• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subsistem Lembaga Penunjang .1 Kelompok Tani Ubi jalar

Penentuan Harga Jual Ubi Jalar

5.4.5 Subsistem Lembaga Penunjang .1 Kelompok Tani Ubi jalar

Tabel 5.18. Keikutsertaan Responden Petani Ubi jalar dalam Lembaga

No.

Keikutsertaan Petani Ubi jalar dalam Lembaga Lembaga Tingkat Desa

(Kelompok Tani) Frekuensi / Persentase (%) Lembaga Antar Wilayah (Diluar Desa) Frekuensi / Persentase (%) 1 Tidak 56 Tidak 97 2 Ya 44 Ya 3 Total 100 Total 100

Berdasarkan tabel 37 diketahui bahwa mayoritas responden petani ubi jalar di Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung tidak tergabung ke dalam kelompok tani. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang diantaranya adalah tidak adanya kelompok tani yang aktif di desa tempat tinggal responden petani ubi jalar dan responden petani ubi jalar merasa tidak perlu untuk tergabung dalam kelompok tani karena sangat jarangnya manfaat yang dirasakan dari kelompok tani yang ada. Sistem pada hampir semua kelompok tani tidak berjalan dengan baik sangat membuat tidak adanya ketertarikan bagi petani untuk tergabung ke dalam kelompok tani.

Mayoritas responden petani ubi jalar di Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung juga tidak tergabung dalam suatu lembaga usahatani ubi jalar dengan cakupan yang lebih luas (diluar desa). Mayoritas petani ubi jalar bahkan tidak mengetahui informasi

mengenai adanya lembaga-lembaga usahatani ubi jalar tersebut. Adapun hanya 3% dari total keseluruhan responden petani ubi jalar yang tergabung dalam lembaga usahatani ubi jalar sebagian besar memegang jabatan di dalam lembaga tersebut. Kondisi ini cukup disayangkan karena kurangnya informasi kepada petani ubi jalar tentang lembaga usahatani ubi jalar karena dengan petani tergabung dalam suatu lembaga usahatani maka akan memiliki wadah tempat belajar dan berbagi ilmu antar petani ubi jalar.

Adapun saat pertama kali pemerintah menggalakkan komoditas ubi jalar untuk ditanam di Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung, tidak lama setelahnya banyak terbentuk kelompok tani ubi jalar. Pembentukkan kelompok tani tersebut dimaksudkan untuk mewadahi para petani ubi jalar untuk berdiskusi, selain itu juga menjadi gerbang bantuan-bantuan dari pemerintah untuk usahatani komoditas ubi jalar. Selain itu, seringkali terdapat kelompok tani yang dibuat secara mendadak atau musiman saja, yaitu hanya jika akan ada pemberian bantuan/ pelatihan/ penyuluhan maka dengan sengaja dibentuklah kelompok tani- kelompok tani ubi jalar. Hal ini sangat disayangkan karena keaktifan dari kelompok tani sangat bergantung pada bantuan dari pihak lain. Maka ketika terjadi kondisi seperti saat ini yang sangat jarang ada bantuan, kelompok tani juga bagaikan tidak ada.

5.4.5.2 Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan adalah lembaga yang menyediakan fasilitas keuangan bagi petani untuk dapat melakukan pinjaman dan memberikan bantuan-bantuan materil lainnya. Dari hasil penelitian di lapangan didapatkan bahwa lembaga keuangan yang pernah membantu petani ubi jalar cukup beragam seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.31.

Tabel 5.19. Lembaga Keuangan bagi Responden Petani Ubi jalar

No. Lembaga Keuangan Frekuensi / Persentase

(%)

1 Bank 37

2 Bank dan Poktan/Gapoktan 1

3 Bank dan Tengkulak 18

4 Bank, Koperasi, dan Tengkulak 1

6 Koperasi 1

7 Pemerintah/Dinas terkait dan Tengkulak 1

8 Poktan/Gapoktan dan Tengkulak 1

9 Poktan/Gapoktan, Pemerintah, dan Tengkulak 1

10 Tengkulak 16

11 Tidak Pernah 21

Total 100

Tabel 5.31 menunjukkan pula bahwa mayoritas responden petani ubi jalar pada penelitian ini hanya pernah dibantu dalam hal keuangan oleh lembaga keuangan bank. Ini merupakan hal yang menarik karena menurut beberapa responden bahwa tingkat kepercayaan pihak bank kepada para petani ubi jalar di Kecamatan Arjasari sangatlah baik. Bahkan pihak bank tidak lagi sungkan untuk langsung turun ke lapangan untuk menawarkan pinjaman kepada para petani. Keuntungan usahatani ubi jalar yang dapat mencapai 100% dari jumlah modal ini ternyata memang sangat menggiurkan bahkan bagi pihak investor. Bagi petani, pinjaman ke bank dirasa mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan syarat yang berbelit yaitu cukup memberikan jaminan sertifikat rumah/kendaraan, maka pinjaman akan disetujui pihak perbankan. Syarat pengembaliannya pun cukup mudah yaitu hanya berupa syarat pengembalian berbunga yang dapat dibayarkan pada akhir tahun/saat panen secara sekaligus, sehingga petani tidak perlu mengangsur dalam pengembalian pinjaman tersebut. Dengan meminjam ke bank pula petani tidak memiliki keterikatan tujuan pasar sehingga dapat memilih pasar dengan bebas pada harga yang sesuai dengan yang diharapkan.

Mayoritas responden petani ubi jalar yang meminjam modal ke bank menunjukkan bahwa petani sudah menggunakan sistem formal dalam pengelolaan usahatani ubi jalar. tujuan penjualan ke tengkulak atau bandar mayoritas bukanlah karena keterikatan dan ketergantungan, namun lebih kepada kemudahan akses yang dirasakan oleh petani untuk memasok dan menjual hasil ubi jalarnya ke sana. Hal tersebut menjadikan petani ketergantungan terhadap pelayanan informal dari tengkulak atau bandar yang berperan sebagai perantara antara sektor informal dengan sektor formal.

5.4.5.3 Bantuan Pemerintah

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan guna membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu juga guna memberikan bantuan dan pendampingan bagi petani. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan seperti yang dapat dilihat pada gambar 18, mayoritas responden petani ubi jalar masih belum pernah merasakan adanya bantuan dari pemerintah terkait usahatani ubi jalar yang dilakukan. Adapun bantuan yang dirasakan secara tidak langsung yaitu bantuan permodalan dari bank. Namun selebihnya masih tidak merasakan bantuan apapun dari pemerintah. Adapula penyuluhan/pelatihan hanya dirasakan oleh sebagian responden petani ubi jalar, itupun masih sangat jarang dan jangka waktunya belum berkala. Selain itu, banyak pula petani ubi jalar yang merasa penyuluhan/pelatihan kurang efektif karena hal tersebut hanya dilakukan pada satu hari tertentu, padahal petani merasa bahwa penyuluhan/pelatihan harus dikontrol dengan baik oleh pemerintah dan dilakukan secara bertahap dan kontinyu.

Gambar 3. Bentuk Bantuan Pemerintah yang Dirasakan Responden Petani Ubi jalar

Dokumen terkait