• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Responden

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.3 Karakteristik Responden

Dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan mengenai karakteristik responden. Responden pada penelitian kali ini adalah petani ubi jalar di Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Ciri-ciri petani yang dapat dijadikan sebagai responden adalah petani ubi jalar yang telah memiliki pengalaman berusahatani ubi jalar paling tidak 1 musim tanam. Jumlah responden yang digunakan pada penelitian kali ini adalah 100 orang. Keseluruhan petani ubi jalar yang menjadi responden adalah petani ubi jalar yang berdomisili di Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai karakteristik responden/petani ubi jalar.

5.3.1 Karakteristik Petani Berdasarkan Usia

No Umur Frekuensi /

Persentase (%) Rata-rata Umur

1 ≤ 30 tahun 6 51 tahun 2 31 - 40 tahun 29 3 41 - 60 tahun 55 4 ≥ 61 tahun 21 Total 100

Usia produktif manusia adalah dari usia 15-64 tahun. Sehingga dapat dikatakan berdasarkan tabel 10 bahwa rata-rata pertani ubi jalar di Kecamatan Arjasari termasuk ke dalam usia produktif dalam bekerja. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan mayoritas responden petani ubi jalar masih sangat rendah. Sedangkan petani merasa bahwa budidaya/usahatani ubi jalar cukup hanya mengandalkan keahlian otodidak. Petani ubi jalar dengan usia dibawah atau sama dengan 30 tahun paling sedikit padahal usia tersebut adalah usia dimana seseorang memiliki kekuatan bekerja yang baik. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tidak banyak kaum muda yang mau terjun ke dunia pertanian terutama usahatani ubi jalar. Seperti keterangan dari beberapa responden diketahui bahwa anak-anak mereka lebih memilih bekerja di perkantoran dan di perkotaan dibandingkan di sektor pertanian terutama di usahatani ubi jalar. Hal ini dikarenakan bekerja di perkantoran lebih dirasakan memiliki gengsi yang lebih tinggi dibandingkan menjadi petani ubi jalar.

5.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama dan Pekerjaan Sampingan Saat ini

Tabel 1.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama dan Pekerjaan Sampingan Saat ini

No. Pekerjaan Utama Frekuensi / Persentase (%) Pekerjaan Sampingan Frekuensi / Persentase (%) 1 Pedagang 4 Pedagang 4

2 Petani Ubi jalar 87 Petani Ubi jalar 17

3 PNS 3 PNS 1

4 Lainnya 6 Lainnya 45

Pada tabel 5.5 terlihat responden yang dijadikan sampel sebagian besar menjadikan usahatani ubi jalar sebagai pekerjaan utamanya. Angka yang dicapai bahkan hingga lebih dari 80% dari total responden. Ini menunjukkan bahwa berusahatani ubi jalar memang merupakan pekerjaan yang menjadi primadona bagi masyarakat di Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Sedangkan dari tabel juga diketahui bahwa kurang dari 30% responden yang menjadikan usahatani ubi jalar sebagai pekerjaan sampingannya.

Dari jumlah total responden petani ubi jalar di Kecamatan Arjasari mayoritas memiliki pekerjaan sampingan yang cukup beragam diantaranya adalah guru, buruh, supir, petani padi dan palawija, petani jambu, petani pisang, dan lain-lain, sedangkan 33 orang responden petani ubi jalar tidak memiliki pekerjaan sampingan atau dapat dikatakan hanya menjadikan petani ubi jalar sebagai satu-satunya profesi/pekerjaan yang ditekuni. Ini merupakan hal yang menarik bahwa kurang lebih 1/3 dari total responden petani ubi jalar menjadikan usahatani ubi jalar sebagai pekerjaan utama dan satu-satunya pekerjaan untuk mencukupi kehidupan keluarganya sehari-hari. Ini membuktikan bahwa usahatani ubi jalar adalah usahatani yang menguntungkan dan menjanjikan untuk dilakukan.

5.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Saat ini

Tabel 5.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Saat ini

No. Pendidikan Terakhir Frekuensi /

Persentase (%) 1 Akademi/Diploma 2 2 Sarjana 3 3 SD 55 4 SMA 18 5 SMP 18 6 Tidak Sekolah 4 Total 100

Tabel 12 menunjukkan hasil dari 100 orang responden petani ubi jalar di Kecamatan Arjasari yaitu diketahui bahwa mayoritas petani ubi jalar berpendidikan terakhir SD (Sekolah Dasar). Hal ini berarti bahwa tingkat pendidikan para petani ubi jalar masih sangatlah rendah. Para responden mengaku bahwa dahulu pendidikan masih

menjadi hal yang mahal sehingga banyak dari orangtua yang tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga bangku pendidikan yang tinggi. Pada budidaya ubi jalar pun para petani mengaku belajar secara otodidak atau dengan berdiskusi dan belajar dari rekan-rekan yang telah berhasil dalam usahatani ubi jalarnya.

5.3.4 Pengalaman Petani Berusahatani Ubi jalar

Tabel 5.7. Lama Pengalaman Usahatani Ubi jalar

No. Pengalaman Usahatani (Tahun) Frekuensi / Persentase (%) 1 5 – 15 53 2 16 – 30 32 3 30 – 50 13 4 > 50 2 Total 100

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden petani ubi jalar di Kecamatan Arjasari memiliki pengalaman usahatani ubi jalar yang belum terlalu lama yaitu sekitar 1/3 nya saja dari usia responden petani ubi jalar. Hal ini dikarenakan pada mulanya ubi jalar belum menjadi komoditas utama yang mereka usahakan, petani lebih cenderung bertani padi/palawija. Namun semenjak sekitar tahun 2000, budidaya dan usahatani ubi jalar mulai gencar digalakkan sehingga membuat banyak petani yang beralih komoditas menjadi budidaya komoditas ubi jalar. Hal ini juga dibuktikan oleh banyaknya lahan sawah milik responden petani ubi jalar yang diubah fungsi menjadi kebun ubi jalar. Selain itu banyak dari petani yang mendapatkan warisan berupa lahan/pohon ubi jalar sehingga mereka meneruskan usahatani ubi jalar hingga saat ini. Biasanya, petani yang baru berusahatani ubi jalar sekitar 5 tahun tidak memiliki lahan ubi jalar dan pohon ubi jalar pribadi tetapi menyewa kepada pemilik pohon ubi jalar lainnya yang memang pohon ubi jalarnya sudah produktif. Jikapun mereka ternyata memiliki lahan/pohon ubi jalar pribadi, maka jumlahnya sangatlah sedikit dan pohon ubi jalar yang dimiliki belum produktif. Sedangkan responden petani ubi jalar yang sudah berusahatani ubi jalar selama lebih dari 50 tahun pada umumnya merupakan petani ubi jalar yang sudah memiliki lahan/pohon ubi jalar pribadi dan cenderung tidak menyewa lahan/pohon ubi jalar orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata lama pengalaman usahatani ubi jalar petani responden adalah selama 18 tahun.

5.3.5. Status Kepemilikan dan Penguasaan Lahan Ubi jalar

Pada hasil penelitian ini status penguasaan lahan petani ubi jalar terbagi menjadi 3 kategori yaitu lahan ubi jalar milik pribadi, lahan ubi jalar garap, dan lahan ubi jalar sewa. Dapat dilihat pada gambar 5.5.

Gambar 5.5. Status Penguasaan Lahan Petani Ubi jalar

Dari hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa mayoritas petani ubi jalar memiliki lahan ubi jalar pribadi seluas 0,11-0,5 Ha dan tidak memiliki kebun/lahan ubi jalar lain yang digarap ataupun disewa. Mayoritas petani memiliki kebun/lahan ubi jalar pribadi karena banyak yang merupakan warisan dari orangtua, selain itu juga karena pohon ubi jalar ditanam di pekarangan rumah petani, selain itu juga karena alih fungsi lahan yang mereka miliki misal yang mulanya berfungsi sebagai sawah menjadi lahan/kebun ubi jalar.

Meskipun begitu, dari hasil wawancara peneliti terhadap responden di lapangan, diketahui bahwa terdapat sebagian petani yang selain memiliki lahan pribadi petani tersebut juga menyewa atau menggarap kebun/lahan ubi jalar milik orang lain. Dalam hal sistem penyewaan kebun/lahan ubi jalar, sebenarnya yang terjadi di lapangan yaitu petani tidak menyewa kebun/lahan ubi jalar tetapi menyewa pohon ubi jalar yang sudah produktif kepada pemiliknya. Kemudian dari jumlah pohon ubi jalar yang disewa oleh petani ini dikonversi ke dalam satuan luas lahan.

84 10

27

Dokumen terkait