• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Responden Siswa Kurang Mampu dan Orang Tua siswa

BAB V TEMUAN DATA DAN ANALISISNDATA

5.1. Karakteristik Responden Siswa Kurang Mampu dan Orang Tua siswa

Karakteristik responden merupakan salah satu cara untuk memudahkan penulis untuk lebih mengenal responden yang diteliti sehingga dapat lebih memudahkan penulis dalam melakukan penganalisaan data yang telah diperoleh. Responden ini juga merupakan hasil dari pengambilan sampel dari keseluruhan populasi siswa kurang mampu sebanyak 232 siswa kurang mampu dan 232 orang tua siswa kurang mampu yang terdapat di SMPN 1 Bilah Hulu dengan menggunakan rumus Taro Yamane sehingga total sampel yang diambil sebesar 70 sampel untuk siswa kurang mampu dan 70 sampel lagi untuk orang tua siswa kurang mampu. Dalam hal ini dapat dilihat dari 2 jenis responden yaitu responden siswa kurang mampu dan responden orang tua siswa kurang mampu di SMPN 1 Bilah Hulu dapat dilihat sebagai berikut.

5.1.1. Karakteristik Responden Siswa Kurang Mampu SMPN 1 Bilah Hulu

5.1.1.1. Komposisi Responden Siswa Kurang Mampu SMPN 1 Bilah Hulu Berdasarkan Jenis Kelamin

Dapat diketahui bahwa jumlah kejadian (N) adalah sebesar 70 sehingga dari analisis statistik dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi yaitu responden siswa kurang mampu berdasarkan jenis kelamin yang terdapat di SMPN 1 Bilah Hulu dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Komposisi responden siswa kurang mampu SMPN 1 Bilah Hulu berdasarkan jenis kelamin

Sumber: Data Primer (kuesioner) 2012

Dari tabel 11, dapat dilihat bahwa 4 responden perempuan lebih banyak dari pada responden laki-laki, yakni responden laki-laki berjumlah 33 responden atau (47,1%), sedangkan perempuan sebanyak 37 responden atau (52,9%).

5.1.1.2. Komposisi Responden Siswa Kurang Mampu SMPN 1 Bilah Hulu Berdasarkan Usia

Siswa kurang mampu yang memiliki usia yang berbeda-beda, yaitu mulai dari usia 13 tahun sampai 16 tahun. Untuk melihat rincian masing-masing usia dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Komposisi responden siswa kurang mampu SMPN 1 Bilah Hulu berdasarkan usia

Sumber: Data Primer (kuesioner) 2012

Dari tabel 12, dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan usia dengan rincian responden yang berusia 13 tahun sebanyak 18 responden atau (25,7%), responden yang berusia 14 tahun sebanyak 31 responden atau (44,3%), responden yang berusia 15 tahun sebanyak 18 responden atau (25,7%), dan responden yang berusia 16 tahun sebanyak 3 responden atau (4,3%). Dari data ini dapat diketahui bahwa siswa yang sekolah di SMPN 1 Bilah Hulu sudah cukup ideal dalam mengenyam masa pendidikannya saat ini.

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Presentase (%)

1 Laki-laki 33 47,1

2 Perempuan 37 52,9

Jumlah 70 100

No Usia Frekuensi (f) Presentase (%)

1 13 Tahun 18 25,7

2 14 Tahun 31 44,3

3 15 Tahun 18 25,7

4 16 Tahun 3 4,3

5.1.1.3. Komposisi Responden Siswa Kurang Mampu SMPN 1 Bilah Hulu Berdasarkan Jumlah Siswa Per Kelas

Untuk melihat jumlah responden siswa kurang mampu berdasarkan jumlah siswa per kelasnya masing-masing dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Komposisi responden siswa kurang mampu SMPN 1 Bilah Hulu berdasarkan kelas

Sumber: Data Primer (kuesioner) 2012

Pada tabel 13, terlihat bahwa jumlah responden siswa kurang mampu berdasarkan kelasnya masing-masing dengan rincian kelas 1 sebanyak 18 responden atau (25,7%), kelas 2 sebanyak 21 responden atau (30%), dan kelas 3 sebanyak 31 responden (44,3%). Hasil survey pada tahun 2012 dari data ini diketahui bahwa siswa kurang mampu yang terdapat SMPN 1 Bilah Hulu di kelas 1 sekitar 25,7%, kelas 2 sekitar 30%, dan di kelas 3 sekitar 44,3%. Dari setiap kelasnya, jumlah siswa kurang mampu terbanyak ada pada siswa kelas 3 sekitar 44,3%. 5.1.2. Karakteristik Responden Orang Tua Siswa Kurang Mampu SMPN 1 Bilah Hulu

Untuk memudahkan penulis dalam menganalisis data yang diperoleh dari lapangan, maka penulis juga melihat dari identitas orang tua siswa juga agar dapat mengetahui latar belakang orang tua siswa kurang mampu lebih rinci. Hal ini dapat terlihat jelas pada temuan data berikut ini.

5.1.2.1. Komposisi Responden Orang Tua Siswa Kurang Mampu SMPN 1 Bilah Hulu Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi responden orang tua siswa kurang mampu berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 14.

No Kelas Frekuensi (f) Presentase (%)

1 Kelas 1 18 25,7

2 Kelas 2 21 30

3 Kelas 3 31 44,3

Tabel 14. Komposisi responden orang tua siswa SMPN 1 Bilah Hulu menurut jenis kelamin

Sumber: Data Primer (kuesioner) 2012

Dari tabel 14, dapat dilihat bahwa jumlah kejadian (N) sebanyak 70 sehingga dari hasil analisis statistik dapat diketahui bahwa responden yang memiliki jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Di lihat berdasarkan rincian bahwa yang orang tua siswa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 48 responden atau (68,6%) sedangkan perempuan sebanyak 22 responden atau (31,4%). Dari data ini diketahuibahwa sebanyak 68,6% orang tua laki-laki siswa kurang mampu masih berperan penting dalam menafkahi keluarganya.

5.1.2.2. Komposisi Responden Orang Tua Siswa SMPN 1 Bilah Hulu Berdasarkan Usia Usia responden disini sudah diberi pengelompokan pada masing-masing usianya. Untuk melihat komposisi responden berdasarkan tingkat usia dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Komposisi responden orang tua siswa SMPN 1 Bilah Hulu berdasarkan usia

Sumber: Data Primer (kuesioner) 2012

Dari tabel 15, dapat dilihat bahwa kelompok usia 21-30 tahun berjumlah 5 responden atau (7,1%), kelompok usia 31-40 tahun berjumlah 23 responden atau (32,9%), kelompok usia 41-50 tahun berjumlah 32 responden atau (45,7%), dan kelompok usia 50 tahun keatas berjumlah 10 responden atau (14,3%). Dari data ini diketahui bahwa jumlah orang tua siswa berdasarkan kelompok umur terbanyak sekitar 45,7% yaitu berkisar umur 41-50 tahun. Hal ini dapat

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Presentase (%)

1 Laki-laki 48 68,6

2 Perempuan 22 31,4

Jumlah 70 100

No Usia Frekuensi (f) Presentase (%)

1 21-30 5 7,1

2 31-40 23 32,9

3 41-50 32 45,7

4 50-keatas 10 14,3

dikatakan bahwa orang tua siswa masih relatif mapan dan sanggup untuk menafkahi keluarganya.

5.1.2.3. Komposisi Responden Orang Tua Siswa SMPN 1 Bilah Hulu Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Responden pada penelitian ini terdiri dari beberapa jenjang pendidikan yaitu, tidak tamat SD/sederajat, tamat SD/sederajat, tamat SMP/sederajat, dan tamat SMU/sederajat. Adapun jumlah presentase dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Komposisi responden orang tua siswa SMPN 1 Bilah Hulu berdasarkan tingkat pendidikan

Sumber: Data Primer (kuesioner) 2012

Dari tabel 16, dapat dilihat bahwa responden orang tua siswa berdasarkan jenjang pendidikan yang jumlahnya paling besar adalah tamat SMA/sederajat, yaitu 22 responden (31,4%), tamat SMP/sederajat 21 responden (30%), tamat SD/sederajat 21 responden (30%), dan tidak tamat SD 6 responden (8,6%). Dari data tersebut dapat di analisis bahwa tingkat pendidikan orang tua siswa kurang mampu masih rendah. Karena masih ada orang tua siswa yang tidak tamat SD sekitar 8,6%, tamat SD dan SMP sekitar 30%, sedangkan yang tamat SMA tidak jauh beda dengan tamat SD dan tamat SMP lebih tinggi sedikit sekitar 31,4%. Sehingga dengan kurangnya pendidikan orang tua siswa dapat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi keluarga.

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)

1 Tidak tamat SD 6 8,6

2 Tamat SD/Sederajat 21 30

3 Tamat SMP/Sederajat 21 30

4 Tamat SMA/Sederajat 22 31,4

5.1.2.4. Komposisi Responden Orang Tua Siswa SMPN 1 Bilah Hulu Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Responden berdasarkan jenis pekerjaan terdiri dari petani, karyawan perkebunan, pedagang, supir angkutan antar kota, tukang becak, kuli bangunan, dan buruh. untuk mengetahui jumlah responden menurut pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Komposisi responden orang tua siswa SMPN 1 Bilah Hulu berdasarkan jenis pekerjaan

Sumber: Data Primer (kuesioner) 2012

Dari tabel 17, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa jenis pekerjaan pada responden penelitian ini yaitu jenis pekerjaan sebagai petani berjumlah 20 responden atau (28,6%), karyawan perkebunan 10 responden atau (14,3%), pedagang 8 responden atau (11,4%), supir angkutan antar kota 5 responden atau (7,1%), tukang becak 3 responden atau (4,3%), kuli bangunan 8 responden atau (11,4%), dan buruh 16 responden atau (22,9%). Karyawan perkebunan yang dimaksud adalah karyawan yang bekerja sebagai pengumpul hasil panen perkebunan kelapa sawit. Pedagang yang dimaksud adalah pedagang kecil-kecilan yang dijual di rumah mereka. Adapun jenis barang yang dijual seperti sayur mayur, ikan, sabun, jajan anak-anak, dan sembako dengan skala penjualan yang sangat kecil. Selain itu supir angkutan antar kota sekitar 7,1% yang mencari sewa dari Aeknabara ke Rantauprapat dan Aeknabara ke Pangkatan dan juga tukang becak sekitar 4,3%. Angkutan antar kota dan becak mesin adalah

No Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%)

1 Petani 20 28,6

2 Karyawan Perkebunan 10 14,3

3 Pedagang 8 11,4

4 Supir Angkutan Antar Kota 5 7,1

5 Tukang Becak Mesin 3 4,3

6 Kuli Bangunan 8 11,4

7 Buruh 16 22,9

milik orang dengan sistem bayar sewa kepada pemilik angkutan kota atau becak setiap harinya. Kalau becak biasanya kurang lebih sekitar Rp 30.000 - Rp 50.000 per harinya sedangkan angkutan kota kurang lebih sekitar Rp 50.000 – Rp 80.000 per harinya dan itu pun tergantung dari penghasilan tukang becak dan supir angkutan kota itu sendiri per harinya. Selain itu terdapat kuli bangunan sekitar 11,4% yang dimaksud adalah kuli yang diajak bekerja tidak tetap dengan pemborong, itu pun ketika ada borongan baru kuli tersebut ikut dengan pemborong. Responden orang tua siswa yang memiliki profesi terbanyak di SMPN 1 Bilah Hulu adalah petani sekitar 28%, petani yang dimaksud adalah mereka yang menggarap tanah orang lain dengan syarat bagi hasil dengan pemilik tanah. Tanaman yang di tanam yaitu berupa sayur mayur, padi, dan cabai. Sedangkan responden kedua yang memiliki pekejaan paling banyak adalah buruh sekitar 22,9%. buruh disini terdapat beberapa jenis, yaitu buruh cuci, pembantu rumah tangga, tukang sapu jalan raya, buruh harian di kebun masyarakat, dan buruh harian lepas di PTPN III.

5.2. Pengalokasian Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Bagi Siswa Kurang