• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada penelitian ini penulis mengambil responden berdasarkan klasifikasi menurut garis kemiskinan masyarakat (GKM) Kampung Sungai Rawa yang menggolongkan masyarakat kedalam dua stratifikasi yaitu mampu dan kurang mampu. Pengklasifikasian ini memiliki beberapa tolak ukur yang dua diantaranya adalah yang berperan paling besar yaitu kemampuannya dan tingkat pendapatan dari kepala keluarga ataupun yang menjadi penyokong dalam hidup berkeluarganya.

Karakteristik individu tergolong kedalam faktor internal dari masing-masing responden, yaitu individu dalam keluarga yang dibagi kedalam 6 (enam) variabel, yaitu: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan. Pada sub-bab ini menguraikan 6 (enam) variabel karakteristik responden yang merupakan masyarakat partisipan langsung dalam penggunaan dana desa di Kampung Sungai Rawa.

Umur

Pengkategorian umur berdasarkan selang umur produktif, yaitu 15-64 tahun dan non-produktif <15tahun, dan >64tahun (Rusli 2005). Umur responden penelitian yang ditemui di lapangan berkisar dari 20 hingga 79 tahun, dengan artian umur terendah responden pada penelitian ini adalah 20 tahun, sedangkan umur tertinggi adalah 79 tahun dengan rata-rata umur responden adalah 54 tahun. Penulis menggolongkan umur responden berdasarkan rentang atau siklus lamanya hidup manusia. Tabel 13 berikut menampilkan jumlah dan persentase responden menurut umur.

Tabel 13 Jumlah dan persentase responden menurut umur dan kelompok masyarakat, Kampung Sungai Rawa, Kecamatan Sungai Apit tahun 2016

Umur

Masyarakat

Total Kurang Mampu Mampu

n % n % n %

Non-produktif (<15 Tahun, > 64

Tahun) 18 60.0 1 3.3 19 31.7

Produktif (15-64 Tahun) 12 40.0 29 96.7 41 68.3

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Data yang didapat dari Tabel 13, diketahui bahwa mayoritas responden berada pada umur produktif yaitu kelompok umur yang dianggap memiliki kemampuan untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan yang termasuk kedalam proses pembangunan. Hal ini dapat dijelaskan karena sebaran frekuensinya menunjukkan persentase yang dominan pada umur produktif sebesar 68,3 persen. Mayoritas responden yang berada pada masyarakat mampu tergolong pada golongan responden dengan kriteria umur produktif dengan jumlah sebaran yaitu

29 orang atau sebesar 96.7 persen. Sedangkan sebagian besar responden yang berada pada masyarakat kurang mampu tergolong pada golongan responden dengan kriteria umur non produktif dengan jumlah sebaran yaitu 18 orang atau sebesar 60.0 persen.

Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden pada penelitian ini adalah sifat fisik responden seperti yang tercatat atau tercantum dalam kartu identitas maupun pencatatan sipil sah lainnya yang dimiliki oleh responden, yaitu laki-laki dan perempuan. Berikut adalah jumlah dan persentase sebaran responden menurut golongan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tabel 14 menampilkan jumlah dan persentase responden menurut jenis kelamin.

Tabel 14 Jumlah dan persentase responden, Kampung Sungai Rawa, Kecamatan Sungai Apit menurut jenis kelamin tahun 2016

Jenis kelamin

Masyarakat

Total

Kurang Mampu Mampu

n % n % n %

Laki-Laki 16 53.3 30 100.0 46 76.7

Perempuan 14 46.7 0 0.0 14 23.3

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Merujuk data pada Tabel 14, diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat dijelaskan karena sebaran frekuensinya menunjukkan persentase yang besar pada kategori laki-laki sebesar 76,7 persen. Temuan di lapang yang menemukan adanya responden yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan dalam penelitian ini dapat dikatakan wajar karena responden penelitian sendiri adalah individu keluarga dengan artian adalah individu dalam keluarga ditemui pada saat proses wawancara. Semua responden yang ditemui di lapang merupakan kepala keluarga (KK), sehingga bila menemukan responden yang berjenis kelamin perempuan hal ini adalah karena responden dikategorikan pernah menikah dan saat ini menjadi kepala keluarganya.

Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini adalah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh responden yang menyumbang sebagian besar pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis pekerjaan dibagi atas bidang pertanian dan non-pertanian. Bidang pertanian terdiri dari pekerjaan pertanian, perburuan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sedangkan bidang non-pertanian terdiri dari pekerjaan selain bidang pertanian. Berikut ini akan ditampilkan data jumlah dan persentase antara jenis pekerjaan yang dimiliki oleh responden dengan kelompok masyarakat.

Tabel 15 Jumlah dan persentase responden menurut jenis pekerjaan dan kelompok masyarakat, Kampung Sungai Rawa, Kecamatan Sungai Apit tahun 2016

Jenis Pekerjaan

Masyarakat

Total

Kurang Mampu Mampu

n % n % n %

Pertanian 15 50.0 8 26.7 23 38.3

Non-petanian 15 50.0 22 73.3 37 61.7

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Bersdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa mayoritas responden memiliki jenis pekerjaan pada bidang non-pertanian. Hal ini dapat dijelaskan karena sebaran frekuensinya menunjukkan persentase yang besar pada jenis pekerjaan pertanian sebesar 61,7 persen. Temuan di lapang menunjukkan jenis pekerjaan yang dimiliki oleh responden pada bidang non-pertanian adalah berupa pedagang, pekerja industri, dan buruh harian. Sedangkan dibidang pertanian berupa nelayan, petani, peternak dan menjadi pekerja buruh untuk perkebunan yang dimiliki desa.

“…. kebun sawit milik desa terbilang banyak juga, banyak juga masyarakat di sini dapat penghasilan dari situ, ada yang pergi dodoslah, nebas-nebas kebun supaya tidak menjadi semak. Tapi banyak juga masyarakat di sini sudah pindah kerja di industri, ditambah ada rencana akan menjadi kawasan industri pada daerah ini, lihatlah sebelum jembatan lekton sudah ada industri cangkang, di sananya lagi ada industri pengepakan semen, di dekat pelabuhan buton ada juga galangan kapal, banyak yang menjadi buruh. Belum lagi yang kerja di PETRO…” (NH, 42 tahun)

Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh responden untuk kelompok masyarakat kurang mampu tergolong merata. Sedangkan untuk golongan masyarakat mampu, jenis pekerjaan non-pertanian lebih mendominasi yaitu dengan sebaran sebanyak 22 orang atau sebesar 73.3 persen.

Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan responden pada penelitian ini adalah jumlah uang yang diterima individu dari pekerjaan yang dimiliki pada setiap bulannya. Penggolongan dibedakan menjadi tiga golongan, tingkat pendapatan di bawah Rp. 847 717 digolongkan kepada tingkat pendapatan rendah, sedangkan tingkat pendapatan antara Rp. 847 717 sampai Rp. 1 712 283 digolongkan kepada tingkat pendapatan sedang, sedangkan tingkat pendapatan di atas Rp. 1 712 283 digolongkan kepada tingkap pendapatan tinggi. Rata-rata pendapatan untuk seluruh responden adalah Rp. 1 280 000, dengan pendapatan terkecil responden adalah Rp. 300 000, dan pendapatan tertinggi yaitu sebesar Rp. 3 500 000. Tabel 16 berikut menampilkan jumlah dan persentase responden menurut tingkat pendapatan.

Tabel 16 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat pendapatan dan kelompok masyarakat, Kampung Sungai Rawa, Kecamatan Sungai Apit tahun 2016

Tingkat Pendapatan

Masyarakat

Total

Kurang Mampu Mampu

n % n % n %

Rendah 30 100.0 0 0.0 30 50.0

Sedang 0 0.0 20 66.7 10 16.7

Tinggi 0 0.0 10 33.3 20 33.3

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Berdasarkan data dar Tabel 16 di atas, diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pendapatan yang rendah yaitu berada di bawah Rp. 847 717. Hal ini dapat dijelaskan karena sebaran frekuensinya menunjukkan persentase tingkat pendapatan paling besar pada tingkat pendapatan sedang sebesar 50 persen.

Tingkat pendapatan ini menjadi tolak ukur juga dalam penentuan garis kemiskinan masyarakat Kampung Sungai Rawa yang menggolongkan kedalam golongan mampu dan kurang mampu. Penggolongan tingkat pendapatan dilakukan berdasarkan jumlah uang yang diterima responden dalam satu bulan dari pekerjaannya. Golongan masyarakat yang termasuk mampu adalah masyarakat yang mempunyai tingkat pendapatan di atas Rp. 1 000 000, sedangkan tingkat pendapatan responden yang berada di atas Rp. 1 000 000 digolongkan kepada tingkat pendapatan golongan masyarakat mampu. Temuan di lapang menunjukkan setiap masyarakat tidak mempunyai penghasilan yang tetap dari pekerjaannya, sehingga masyarakat juga harus mempunyai pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden pada penelitian ini dibagi menjadi tujuh tingkatan, yaitu tidak bersekolah, SD tapi tidak lulus, lulus SD/Sederajat, lulus SMP/Sederajat, lulus SMA/Sederajat, tamatan diploma, tamatan Sarjana. Tabel 17 berikut akan menyajikan data jenjang pendidikan responden.

Tabel 17 Jumlah dan persentase responden, Kampung Sungai Rawa, Kecamatan Sungai Apit menurut pendidikan tahun 2016

Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Sekolah 13 21.7 Tidak Lulus SD 12 20.0 Lulus SD/Sederajat 14 23.3 Lulus SMP/Sederajat 11 18.3 Lulus SMA/Sederajat 9 15.0 Tamatan Diploma 1 1.7 Total 60 100.0

Merujuk data pada Tabel 17, pendidikan tertinggi responden adalah tamatan perguruan tinggi yaitu lulusan diploma, sedangkan pendidikan terendah responden adalah tidak sekolah. Tamatan SD merupakan jumlah responden paling banyak yaitu dengan persentase 23.3 persen, diikuti responden yang tidak sekolah sebesar 21.7 pesen dan tidak lulus SD sebesar 20.0 pesen. Peneliti mengkategorikan tingkat pendidikan berdasarkan tahapan pendidikan yang ditetapkan dari tingkat perkembangan peserta didik. Jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (BPS 2005).

Tabel 18 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat pendidikan dan kelompok masyarakat, Kampung Sungai Rawa, Kecamatan Sungai Apit tahun 2016

Tingkat Pendidikan

Masyarakat

Total Kurang Mampu Mampu

n % n % n %

Rendah (Tidak Sekolah-Tamat SD) 29 96.7 10 33.3 39 65.0

Sedang (SMP) 1 3.3 10 33.3 11 18.3

Tinggi (SMA-Perguruan Tinggi) 0 0.0 10 33.3 10 16.7

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Tingkat pendidikan responden pada penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tidak tamat SD atau tamat SD disebut tingkat pendidikan rendah, tamat SMP atau sederajat disebut tingkat pendidikan sedang, dan tamat SMA dan perguruan tinggi digolongkan ke dalam tingkat pendidikan tinggi.

Berdasarkan data dari Tabel 18, dapat diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini dapat dijelaskan karena sebaran frekuensinya menunjukkan persentase yang besar pada tingkat pendidikan rendah sebesar 65 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan formal yang ditamatkan oleh responden rata-rata hanya sampai tamat SD. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh ZF (48 tahun).

“… saya ini bisa sampai segini sekolah itu karena berani saja, dulu saya kerja suka ikut perusahan-perusahaan dari luar, setelah kerja beberapa tahun disuruhlah ikut pelatihan ini pelatihan itu, lama kelamaan bisa jugalah ikut sekolah lagi dari perusahaan, kalau sekarang setingkat diploma lah. Orang sini yang sudah tua dulu bagaimana mau sekolah sampai tinggi, tempat sekolahnya itu jauh-jauh, kalau melihat keadaan kampung ini daulunya adalah rimba, bagaimana cara mau pergi sekolah jauh-jauh itu, ada juga yang paling dekat ada di seberang atau tidak di Siak. Sekarang ini saja anak-anak disini lebih sedap, honda sudah ada jalanpun sudah bagus, bisa sampai kota sana jika ingin sekolah…”

Responden yang tergolong pada masyarakat kurang mampu mayoritas memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar 96.7

persen. Sedangkan untuk responden yang tergolong pada masyarakat mampu memiliki tingkat pendidikan yang merata untuk setiap tingkatnya.

“…. Kalau masalah berapa tinggi orang mau sekolah itu tegantung orangnya, terkadang ada yang keras untuk sekolah sampai tinggi, tapi kebanyakan dulunya tidak begitu…” (ZF, 48 Tahun)

Jumlah Tanggungan

Perhitungan jumlah tanggungan responden didasarkan pada banyaknya jumlah individu yang beban penghidupannya ditanggung oleh responden pada saat penelitian ini dilakukan. Penggolongan jumlah tanggungan dibedakan menjadi tinggi, sedang, dan rendah. Jumlah tanggungan tinggi lebih dari 2 orang digolongkan ke jumlah tanggungan tinggi, sedangkan jumlah tanggungan 2 orang digolongkan ke jumlah tanggungan sedang, serta jumlah tanggungan kurang dari 2 orang digolongkan ke jumlah tanggungan rendah. Jumlah tanggungan terbanyak adalah sebanyak 5 orang, jumlah tanggungan paling sedikit adalah tidak mempunyai tanggungan jiwa lagi, dan rata-rata jumlah tanggungan sebanyak 3 orang. Tabel 19 berikut menampilkan jumlah dan persentase responden menurut tingkat jumlah tanggungan.

Tabel 19 Jumlah dan persentasi responden Kampung Sungai Rawa Kecamatan Sungai Apit menurut jumlah tanggungan tahun 2016

Jumlah Tanggungan

Masyarakat

Total Kurang Mampu Mampu

n % n % n %

Rendah 20 66.7 4 13.3 24 40.0

Sedang 9 26.7 3 10.0 11 18.3

Tinggi 2 6.7 23 76.7 25 41.7

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Berdasarkan data dari Tabel 19 di atas, diketahui bahwa mayoritas responden memiliki jumlah tanggungan yang tinggi dan rendah. Hal ini dapat dijelaskan karena sebaran frekuensinya menunjukkan persentase besar pada jumlah tanggungan tinggi sebesar 41,7 persen dan jumlah tanggungan rendah sebesar 40.0 persen.