faktor lingkungan dapat berupa latar belakang anak di rumah dan faktor sosial ekonomi. Latar belakang anak di rumah dapat berupa sikap yang diberikan orangtua kepada anak, kondisi keharmonisan keluarga, dukungan orang tua terhadap minat belajar anak, dan luasnya pengalaman anak di rumah juga mendukung kemajuan membaca anak. Jika dilihat dari sudut pandang sosial ekonomi, semakin tinggi status ekonomi siswa semakin tinggi kemampuan

membacanya. Anak yang berasal dari keluarga yang banyak memberikan kesempatan membaca dalam lingkungan yang penuh bahan bacaan akan memiliki kemampuan membaca yang tinggi. Sedangkan faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman adalah motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi, serta penyesuaian diri.

Siswa yang memiliki motivasi dan minat belajar yang tinggi akan memiliki kemampuan membaca yang tinggi. Dari aspek emosi, siswa yang dapat mengontrol emosi akan lebih mudah memusatkan perhatian pada teks yang dibacanya. Jika anak memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi akan terus mencoba walaupun menemui kegagalan sehingga dapat menguasai berbagai kemampuan termasuk kemampuan membaca pemahaman. Untuk itu, salah satu tugas pembelajaran membaca adalah membantu siswa mengubah perasaannya tentang kemampuan belajar membaca dan meningkatkan harga diri bagi siswa yang kurang mampu membaca pemahaman.

2.1.2 Pengertian Buku Cerita Bergambar

Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai hasil perasaan dan pikiran. Gambar dapat dipergunakan sebagai media dalam penyelenggaraan proses pendidikan sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar-mengajar. Tarigan (2008: 32) mengemukakan bahwa pemilihan gambar haruslah tepat, menarik dan dapat merangsang siswa untuk belajar. Media gambar yang menarik, akan menarik perhatian siswa dan menjadikan siswa memberikan respon awal terhadap proses pembelajaran. Media gambar yang digunakan dalam pembelajaran akan diingat

lebih lama oleh siswa karena bentuknya yang konkrit dan tidak bersifat abstrak. Gambar adalah suatu bentuk ekspresi komunikasi universal yang dikenal khalayak luas.

Nurgiantoro (2005:152) menjelaskan buku cerita bergambar adalah buku bergambar tetapi dalam bentuk cerita, bukan buku informasi. Dengan demikian buku cerita bergambar sesuai dengan ciri-ciri buku cerita, mempunyai unsur-unsur cerita (tokoh, plot, alur)

Buku cerita banyak digunakan dalam pembelajaran di sekolah maupun dapat dijumpai kehidupan anak-anak. Buku cerita adalah sebuah media yang baik bagi siswa untuk pembelajaran belajar membaca di sekolah. Buku cerita bergambar merupakan kesatuan cerita disertai dengan gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias agar lebih memarik untuk dibaca dan gambar dalam buku cerita dapat pendukung sebuah proses pemahaman terhadap isi buku tersebut. Melalui buku cerita bergambar, diharapkan pembaca dapat dengan mudah menerima informasi dan deskripsi cerita yang hendak disampaikan.

Media buku cerita bergambar sangat cocok jika diterapkan dalam proses pembelajaran membaca di kelas III, selain itu buku cerita bergambar ini dapat menjadi refrensi bagi pembelajaran. Media buku cerita bergambar tersebut diwujudkan dalam bentuk visual dan memiliki isi dengan materi pembelajaran PKn didalamnya, buku cerita bergambar dirancang ke dalam bentuk dua dimensi. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, buku cerita bergambar adalah buku yang digunakan untuk menyampaikan pesan melalui tulisan yang didukung menggunakan ilustrasi yang menarik.

2.1.2.1 Jenis dan Karakteristik Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar mempunyai beberapa jenis dan karakteristik. McElmeel (2002) jenis-jenis buku cerita bergambar adalah sebagai berikut:

Dokumen terkait