• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhubungan dan Telekomunikas

RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012 2017 I 82018, kaidah pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

TOTAL PRODUKSI AKHIR TAHUN

2. Perhubungan dan Telekomunikas

Kondisi angkutan darat umum di Kota Payakumbuh saat ini kurang optimal. Penggunaan angkutan umum sebagai sarana transportasi massal yang dapat mengurangi beban lalu lintas masih sangat kurang, bahkan dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Jumlah angkutan umum pada tahun 2007 s/d 2011 adalah sebagai mana tertera pada Tabel 2.77.

Tabel 2.77

Jumlah Uji KIR Angkutan Umum dan Barang di Kota Payakumbuh dari Tahun 2007 – 2011 No Angkutan Umum 2007 2008 2009 2010 2011*) Jmlh Jmlh KIR % Jmlh Jmlh KIR % Jmlh Jmlh KIR % Jmlh Jmlh KIR % Jmlh Jmlh KIR % 1. Mobil penumpang umum 31 29 46,8 25 21 42 23 19 41,3 20 10 25 18 10 27,7 2. Mobil bus 315 275 59,5 312 367 58,8 307 359 58,4 303 341 56,3 305 321 52,6 3. Mobil barang 2.113 2.893 68,5 2.317 3.068 66,22.271 3.186 70,12.509 3.360 66,5 5.691 3.538 31,1 4. Kereta gandengan - - - - 5. Keretatempelan - - - - Jumlah 2.459 3.297 67 2.654 3.456 65,12.601 3.564 68,52.832 3.711 66,5 6.014 3.869 32,2

Sumber: Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kota Payakumbuh, 2012

Penurunan penggunaan angkutan umum di masyarakat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya; kemudahaan memperoleh kendaraan pribadi (terutama sepeda motor), keterbatasan jalur angkutan umum yang ada, ketidaknyamanan menggunakan angkutan umum. Rasio panjang jalan dan jumlah kendaraan bermotor di Kota Payakumbuh Tahun 2007 s/d 2011 disajikan pada Tabel 2.78.

Tabel 2.78

Rasio Panjang Jalan dan Jumlah Kendaraan di Kota Payakumbuh dari Tahun 2007 – 2011 No Uraian tahun 2007 2008 2009 2010 2011 1. Panjang Jalan 243,67 237,15 237,29 220,28 261,44 2. Jumlah Kendaraan 19.454 22.478 26.398 28.584 31.440 3. Rasio 1,25 1,08 0,90 0,77 0,80

Sumber: Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kota Payakumbuh, 2012

Untuk fasilitas terminal penumpang yang akan dibangun, direncanakan diarahkan untuk mendukung sistem jaringan jalan primer.

Ð Ñ ÒÓ ÔÕ

ot

ÖÑÖ ×ÖØÙ

muu

ÚÛÖ ÚÜ

n 2012

-201

Ý II -89 Kota Payakumbuh hanya memiliki 1 (satu) terminal penumpang angkutan kota/perdesaan, yaitu terminal sago di pusat kota dan 1 (satu) terminal angkutan penumpang antar kota di Koto Nan Ampek yang saat ini kurang berfungsi. Sementara itu, untuk melayani angkutan barang dan kargo belum tersedia.

Kota Payakumbuh dilayani oleh satu buah Sentral Telepon Otomat (STO) dengan jumlah pelanggan sebanyak 6.099 satuan sambungan pada tahun 2008, menjadi 5.684 satuan sambungan pada tahun 2009. Penurunan yang ini secara signifikan disebabkan oleh penurunan jumlah sambungan telepon dari jenis Rumah Tangga, yaitu dari 5.571 satuan sambungan pada tahun 2008 menjadi 5.200 satuan sambungan pada tahun 2009. Juga pada jenis Wartel, yang pada tahun 2008 berjumlah 82 satuan sambungan menjadi 42 satuan sambungan saja pada tahun 2009.

3. Energi

Listrik merupakan sumber penerangan dan energi yang sangat penting dalam menunjang perekonomian daerah. Pembangkit tenaga listrik yang dimanfaatkan di Kota Payakumbuh bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Maninjau, PLTA Batang Agam, PLTA Ombilin, Pembangkit Listrik Tanaga Uap (PLTU) Salak, dan PLTA Koto Panjangyang didistribusikan melalui gardu induk/kubikel dengan kapasitas tegangan 20 KV dan berdaya 200 KVA. Jaringan listrik sudah menyebar hampir keseluruh bagian wilayah Kota Payakumbuh.

Secara umum jaringan listrik yang ada di Kota Payakumbuh pada saat ini sudah merata penyebarannya disetiap kecamatan yang ada di Payakumbuh, terutama pada pusat-pusat kegiatan dan lingkungan perumahan penduduk. Dari data yang ada diketahui bahwa daya terpasang yang ada di Kota Payakumbuh adalah sebesar 23.529 kwh dan dari hasil analisa yang telah dilakukan terlihat bahwa jumlah kebutuhan listrik Kota Payakumbuh sampai pada akhir tahun rencana adalah sebesar 25.996 kwh.

Jadi dapat disimpulkan bahwa daya terpasang yang ada di Kota Payakumbuh tidak mencukupi untuk melayani kebutuhan masyarakat setempat akan kebutuhan energi listrik dan dari keadaan ini dapat disimpulkan bahwa permintaan masyarakat terhadap sambungan listrik masih memerlukan tambahan daya energi listrik dari pihak PLN.

Rumah tangga pengguna listrik meningkat dari tahun ketahun seiiring dengan meningkatnya luas daerah terbangun. Pada tahun 2010 berjumlah 20.415 rumah tangga dan tahun 2011 meningkat menjadi 20.912 rumah tangga.

Þ ß àá âã

ot

äßä åäæç

muu

èéä èê

n 2012

-201

ë II -90 Tabel 2.79

Kebutuhan Beban Tenaga Listrik Tahun 2007 – 2011 Kota Payakumbuh

N0 Uraian Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 1. Kebutuhan GWH - rumah tangga GWH 179,003 179,004 179,005 179,006 179,007 - Komersial GWH 17,44 17,45 17,45 17,46 17,46 - Public GWH 8,72 8,72 8,72 8,73 8,73 - Industri GWH 13,08 13,08 13,09 13,09 13,09 2. Susut & Losses (T&D) % 6,06 6,05 6,05 6,05 6,05 3. Susut Pemakaian

Sendiri % 0,08 0,08 0,08 0,09 0,09

4. Total Susut & Losses % 6,12 6,12 6,12 6,13 6,14

5. Faktor Beban % 49 50 53 54 54 6. Produksi GWH 245,47 245,48 245,51 245,52 245,69 7. Beban Puncak MW 19,5 19,6 19,7 19,7 19,8 8. Kapasitas Terpasang MW 4,3 4,4 4,5 4,5 4,6 9. Cummulated Commited Projects MW

10. Total Kapasitas Sistem MW 30 30 30 30 30 11. Daya Yang Dibutuhkan* MW

Sumber : PLN Rayon Payakumbuh, 2012

Tabel 2.80

Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Tahun 2007 – 2011

No Uraian

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 1. RT dengan daya 450 watt 9.358 9.163 8.990 8.820 8.162 2. RT dengan daya 900 watt 8.039 8.972 9.281 10.034 10.358 3. RT dengan daya 1.300 watt 990 1.059 1.109 1.405 2.136 4. RT dengan daya 2.200 watt 103 114 127 139 236 5. RT dengan daya > 2.200 watt 15 17 16 17 20 6. Total Jumlah Rumah Tangga

menggunakan listrik 18.505 19.325 19.532 20.415 20.912 7. Jumlah Rumah Tangga 24.725 25.018 25.302 28.163 28.667 8. Persentase Rumah Tangga yang

menggunakan listrik (6)/(7) 74,84 77,24 77,20 72,79 72,95 Sumber : PLN Rayon Payakumbuh, 2012

2.4.3 Penataan Ruang

Arah perkembangan kotadan penggunaan lahan di Kota Payakumbuh mengikuti pola konsentrik, terpusat pada pusat kota dan berkembang sejajar atau secaralinier pattern di sepanjang jalur jalan ke seluruh wilayah kota. Melihat perkembangan Kota yang cukup pesat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka peruntukan setiap ruang di kota Payakumbuh harus ditata dengan rapi agar kota tidak menjadi semrawut. Sesuai dengan rencana struktur ruang yang tertuang dalam RTRW Kota Payakumbuh, dimana ada 1 (satu) rencana pusat pelayanan kota dan 5 (lima) sub pusat pelayanan kota yang akan dijadikan sebagai pusat pertumbuhan baru di Kota Payakumbuh. Kondisi ruang di Kota Payakumbuh sebagai berikut :

ì í îï ðñ

ot

òíò óòôõ

muu

ö÷ò öø

n 2012

-201

ù II -91 a. Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB

Jenis pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau yang diarahkan pengembangannya pada :

 RTH taman kota, terdapat pada kawasan Ngalau

 RTH taman kota pada kawasan eks perkantoran Bupati Lima puluh Kota.

 RTH jalur hijau (Sempadan Sungai, TPASampah Kawasan Padang Karambia dan Kapalo Koto, jalan kereta api dan jalur sutet)

 RTH tempat pemakaman umum  RTH jalur hijau jalan

 RTH ruang pejalan kaki

Jika dilihat dari ruang terbuka hijau dibandingkan dengan luas wilayah ber-HPL/HGB maka rasio RTH adalah 29,98 %.

b. Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan

Jumlah bangunan ber-IMB dibandingkan dengan jumlah bangunan terjadi peningkatan dari tahun ketahun, baik untuk bangunan yang sudah ada maupun yang baru dibangun. Hal ini karena adanya peningkatan kinerja dalam pembinaan, pengawasan, dan pengendalian IMB. Pada tahun 2010 jumlah bangunan yang telah memiliki IMB berjumlah 2.130 unit.

2.4.4 Fokus Iklim Berinvestasi

Majunya iklim investasi akan berdampak positif tehadap kemajuan pembangunan daerah, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan, Peningkatan iklim berinvestasi diperlukan untuk memperbaiki kondisi dan situasi sehingga investor merasa nyaman untuk melakukan penanaman modal di Kota Payakumbuh. Perkembangan jumlah investasi di kota Payakumbuh selama periode 2007-2011 tampaknya juga cukup menggembirakan. Pada tahun 2007 pertumbuhan jumlah investasi baru sebesar 4,39 %, dan kemudian meningkat secara tajam pada tahun 2011, dimana angkanya mencapai sebesar 8,42 %.

Dalam penghitungan PDRB Menurut Penggunaan, investasi dibatasi pada penambahan/pembentukan barang modal tetap bruto, baik itu barang setengah jadi maupun barang jadi.

Tabel 2.81

Investasi Dihitung Berdasarkan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Kota Payakumbuh Tahun 2007-2011

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku (Rp Milyar)

Atas Dasar Harga

Konstan (Rp Milyar) Pertumbuhan (%)

2007 235,76 125,34 4,39

2008 269,52 133,84 6,78

2009 298,82 142,29 6,31

2010 350,37 154,50 8,58

2011 414,04 167,51 8,42

ú û üý þÿ

ot

û

muu

n 2012

-201

II -92 Berdasarkan Tabel 2.81 dapat dilihat bahwa investasi (PMTB) di Kota Payakumbuh meningkat setiap tahunnya baik atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK). Pada tahun 2007 pertumbuhan investasi di Kota Payakumbuh baru sebesar 4,39 % dengan nilai investasi Rp. 235,76 Milyar ADHB. Tapi pada tahun 2008 investasi di Kota Payakumbuh tela meningkat menjadi 6,78 % dengan nilai investasi Rp. 269,52 Milyar. Pada tahun 2009 investasi menurun pertumbuhannya menjadi 6,31 %. Dan pada tahun 2010 dan 2011 pertumbuhan investasi sudah lebih dari 8 % dengan nilai investasi masing-masing sebesar Rp. 350,37 Milyar dan Rp. 414,04 Milyar.

2.4.5 Fokus Sumber Daya Manusia

Capaian pembangunan daerah dapat dilihat dari berbagai indikator kesejahteraan masyarakat. Salah satu melihat capaian tersebut dari aspek Sumber Daya Manusia menggunakan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau yang lebih dikenal dengan Human Development Indexs (HDI). Hasil capaian HDI Kota Payakumbuh selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.82.

Tabel 2.82

Capaian IndikatorIndex Pembangunan Manusia (IPM) Kota Payakumbuh Tahun 2007- 2011

No. Indikator IPM Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 1. Pendidikan

 Angka Melek Huruf (%)  Rata-rata lama Sekolah (Thn)

98,60 9,04 99,16 9,07 99,17 9,27 99,18 9,66 99,31 9,12 2. Kesehatan

a) Angka Harapan Hidup (Thn) 70,21 70,31 70,46 70,62 70,78 3. Ekonomi

b) Pengeluaran Riil/ Kapita (Rp/bln)

621.200 623.400 627.950 633,020 635.975

4. IPM 74,36 74,95 75,35 75,81 76,29

Sumber : BPS Kota PayakumbuhTahun 2012

Dari Tabel 2.82 terlihat bahwa selama rentang waktu lima tahun terjadi peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) atau HDI dari angka 74,36 pada tahun 2007 menjadi 76,29 pada tahun 2011. Hal ini mengindikasikan terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan IPM dari komponen pendidikan dilihat dari angka melek huruf, terjadi sejak tahun 2007 dari 98,6 % menjadi 99,31 % pada tahun 2011, dan dari rata- rata lama sekolah terjadi peningkatan dari 9,04 tahun pada tahun 2007 menjadi 9,12 tahun pada tahun 2011. Kemudian dari komponen kesehatan terjadi peningkatan angka usia harapan hidup dari 70,21 tahun pada tahun 2007 menjadi 70,78 tahun pada tahun 2011.

III - 1

BAB III