• Tidak ada hasil yang ditemukan

L: Lah, itu bisa-bisanya pengurus RW aja, nyari orang-orang yang kira-kira bisa inilah, kayak cari dukungan dana, ya saya selama saya ada ya saya bantu kalau enggak ya sudah.

1

LAMPIRAN 10

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN TITOK TANGGAL : 21 OKTOBER 2010 PUKUL : 14:53

LOKASI : FOOD COURT MALIOBORO MALL

*Keterangan: P: penulis T: Titok

Penulis bertemu dengan Titok Di Malioboro. Ketika itu Titok baru saja memotong rambutnya. Ia terlihat lebih muda dan lebih segar. Kami memutuskan untuk mengobrol sambil makan di food court Malioboro Mall.

P: Kamu lucu deh cukuran kayak gitu.. T: Nggak pede malahan aku kalo buka topi.. P: Kenapa?

T: Hihiiihiii….

P: Tak coba mulai, ya… T: Yukk..

P: Kamu nonton film PBS kenapa?

T: Eeee.. Waktu itu tertarik aja dengan isunya yang tentang perjuangan identitas, kayak gitu.. Aku memang menyukai hal yang berbau perjuangan identitas kayak gitu.. Eee.. Ya aku, waktu itu juga nggak sengaja mbakku kok bawa film itu terus aku nonton.. isunya sangat menariklah..

P: Denger dari mana itu tentang perjuangan identitas?

T: Emmm..identitas? Eee… denger… Sebelumnya aku di PKBI kan aku pernah jadi community organizer buat komunitas gay..

P: Kamu pernah di PKBI? Iya..

P: PLU itu PKBI bukan?

T: Beda, PLU itu sendiri. Aku di PKBI dulu, nah di PKBI itu kan aku community organizer untuk komunitas gay dan di situ aku kan sering berjerjaring dengan PSP, remjal. Aku juga ikut YOTHA, youth organization dan itu dari beragam identitas gitu. Kita memperjuangkan identitas kita masing- masing, kayak misalnya remaja jalanan, mereka juga sebuah identitas juga, pekerja seks perempuan,itu juga sebuah profesi yang sama dengan pengacara, dokter, eee.. itu juga harus dihargai. Kayak gay, lesbian, waria, kayak.. apa ya.. itu sebuah identitas yang harus diperjuangkan juga gitu.. Nah, dari situ aku tertarik. Aku nggak hanya tertarik untuk.. nggak bisa dipungkiri ketika bergerak dalam perjuangan identitas itu akan berkaitan dengan perjuangan identitas yang lainnya.. kayak aku di PLU itu sangat berkaitan dengan perjuangan identitas perempuan, sangat berkaitan erat. Kayak misalnya ginilah, ketika ngomongin gerakan feminisme. Selama ini banyak feminis yang anti-laki-laki banget banyak. Tapi aku pikir, ketika gerakan perjuangan feminis itu, ketika laki-laki nggak dilibatkan di situ sama aja karena perempuan maju, maju, maju, tapi laki-lakinya sama aja. Aku pernah ikut pertemuan yang itu.. eee.. LBT, jadi nggak melibatkan gay gitu banyak.. Indonesia kan banyak kan lembaga-lembaga yang tumbuh LBT.. karena itu juga tuntutan funding juga. Kemudian, aku pernah dateng ke situ, aktivis perempuannya banyak. Aktivis perempuan dari ragam lembaga, ragam macem-macem.. Tapi dari sekitar 80 orang itu aku masuk, laki-lakinya aku sendiri.

2

P: Hhmm?

T: Aku udah yang hampir keluar gitu, tapi ada satu orang yang bilang “Aku seneng deh kamu dateng.. Itu jadi membukakan mata buat orang-orang di sini bahwa perjuangan identitas perempuan itu juga butuh laki-laki juga.” Tapi aku liat masih banyak kok feminis-feminis yang sangat-sangat anti laki- laki..

P: Iya iya, yang ektrem banget, ya..

T: Banyak juga lesbian-lesbian yang sangat membenci laki-laki, apa pun jenis laki-lakinya. Dia.. yang jelas dia membenci orang yang berpenis gitu..

P: Tentang Perempuan Berkalung Sorban, kamu suka filmnya nggak? T: Suka, suka, suka banget..

P: Kenapa?

T: Aaa.. jadi, apa ya.. ya kupikir itu emang riil gitu, kehidupan di keseharian kita ada dan itu sangat sangat krusial. Aku pikir itu sangat-sangat krusial dalam kehidupan, kayak misalnya, tapi orang nggak pernah menyadari, kayak misalnya KDRT. KDRT kan hampir banyak sekali kita jumpai, kemudian kayak misalnya laki-laki yang selalu menjadi.. aaa.. merasa paling benar gitu. Aku merasakan itu di sekelilingku sangat riil gitu, bahkan di keluargaku sendiri. Aku riil ngerasanya. Jadi ketika laki-laki menasihati perempuan, perempuan sama sekali tidak boleh memberikan jwaban..

P: Mangsuli..

T: Iya, mangsuli itu nggak boleh.. Padahal menurutku itu sebuah advokasi gitu jadi nggak ada timbal balik ketika dia..

P: Satu arah, ya?

T: Iya, satu arah aja, dia maunya menasihati laki-laki, tapi dia nggak bisa dikritik lagi gitu, nggak bisa menerima masukan.. itu dari keluargaku sendiri..

P: Jadi kamu kerasa banget, dapet banget feel-nya misalnya waktu bapaknya Annisa… T: Aku ngerasa banget waktu misalnya bapaknya Annisa marah-marah..

P: Kamu ngerasa kondisinya mirip gitu?

T: Iya, kondisinya mirip. Di keluargaku juga seperti itu, mungkin nggak di semua keluarga ya, tapi kayak misalnya aku liat di keluargaku, kayak bapakku yang dia rutin ikut pengajian, dia ikut apa, ikut apa.. tapi sangat mementingkan, jadi nggak mentolerir ketika aku punya pilihan lain untuk masalah keyakinanku misalnya, itu nggak mentolerir sedikit pun.

P: Tentang orientasi juga misalnya?

T: Iya, itu mereka nggak mentolerir, padahal itu tu sebenernya mereka nggak pernah sadar tentang pola asuhnya ketika mereka memarahi aku, itu akhirnya berkerak dan itu sangat mempengaruhi keyakinanku sendiri, mempengaruhi pola pikirku, dan akhirnya mempengaruhi pilihanku. Itu kan sangat berpengaruh sekali dan mereka nggak pernah menyadari. Mereka kan sebenarnya maksudnya baik, tapi kemudian, itu kan yang pernah cerita sama kamu yang akhirnya menjadi kerak. Itu akhirnya menjadi kerak dan muncul kebencian yang nggak kupungkiri sih. Di saat yang sama, walaupun aku sayang sama bapakku, ya tapi di saat yang sama aku juga membenci dia. Jadi yang, apa ya.. nggak bisa yang eee.. Ya, aku sayang sama dia tapi di saat yang sama aku membenci dia.. P: Kalau tentang orientasi seksual, pertamanya kamu sadar kamu gay gitu gimana?

T: Eee.. aku sadar gay.. aku.. kalo ee.. Kalo itu dari kecil, ketertarikan-ketertarikan itu emang udah ada, tapi kemudian…

P: Dari kecil itu dari SD? T: Aku pikir iya deh..

P: Iya, biasanya gitu, aku juga ngerasa ada ketertarikan ke cowok itu dari SD…

T: Iya, he e.. dari SD, tapi kita mencoba menafikannya. Enggak ah, enggak ah… aku masih menganggap karena lazimnya orang jatuh cinta, orang pacaran itu dengan lawan jenis, karena temen-temenku juga, ketika dia menyukai orang, itu orang yang lawan jenis. Aku akhirnya SD itu

3