• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 UM: Ya, karena filmnya itu, ya dia kan cuma mengikuti skenario gitu Ya jadi saya tidak menyukai,

tidak menyukai ya, saya tidak membenci siapa pun di sana, ya karena saya kira yang paling berperan sutradara.

P: Dari sisi penokohan, yang paling Ustad tidak suka siapa sih?

UM: Saya tidak mau jawab itulah kayaknya, saya tidak ingin terjebak pada suka/tidak suka. Kalau suka oke, kalau tidak suka saya nggak bisa komen karena itu sudah tau…

P: Sebenarnya bukan nggak suka sih ustad, cuma penggambaran yang menurut Ustad nggak pas kalau seperti ini. Annisa misalnya, ada yang suka sama Annisa, atau Samsudin karena penggambarannya seperti itu. Jadi ini tentang penggambaran keseluruhan seorang tokoh.

UM: Ya, siapa pun yang terlibat dalam sikap pendiskreditan terhadap Islam, boleh dibilang saya tidak suka, siapa pun di sana. Saya tidak menyebut satu nama. Ya istilahnya, kalo dalam tinjauan Islam, tidak seharusnya dia mau menjadi pemain sebuah film yang film itu merupakan thoib. Apalagi sebagian pemainnya kan Islam. Saya kira siapa pun dan apa pun agamanya, kalau agamanya dihina dengan cara-cara seperti itu, pasti tidak suka.

P: Terus, film ini beberapa kali menyebutkan kata kodrat. Menurut Ustad yang dimaksud dengan kodrat itu apa untuk perempuan dan laki-laki?

UM: Secara bahasa sebenarnya fukroh itu artinya kemampuan. Tapi yang dipahami masyakarakat, yang dipahami masyarakat dalam film itu adalah ya, perempuan itu memiliki batasan-batasan tertentu dan laki-laki memiliki batasan tertentu juga. Seperti kalau dalam film itu dikatakan kodrat perempuan itu tidak boleh menjadi pemimpin, nah itu, tapi sekali lagi, seperti yang saya sampaikan tadi, itu pemahaman yang keliru. Ada perempuan yang terlibat dalam berjihad, bahkan ada perempuan yang membunuh musuh di medan syiah tu ada pada masa Nabi. Oleh karena itu perempuan yang ikut adalah yang memiliki keahlian berperang, tapi mungkin lebih proporsional jika mereka ada di bagian logistik, kesehatan. Ya mungkin akan lebih bagus sesuai dengan kemampuan mereka. Namun satu hal yang tidak bisa kita pungkiri, ee.. laki-laki iutu berbeda dari perempuan secara fisik,iya to.. Dia juga punya kekuatan lebih dibading perempuan, itu kan juga fakta kodrati sehingga kalau diminta berjihad, berperang, lebih pas kalau laki-laki di garda depan.

P: Kalo kodrat laki-laki apa, Ustad?

UM: Tadi kembali ya, secara fisik yang bisa terlihat bahwa laki-laki itu memiliki kekuatan, lebih kuat ketimbang perempuan. Kemudian laki-laki juga punya ketegasan sikap, ini kalo secara psikologis.

P: Secara keseluruhan, menurut Ustad film ini mau menyampaikan apa sih?

UM: Ya itu tadi, kesetaraan gender, sepertinya Hanung Bramantyo mau mendobrak pemikiran di masyarakat, terutama dia ingin menanamkan kesetaraan gender, tapi saya kira dia keliru, karena dalam Islam laki-laki dan perempuan sudah setara, namun dalam Islam itu nanti ada pembagian- pembagiannya. Kan tidak mungkin laki-laki menyususi anak. Kan lali-laki tidak bisa secara kodrati, tidak mungkin laki-laki bisa hamil. Itu contoh-contoh dan Islam membagi itu. Hamil itu hak perempuan, tidak mungkin laki-laki hamil karena secara kodrati tidak mungkin. Menyusui itu juga perempuan karena laki-laki tidak bisa secara kodrati. Yang kedua, di film itu ada pendeskreditan terhadap islam, tidak menempatkan yang sesungguhnya dalam ajaran Islam. Dalam Islam juga perempuan dibolehkan untuk menuntut ilmu tanpa batas. Kalau di sana kan Nisa digambarkan dapat beasiswa kuliah malah ga boleh sama bapaknya, nah itu juga tidak benar.

P: Sudah mau mulai, Ustad?

4

EMAIL USTAD MIRWAN TANGGAL 17 SEPTEMBER 2010

*Keterangan T: Tanya (penulis) J: Jawab (Ustad Mirwan)

(Karena waktu itu Ustad Mirwan sedang berada di luar kota, pertanyaan wawancara dikirim lewat email)

T: Mengapa Anda menonton film Perempuan Berkalung Sorban?

J: Karena penasaran saat terjadi kontroversi

T: Apakah Anda menyukai film Perempuan Berkalung Sorban? Mengapa?

J: Tidak menyukai, karena menyudutkan Islam tanpa landasan yang proporsional

T: Bagian mana yang Anda anggap paling menarik? Mengapa?

-

T: Siapa tokoh yang paling Anda sukai dalam film Perempuan Berkalung Sorban? Mengapa? J: Sudah saya jawab sebelumnya (Khudori_penulis).

T: Siapa tokoh yang paling tidak Anda sukai dalam film Perempuan Berkalung Sorban? Mengapa?

J: Siapa saja pihak yang terlibat dalam upaya menyudutkan Islam, tapi yang paling utama adalah sutradara.

T: Film ini beberapa kali menyebutkan kata ‘kodrat’. Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan kodrat perempuan dan laki-laki?

J: Secara fisik dan psikis laki-laki dan perempuan memang berbeda. Dalam konteks inilah maka Islam membedakan syariat (ketentuan) untuk laki-laki dan perempuan. Sebagai contoh, karena perempuan dapat hamil dan menyusui maka islam mengatur tentang ketentuan dan hukum-hukum seputar hamil dan menyusui, misalnya wanita tidak boleh shalat selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan). Sementara hukum seperti jelas tidak untuk laki-laki. Sebaliknya secara umum fisik laki- laki lebih kuat dibanding perempuan, maka wajar jika Islam menetapkan bahwa sebagian sektor publik, sperti buruh lebih tepat jika dikerjakan laki-laki. Sehingga dalam hal ini jelas Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah dan kodrat manusia. Adapun dalam hal kepemimpinan politik (pemimpin negara, gurbernur, bupati dll) maka Islam menetapkan bahwa wanita tidak boleh (haram) mendudukinya karena terdapat kecamanan dari Rasul SAW. Dalilnya hadist Nabi:

(BUKHARI - 4073) : Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Haitsam Telah menceritakan kepada kami Auf dari Al Hasan dari Abu Bakrah dia berkata; Sungguh Allah telah memberikan manfaat kepadaku dengan suatu kalimat yang pernah aku dengar dari Rasulullah, -yaitu pada waktu perang Jamal tatkala aku hampir bergabung dengan para penunggang unta lalu aku ingin berperang bersama mereka.- Dia berkata; 'Tatkala sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa penduduk Persia telah di pimpin oleh seorang anak perempuan putri raja Kisra, beliau bersabda: "Suatu kaum tidak akan beruntung, jika dipimpin oleh seorang wanita."

5