waktu bersamaan dengan ini, berkembanglah kebutuhan untuk melakukan proses produksi itu di luar rintangan-rintangan kapitalisnya; terlalu banyak usaha, terlalu banyak produksi, terlalu banyak kredit. Ini juga mesti selalu terjadi dalam bentuk- bentuk yang menimbulkan suatu reaksi.
Sejauh akumulasi kapital uang itu berlangsung dari sewa-tanah, upah-upah, dsb., tidak perlu membahasnya di sini. Satu-satunya unsur yang mesti ditekankan ialah bahwa dengan majunya produksi kapitalis dan pembagian kerjanya, maka pekerjaan penghematan sejati dan pertarakan (oleh para penimbun), sejauh hal ini memasok unsur-unsur akumulasi, diserahkan pada mereka yang menerima minimumnya unsur-unsur seperti itu, dan cukup kerap kehilangan yang telah mereka hemat/simpan, sebagaimana dilakukan para pekerja manakala bank- bank runtuh. Karena kapitalis industri tidak menyimpan kapitalnya, melainkan lebih melepaskan simpanan-simpanan orang lain sebanding dengan besarnya kapital ini; sedangkan si kapitalis uang memasukkan simpanan orang lain menjadi kapitalnya, dan kredit yang saling diberikan oleh para kapitalis reproduktif satu- sama-lain, dan yang diberikan oleh publik kepada mereka, dijadikannya sumber bagi perkayaan dirinya sendiri. Ilusi terakhir sistem kapitalis, bahwa kapital adalah keturunan pekerjaan dan simpanan seseorang sendiri, dengan demikian telah dihancurkan. Laba tidak saja terdiri atas perampasan kerja orang lain, tetapi kapital yang dengannya kerja orang lain itu digerakkan dan dieksploitasi terdiri atas kekayaan orang lain, yang si kapitalis uang tempatkan untuk digunakan oleh si kapitalis industri dan yang untuknya ia pada gilirannya mengeksploitasinya.
Kita masih mesti mengatakan sesuatu tentang kapital kredit.
Berapa kali potongan uang yang sama dapat berfungsi sebagai kapital pinjaman bergantung sepenuhnya, sebagai sudah kita kembangkan di atas, pada: (1) Berapa kali ia merealisasikan nilai-nilai komoditi dalam penjualan atau dalam pembayaran, yaitu memindahkan kapital, maupun berapa kali ia merealisasikan pendapatan. Berapa kali ia berpindah ke dalam tangan seseorang sebagai nilai yang direalisasikan, apakah dari kapital atau dari pendapatan itu, karenanya secara nyata bergantung pada skala dan volume transaksi-transaksi sesungguhnya.
(2) Ini bergantung pada penghematan dalam pembayaran dan perkembangan dan organisasi sistem perkreditan.
(3) Pada akhirnya ia bergantung pada keterkaitan dan kecepatan aksi kredit- kredit itu, sehingga jika uang itu dipercepat pada satu titik sebagai suatu deposito, ia seketika dikeluarkan lagi sebagai suatu pinjaman.
Bahkan atas asumsi bahwa bentuk yang di dalamnya kapital pinjaman itu terdiri adalah semata-mata dari uang sesungguhnya, emas atau perak –komoditi yang materialnya berfungsi sebagai suatu ukuran nilai– suatu bagian besar dari
kapital uang ini selalu masih harus fiktif belaka, yaitu suatu hak atas nilai, tepat seperti tanda-tanda nilai. Sejauh-jauh uang berfungsi di dalam sirkuit kapital, ia jelas merupakan kapital uang di satu titik, namun ia tidak ditransformasi menjadi kapital uang yang dapat dipinjam; ia lebih ditukarkan untuk unsur-unsur kapital produktif, atau dibayarkan sebagai suatu alat sirkulasi manakala pendapat direalisasikan, sehingga ia tidak dapat ditransformasi menjadi kapital pinjaman bagi pemiliknya. Sejauh ia ditransformasi menjadi kapital pinjaman dan uang yang sama berulang-ulang mewakili kapital pinjaman, masih jelas bahwa ia hanya berada pada satu titik sebagai uang logam; di semua titik lainnya ia berada semata-mata dalam bentuk suatu klaim atas kapital. Akumulasi klaim-klaim ini, berdasarkan asumsi-asumsi kita, lahir dari suatu akumulasi sejati, yaitu dari transformasi nilai kapital komoditi, dsb., menjadi uang; namun begitu akumulasi klaim-klaim atau hak-phak ini sendiri masih berbeda dari akumulasi sejati yang darinya ia lahir maupun dari akumulasi di masa mendatang (proses produksi baru) yang diperantarai dengan dipinjamkannya uang itu.
Prima facie, kapital pinjaman selalu berada dalam bentuk uang,65 kemudian
sebagai suatu klaim atas uang, karena uang yang di dalamnya ia aslinya berada kini berada dalam tangan yang meminjam di dalam bentuk uang sesungguhnya. Bagi yang meminjamkan, ia telah ditransformasi menjadi suatu klaim atas uang, menjadi suatu hak kepemilikan. Kuantitas uang sesungguhnya yang sama oleh karena itu dapat mewakili kuantitas-kuantitas kapital uang yang sangat berbeda- beda. Sekedar uang, apakah ia mewakili kapital yang direalisasikan atau penbdapatan yang direalisasikan, menjadi kapital pinjaman dengan tindakan sederhana meminjamkannya, dengan transformasinya menjadi suatu deposito, jika kita memandang bentuk umum di dalam sistem perkreditan yang telah berkembang. Deposito itu kapital uang bagi depositor itu. Namun di dalam tangan bankir ia hanya dapat menjadi kapital uang potensial, yang tergeletak menganggur di dalam tempat penyimpanannya sebagai gantinya dalam tangan pemiliknya.66
Dengan meningkatnya kekayaan material, kelas kaum kapitalis uang bertumbuh. Di satu pihak terdapat suatu peningkatan dalam jumlah dankekayaan kaum kapitalis yang pensiun, para rentier (orang yang hidup dari bunga uangnya); dan kedua sistem kredit mesti dikembangkan lebih jauh, yang berarti suatu peningkatan dalam jumlah bankir, yang meminjamkan uang, para finansir, dsb. Dengan perkembangan persediaan kapital uang, volume kertas-berharga penghasil-bunga, kertas-berharga pemerintah, saham-saham dsb. juga berkembang, sebagaimana sudah dijelaskan. Namun, pada waktu bersamaan demikian pula dengan permintaan akan tersedianya kapital uang, karena para pemborong yang berspekulasi dalam kertas-berharga ini memainkan suatu peranan penting dalam pasar uang. Jika semua pembelian dan penjualan kertas-
berharga ini semata-mata suatu pernyataan dari investasi kapital sejati, maka akan benar sekali mengatakan bahwa mereka tidak dapat mempunyai pengaruh atas permintaan akan kapital pinjaman, karena jika A menjual kertas-berharganya, ia menarik tepat sama banyaknya uang yang ditempatkan B menjadi kertas berharga. Namun, sekalipun begitu, dengan mengingat kenyataan bahwa kertas berharga itu memang ada/eksis, sedangkan kapital yang aslinya diwakilinya tidak ada/eksis (setidak-tidaknya sebagai kapital uang), suatu permintaan baru akan kapital uang jenis ini selalu sudah diciptakan hingga batas itu. Namun betapapun ia adalah kapital uang, yang sebelumnya berada dalam kekuasaan B, dan kini dalam kekuasaan A.
B.A. 1857, no. 4886.