• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.2 Kategori Idiom Bertataran Kata

3.2.2 Kategori Idiom Bertataran Kata Majemuk

Idiom mendarah daging (84), memutar otak (85), bertangan besi (86),

bertalian darah (87), beradu otot (88), tertangkap tangan (89) dan membanting

tulang (90) merupakan idiom yang berkategori verba yang berstruktur V + N.

Sedangkan idiom verba yang berbentuk kata berimbuhan berstruktur V + Adj adalah

sebagai berikut.

(91) Kebiasaan asalah racun, rutinitas tak lain adalah seorang pembunuh berdarah dingin.

(92) Berhati-hatilah Ikal, sebab tentunya dia mengambil berat

perkara itu.

(93) Kami seperti pesakitan di ruang sidang, seperti maling

tertangkap basah membongkar kandang ayam.

(94) Aku tercekat menahan napas. Sebelah punggungku basah karena berkeringat dingin.

Idiom berdarah dingin (91), mengambil berat (92), tertangkap basah (93) dan

berkeringat dingin (94) merupakan idiom yang berkategori verba yang bersturktur V + Adj.

3.2.2 Kategori Idiom Bertataran Kata Majemuk

Kategori idiom yang bertataran kata majemuk yang terdapat dalam novel

Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dapat digolongkan ke dalam idiom yang

(95) Hebat sekali teorimu, Rai! Masuk akal sama sekali! Jimbron mau kauapakan??!!

(96) Abrakadabara! Sim salabim! Tak tau karena campur tangan

jin, ilmu hitam, berkah sajen pada raja setan atau sugesti rasa sakit pada gigi itu lenyap saat itu juga.

(97) “Jangan, Bron. Kau kerja keras untuk tabungan itu?”

(98) Sejak pertama kali melihatnya waktu hari pendaftaran di SMA Arai telah jatuh hati pada Nurmala.

(99) Dan di sini, di sudut dermaga ini, dalam sebuah ruangan yang asing, aku terkurung terperangkap, mati kutu.

(100) Ratusan tahun mereka menanggungkan sakit hati sebab kalah bertikai.

(101) Ia berusaha sekuat tenaga, panik, dan jatuh bangun terseok-seok membonceng ayahnya yang sesak napas sembil kesusahan memeganginya.

(102) Arai sudah tak bisa lagi merasakan sakit, ia mati rasa. (103) Berapa di antara mereka sampai berdiri perang mulut.

(104) Aku juga sakit hati pada pak Mustar yang ketet mengawasi pekerjaan kami.

(105) Setiap ia angkat bicara, para pedagang ikan di stanplat melepaskan apa pun yang sedang dikerjakan.

(106) Kuli yang buta nada, yang sadar betul dirinya tak’kan pernah bisa main gitar, ternyata mampu mendedikasikan dirinya sepenuh hati pada musik hanya untuk bisamembawakan satu lagu, satu lagu saja, demi menyampaikan jeritan hatinya pada belahan hati.

(107) Salut juga ia dengan kami yang tahan banting.

Idiom yang terbentuk dari gabungan V + V adalah sebagai berikut contohnya.

(108) Ia berusaha sekuat tenaga, panik, dan jatuh bangun terseok-seok membonceng ayahnya yang sesak napas sembil kesusahan memeganginya.

(110) Setiap ia angkat bicara, para pedagang ikan di stanplat melepaskan apa pun yang sedang dikerjakan.

(111) Salut juga ia dengan kami yang tahan banting.

Idiom jatuh bangun (109), angkat bicara (110) dan tahan banting (111) merupakan idiom yang berkategori verba.

Idiom yang terbentuk dari gabungan V + N adalah sebagai berikut contohnya.

(112) Hebat sekali teorimu, Rai! Tak masuk akal sama sekali! Jimbron mau kau apakan??!!

(113) Abrakadabara! Sim salabim! Tak tau karena campur tangan

jin, ilmu hitam, berkah sajen pada raja setan atau sugesti rasa sakit pada gigi itu lenyap saat itu juga.

(114) Sejak pertama kali melihatnya waktu hari pendaftaran di SMA Arai telah jatuh hati pada Nurmala.

(115) Dan di sini, di sudut dermaga ini, dalam sebuah ruangan yang asing, aku terkurung terperangkap, mati kutu.

(116) Arai sudah tak bisa lagi merasakan sakit, ia mati rasa. (117) Berapa di antara mereka sampai berdiri perang mulut.

(118) Aku juga sakit hati pada pak Mustar yang ketet mengawasi pekerjaan kami.

Idiom masuk akal (112), campur tangan (113), jatuh hati (114), mati kutu

(115), mati rasa (116), perang mulut (117) dan sakit hati (118) merupakan idiom yang berkategori verba.

Idiom yang terbentuk dari gabungan V + Adj. adalah sebagai berikut

contohnya.

(119) Jangan, Bron. Kau kerja keras untuk tabungan itu?” Idiom kerja keras (119) merupakan idiom yang berkategori verba.

Idiom yang berbentuk kata majemuk yang terdapat dalam novel Sang

Pemimpi karya Andrea Hirata juga dapat digolongkan ke dalam idiom yang

berkategori nomina. Berikut ini contohnya.

(120) “Di sekitar peti tukang parkir berteriak-teriak menimpali obralan pedagang Minang yang menjual baju di kaki lima.

(121) Di sampingnya, Arai, biang keladi seluruh kejadian ini, lebih menyedihkan.

(122) Daratan ini mencuat dari perut bumi laksana tanah yang dilantakkan tenaga dahsyat kataklismik.

Rencana Arai kini pelan-pelan merosot sehingga aku terduduk di balik daun pintu.

(124) Lalu suatu pagi buta, kami merasa lelah setelah pontang- panting memikul ikan.

(125) Ia memang tidak dilahirkan ke muka bumi ini untuk banyak-banyak mengunakan akal.

(126) Seorang kuli yang buta nada, yang sadar betul dirinya tak’kan pernah bisa main gitar, ternyata mampu mendedikasikan dirinya sepenuh hati pada musik hanya untuk bisa membawakan satu lagu saja, demi menyampaikan jeritan hatinya pada belahan hati.

(127) Kapal merapat ke bibir dermaga lalu kelasi tadi menebar jalinan jala yang disambut dua orang di bawah.

(128) Namun, kini hanya tertinggal untuk kami di tengah malam buta ini hanya sebaris pesan dari orang tua.

Idiom yang terbentuk dari gabungan N + N adalah sebagai berikut.

(129) “Di sekitar peti tukang parkir berteriak-teriak menimpali pedagang Minang yang menjual baju di kaki lima.

(130) Di sampingnya, Arai, biang keladi seluruh kejadian ini, lebih menyedihkan.

(131) Tubuhku yang dari tadi kaku karena tegang mengantisipasi rencana Arai kini pelan-pelan merosot sehingga aku terduduk di balik daun pintu.

(132) Daratan ini mencuat dari perut bumi laksana tanah yang dilantakkan tenaga dahsyat kataklismik.

(133) Lalu suatu pagi buta, kami merasa lelah setelah pontang-panting memikul ikan.

(134) Ia memang tidak dilahirkan ke muka bumi ini untuk banyak-banyak mengunakan akal.

(135) Seorang kuli yang buta nada, yang sadar betul dirinya tak’kan pernah bisa main gitar, ternyata mampu mendedikasikan dirinya sepenuh hati pada musik hanya untuk bisa membawakan satu lagu, satu lagu saja, demi menyampaikan jeritan hatinya pada belahan hati.

(136) Kapal merapat ke bibir dermaga lalu kelasi tadi menebar jalinan jala yang disambut dua orang di bawah.

(137) Namun, kini hanya tertinggal untuk kami di tengah malam buta ini hanya sebaris pesan dari orang tua.

Idiom kaki lima (129), biang keladi (130), perut bumi (131), daun pintu (132),

pagi buta (133), muka bumi (134), buta nada (135), bibir dermaga (136), dan malam buta (137) merupakan idiom yang berkategori nomina.

Idiom yang terbentuk dari gabungan N + Adj. adalah sebagai berikut.

(138) Dalam sandiwara memerangi kaum Quraish pada acara di balai desa, aku berperan selaku Khalifah Abu Bakar, Arai berkeras ingin menjadi panglima besar Hamzah.

(139) Abrakadabara! Sim salabim! Tak tau karena campur tangan jin, ilmu hitam, berkah sajen pada raja setan atau sugesti rasa sakit pada gigi itu lenyap saat itu juga.

Idiom panglima besar (138) dan ilmu hitam (139) merupakan idiom yang berkategori nomina.

Idiom yang bertataran kata majemuk yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dapat digolongkan ke dalam idiom yang berkategori adjektiva. Berikut ini dipaparkan contohnya.

(140) Mak Cik menerimanya dengan canggung dan berat hati

(141) Istrinya itu hitam manis, bergelora, masih seperti anak SMP, dan sibuk mengunyah permen lolly pop.

(142) Aku menjadi kurus tapi keras berisi, hitam legam seperti aspal. (143) Aku merasa besar hati pada kekuatan mental Arai.

(144) Dengan mudah, ia merengut carik-carik pertahanan terakhir babunya itu dan saat itu pula dengan amat jeli menghindari gunting tajam Badan Sensor, sang sutradara lemah iman itu menalihkan kamera dari adegan yang tidak pantas itu.

Idiom bertataran kata majemuk yang berkategori adjektiva dapat dibuktikan

dengan memperluas idiom tersebut dengan kata sangat atau lebih. Berikut ini contohnya.

(141a) Istrinya itu sangathitam manis, bergelora, masih seperti anak SMP, dan sibuk mengunyah permen lolly pop.

(142a) Aku menjadi kurus tapi keras berisi, lebihhitam legam seperti aspal.

(143a) Aku merasa lebihbesar hati pada kekuatan mental Arai. (144a) Dengan mudah, ia merengut carik-carik pertahanan terakhir

babunya itu dan saat itu pula dengan amat jeli menghindari gunting tajam Badan Sensor, sang sutradara sangat lemah iman

itu menalihkan kamera dari adegan yang tidak pantas itu.

Idiom ini terbentuk dari gabungan Adj + Adj adalah sebagai berikut.

(145) Istrinya itu hitam manis, bergelora, masih seperti anak SMP, dan sibuk mengunyah permen lolly pop.

Idiom hitam manis (163) merupakan idiom bertataran kata majemuk yang berkategori adjektiva yang berstruktur Adj. + Adj.

Idiom yang terbentuk dari gabungan Adj + N adalah sebagai berikut.

(146) Mak Cik menerimanya dengan canggung dan berat hati

(147) Aku menjadi kurus tapi keras berisi, hitam legam seperti aspal. (148) Aku merasa besar hati pada kekuatan mental Arai.

(149) Dengan mudah, ia merengut carik-carik pertahanan terakhir babunya itu dan saat itu pula dengan amat jeli menghindari gunting tajam Badan Sensor, sang sutradara lemah iman itu menalihkan kamera dari adegan yang tidak pantas itu.

Idiom berat hati (146), hitam legam (147), besar hati (148) dan lemah iman

(149)merupakan idiom yang berkategori adjektiva.

Dokumen terkait