• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

Dalam dokumen Semnas Teknik Sumber Daya Air (Halaman 63-67)

PULAU UNTUNG JAWA DKI JAKARTA

KAJIAN PUSTAKA

Wilayah Untung Jawa terdiri dari pemukiman warga, sekolah, sarana ibadah, jalan, saluran, food court, gedung pemerintahan dan lain-lain, tentunya menghasilkan limbah yang bila dibiarkan akan mengganggu kesehatan dan lingkungan sekitarnya. Ada pelbagai macam pembagian jenis limbah yang dihasilkan antara lainnya :

1. Limbah padat kering (Rubbish) :

Yang mengandung bahan B.3 limbah ini berasal dari puskesmas terdiri Laboratorium, Operasi, Bersalin, Rongen/X-Ray berupa spuit/ jarum suntik, kemasan obat, perban, kapas, plester dll ini dimasukkan kedalam incenerator, yang merupakan alat pemanasan / pembakaran dengan bahan bakar solar yang temperaturnya ± 1.000 °C dan diberi corong asap tinggi agar cukup aman untuk lingkungan sekitarnya. 2. Limbah padat basah (Garbage) :

Limbah yang banyak mengandung air dan berasal dari gedung dapur (kitchen) dan Laundry (cuci), rawat inap. Hasil limbah ini dimasukkan atau dibuang kedalam tempat pembuangan yang disediakan oleh Pemda dan kemudian dapat diangkut ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) atau langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). (Proses dan cara kerja diatas ad 1 dan ad 2 tidak dibahas lebih lanjut ) 3. Limbah cair :

Merupakan air limbah yang dihasilkan dari semua kegiatan dalam pemukiman dan memungkinkan mengandung migro-organisme, bahan kimia beracun dan bahan organik. Hasil limbah cair ini sebelum dialirkan ke Unit Pengolahan Limbah cair (UPL) harus terlebih dahulu melalui Pretreatment (pengolahan pendahuluan).

Agar limbah cair yang akan diolah tidak mengandung bahan-bahan yang mengganggu proses pertumbuhan bakteri pendegradasian limbah cair dalam UPL nanti, seperti lemak (grease) dari dapur,

48 bahan kimia dari laboratorium, MCK dan lain-lain. Sehingga beban pencemar (polutan) sudah dapat dikurangi dengan pretreatment, limbah cair yang sudah melewati pretreatment bergabung dalam sistem sewerage menuju ke UPL untuk dikelolah lebih lanjut.

 Jenis/definisi

Air Kotor : Air limpasan septic tank yang berasal dari buangan WC/ kamar mandi

Air Bekas : Air buangan dari washtafel, tempat wudlu atau tempat tempat lain selain kamar mandi Air Limbah : Pada puskesmas air limbah dapat berupa limbah cair infeksius (limbah klinis) dan limbah padat infeksius.

Limbah cair puskesmas adalah seluruh limbah cair (air buangan sisa aktivitas dan tinja) yang berasal dari kegiatan puskesmas dan seluruh fasilitas penunjangnya. Pada dasarnya air kotor dan air bekas dapat disalurkan langsung ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Dengan meningkatnya kegiatan akan meningkat pula kapasitas air limbah / air kotor yang dihasilkan.

 Asal limbah:

Toilet/spoel hook dan wastafel, Closet, Urinoir, Cuci film, Tempat cuci di Laundry, Tempat pemandian di Kamar jenasah, Radiologi–Laboratorium, CSSD (Sterilisasi), Ruang Bedah / operasi Puskesmas.

 Kapasitas Instalasi Air Limbah,

Dihitung dari jumlah penduduk dan kunjungan wisatawan.

Kapasitas limbah padat : dihitung dari banyaknya limbah yang dihasilkan rata-rata di tempat penyimpanan sementara limbah per hari nya.

 Identifikasi data kualitas air limbah sebelum diolah

 Kualitas mutu limbah cair ;

Output enfluent sesuai Kep Men KLH No : kep 58 / MENLH/12/1995 untuk baku mutu limbah cair bagi kegiatan Rumah Sakit, yaitu:

Suhu : < 30° C BOD5 : < 30 mg/l COD : < 80 mg/l TSS : < 80 mg/l NH3 bebas : 0,1 mg/l PO4 : 2 mg/l Mikrobiologik : 10.00/100ml PH : 6 – 9

 Karakteristik Air Limbah :

Untuk mengetahui komposisi dari air limbah, maka perlu diketahui analisis sifat-sifat air limbah . 1. Sifat Fisik Air Limbah :

Merupakan penentuan derajat kekotaran air limbah sangat dipengaruhi oleh adanya sifat fisik yang mudah terlihat, jadi sifat fisik air limbah adalah zat padat yang dikandung oleh air limbah yang mempunyai efek estetika, kejernian, bau dan warna serta temperaturnya.

49 2. Sifat Kimia Air Limbah dan Limbah Padat :

Sifat kimia air limbah adalah kandungan bahan kimia dalam air limbah dan sering merugikan lingkungan dan Bahan kimia yang sering terdapat antara lain :

a. Bahan organik : mengandung Protein, Karbohidrat dan lemak serta Deterjen/Sulfactant dan Fonol.

b. Bahan anorganik : mengandung Klorida, Sulfur, Zat beracun/ logam berat, Metan, Netrogen, Fosfor dan Gas.

c. Limbah Padat : mengandung Mercury, Timbal, Sulfur, Amonia 3. Sifat Biologis Air Limbah dan Limbah Padat :

Sifat biologis air limbah adalah kandungan bahteri patogen yang ada dalam air limbah dan digunakan untuk keperluan pengukuran kwalitas air serta penaksiran tingkat kekotoran air limbah.

Sifat biologis limbah padat adalah kandungan bakteri atau kuman yang terdapat dlaam limbah anatomi tubuh atau dari limbah padat organik lainnya

g. Teknologi Membran

Membran ialah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran memiliki ketebalan yang berbeda - beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis serta ada yang homogen dan ada juga ada heterogen. Ditinjau dari bahannya membran terdiri dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami adalah bahan yang berasal dari alam misalnya pulp dan kapas, sedangkan bahan sintetis dibuat dari bahan kimia, misalnya polimer.

Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar dari pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang lebih kecil. Larutan yang mengandung komponen yang tertahan disebut konsentrat dan larutan yang mengalir disebut permeat. Filtrasi dengan menggunakan membran selain berfungsi sebagai sarana pemisahan juga berfungsi sebagai sarana pemekatan dan pemurnian dari suatu larutan yang dilewatkan pada membran tersebut.

Struktur Membran Berdasarkan jenis pemisahan dan strukturnya, membran dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu :

1. Porous membrane. Pemisahan berdasarkan atas ukuran partikel dari zat-zat yang akan dipisahkan. Hanya partikel dengan ukuran tertentu yang dapat melewati membran sedangkan sisanya akan tertahan. Berdasarkan klasifikasi dari IUPAC, pori dapat dikelompokkan menjadi macropores (>50nm), mesopores (2-50nm), dan micropores (<2nm). Porous membrane digunakan pada microfiltration dan ultrafiltration.

2. Non-porous membrane. Dapat digunakan untuk memisahkan molekul dengan ukuran yang sama, baik gas maupun cairan. Pada non-porous membrane, tidak terdapat pori seperti halnya porous membrane. Perpindahan molekul terjadi melalui mekanisme difusi. Jadi, molekul terlarut di dalam membran, baru kemudian berdifusi melewati membran tersebut.

3. Carrier membrane. Pada carriers membrane, perpindahan terjadi dengan bantuan carrier molecule yang mentransportasikan komponen yang diinginkan untuk melewati membran. Carrier molecule memiliki afinitas yang spesifik terhadap salah satu komponen sehingga pemisahan dengan selektifitas yang tinggi dapat dicapai.

Beberapa keunggulan teknologi membran:

1. Pemisahan dapat dilakukan secara continue 2. Konsumsi energi umumnya relatif rendah

50 3. Proses membran dapat dengan mudah digabungkan dengan proses pemisahan lainnya (hybrid

processing)

4. Pemisahan dapat dilakukan dengan kondisi operasi yang dapat diatur 5. Mudah dalam scale up

6. Tidak memerlukan bahan tambahan

7. Pemakaiannya mudah diadaptasikan karena material penyusun membran yang bervariasi Kekurangan teknologi ini antara lain adalah fluks dan selektivitas, karena pada proses pemisahan menggunakan membran umumnya fenomena yang terjadi adalah fluks berbanding terbalik dengan selektivitas. Semakin tinggi fluks sering kali berakibat menurunnya selektivitas, dan sebaliknya. Sedangkan yang diinginkan dalam proses pemisahan berbasis membran adalah mempertinggi fluks dan selektivitas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja membran antara lain: 1. Ukuran molekul

2. Bentuk molekul 3. Bahan membran 4. Karakteristik larutan

5. Parameter operasional (tekanan, suhu, konsentrasi, pH, ion strength, polarisasi)

Teknologi membran dalam pengolahan air dan limbah merupakan proses pemisahan secara fisika yang memisahkan komponen yang lebih besar dari yang lebih kecil. Berbagai jenis proses membran dikategorikan berdasarkan driving force, jenis dan konfigurasi membran dan kemampuan penyisihannya. Proses membran dipergunakan dalam sistem pengolahan air minum dan air buangan seperti dalam proses desalinasi, pelunakan, penyisihan bahan organik, penyisihan warna, partikel dan lain-lain. Proses membran telah ada sejak 25 tahun yang lalu dan saat ini proses tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat.

Proses membran dapat diklasifikasikan berdasarkan driving force untuk menyokong proses pengolahan air. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan teknologi membrane adalah:

1. Tekanan 2. Daya listrik 3. Suhu

4. Gradien konsentrasi

5. Kombinasi lebih dari satu driving force

Proses membran dengan menggunakan tekanan dan tenaga listrik hanya tersedia secara komersial dan telah umum dipergunakan untuk proses pengolahan air minum dan buangan. Proses membran yang paling umum adalah proses yang dijalankan dengan tekanan, dimana tekanan di dalam dan di luar membran berbeda.

Berdasarkan ukuran pori membrane, membran dapat dibagi menjadi empat tipe: 1. FESF (RO)

2. Nanofiltration (NF) 3. Ultrafiltration (UF) 4. Microfiltration (MF)

Reverse osmosis merupakan proses filtrasi yang paling baik, yang dapat menyisihkan partikel-partikel berukuran 1Ao sampai 10Ao, demikian pula dengan ultrafiltrasi yang mampu menyisihkan partikel berukuran 10Ao sampai 1000Ao. Virus influenza dapat disisihkan oleh alat ini. Mikrofiltrasi dapat juga menyisihkan bakteri, pseudomonas dan bakteri-bakteri lainnya. Dalam proses filtrasi membran ini, terhadap air yang akan diolah harus dilakukan pengolahan pendahuluan supaya partikel-partikel yang berukuran besar tidak ikut masuk, sehingga tidak mengganggu kinerja alat yang nantinya akan merusak membran.

51

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen Semnas Teknik Sumber Daya Air (Halaman 63-67)