• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Lokasi dan Wilayah

RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012 2017 I 82018, kaidah pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAF

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

2.1.1.1 Letak dan Luas Wilayah Administrasi

Secara geografis Kota Payakumbuh terletak pada posisi 00o10’ sampai dengan 00o17’’ LS dan 100o35’ sampai dengan 100o45’ BT dengan luas wilayah 80,43 Km2.. Kota Payakumbuh berada pada ketinggian 500-825 mdari permukaan laut.

Secara administrasi Kota Payakumbuh berbatasan dengan beberapa kecamatan dalam wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Harau dan Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh Kota

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Luhak dan Kecamatan Situjuah Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Payakumbuh dan Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Luhak dan Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota

Letak kota Payakumbuh sangat strategis bila dilihat dari segi lalu lintas angkutan darat Propinsi Sumatera Barat – Propinsi Riau. Kota Payakumbuh merupakan pintu gerbang masuk dari arah Pekanbaru menuju kota-kota penting di Propinsi Sumatera Barat. Jarak kota Payakumbuh ke kota Pekanbaru  188 km dan dapat ditempuh selama  4,5 jam perjalanan dengan angkutan pribadi, sedangkan jarak ke kota Padang sejauh  124 km, dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi selama2,5 jam perjalanan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 6 Tahun 2008, Kota Payakumbuh dimekarkan dari 3 kecamatan menjadi 5 kecamatan, dengan pembagian wilayah administratif seperti terdapat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Pembagian Wilayah Administratif Kota Payakumbuh

No Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas (Km2)

1 Payakumbuh Barat Tanjung Pauh 19,08

2 Payakumbuh Utara Padang Kaduduak 14,53

3 Payakumbuh Timur Balai Batimah 22,73

4 Payakumbuh Selatan Sawah Padang 14,67

5 Lamposi Tigo Nagari Sungai Durian 9,42

T o t a l 80,43

ot

umu

n 2012

-201

II -2

2.1.1.2 Kondisi Geografis

a. Topografi.

Secara topografis wilayah kota Payakumbuh dapat dikelompokkan atas enam kelas kemiringan lahan, yaitu datar, agak landai, landai, agak curam, curam dan sangat curam. Secara Umum Kota Payakumbuh berdasarkan kondisi topografinya datar dengan tingkat kemiringan 0-2% seluas 6.601,7 Ha atau 82% dari luas wilayah. Untuk lebih jelasnya tingkat kemiringan lahan kota Payakumbuh dapat dilihat pada Tabel 2.2 :

Tabel 2.2

Kemiringan lahan di Kota Payakumbuh

No Kemiringan lahan Tingkat Kemiringan (%) Luas (Ha)

1. Datar 0 - 2 6.601,70 2. Agak Landai 2 - 8 304,00 3. Landai 8 - 15 588,80 4. Agak Curam 15-30 112,60 5. Curam 30-45 298,40 6. Sangat Curam 45-60 137,50 Jumlah 8.043,00

Sumber : Payakumbuh Dalam AngkaTahun 2012 b. Geologi

Secara regional Kota Payakumbuh terletak diantara ujung tenggara sesar Mengani dan ujung barat laut sesar Sungai Takung di Gunung Malintang. Pada berbagai studi geologi yang pernah dipublikasikan, tidak ditunjukkan kehadiran sesar (patahan) di area Kota Payakumbuh. Namun dari data regional memperlihatkan bahwa Kota Payakumbuh dikelilingi oleh tiga zona patahan besar yaitu :

- Zona Patahan Mangani : 12 km di barat laut Kota Payakumbuh.

- Zona Patahan Sungai Takung : 15 km ditenggara di balik gunung Malintang.

- Zona Patahan Sungai Pakis : 35 km di timur laut Kota Payakumbuh. Ketiga zona patahan tersebut berada diluar wilayah administrasi Kota Payakumbuh, namun perlu diantisipasi sebagai kawasan yang akan terkena dampak sebagai kawasan evakuasi bencana alam dari wilayah sekitarnya.

c. Hidrologi.

Kota Payakumbuh dilalui oleh tiga buah sungai yang tergolong besar yaitu Batang Agam, Batang Sinamar dan Batang Lampasi. Batang Agam melewati Kota Payakumbuh di bagian tengah dan melalui 4 kecamatan yang ada. Batang Lampasi mempunyai anak sungai yaitu Batang Simantung dan Batang Pulau yang melewati Kecamatan

!

ot

"" #"$%

muu

&'" &(

n 2012

-201

) II -3 Payakumbuh Utara dan Kecamatan Lamposi Tigo Nagori. Batang Agam dan Batang Lampasi, akhirnya bermuara ke Batang Sinamar. Disamping itu juga terdapat sungai kecil dengan kisaran lebar 5 - 6 meter yaitu Batang Pulau, Sungai Talang, Batang Sikali dan Sungai Bai.

d. Klimatologi

Curah hujan dan suhu udara merupakan unsur-unsur iklim yang penting yang mempengaruhi kondisi suatu wilayah. Curah hujan di Kota Payakumbuh pada tahun 2011 tergolong sedang yaitu rata-rata 2.434 mm dengan jumlah hari hujan 120 hari setahun.

Musim hujan pada umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai April dan musim kemarau pada bulan Mei sampai September. Curah hujan tertinggi pada tahun 2011 ada pada bulan Desember yaitu 439 mm dan terendah pada bulan Juli yaitu 17 mm. Suhu udara rata-rata di Kota Payakumbuh berkisar 26° Celsius dengan kelembaban udara berkisar antara 45% - 50%.

e. Penggunaan Lahan

Pemanfaatan ruang atau lahan wilayah perencanaan merupakan bentuk pemanfaatan ruang yang menggambarkan fungsi serta karakter kegiatan manusia dan alam. Penggunaan lahan kota Payakumbuh saat ini adalah 34,45% lahan merupakan tanah sawah, dan sisanya 65,55% berupa tanah kering. Tanah kering ini sebagian besar dimanfaatkan untuk bangunan yaitu sebesar 35,58%, kebun/ladang 15,23%, dan lainnya 14,74%.

Penggunaan lahan kota Payakumbuh tahun 2011 dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 2.3 :

Tabel 2.3

Luas Penggunaan Tanah Menurut Jenisnya di Kota Payakumbuh

No. Jenis Lahan Luas (Ha) Presentase

(%)

1. Sawah 2,771 34.45

2. Tanah untuk bangunan dan sekitarnya 2,862 35.58

3. Kebun/ladang 1,225 15.23

4. Kolam/tebat 198 2.46

5. Ditanami pohon (hutan rakyat) 360 4.48

6. Pengembalaan / Padang rumput 47 0.59

7. Lainnya 580 7.21

Jumlah / Total 8,043 100.00

* + ,- ./

ot

0+0 1023

muu

450 46

n 2012

-201

7 II -4 2.1.2. Potensi Pengembangan Ekonomi Wilayah

Analisis potensi pengembangan ekonomi wilayah dilakukan untuk mengetahui secara konkrit sektor dan subsektor yang mempunyai potensi pengembangan yang mempengaruhi perkembangan ekonomi wilayah. Informasi ini diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan daerah dalam menentukan arah dan prioritas pembangunan sesuai dengan potensi yang dimiliki sehingga pertumbuhan ekonomi daerah dapat diwujudkan secara optimal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat akan menjadi maksimal. Potensi pengembangan ekonomi suatu daerah dari sisi pembangunan sektoral ditentukan oleh keuntungan komperatif yang dimiliki oleh daerah bersangkutan dibandingkan dengan kinerja sektor yang sama secara nasional.

Alat analisa yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan komperatif sektor dan subsektor suatu daerah adalah dengan Indek koefisien lokasi (Location Quotient, LQ). LQ adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor disuatu daerah terhadap besarnya peranan sektor tersebut secara nasional atau dengan kata lain LQ menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan sektor-sektor dalam suatu daerah/wilayah dengan kondisi sektor-sektor pembangunan yang ada didaerah yang lebih luas. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi internal yang dimiliki suatu daerah yaitu sektor-sektor mana yang merupakan sektor basis dan sektor mana yang bukan sektor basis dan indikator ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan karena dalam era globalisasi seperti saat ini, tingkat persaingan sangatlah tajam. Dalam kondisi yang demikian, sektor dan subsektor yang dapat berkembang dengan pesat adalah sektor dan subsektor yang mempunyai daya saing yang didukung oleh keuntungan komperatif yang cukup tinggi. Sedangkan potensi pembangunan wilayah lebih banyak ditentukan oleh kandungan sumberdaya alam yang dimiliki oleh wilayah bersangkutan sehingga menentukan arah pembangunan daerah terkait.

Dalam uraian ini nilai LQ diperoleh dengan membandingkan PDRB Kota Payakumbuh untuk sektor tertentu tahun 2007-2011 dengan PDRB secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Barat tahun 2007-2011, hasil perhitungan sebagaimana yang tergambar pada Tabel 2.4

Tabel 2.4

Perkembangan Nilai Indek Koefisien Lokasi (LQ)Menurut Sektor dan Subsektor di Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011

No Sektor / Subsektor 2007 2008 2009 2010 2011 Rata rata 1. Pertanian 0,44 0,44 0,44 0,44 0,45 0,44 a. Tanaman Pangan 0,58 0,58 0,56 0,58 0,58 0,58 b. Perkebunan 0,05 0,05 0,06 0,06 0,06 0,06 c. Peternakan 1,41 1,41 1,38 1,39 1,42 1,40 d. Perikanan 0,27 0,26 0,26 0,26 0,26 0,26 2. Pertambangan& penggalian 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 a. Penggalian 0,15 0,15 0,15 0,14 0,14 0,15 Industri Pengolahan 0,52 0,52 0,53 0,55 0,55 0,53 a. Industri Tanpa Migas 0,52 0,52 0,53 0,55 0,55 0,53

8 9 :; <=

ot

>9> ?>@A

muu

BC> BD

n 2012

-201

E II -5

No Sektor / Subsektor 2007 2008 2009 2010 2011 Rata rata Listrik, Gas & Air Minum 1,18 1,22 1,23 1,25 1,28 1,23

a. Listrik 0,85 0,91 0,93 1,00 1,02 0,94

b. Air Bersih 4,31 4,18 3,94 3,54 3,68 3,93

Bangunan 1,43 1,45 1,46 1,39 1,37 1,42

Perdagangan, hotel dan restoran 0,99 0,99 1,01 1,04 1,04 1,01 a. Perdagangan Besar dan Eceran 0,97 0,97 0,99 1,02 1,03 1,00

b. Hotel 0,46 0,44 0,40 0,40 0,39 0,42

c. Restoran 1,89 1,83 1,75 1,79 1,78 1,81

Angkutan dan Komunikasi 1,55 1,52 1,49 1,42 1,36 1,47

a. Angkutan 1,82 1,80 1,74 1,65 1,57 1,72

b. Komunikasi 0,71 0,73 0,77 0,78 0,81 0,76

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,88 1,89 1,94 2,00 2,07 1,96

a. Bank 2,47 2,53 2,68 2,82 2,94 2,69

b. Lembaga Keu. Tanpa Bank 0,51 0,52 0,51 0,51 0,51 0,51

c. Sewa Bangunan 2,30 2,25 2,25 2,28 2,34 2,28

d. Jasa Perusahaan 0,79 0,74 0,81 0,81 0,83 0,80

Jasa – Jasa 1,50 1,49 1,47 1,41 1,38 1,45

a. Pemerintahan Umum dan Pertahanan 1,50 1,49 1,47 1,39 1,37 1,44

b. Swasta 1,50 1,50 1,46 1,45 1,42 1,46

Sumber : data PDRB Kota Payakumbuh tahun 2007 – 2011

Dari tabel 2.4 terlihat bahwa nilai LQ dalam periode waktu 5 tahun terakhir sedikit mengalami fluktuasi. Sektor yang memiliki potensi ekonomi wilayah yang cukup penting untuk dikembangkan pada saat ini dan akan datang di Kota Payakumbuh adalah yang memiliki nilai LQ lebih besar dari satu, yaitu sektor listrik, gas dan air minum dengan nilai LQ rata-rata = 1,23, sektor bangunan dengan nilai LQ rata-rata = 1,42, sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai LQ rata-rata = 1,01, sektor angkutan dan komunikasi dengan nilai LQ rata-rata 1,47, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan nilai LQ rata-rata 1,96 dan sektor jasa-jasa dengan nilai LQ rata-rata 1,45.

Angka koefisien ini memperlihatkan bahwa sektor tersebut mempunyai keunggulan komperatif yang cukup tinggi dibandingkan dengan sektor yang sama secara rata-rata di tingkat provinsi Sumatera Barat dan merupakan sektor basis di Kota Payakumbuh.

Dilihat dari nilai LQ yang kurang dari satu, sektor pertanian merupakan sektor non basis di Kota Payakumbuh, tetapi didalam sektor pertanian tersebut terlihat bahwa subsektor peternakan ternyata mempunyai potensi pengembangan yang cukup tinggi dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1,40.Pada subsektor peternakan, saat ini Kota Payakumbuh tengah menyiapkan Sentra Pemasaran Peternakan Terpadu yang mengintegrasikan Pasar Ternak, Rumah Potong Hewan (RPH), laboratorium percontohan, BPP dan instalasi Pengolahan Pakan di kawasan Kelurahan Payobasung Kecamatan Payakumbuh Timur.

Meskipun nilai LQ sektor pertanian kurang dari satu, tetapi sektor pertanian masih potensial untuk dikembangkan. Sebagai wilayah perkotaan

F G HI JK

ot

LGL MLNO

muu

PQL PR

n 2012

-201

S II -6 yang cepat berkembang dan semakin terbatas lahan pertaniannya, bahkan semakin lama akan semakin berkurang dengan tumbuhnya kota sebagai pusat pelayanan ekonomi, sosial, pemerintahan, pendidikan dan kesehatan, maka pola pengembangan agribisnis yang prospektif perlu untuk dikembangkan mulai dari peningkatan produksi sampai pada pemasaran produk pertanian dan permodalan.

Sektor industri pengolahan selama lima tahun terakhir ini belum menjadi sektor basis ekonomi Kota Payakumbuh dilihat dari LQ dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang relatif tetap dan nilai LQ rata-rata sebesar 0,53. Namun kedepan sektor industri pengolahan ini akan menjadi potensi yang dapat dikembangkan, terutama industri yang mengolah produk pertanian menjadi produk setengah jadi dan barang jadi. Hal ini merupakan tuntutan sebuah kota yang terus berkembang dimana sektor pertanian terus terdesak dan bertransformasi menjadi kota industri dan jasa. Kondisi ini telah disikapi oleh Pemerintah Kota Payakumbuh dengan penetapan Kawasan Industri dalam Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 01 Tahun 2012 tentang RTRW disepanjang koridor jalan lingkar utara tepatnya di Kelurahan Parambahan Kecamatan Lamposi Tigo Nagori.

Pada saat ini industri yang ada di Kota Payakumbuh umumnya masih tergolong menengah dan industri kecil. Mayoritas dari UKM didominasi oleh usaha rumahtangga (home industry).

Sektor listrik dan air bersih merupakan sektor basis di Kota Payakumbuh dengan nilai LQ rata-rata 1,24. Tetapi secara subsektor, subsektor listrik masih kurang untuk memenuhi kebutuhan listrik rumahtangga, perkantoran dan dunia usaha yang terus berkembang. Untuk kedepan tenaga listrik yang merupakan infrastruktur kota yang penting untuk mendukung perkembangan semua sektor ekonomi mesti tersedia dalam jumlah yang cukup.

Potensi pengembangan subsektor air bersih cukup besar dalam perekonomian Kota Payakumbuh. Kota Payakumbuh disuplai dari tiga sumber, yaitu Batang Tabik, Sungai Dareh dan Sikamarunciang. Kapasitas produksi air bersih yang ada pada saat ini telah mampu melayani sekitar 94,1 % jumlah penduduk Kota Payakumbuh.

Sektor bangunan dengan nilai LQ rata-rata mencapai 1,42 pada lima tahun terakhir ini menunjukkan potensi pengembangan yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah masyarakat yang mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan peningkatanAdvice Planning.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor basis dengan nilai LQ rata-rata 1,01, kecuali pada subsektor hotel belum cukup berkembang dengan nilai LQ rata-rata lebih kecil dari satu. Namun kedepan, subsektor perhotelan punya prospek untuk dapat dikembangkan, mengingat Kota Bukittinggi sebagai daerah wisata sudah jenuh karena keterbatasan lahan.

T U VW XY

ot

ZUZ [Z\]

muu

^_Z ^`

n 2012

-201

a II -7 Subsektor perdagangan besar dan eceran cukup berkembang di Kota Payakumbuh yang lokasinya menyebar di berbagai wilayah kota, baik Pasar Tradisional Ibuh, Pasar Pusat Pertokoan, Pasar Modern (Mall Payakumbuh) maupun yang tersebar di sepanjang ruas jalan utama dan diberbagai kelurahan di Kota Payakumbuh.

Sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor basis dan potensial untuk dikembangkan di Kota Payakumbuh. Perkembangan sektor ini terutama pada subsektor pengangkutan cukup pesat karena semakin pesatnya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Kota Payakumbuh

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan termasuk sektor basis utama di Kota Payakumbuh dengan nilai LQ rata-rata tertinggi dibandingkan sektor lain yaitu 1,96. Namun yang lebih dominan dan pesat perkembangannya adalah subsektor keuangan terutama jasa perbankan. Pesatnya perkembangan jasa perbankan dikarenakan penambahan jumlah bank dan meningkatnya kucuran kredit yang disalurkan dunia perbankan serta kesadaran masyarakat untuk menabung semakin meningkat.

Potensi pengembangan sektor jasa cukup besar dalam perekonomian Kota Payakumbuh dengan nilai LQ rata-rata nomor dua tertinggi setelah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 1,45. Sektor jasa disini banyak dihasilkan dariperanan sektor pemerintahan dalam melayani kebutuhan publik seperti jasa pelayanan administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, jasa rumah sakit, dan jasa pelayanan masyarakat lainnya. Sedangkan peranan sektor swasta masih belum cukup berarti terutama dari jasa hiburan dan rekreasi yang masih cukup rendah.