• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

5.3. Karakteristik Umum Konsumen

Konsumen yang dihimpun dalam penelitian di Garut berjumlah 100 orang.

Karakteritik umum konsumen Objek Wisata Cangkuang dalam penelitian ini dapat dilihat dari usia, agama, jenis kelamin, pekerjaan, status pernikahan, pendidikan, pendapatan dan jumlah anggota keluarga (Terdapat pada lampiran 6).

Berdasarkan hasil analisis konsumen kebanyakan adalah pengunjung yang berusia 21–39 tahun yaitu sebesar 53% dengan tujuan untuk berekreasi menikmati pemandangan alam yang masih asri. Pengunjung yang berusia 13–20 tahun pada umumnya berkunjung ke Wisata Cangkuang untuk keperluan ilmu pengetahuan serta melihat situs budaya Candi Cangkuang. Selebihnya tujuh persen konsume n yang berusia diantara 40–60 tahun secara umum memiliki tingkat kesibukan yang tinggi sehingga hanya pada waktu-waktu tertentu saja pergi berkunjung ke tempat wisata.

Sebagian besar dari konsumen berstatus sebagai pelajar dan wiraswasta yaitu sebesar 28 persen dan 26 persen. Hal ini sesuai dengan usia dominan konsumen yaitu 13–20 tahun. Umumnya pada usia tersebut pekerjaanya adalah pelajar/mahasiswa. Konsumen yang bekerja sebagai karyawan baik itu pegawai swasta ataupun pegawai negeri sipil sebanyak 26 persen.

Total jumlah laki- laki lebih besar dari jumlah total perempuan di Kabupaten Garut yaitu jumlah laki- laki 1.106.473 jiwa dan perempuan 1.067.150 jiwa.

Sehingga jumlah konsumen laki- laki lebih besar dari jumlah konsumen perempun yaitu 57 persen dan 43 persen. Kabupaten Garut merupakan wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka konsumen yang beragama Islam memiliki persentase yang sangat besar yaitu 85 persen dibanding dengan agama lainnya seperti Kristen 12 persen dan Hindu 3 persen.

Tingkat pendidikan konsumen didominasi oleh mereka yang berpendidikan SMU dan Sarjana yaitu masing- masing sebesar 54 persen dan 19 persen.

Sedangkan yang berpendidikan SMP 16 persen dan sisanya adalah Diploma sebesar 11 persen. Kebanyakan dari konsumen memiliki status belum menikah sebesar 70 persen dan yang sudah menikah sebesar 30 persen. Jika dilihat dari tingkat pendapatan rata-rata konsumen berpendapatan sebesar < Rp 1.500.000,- perbulan perorang yaitu 68 persen. Konsumen yang berpendapatan antara Rp 1,5 –3 juta hanya sebesar 25 persen, dan yang berpendapatan Rp 3–5 juta hanya sebesar 5 persen sedangkan sisanya 2 persen berpendapatan sebesar > Rp 5 juta.

Jumlah anggota keluarga konsumen yang paling banyak adalah tiga dan lima orang yaitu masing- masing 23 persen, sedangkan yang paling sedikit adalah sembilan orang sebesar 2 persen. Keluarga yang hanya memiliki 3–5 orang cenderung adalah pelajar dan mahasiswa. Sehingga mereka lebih memilih berkunjung ke Objek Wisata Cangkuang bersama teman dibanding dengan keluarganya.

BAB VI

PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN JASA WISATA CANGKUANG GARUT

6.1 Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli tidak muncul begitu saja melainkan melalui suatu tahapan tertentu. Menurut Engel, Blackwel dan Miniard ada lima tahapan dalam proses pengambilan keputusan konsumen yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan perilaku pascapembelian.

Gambar 3. Proses Pembelian Model Lima Tahap Kotler 2002 6.1.1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian jasa Wisata Cangkuang oleh konsumen dimulai ketika mereka mulai merasakan dan mengenali kebutuhan akan jasa tersebut. Kesadaran akan kebutuhan yang akan di penuhi tersebut membuat konsumen berusaha

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pascapembelian

mencari jasa yang dapat mengatasi masalah yang mereka rasakan. Kebutuhan akan jasa wisata membuat konsumen datang ke Cangkuang Garut.

Kebutuhan akan jasa wisata dimulai pada kesadaran akan manfaat yang didapat bila mengkonsumsi jasa tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa manfaat dan alasan yang dicari oleh konsumen berkunjung ke wisata Cangkuang pertama ditentukan oleh rekreasi/hiburan sebesar 49 persen karena wisata Cangkuang menawarkan keindahan alam, lokasi untuk bersantai dengan pemandangan yang indah. Selain itu juga alasan lainnya seperti pengetahuan sebesar 41 persen karena objek wisata Cangkuang merupakan wisata budaya candi Cangkuang, dan sisanya 10 persen alasan konsumen adalah karena tempatnya nyaman. Secara lengkap alasan yang dicari konsumen disajikan pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4. Alasan Konsumen dalam Pembelian Produk Wisata Cangkuang, Garut, 2005

Konsumen Alasan

Jumlah ( Orang ) Kenyamanan

Hiburan ( Rekreasi ) Pengetahuan

10 49 41

Total 100

Setelah diketahui alasan, maka motivasi yang mendorong konsumen untuk datang ke wisata Cangkuang adalah untuk rekreasi dan pengetahuan serta menikmati pemandangan alamnya yang masih asri. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.

6.1.2. Pencarian Informasi

Setelah memahami manfaat dari mengkonsumsi jasa wisata dan termotivasi untuk mengkonsumsinya maka konsumen akan mencari informasi mengenai jasa wisata yang akan mereka konsumsi. Pada umumnya konsumen menerima sebagian besar informasi dari sumber niaga, yakni sumber-sumber yang dikuasai oleh pemasar yang salah satunya adalah iklan. Tetapi hal yang menarik justru terjadi pada pembelian jasa wisata Cangkuang karena sebagian besar konsumen memperoleh informasi tentang wisata Cangkuang dari keluarga dan teman yang masing- masing berjumlah 37 persen dan 31 persen.

Sedangkan sumber informasi dari media cetak sebesar 23 persen, dan sumber informasi lainnya seperti internet sangat kecil sekali menjadi sumber informasi bagi konsumen. Hal ini wajar mengingat objek wisata Cangkuang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah objek wisata yang dikelola oleh Pemda dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut yang sangat kecil sekali menggunakan media cetak sebagai sarana promosi mereka. Data selengkapnya mengenai sumber informasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Sumber Informasi mengenai keberadaan Objek Wisata Cangkuang Garut, 2005

Selain sumber informasi yang didapat oleh konsumen maka konsumen juga dapat terpengaruh oleh sumber informasi untuk mengkonsumsi jasa wisata Cangkuang Garut. Dari hasil penelitian terlihat bahwa sebagian besar konsumen datang ke lokasi wisata bersama teman sebesar 54 persen dari keseluruhan konsumen. Teman merupakan kelompok acuan yang dapat dipercaya sehingga besar pengaruhnya dalam pembelian jasa wisata Cangkuang Garut. Sedangkan bersama keluarga sebesar 23 persen dan sisanya berkunjung sebagian kecil bersama rekan kerja dan pasangan. Data selengkapnya tersebut dapat dilihat dalam Tabel 6 berikut :

Tabel 6. Sumber Informasi untuk mengkonsumsi Jasa Wisata Cangkuang Garut, 2005

Dalam berkunjung sebagian besar yang menentukan adalah keluarga dengan nilai sebesar 47 persen karena keluarga merupakan sumber informasi yang dapat dipercaya konsumen. Anak mendapat nilai sebesar 33 persen dari seluruh konsumen dan ayah serta ibu mendapat nilai masing- masing sebesar 16 persen dan 4 persen.

Tabel 7. Sumber Informasi yang menentukan tujuan berkunjung ke Wisata Cangkuang Garut, 2005

Konsumen

6.1.3. Evaluasi Alternatif

Setelah memiliki informasi yang cukup tentang hal- hal yang berkaitan jasa yang akan dibeli, konsumen akan melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi alternatif didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu alternatif dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsmen. Pada tahap ini konsumen menentukan kriteria-kriteria yang relevan dengan keinginannya untuk dapat membuat suatu keputusan yang dirasa paling bermanfaat untuk memecahkan masalahnya. Banyak hal yang menjadi kriteria konsumen sebagai alasan memilih lokasi ini, sebagian besar mereka menyatakan bahwa mereka memilih jasa tersebut dengan alasan lokasi yang mudah dicapai dan tempatnya terkenal, karena sebagian besar konsumen adalah yang bertempat tinggal di daerah sekitar wilayah Jawa Barat.

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa alternatif selain wisata Cangkuang konsumen juga berkunjung ke objek wisata Cipanas dengan nilai sebesar 41 persen dari seluruh reponden. Hal ini dilakukan karena lokasi wisata tersebut tidak jauh dari lokasi wisata Cangkuang, selain itu juga alternatif konsumen yang lain adalah lokasi wisata Kamojang sebesar 29 persen dan wisata Bagendit sebesar 20 persen. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Alternatif Daerah Wisata selain Wisata Cangkuang Garut, 2005

6.1.4. Proses pembelian

Berkaitan dengan proses keputusan pembelian, sumberdaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Besarnya pengeluaran pengunjung selama berada di objek wisata cukup bervariasi dan dipengaruhi oleh jumlah konsumen yang ikut baik itu keluarga, teman atau pasangan. Sebagian besar konsumen yang datang bersama keluarga atau rombongan mengeluarkan pengeluaran yang lebih banyak di objek wisata tersebut. Pengeluaran konsumen terbanyak yaitu kurang dari Rp 100.000,- digunakan untuk membeli tiket masuk, biaya naik rakit dan delman serta membeli makanan disekitar lokasi wisata dengan jumlah persentase sebesar 46 persen.

Berikut ini disajikan secara lengkap pengeluaran konsumen di objek wisata Cangkuang.

Tabel 9. Sebaran Konsumen Berdasarkan Pengeluaran di lokasi Wisata Cangkuang Garut, 2005

Konsumen

Total 100

Wisata Cangkuang merupakan jasa yang dipertimbangkan konsumen. Ini ditunjukan oleh jawaban konsumen yang sebagian besar menyatakan bahwa mereka mengunjungi wisata tersebut dengan merencanakan terlebih dahulu dari rumah sebanyak 55 persen sedangkan konsumen yang merencanakan secara mendadak karena kebetulan lewat adalah sebanyak 45 persen yang ditunjukan pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Sebaran Konsumen Berdasarkan Cara Memutuskan Pembelian,Garut 2005

Konsumen Cara Memutuskan pembelian

Jumlah ( Orang )

Frekuensi yang paling sering berkunjung ke Objek Wisata Cangkuang adalah 2 sampai 4 kali dalam satu tahun terakhir yaitu sebesar 47 persen, hal ini mereka lakukan karena menurut mereka berwisata bertujuan untuk mencari hiburan dan menemani keluarga pada liburan sekolah.

Tabel 11. Frekuensi Kunjungan Konsumen ke Wisata Cangkuang Garut, 2005

> 5 kali 15

Total 100

Konsumen yang melakukan kunjungan pada hari libur sekolah sebanyak 45 persen. Besarnya persentase konsumen yang melakukan kunjungan pada hari libur sekolah disebabkan oleh aktivitas sekolah yang padat sehingga mendorong mereka untuk melakukan kunjungan ketempat-tempat objek wisata, termasuk ke Objek Wisata Cangkuang. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.

Tabel 12. Waktu Konsumen Berkunjung ke tempat Wisata Cangkuang Garut, 2005

Konsumen Waktu Berkunjung

Jumlah ( Orang ) Hari Libur Sekolah

Libur Nasional Akhir Minggu Hari Kerja

45 7 32 16

Total 100

6.1.5. Perilaku Pasca Pembelian

Perilaku proses keputusan tidak berhenti pada tahap pembelian. Selanjutnya, konsumen akan mengevaluasi apakah pembelian yang dilakukan sesuai dengan yang mereka harapkan. Keyakinan dan sikap yang terbentuk pada tahap ini akan mempengaruhi niat pembelian dimasa yang akan datang.

Keputusan pembelian oleh konsumen juga ditentukan oleh ketersediaan fasilitas jasa di lokasi wisata Cangkuang. Hal ini terlihat dari konsumen yang

menyatakan bahwa mereka akan menggunakan fasilitas lain yang tersedia seandainya fasilitas yang diinginkan tidak ada yaitu sebanyak 74 persen sementara itu ada sebanyak 26 persen akan mencari ketempat lain jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13. Sebaran Konsumen Berdasarkan Tindakan yang dilakukan jika Fasilitas yang diinginkan Tidak Tersedia, Garut 2005

Konsumen Yang dilakukan bila fasilitas tidak

tersedia Jumlah ( Orang ) Mencari Ketempat Lain

Menggunakan Fasilitas lain yang tersedia

26 74

Total 100

Tingkat kepuasan dapat menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap produk jasa wisata. Hal ini dapat dilihat dari tindakan konsumen ketika menghadapi masalah jika harga tiket mengalami peningkatan. Sebanyak 88 persen dari total konsumen akan tetap membeli produk jasa wisata. Sedangkan sisanya sebanyak 12 persen tidak melakukan kunjungan lagi. Bagi konsumen yang melakukan kunjungan walaupun harga mengalami peningkatan dapat disebabkan karena konsumen merasa bahwa harga bukan merupakan pertimbangan awal dalam melakukan kunjungan tetapi lebih kepada kepuasan dalam mengkonsumsi jasa wisata tersebut. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.

Tabel 14. Tindakan konsumen jika harga tiket jasa wisata Cangkuang mengalami peningkatan, Garut 2005

Konsumen Tindakan konsumen

Jumlah ( Orang ) Tetap melakukan kunjungan

Tidak melakukan kunjungan lagi

88 12

Total 100

Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa proses keputusan kunjungan yang pertama dilakukan oleh konsumen wisata Cangkuang melalui kelima tahap proses keputusan. Tetapi untuk konsumen yang sering melakukan kunjungan wisata Cangkuang kemungkinan tahap proses keputusan kunjungan tidak semua dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan menitikberatkan pada upaya mengidentifikasi faktor- faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam setiap proses keputusan kunjungan wisata Cangkuang. Tujuan konsumen mempertimbangkan berbagai faktor di dalam proses keputusan adalah untuk mendapat hasil yang sesuai dengan harapan mereka sehingga mereka merasa puas terhadap produk jasa wisata Cangkuang Garut.

BAB VII

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT OBJEK WISATA

7.1. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk jasa wisata Cangkuang Garut

Pada analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap lokasi wisata Cangkuang dapat diketahui sampai sejauh mana tingkat kinerja atau pelaksaan variabel yang dibahas dapat memenuhi kebutuhan atau harapan dari konsumen. Variabel yang dibahas ada sepuluh variabel. Variabel tersebut adalah lokasi wisata, harga tiket yang berlaku, pelayanan wisata yang diberikan, keamanan, promosi, manfaat yang diperoleh, kenyamanan, pemandu wisata, kelengkapan fasilitas dan kebersihan.

7.1.1 Lokasi Wisata

Berdasarkan hasil analisis dari 100 konsumen diperoleh 56 persen menyatakan bahwa lokasi wisata adalah sangat penting sedangkan atas dasar penilaian kinerja hanya 36 persen yang menyatakan bahwa lokasi wisata Cangkuang sangat baik. Hal tersebut terjadi karena akses transportasi menuju

lokasi wisata kurang mendukung. Hasil penelitian mengenai lokasi wisata berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dapat dilihat pada Tabel 15.

Total skor kepentingan 441 yang menunjukan bahwa lokasi wisata sangat penting, total skor kinerja 400 yang berarti lokasi wisata kurang baik. Terlihat dari total skor kinerja lokasi wisata Cangkuang tersebut lebih kecil dari total skor kepentingan. Lokasi wisata Cangkuang memang berada di pedesaan yang memiliki akses jalan yang kurang baik, serta keterbatasan sarana transportasi seperti hanya tersedianya andong dan ojek untuk menuju lokasi wisata Cangkuang dari pusat kota Leles.

7.1.2 Harga Tiket yang Berlaku

Hasil analisis dari 100 konsumen, diperoleh sebesar 24 persen menyatakan bahwa harga tiket merupakan faktor yang sangat penting bagi mereka. Kinerja wisata Cangkuang dalam hal harga hanya ada sebesar 12 persen saja yang menyatakan harga sangat baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 15. Lokasi wisata berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, Garut 2005

Keterangan :

Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian SP P CP KP TP SB B CB KB TB

SP:Sangat Penting KP:Kurang Pent ing B:Baik TB:Tidak Baik P:Penting TP:Tidak Penting CB:Cukup Baik CP:Cukup Penting SB:Sangat Baik KB:Kurang Baik

Total skor tingkat kepentingan sebesar 391 ini menunjukan bahwa harga merupakan faktor yang kurang penting bagi konsumen hal ini dikarenakan harga tiket yang berlaku saat ini masih dianggap sangat murah dan terjangkau oleh konsumen, yaitu sebesar Rp 1000 per orang. Sedangkan total skor kinerja wisata Cangkuang sebesar 345, yang berarti variabel tersebut sudah di jalankan dengan baik. Hanya saja ada beberapa faktor lain seperti tarif tranportasi delman dan tarif rakit masih dianggap konsumen cukup mahal.

Tabel 16. Harga Tiket yang berlaku berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, Garut 2005

7.1.3 Pelayanan wisata yang diberikan

Konsumen yang datang ke lokasi wisata Cangkuang kebanyakan untuk berekreasi serta menambah ilmu pengetahuan, sehingga pelayanan wisata menjadi penting. Jika pelayanan yang diberikan tidak menjadi perhatian oleh pihak wisata

Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian SP P CP KP TP SB B CB KB TB

Cangkuang maka konsumen akan merasa kebutuhan mereka tidak diperhatikan dengan baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 17 berikut.

Tabel 17. Pelayanan yang diberikan berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, Garut 2005

Dari hasil analisis 100 konsumen wisata Cangkuang ada sebesar 45 persen konsumen yang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan itu sangat penting.

Untuk kinerja yang menyatakan sangat baik sebesar 20 persen dari total konsumen, maka pelayanan yang diberikan masih dirasakan kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya pegawai untuk memberikan pelayanan dan kebutuhan yang di inginkan konsumen.

7.1.4 Keamanan

Berdasarkan hasil analisis dari 100 konsumen diperoleh 47 persen menyatakan bahwa keamanan adalah sangat penting sedangkan atas dasar penilaian kinerja hanya 21 persen yang menyatakan bahwa keamanan wisata Cangkuang sangat baik.

Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian SP P CP KP TP SB B CB KB TB

Total skor tingkat kepentingan sebesar 424 hal ini disebabkan karena konsumen merasa bahwa keamanan merupakan hal yang sangat penting, karena pemberian rasa aman dari pihak pengelola wisata sangat mereka harapkan agar dapat berwisata dengan nyaman. Sedangkan total skor kinerja sebesar 386, yang berarti kinerja masih kurang baik hal ini disebabkan tidak adanya satpam khusus yang menjaga lokasi wisata tersebut dan hanya terdapat beberapa pegawai di tempat pembelian tiket masuk. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 18 berikut.

Tabel 18. Keamanan berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, Garut 2005

Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian SP P CP KP TP SB B CB KB TB

7.1.5 Promosi

Berdasarkan hasil analisis dari 100 konsumen diperoleh 25 persen menyatakan bahwa promosi adalah sangat penting. Sedangkan atas dasar penilaian kinerja hanya 15 persen yang menyatakan bahwa promosi wisata Cangkuang sangat baik. Dari data tersebut terlihat bahwa promosi bagi konsumen masih dirasakan kurang baik hal ini di karenakan promosi yang di lakukan pihak pengelola wisata Cangkuang belum maksimal. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 19 berikut.

Total skor tingkat kepentingan sebesar 381, hal ini disebabkan karena konsumen merasa bahwa promosi merupakan hal yang penting, karena pemberian informasi mengenai keberadaan lokasi wisata Cangkuang dari pihak pengelola wisata sangat mereka harapkan untuk mendapat informasi yang lengkap dari media promosi tersebut. Sedangkan total skor kinerja sebesar 348, yang berarti kinerja masih dirasakan kurang baik. Hal ini disebabkan karena terbatasnya sarana media promosi yang dilakukan pihak pengelola objek wisata Cangkuang hanya mengandalkan selebaran atau brosur yang di sebarkan ke khalayak umum dengan jumlah yang terbatas serta kurangnya koordinasi dengan pihak Dinas Pariwisata setempat.

Tabel 19. Promosi berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, Garut 2005

7.1.6 Manfaat yang diperoleh

Dari hasil analisis 100 konsumen, diperoleh sebesar 37 persen menyatakan bahwa manfaat merupakan yang diperoleh faktor yang sangat penting bagi mereka. Kinerja wisata Cangkuang dalam hal manfaat hanya ada sebesar 27 persen saja yang me nyatakan manfaat sangat baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 20 berikut.

Total skor tingkat kepentingan sebesar 416 ini menunjukan bahwa manfaat yang diperoleh merupakan faktor yang penting bagi konsumen hal ini dikarenakan tujuan konsumen berkunjung adalah untuk berekreasi menikmati keindahan alam sambil bersantai melepaskan kejenuhan selama sepekan beraktivitas, sekaligus sebagai pengetahuan budaya yang berada di objek wisata Candi Cangkuang.

Sedangkan total skor kinerja wisata Cangkuang sebesar 393, yang berarti variabel tersebut sudah di jalankan dengan baik.

Tabel 20. Manfaat yang diperoleh berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, Garut 2005

Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian SP P CP KP TP SB B CB KB TB

7.1.7 Kenyamanan

Berdasarkan hasil analisis dari 100 konsumen diperole h 59 persen menyatakan bahwa kenyamanan adalah sangat penting sedangkan atas dasar penilaian kinerja hanya 25 persen yang menyatakan bahwa kenyamanan wisata Cangkuang sangat baik.

Total skor tingkat kepentingan sebesar 451 hal ini disebabkan karena konsumen merasa bahwa kenyamanan merupakan hal yang sangat penting, karena dengan merasa nyaman konsumen telah mendapatkan kepuasan tersendiri.

Sedangkan total skor kinerja sebesar 384, yang berarti sudah cukup baik. Tetapi masih ada faktor yang harus diperhatikan oleh pengelola seperti sarana umum dengan memperbaiki toilet dan fasilitas lainya. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 21 berikut.

Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian SP P CP KP TP SB B CB KB TB

Tabel 21. Kenyamanan berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, Garut 2005

7.1.8 Pemandu wisata

Berdasarkan hasil analisis dari 100 konsumen diperoleh 39 persen menyatakan bahwa pemandu wisata adalah sangat penting. Sedangkan atas dasar penilaian kinerja hanya 18 persen yang menyatakan bahwa pemandu wisata Cangkuang sangat baik. Dari data tersebut terlihat bahwa pemandu wisata bagi konsumen masih dirasakan kurang baik hal ini di karenakan kinerja pihak pengelola wisata Cangkuang belum maksimal. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.

Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian SP P CP KP TP SB B CB KB TB

Tabel 22. Pemandu wisata be rdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, Garut 2005

Total skor tingkat kepentingan sebesar 411 hal ini disebabkan karena konsumen merasa bahwa pemandu merupakan hal yang sangat penting, karena pemberian pelayanan pemandu dari pihak pengelola wisata sangat mereka harapkan agar dapat berwisata dengan nyaman. Sedangkan total skor kinerja sebesar 352, yang berarti kinerja masih dirasakan konsumen kurang baik.

7.1.9 Kelengkapan fasilitas

Berdasarkan hasil analisis dari 100 konsumen diperoleh 48 persen menyatakan bahwa kelengkapan fasilitas adalah sangat penting sedangkan atas dasar penilaian kinerja hanya 14 persen yang menyatakan bahwa kelengkapan fasilitas wisata Cangkuang sangat baik.

Tabel 23. Kelengkapan fasilitas berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, Garut 2005

Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian SP P CP KP TP SB B CB KB TB

Total skor tingkat kepentingan sebesar 437 hal ini disebabkan karena konsumen merasa kelengkapan fasilitas merupakan hal yang sangat penting, karena dengan lengkapnya fasilitas yang di butuhkan konsumen akan merasa nyaman dalam berwisata. Sedangkan total skor kinerja sebesar 337, yang berarti

Total skor tingkat kepentingan sebesar 437 hal ini disebabkan karena konsumen merasa kelengkapan fasilitas merupakan hal yang sangat penting, karena dengan lengkapnya fasilitas yang di butuhkan konsumen akan merasa nyaman dalam berwisata. Sedangkan total skor kinerja sebesar 337, yang berarti