(3) Dengan memasukkan persoalan mengenai proporsi-proporsi relatif me- dium beredar itu dalam kedua fungsi itu, dan karena dalam kedua bidang dari proses reproduksi.
(1) Kekacauan mengenai sifat-sifat fungsional, yaitu kenyataan bahwa uang adalah mata-uang dalam bentuk yang satu dan kapital dalam bentuk yang lain. Sejauh uang berlaku untuk salah satu dari fungsi-fungsi ini, untuk merealisasikan pendapatan atau untuk memindahkan kapital, ia berfungsi entah dalam pembelian ataupun dalam penjualan atau dalam pembayaran, sebagai alat pembelian atau pembayaran, dan dalam arti yang lebih luas dari istilah itu sebagai alat sirkulasi. Sifat lebih lanjut yang mungkin dipunyainya di dalam rekening pembelanja (spender) atau penerima, bahwa ia mewakili kapital ataupun pendapatan baginya, sama sekali tidak mengubah apapun di sini, dan ini jutga dapat dibuktikan dengan dua cara. Sekalipun jenis uang yang beredar dalam kedua bidang itu berbeda, namun potongan uang yang sama, misalnya selembar uang kertas £5, bergerak dari satu bidang ke bidang lain dan melaksanakan dua fungsi secara bergiliran; ini tidak dapat dielakkan semata-mata karena pedagang eceran itu dapat memberikan kapitalnya dalam bentuk uangnya hanya di dalam bentuk koin yang ia terima dari para pembeli. Kita dapat mengasumsikan bahwa uang recehan itu sendiri mempunyai pusat gaya-berat sirkulasinya di dunia perdagangan eceran. Pedagang eceran itu selalu menggunakannya untuk memberi uang-kembali dan menerimanya lagi dari para pelanggannya sebagai pembayaran. Namun ia juga menerima uang, yaitu koin, di dalam logam yang adalah suatu ukuran nilai, misalnya soverein di Inggris, dan bahkan uang kertas, khususnya uang kertas dari denominasi rendahan (lebih kecil), £5 dan £10. Koin emas dan uang kertas ini, maupun beberapa uang-kembali surplus, ia depositkan setiap hari atau setiap minggu dalam bank, dan ia membayar untuk pembelian-pembeliannya dengan cek atas depositonya di bank Namun koin emas dan uang kertas yang sama hanya sama tetapnya ditarik dari bank oleh publik sebagai suatu keseluruhan dalam kapasitas mereka sebagai konsumen, karena bentuk uang dari pendapatan mereka, entah secara langsung atau secara tidak langsung (misalnya koin-koin lebih kecil oleh para pengusaha untuk pembayaran upah-upah); itu selalu mengalir kembali pada para pedagang eceran, yang untuknya aliran kembali itu dengan demikian merealisasikan lagi sebagian dari kapital mereka dan pada waktu bersamaan berpisah dari pendapatan mereka. Kenyataan terakhir ini penting dan sepenuhnya tidak dilihat (dilewatkan) oleh Tooke. Hanya sejauh uang dikeluarkan sebagai kapital uang, pada awal proses reproduksi itu (Buku II, Bagian Satu), nilai kapital berada di dalam bentuk murninya. Karena komoditi yang diproduksi tidak yanya mengandung kapital melainkan juga nilai-lebih; ia bukan sekedar kapital yang sudah menjadi sifat melainkan adalah kapital yang
sudah menjadi seperti itu, kapital bersama dengan sumber pendapatan yang dimasukkan di dalamnya. Yang dilepaskan (berpisah dengannya) si pedagang eceran sebagai ganti uang yang mengalir kembali pada dirinya, yaitu komoditinya, dengan demikian baginya adalah kapital tambah laba, kapital tambah pendapatan. Selanjutnya, karena uang yang beredar mengalir kembali pada si pedagang eceran, maka itu memulihkan bentuk uang dari kapitalnya.
Oleh karena itu adalah sepenuhnya salah untuk mentransformasi perbedaan antara sirkulasi sebagai sirkulasi pendapatan dan sebagai sirkulasi kapital menjadi suatu perbedaan antara mata-uang dan kapital. Dalam kasus Tooke, cara pengungkapan ini timbul semata-mata karena ia mengoper titik pandangan seorang bankir yang menerbitkan uang kertasnya sendiri. Jumlah uang kertasnya yang terus-menerus berada dalam tangan publik (sekalipun ini selalu terdiri atras uang kertas yang khususnya berbeda-beda) dan berfungsi sebagai alat sirkulasi tidak membebaninya dengan biaya apapun kecuali kertas dan ongkos cetak. Uang kertas itu merupakan sertifikat berhutang yang beredar (surat wesel) yang dikeluarkan atas namanya sendiri, bahkan jika itu mendatangkan uang baginya dan dengan demikian berfungsi sebagai suatu alat valorisasi kapitalnya. Tetapi itu berbeda dari kapital, entah kapitalnya sendiri atau kapital pinjaman. Dan ini adalah asal-usul dari suatu perbedaan istimewa bagi dirinya antara mata- uang dan kapital, yang tidak mempunyai sangkut-paut apapun dengan menentukan konsep-konsep itu sendiri, lebih-lebih lagi definisi-definisi yang disarankan oleh Tooke.
Sifat khusus dari uang –entah itu berfungsi sebagai bentuk uang dari pendapatan atau dari kapital– pada mulanya tidak mempengaruhi sifatnya sebagai suatu alat sirkulasi. Ia mempertahankan sifat ini entah dalam melaksanakan fungsi yang satu atau yang lainnya. Namun, jika uang tampil sebagai bentuk uang dari pendapatan, maka ia berfungsi lebih sebagai suatu alat sirkulasi dalam arti ketatnya (koin, alat pembelian), atas dasar fragmentasi pembelian dan penjualan ini, dan karena mayoritas dari para pembelanja pendapatan, kaum pekerja, dapat membeli secara relatif sedikit secara kredit; sedangkan dalam dunia usaha dan perdagangan, di mana medium peredaran ialah bentuk uang dari kapital, uang berfungsi pada dasarnya sebagai alat pembayaran, sebagian karena konsentrasi dan sebagian karena sistem kredit yang berlaku. Namun perbedaan antara uang sebagai alat pembayaran dan uang sebagai alat pembelian (medium sirkulasi) merupakan suatu perbedaan di dalam uang itu sendiri, bukan suatu perbedaan antara uang dan kapital. Jika lebih banyak tembaga dan perak beredar di dalam perdagangan eceran, dan di dalam perdagangan grosir lebih banyak emas, maka ini tidak membuat perbedaan antara perak dan tembaga di satu pihak dan emas di lain pihak menjadi suatu perbedaan antara mata-uang