• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Teori Dukungan Orang Tua

Dukungan orang tua mengacu pada pengertian dukungan sosial. Menurut Saino (dalam Suci 2011) dukungan sosial adalah orang-orang yang memperhatikan, menghargai, dan mencintai. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sarason yang mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, ke pedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi.

Gotlieb (dalam Suci 2011) berpendapat bahwa dukungan sosial sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang

akrab dengan subjek dilingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dalam hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosionalnya atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.

Orang tua adalah orang yang pertama dan utama yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anaknya (Hasbullah dalam Suci, 2011). Maka dari itu, sebagai orang tua harus dapat membantu dan mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anak serta dapat memberikan pendidikan informal guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan pada program pendidikan formal di sekolah.

Tangung jawab pendidikan anak ditanggung oleh keluarga dalam pendidikan infolmal dan ditanggung oleh sekolah dalam pendidikan formal, maka orang tua harus berperan dalam me nanam- kan sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta pem binaan bakat dan kepribadian. Selain itu, orang tua juga harus mem perhatikan sekolah anak dengan memperhatikan pengalaman yang dimiliki dan menghargai segala usahanya serta harus dapat menunjukkan kerja samanya dalam mengarahkan cara anak belajar di rumah, membuat pekerjaan rumah, tidak menghabiskan waktu dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi anak dalam membimbing anak dalam belajar.

Dukungan orang tua adalah bantuan yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya dalam memenuhi kebutuhan dasar anak seperti pemberian rasa aman perhatian dan kasih sayang.

Empat bentuk dukungan sosial menurut House & Kahn (dalam Suci 2011)

1. Dukungan emosional (emosional support)

Berupa ungkapan empati, perlindungan, perhatian dan ke percayaan terhadap individu, serta keterbukaan dalam me-

Hubungan Antara Family ... ~ Listiyawati 29 mecah kan masalah seseorang. Dukungan ini akan membuat se- seorang merasa nyaman, tentram, dan dicintai.

2. Dukungan instrumental (instrumental support)

Dukungan dalam bentuk penyediaan sarana yang dapat mempermudah tujuan yang ingin dicapai dalam bentuk materi, dapat juga berupa jasa, atau pemberian peluang waktu dan kesempatan.

3. Dukungan informasi (informational support)

Bentuk dukungan yang meliputi pemberian nasihat, arahan, pertimbangan tentang berbuat sesuatu untuk men- capai pemecahan masalah.

4. Dukungan penilaian

Berupa pemberian penghargaan atas usaha yang telah di lakukan, memberikan umpan balik, mengenai hasil atau prestasi yang diambil individu.

Bentuk dukungan sosial keluarga menurut Hurlock (dalam Suci 2011)

1. Memenuhi kebutuhan anaknya, baik isik maupun psikologis 2. Memberikan kasih sayang dan penerimaan yang tidak

terpengaruh oleh apa yang anak lakukan

3. Membimbing dalam pengembangan pola perilaku yang di- setujui secara sosial

4. Membimbing dan membantu dalam mempelajari kecakapan motorik, verbal, dan sosial yang diperlukan untuk penye- suaian

5. Memberi bantuan dalam menetapkan aspirasi yang sesuai dengan minat dan kemampuan.

Prokrastinasi Akademik

Istilah Prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan “pro” yang berarti “mendorong maju atau bergerak maju” dan akhiran “cractinus” yang berarti keputusan dihari esok. Jika digabungkan menjadi “menangguhkan” atau “menunda” sampai hari berikutnya. Istilah prokrastinasi digunakan pertama kali oleh Brown dan Holzman. Dikalangan ilmuwan prokrastinasi digunakan untuk menunjukkan suatu kecenderungan menunda- nunda penyelesaian suatu tugas/pekerjaan (Ghufron 2011: 14).

Menurut Silver (2003), seorang yang melakukan prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapi. Tetapi, mereka yang menunda-nunda untuk mengerjakannya sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Penundaan tersebut menyebabkan dia gagal menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu.

Burke dan Yuen (2003) menegaskan kembali dengan menyebutkan adanya aspek irasional yang dimiliki oleh seorang prokrastinator memiliki pandangan bahwa suatu tugas harus diselesaikan dengan sempurna sehingga dia merasa lebih aman untuk tidak melakukannya dengan segera. Jika segera mengerjakan tugas akan menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal.

Penjelasan tersebut memberikan sebuah pengertian bahwa prokrastinasi akademik adalah suatu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan tugas- tugas akademik yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak mendukung dalam proses penyelesaian tugas yang pada akhirnya dapat menimbulkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan bagi pelakunya.

Menurut Migran (2003) prokrastinasi adalah perilaku spesiik yang meliputi:

Hubungan Antara Family ... ~ Listiyawati 31 1. Suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk

memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas. 2. Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku

prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan.

3. Menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya ke- terlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas.

4. Menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik dan sebagainya.

Ferrari dkk (2003) mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati dengan ciri-ciri tertentu:

1. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas

Seseorang yang melakukan prokrastinasi mengerti bahwa tugas yang dihadapi harus segera diselesaikan. Tetapi menunda- nunda untuk memulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

2. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas

Seorang prokrastinator menghabiskan waktu yang di- milikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan. Me- lakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu tugas tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang di milikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara me- madai. Kelambanan dalam arti lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri utama dalam prokrastinasi akademik.

3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual

Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk me- lakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah di tentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering meng- alami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah di ten tukan, baik oleh orang lain maupun rencana yang telah di tentukan sendiri.

4. Melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan

Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak melakukan tugas nya dengan segera karena ia lebih memilih melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan yang dapat men- datangkan hiburan dibandingkan mengerjakan tugas kuliah. Kajian Kolerasional antara Family Support dengan Prokrastinasi

Akademik

Tugas akademik adalah salah satu kewajiban yang harus dikerjakan dan dilalui oleh mahasiswa selama menjalankan studi pada lembaga perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Selama dalam proses penyelesaian tugas akademik, mahasiswa akan dihadapkan pada masalah-masalah yang dapat menghambat dalam proses penyelesaian tugas akademik.

Hambatan-hambatan selama proses penyelesaian tugas akademik, meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri, misalnya seperti mengatur waktu. Sedang faktor eksternal berasal dari luar mahasiswa, seperti kesulitan dalam memperoleh bahan atau materi tugas, kurangnya sarana, adanya aktivitas lain selain kuliah dan kurangnya dukungan dari orang tua. Untuk mempermudah proses akademik, mahasiswa membutuhkan orang lain untuk bisa memberikan saran ataupun nasihat dan juga dukungan, khususnya dukungan dari orang tua.

Hubungan Antara Family ... ~ Listiyawati 33 Dukungan orang tua merupakan cara untuk menunjukkan kasih sayang, kepedulian, dan penghargaan pada anak. Kenyamanan secara emosional, instrumental, penilaian dan informasi yang diterima oleh anak dari dukungan orang tua akan dapat melindungi anak dari konsekuensi permasalahan-permasalahan yang dialami selama ia menempuh pendidikan perguruan tinggi. Sumber dukungan sosial yang terpenting dan paling pertama diterima oleh anak adalah dari keluarga, sebab keluarga merupakan yang paling dekat dengan diri individu dan memiliki kemungkinan yang besar untuk memberikan dukungan (Levit, 1983).

Dukungan sosial yang diberikan orang tua memainkan peranan penting selama masa-masa transisi yang dihadapi oleh mahasiswa (Mounts dkk, 2005). Mahasiswa dengan dukungan sosial yang tinggi akan mempunyai pikiran lebih positif terhadap situasi yang sulit, seperti saat mengerjakan tugas-tugas kuliah bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat dukungan rendah. Mahasiswa juga meyakini bahwa orang tua selalu ada untuk membantu, serta dapat mengatasi peristiwa yang berpotensi menimbulkan stres dengan cara lebih efektif. Dukungan sosial orang tua mempunyai keterkaitan dengan hubungan yang dekat antara anak dan orang, harga diri yang tinggi, kesuksesan akademik, dan perkembangan moral yang baik pada anak (Rice, 1993)

Banyaknya tugas akademik pada mahasiswa dapat menyebab- kan timbulnya perilaku penundaan pada mahasiswa yang ber- sangkutan. Penundaan (procrastination) dilakukan individu sebagai suatu bentuk maladaptif dari problem­focused coping yang di gunakan individu untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang di persepsi- kan penuh stres (Kendall & Hammen, 1998). Prokrastinasi pada umumnya diartikan sebagai penundaan yang tidak berguna dalam penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Salah satu bidang ke- hidupan yang terkena fenomena prokrastinasi adalah akademik.

Prokrastinasi identik dengan bentuk kemalasan. Banyak pe- nelitian yang menemukan bahwa prokrastinasi akademik berperan ter hadap pencapaian akademis, maka prokrastinasi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian karena ber- pengaruh bagi akademik berupa hasil yang tidak optimal dan bagi orang lain atau lingkungannya (Solomon & Rothblum, 1984).

Dukungan dari orang tua dapat membantu seseorang secara lansung dalam mengatasi masalah prokrastinasi, atau sedikitnya mengurangi akibat negatif dari situasi yang menimbulkan stres (Sanderson, 2004). Adanya dukungan sosial orang tua dapat menimbulkan rasa aman dalam melakukan partisipasi aktif, eksplorasi, dan eksperimentasi dalam kehidupan yang pada akhirnya akan meningkatkan rasa percaya diri, keterampilan, dan strategi coping. Menurut Sanderson (2004) dukungan sosial yang diperoleh dapat mempengaruhi bentuk coping stres yang digunakan oleh individu. Dukungan orangtua, coping stress, prokrastinasi yang dilakukan mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan fase penyelesaian tugas-tugas akademik yang penuh dengan stresor, dapat dikurangi dengan coping stress yang lebih efektih (adaptive respon).

Berdasarkan penjelasan tersebuts, prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik mempunyai hubungan dengan dukungan orang tua. Berawal dari dukungan orang tua yang dapat mereduksi stres akibat tekanan-tekanan tugas aka- demik. Pada akhirnya dukungan orang tua dapat mengurangi pro­ kras tinasi akademik dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai satu bentuk coping stress yang tidak efektif (maladaptif response).

Hubungan Antara Family ... ~ Listiyawati 35

Metode Penelitian