• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TERDAHULU

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini telah diteliti oleh peneliti terdahulu sebagai berikut:

Destri Virani Ivira (2018), “Kritik Sastra Objektif Terhadap Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata” Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, Indralaya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterjalinan, keunikan dan keseimbangan yang merupakan pembentuk unsur estetik dalam novel sang pemimpi, kemudian mendeskripsikan gagasan besar yang ada dalam novel sang pemimpi. Bentuk penelitian ini adalah kritik sastra objektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa novel sang pemimpi karya Andrea Hirata memiliki kualitas yang baik karena telah memenuhi semua kriteria penilaian kritik sastra objektif yaitu penilaian estetik dan ekstratetik. Penilaian estetik yang ditemukan dalam novel seperti kalimat “dahan-dahan merunduk kayu menekuri nasib anak-anak nelayan” yang dapat dikategorikan kedalam majas personifikasi, adapun majas tersebut sebagai wujud dari keindahan bahasa dalam novel yang menjadi penilaian keestetikannya. Kemudian penilaian ekstratetik seperti pada kutipan “ jika sedang benar-benar tak punya uang, sudah menjadi semacam konvensi tak resmi, tinggal bilang menumpang saja dan mengucapkan terima kasih, para kondektur itu sudah mafhum maksudnya” yang dapat masuk kedalam penilaian ekstratetik karena mengandung nilai-nilai sosial yang berkembang dimasyarakat. Maka secara estetik

13

novel ini telah memiliki keterjalinan, keunikan, dan keseimbangan, kemudian secara ekstratetik novel ini juga memiliki gagasan besar.

Penelitian diatas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang akan peneliti kaji yaitu mengkaji kritik sastra objektif, namun penelitian diatas mengkritik dari segi penilaian estetik dan ekstratetik dalam karya sastra. Sedangkan penelitian yang akan peneliti kaji mengkritik dari segi unsur-unsur intrinsik dalam lirik lagu. Selanjutnya, perbedaan terdapat pada objek penelitian. Adapun objek penelitian diatas adalah novel sang pemimpi karya Andrea Hirata, sedangkan objek kajian peneliti adalah lirik lagu

“ًََِّسىا َِِْٝد”

/dīna assālam/ yang dinyanyikan oleh Sulaiman Al Mughani.

Teori yang digunakan pada penelitian diatas yaitu teori Abrams (dalam Ratna: 2007) bahwa kritik sastra objektif adalah kritik yang memandang karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri, bebas terhadap sekitarnya, bebas dari penyair, pembaca dan dunia sekitarnya. Sedangkan peneliti menggunakan teori Abrams (dalam Pradopo:

2017) dan Muzakki (2011), Abrams mengemukakan kritik objektif (objective criticism) menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri, bebas dari sekitarnya, bebas dari penyair pembaca, ataupun dunia sekitarnya. Kemudian diklaborasikan dengan konsep Muzakki yang mengatakan bahwa syair memiliki unsur-unsur intrinsik untuk dapat dikatagorikan sebagai karya sastra, yaitu: (1) rasa

)خفطبؼىا(

/al-„āṭifatu/, (2) imajinasi

)هبٞخىا(

/al-khayalu/ ,(3) gagasan

(حشنفىا)

/al-fikratu/ (4) bentuk

(حس٘صىا)

/al-ṣūratu/.

Ayum Yayah Sefia dan Aji Septiaji (2018), “Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono: Kritik Sastra Mimetik”. Jurnal Pendidikan, Kebahasaan Dan Kesusastraan Indonesia, 2. Penelitian ini menggunakan analisis isi. Peneliti ini menginterpretasikan dan berusaha memahami realita yang terdapat pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

14

Persamaan penelitian Ayum dan Aji dengan penelitian yang akan peneliti kaji yaitu puisi sebagai objek penelitian. Objek penelitian diatas adalah kumpulan puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Damono, sedangkan objek kajian peneliti adalah lirik lagu

“ًََِّسىا َِِْٝد”

/dīna assālam/ yang dinyanyikan oleh Sulaiman Al Mughani. Lirik lagu

“ًََِّسىا َِِْٝد”

/dīna assālam/ termasuk ke dalam syair lirik

شؼشىا

(

)ٜ بْنىا

/asy-syi'r al-ghina'i/ karena syair dalam bahasa Arab disebut sebagai puisi dalam bahasa Indonesia. Kemudian perbedaan penelitian terdapat pada pemilihan pendekatan kritik sastra yaitu penelitian diatas mengkaji kritik sastra mimetik.

Adapun teori yang digunakan pada penelitian tersebut adalah teori Abrams (dalam David: 1971) bahwa kritik mimetik adalah kritik yang memandang karya sastra sebagai pencerminan kenyataan kehidupan manusia. Sehingga karya sastra itu dapat menggambarkan objek yang sebenarnya. Sedangkan peneliti menggunakan teori Abrams (dalam Pradopo: 2017) dan Muzakki (2011), Abrams mengemukakan kritik objektif (objective criticism) menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri, bebas dari sekitarnya, bebas dari penyair pembaca, ataupun dunia sekitarnya.

Kemudian Muzakki mengatakan ada empat unsur-unsur intrinsik syair, yaitu: (1) rasa

)خفطبؼىا(

/al-„āṭifatu/, (2) imajinasi

)هبٞخىا(

/al-khayalu/ ,(3) gagasan

(حشنفىا)

/al-fikratu/ (4) bentuk

(حس٘صىا)

/al-ṣūratu/. Maka kedua teori tersebut saling melengkapi, berkesesuain dalam menganalisis lirik lagu dari segi unsur intrinsik yang dianalisis berbeda melalui sudut pandang kritik sastra objektif.

Assa’adah (2018), “Analisis Unsur-Unsur Intrinsik Dalam Syi‟ir

بلاث ذٞضس بلاثس

/Raḍītu Billahi Rabba/ Oleh Maher Zain‟‟ Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti unsur-unsur intrinsik dalam syi‟ir

بلاثس بث ذٞضس

/Raḍītu Billahi Rabba/ Oleh Maher Zain menggunakan teori Muzakki.

15

Hasil dari penelitian ini ditemukannya unsur-unsur intrinsik dalam syi‟ir yaitu rasa

)خلافطبؼىا(

/al-„āṭifatu/ yang terdiri dari kebenaran rasa, kekuatan rasa, kelanggengan rasa, ragam rasa dan tingkat rasa, kemudian terdapat unsur imajinasi, gagasan atau tema dan juga bentuk. Bentuk dari syi‟ir mempunyai ukuran-ukuran yaitu bahasa sastra bersifat lugas, bahasa sastra berbeda karena perbedaan perasaan, bentuk sastra terkait dengan makna dan bentuk sastra berbeda karena perbedaan penulis.

Penelitian diatas menggunakan konsep Muzakki dalam mengkaji unsur-unsur intrinsik syair, hal tersebut menjadi sebuah persamaan dengan penelitian yang peneliti kaji. Adapun konsep Muzakki mengatakan bahwa unsur intrinsik karya sastra memiliki empat unsur, yaitu: (1) rasa

)خلافطبؼىا(

/al-„āṭifatu/, (2) imajinasi

)هبلاٞخىا(

/al-khayalu/ ,(3) gagasan

(حشلالانفىا)

/al-fikratu/ (4) bentuk

(حس٘لالاصىا)

/al-ṣūratu/. Selain itu penelitian diatas juga memiliki perbedaan yaitu pada objek penelitian. Penelitian Assa‟adah mengambil syi‟ir

بلاثس بلالاث ذٞلاضس

/Raḍītu Billahi Rabba/, sedangkan objek penelitian ini adalah lirik lagu

“ًََلاِّسىا َِلاِْٝد”

/dīna assālam/.

Penelitian ini mengkaji kritik sastra objektif lirik lagu dari segi unsur-unsur intrinsiknya yang menggunakan teori Abram (dalam Pradopo: 2017) dan Muzakki (2011).